All Chapters of KAWIN KONTRAK SANG PEWARIS TUNGGAL: Chapter 11 - Chapter 20
109 Chapters
First Dinner sebagai Menantu
Hari ini Boy sengaja tidak ke kantor lantaran ingin mengajari Maya untuk belajar bagaimana tata cara makan di dalam keluarganya, karena kebetulan malam nanti mamahnya mengundang mereka berdua untuk acara makan malam. Awalnya Boy menolak untuk datang namun karena ancaman mamahnya akhirnya dia pun setuju. "Kalau sampai kamu beneran gak datang maka jangan salahkan mamah akan tinggal dirumahmu dan menetap disana, ingat Boy mamah masih bertanda tanya dengan asal usul istrimu jadi jangan menambah kecurigaan mamah kepada kalian," ucap Margareth yang masih terngiang dipikiran Boy. "May.. Maya…" panggil Boy dan Maya yang masih menonton TV segera menghampiri suami kontraknya. "Iya Pak ada apa?" tanya Maya sedikit kesal karena sudah menganggu waktu acara menonton televisinya. "Nanti malam mamah mengundang kita untuk makan malam," jawab Boy dingin. "Apa?? Saya belum siap bertemu keluarga anda pak," tolak Maya. "Memang cuma kamu saja, saya pun juga. Malas rasanya bertemu dengan mereka malah
Read more
First Dinner Sebagai Menantu (2)
"Saya mau melanjutkan sekolah tan," jawab Maya dengan tenang. "Kenapa sampai sekarang belum juga sekolah?" tanya Silvi menjebak. "Karena waktu itu saya belum lolos, tahun ajaran depan mau berusaha lagi semoga saja lolos," jawab Maya dengan tenang hingga membuat Boy kagum. "Apa yang membuatmu tidak lolos?" tanya Silvi masih kurang puas dengan jawaban-jawaban Maya. "Syarat-syarat juga hasil tes," jawab Maya dan Silvi hanya mengangguk saja. "Di kampung orang tuamu bekerja sebagai apa May?" tanya Mia-sepupu Boy. Maya ingin menjawab jujur tentang identitas keluarganya di kampung namun takut membuat Boy malu, ketika menatap mata sang suami yang dia lihat hanya anggukan pelan saja dan Maya menganggap jika Boy setuju untuk berkata jujur. "Kedua orang tua saya bertani," Sontak saja jawaban Maya membuat seluruh anggota keluarga Boy kaget bukan main. Gimana jadinya seorang Boy yang terkenal dingin dan memiliki standar yang tinggi bahkan perfeksionis jatuh ke pelukan gadis kampung anak peta
Read more
Kedatangan Ibu Mertua
Pagi hari yang cerah dengan awan yang terang membuat siapa saja pasti akan memulai aktivitas dengan penuh semangat, seperti halnya dengan sepasang suami istri kontrak ini, ya Boy juga Maya hari ini bersiap untuk berbelanja. Sebenarnya Maya sudah menolaknya karena stok pakaian di lemari masih banyak dan banyak yang belum terpakai, namun suaminya itu jika memiliki kemauan mana bisa dibantah? Lebih baik menurut saja seperti apa yang dikatakan pak Handoko waktu itu. "Sudah siap?" tanya Boy memastikan. "Sudah pak," jawab Maya tertunduk. "Ayo berangkat harusnya kamu bersyukur karena saya sampai meluangkan waktu khusus menemanimu berbelanja," ajak Boy sembari berbicara angkuh. "Astaga dia sendiri kan yang mau beliin aku baju, udah aku tolak padahal eh sekarang malah dia bilang kalau seakan-akan aku ini yang minta dibelanjain, hih emang dasar ya," gumam Maya geram sambil melirik Boy. "Apa lirik-lirik? Naksir?" tanya Boy ketus dan Maya kaget bukan main. "Jangan percaya diri dulu deh pak,
Read more
Semakin Membenci Maya
Setelah memastikan mamahnya pulang kini Boy kembali menghampiri Maya yang masih menangis tersedu. Melihat itu rasanya Boy ingin memeluknya lagi agar istrinya itu menumpahkan semua rasa sesak di dadanya. "May," panggil Boy. "I..iya pak," jawab Maya tersedu. "Maafin mamahku ya, saya tau perkataan mamah saya sungguh menyakiti hatimu tapi aku mohon jangan terlalu diambil hati ya, mungkin mamah lagi ada masalah jadinya melampiaskan ini pada kita," ucap Boy mencoba menenangkan malah justru semakin membuat Maya menangis. "Hiks.. Hiks.. Saya tau pak dan saya sadar diri, perkataan mamah anda memang benar, mana pantas saya ini bersanding dengan anda? Semua perkataan mamah anda adalah benar," jawab Maya semakin membuat Boy merasa bersalah. "Tidak… Jangan berkata seperti itu, perkataanmu membuat saya.." ucap Boy terpotong, hampir saja ia keceplosan. "Perkataanmu membuat hatiku sakit dan sedih, May, itu kata yang ingin saya lontarkan namun terlalu gengsi," batin Boy. "Membuat anda kenapa pa
Read more
Galau
Beberapa hari ini hubungan antara Boy juga Maya renggang karena disebabkan perkataan ibudanya Boy waktu itu yang masih membekas di hati Maya hingga saat ini. Karena tak mau nantinya menjalin hubungan terlalu jauh makanya Maya menjaga jarak dari Boy agar nantinya ketika masa kontrak selesai keduanya bisa berpisah dengan tenang. Seperti halnya hari ini, biasanya mereka makan bersama namun sudah beberapa hari ini Maya memilih menghindar dan makan didalam kamar. "Kapan Maya bakal maafin gue? Memamg semua ini karena mamah, kenapa sih mamah pakai bicara seperti itu? Kalau gak suka mah ya diam aja dan jangan ikut campur eh ini malah bikin semuanya runyam, lagian waktu itu tujuan mamah datang kesini tiba-tiba itu apa coba? Bukannya jelasin maksud tujuannya malah maki-maki anak orang," gerutu Boy lalu menghempaskan garpu dan pisau secara kasar hingga menimbulkan denting suara yang memekikkan telinga. Mendengar suara gaduh, salah satu ART bergegas menuju sumber suara namun dicekal oleh kepal
Read more
Pulang Kampung
Malam harinya Maya memberitahu kepada ayahnya jika besok akan datang tetapi sama bosnya, awalnya Tejo merasa kaget sekaligus heran kenapa seorang bos mau-maunya menemani anaknya pulang ke kampung, namun karena janji Tejo pada temannya itu akhirnya dia mengiyakan saja perkataan Maya. Tak lupa Tejo memberitahu pada Tinah tentang kepulangan Maya beserta bosnya, jadi besok keluarga Maya bisa masak yang enak. "Bu besok Maya mau pulang, tadi sudah kabari bapak," ucap Tejo antusias. "Serius pak? Alhamdulillah akhirnya kita masih bisa bertemu Maya, ibu rindu sekali pak," jawab Tinah terharu dan meneteskan air mata bahagia. "Iya bu bapak pun juga senang sekali apalagi besok teman bapak mau memperkenalkan anak laki-lakinya, eh bu pokoknya besok kita masak besar dan menunya harus enak, bosnya Maya mau ikut katanya," ucap Tejo membuat Tinah kaget. "Loh kok tumben ada bos yang mau mengantarkan pembantunya pulang? Apa jangan-jangan Maya dipecat pak karena bapak memaksanya cuti pulang, jangan-ja
Read more
Bertemu Teman Lama, Boy Gelisah
Pagi harinya teman lama Tejo akhirnya datang juga, tak lupa ia membawa anak laki-lakinya yang ingin bertemu dengan Maya. "Assalamu'alaikum.. Jo.. Tejo," panggil Eko-teman lama Tejo. "Waalaikumsalam.. Wah sudah datang rupanya, mari masuk, Ko," jawab Tejo mempersilahkan masuk. "Apa kabar? Maaf ya saya baru bisa main sekarang," tanya Eko basa basi. "Alhamdulillah baik, gimana kabar kalian? Ah gak papa, masih ingat denganku rasanya aku sudah senang kok, ini anakmu? Adit kan?" tanya Tejo memastikan. "Ah jangan ngomong gitu to Jo, kamu tetap kawan baikku, iya ini Adit anakku, masih ingat rupanya kamu Jo," jawab Eko membenarkan. "Ya masih lah, dia kan teman kecilnya anakku Maya mana bisa aku lupa, kamu dulu sering buat Maya nangis kan haha," goda Tejo. "Selamat pagi om, benar saya ini Adit teman kecilnya Maya, hehe iya om habisnya dulu Maya gampang banget nangis," sapa Adit sambil tersenyum malu. "Iya ya kenapa dulu Maya anaknya cengeng, aku pun sampai heran setiap pulang main selalu
Read more
Pertama Kali Ke Pasar tradisional
Episode ini menceritakan bagaimana Boy, Maya juga Tinah pergi ke pasar tradisional guna menyambut kedatangan teman lama ayahnya. Awal mula yang membuat Boy merasa lebih bersyukur dengan kehidupan yang ia rasakan selama ini. Pagi hari sekali Maya dan Tinah sudah bersiap ingin ke pasar dan keduanya berencana ingin menaiki andong sembari menikmati hawa pagi yang sejuk. Semuanya menjadi buruk karena tiba-tiba saja Boy muncul dan mengatakan jika ingin ikut, awalnya Maya menolak karena ia sudah memiliki pemikiran bagaimana nanti reaksi Boy ketika masuk ke pasar tradisional apalagi di bagian Los ayam, daging dan ikan asin. "Bu jadi kan kita ke pasar?" tanya Maya memastikan. "Jadi May sebentar ya ibu ambil tas dulu," pamit Tinah berlalu ke kamar. "Mau kemana May?" tanya Tejo. "Ke pasar pak mau memasak agak banyak kan kita mau ada tamu," jawab Maya dan Tejo hanya mengangguk saja setelah itu pergi ke sawah. "Maya," panggil Boy setengah berteriak. "Ish ada apa sih masih pagi udah teriak-t
Read more
Boy Marah Besar
Setelah acara pertemuan dengan kawan lamanya kini kedua orang tua Maya bergegas menuju kamar karena badannya sudah sangat lelah apalagi ibunya yang tadi harus ke pasar dengan seribu drama yang dialami majikan dan anaknya. Begitu juga dengan Maya yang ingin masuk ke kamar namun dicegah oleh Boy. "Ada apa sih pak?" tanya Maya kaget. "Ikut saya," ajak Boy terus menggengam tangan Maya erat. "Mau kemana pak? Aku mau bersih-bersih," protes Maya. "Jangan membantah," gertak Boy dan Maya hanya diam saja. "Handoko antarkan kami, cepat," suruh Boy dengan suara sedikit meninggi. "Si..siap pak," jawab Handoko lalu bergegas melajukan mobil dengan arah yang tidak jelas, setiap kali ditanya Boy hanya meminta lurus dan lurus saja. "Pak," panggil Handoko hati-hati. "Apalagi? Udah saya katakan jalan aja lurus," pekik Boy kesal. "Saya tau pak, tapi.." jawab Handoko terpotong oleh Boy. "Tapi apa? Jangan banyak protes, mau saya potong gajimu selama 6 bulan?" ancam Boy serius. "Aduh jangan pak,"
Read more
Bersitegang
Pagi harinya Maya sedang menyapu halaman depan sambil bernyanyi, tanpa disadari ada Adit yang sedari tadi memperhatikan Maya. Karena yang diperhatikan tak kunjung sadar juga akhirnya Adit menepuk pelan bahu Maya. "Pagi May," sapa Adit yang mengejutkan Maya. "Oh eh Adit, sejak kapan disini?" tanya Maya. "Daritadi," jawab Adit sambil tersenyum. "Kok aku gak tau?" gumam Maya yang didengar oleh Adit. "Karena kamu sibuk bersenandung," sindir Adit yang membuat Maya tersipu malu. "Jadi kamu dengerin?" tanya Maya malu dan Adit mengangguk saja. "Aduh malunya aku," batin Maya. "Udah selesai nyapunya?" tanya Adit. "Udah nih, kamu pagi-pagi udah datang kesini mau apa?" tanya Maya. "Mau ajak kamu pergi May," ucap Adit. "Ha? Pergi kemana?" tanya Maya kaget. "Ya sekitar sini saja sambil menikmati udara segar di kampung kita, kalau lagi di, kota mana bisa kamu merasakan udara sesegar ini," ucap Adit. "Udara di kota gak sehat, cuaca juga panas untung rumah majikanku pakai AC jadi sejuk,"
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status