All Chapters of Bawa Anak Lelakimu Pulang, Bu.: Chapter 71 - Chapter 80
118 Chapters
Dilema Risma
"Risma keluarlah, di bawah Malik menunggu. Mau sampai kapan kau berada di rumah dan menolak bertemu dengannya?"Risma menarik napas dan menatap ibunya. Kenapa wanita itu tak mengerti kalau dia masih malu, dengan kejadian beberapa hari yang lalu di restoran."Bu, tolong minta mas Malik pulang, saat ini aku belum siap bertemu dia."Risma berkata pelan seolah memohon agar ibunya mengerti. Tapi tampaknya wanita itu tak mau mengerti ucapan anaknya."Ibu sudah tak habis pikir denganmu. Pria sebaik Malik kau tolak, apa mau kembali dengan Bayu lagi?""Idih amit-amit jabang bayi, aku tak sudi."Risma mengetuk kepalanya lalu mengetuk meja, yang terbuat dari kayu sebagai tanda buang sial."Kalau begitu cepat terima Malik, ibu yakin dia terbaik untukmu."Risma menarik rambutnya kali ini dia kesal. Ibunya masih saja berkeras menjodohkan dia dengan Malik."Tolong jangan terus memaksa, Bu. Mas Malik bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik, bukannya janda sepertiku yang punya banyak masalah denga
Read more
Permohonan Bayu
Risma tak bisa mengorbankan banyak orang untuk mempertahankan keputusannya. Dia memilih untuk menerima lamaran Malik, pria itu yang masih bertahan dengan perasaan sedangkan Sagara sudah menghilang sejak dia menolak lamarannya."Kau benar-benar yakin dengan keputusanmu, Ris? Bapak tidak mau kau menerima Malik karena merasa tertekan dengan permintaan kami."Risma mengangguk walau dia belum sepenuhnya yakin, tapi dia tau Malik pasti akan menunggu agar dia bisa menata hati untuk menerimanya sebagai suami."Baiklah kalau begitu nanti ibu minta Malik datang ke rumah dan mengatakan keputusanmu.""Biar Risma saja, Bu. Ada hal lain yang harus kami bicarakan."Risma memberitahu ibunya dia harus bicara dengan Malik terlebih dahulu, sebelum mengatakan kalau dia menerima pria itu."Mau bicara apa lagi, Ris?""Bu, biarkan mereka bicara agar tak ada penyesalan di kemudian hari."Bapak Risma memberitahu agar ibunya tak ikut campur lagi. Dia tau anaknya masih dilema dengan keputusan yang hendak dia amb
Read more
Rahasia Astri Mempermalukan Dirinya Sendiri.
"Tidak, Risma tetap akan menjadi milikku. Kau tak bisa memaksanya untuk menikah denganmu."Bayu berdiri dan berusaha memeluk mantan istrinya. Semua orang terkejut, namun lebih terkejut dengan apa yang di lakukan Risma.Plak ....plak ....Dua kali wanita itu menampar mantan suaminya. Dia sudah berusaha sabar tapi Bayu terus memaksanya."Aku sudah tak bisa bersabar lagi, Mas. Kalian terus mengusik ketenangan kami. Coba sadar kita sudah bercerai, kau juga punya dua istri untuk apa lagi mengejarku."Risma menangis dia sudah tak bisa mengendalikan dirinya. Sedangkan Bayu hanya mematung seperti orang bodoh, tak berniat untuk pergi meski tau dia tak di inginkan berada di tempat itu lagi."Pergilah dan jangan pernah kembali lagi. Biarkan aku bahagia bersama orang lain, kami akan menikah jadi tolong lupakan niat rujukmu itu."Risma berdiri di samping Malik, kali ini dia sudah pasti dengan pilihannya. Malik juga sudah tau apa yang dia takutkan selama ini, jadi tak ada rahasia lagi di antara mere
Read more
Kedatangan Bu Gendis
"Risma, keluar kau dasar kurang ajar. Masih belum puas menghancurkan Bayu, sekarang mau mengusik menantuku."Risma dan orang tuanya keluar setelah mendengar teriakan Bu Gendis. Kali ini entah dia salah apa lagi, sehingga mantan mertuanya tampak kalap begitu."Ada apa lagi, Bu. Tak bisakah datang ke rumah orang itu mengucap salam, tak perlu teriak seperti di hutan."Risma berkata pelan, berharap Bu Gendis tenang, ternyata wanita itu semakin emosi begitu mendengar ucapannya."Tutup mulutmu, Risma. Apa yang kau lakukan kepada Astri? Sampai dia berniat bunuh diri?"Risma terkejut mendengar ucapan Bu Gendis. Apa benar Astri berniat bunuh diri, dia kenal baik perempuan itu jadi tak mungkin bunuh diri pasti hanya mengertak saja."Baru mau bunuh diri kan, Bu? Kalau sudah mati kabari ya, biar kami ikut mengantar ke kuburnya."Risma tersenyum meski orang tuanya tampak gelisah di sampingnya. Mereka takut kalau ucapan Bu gendis itu benar."Begini rupanya kalian mendidik anak sehingga tak punya sop
Read more
Pernikahan
Bapak Risma membawa Bayu menuju meja prasmanan dan menemaninya makan. di tempat lain Bu Gendis dan kedua menantunya tampak makan dengan rakus."Bu silahkan tambah lagi kalau masih kurang. Sebelum pulang kami sudah menyiapkan untuk Astri dan anak-anaknya."Bu Gendis mengikuti arah yang di tunjuk mantan besannya. Dia tampak senang melihat dua set rantang ukuran besar, begitu juga dengan kedua menantunya."Ibu tak menyangka semua berjalan dengan damai, tanpa ganguan dari Bayu dan keluarganya."Mereka merasa bahagia karena pernikahan Risma dan Malik selesai dengan sempurna. Meski sempat terganggu dengan kedatangan Bayu dan keluarganya, tapi itu bukan gangguan yang besar.Dengan sogokan dua set rantang ukuran besar, Bu Gendis bisa membawa pulang anaknya dengan damai tanpa paksaan."Tapi bapak merasa akan ada sesuatu yang terjadi, Bu. Semoga itu tak menggoyahkan pernikahan Risma dan Malik."Bapak Risma menatap anak dan menantunya, yang duduk menemani teman-teman mereka yang datang malam hari
Read more
Menempuh hidup baru.
"Mas Malik sudah punya rumah sendiri, Pak. Jadi kami akan tingga terpisah dengan orang tuanya. Jadi jangan menghawatirkan aku, lagi pula papa dan mama mas Malik orangnya baik kok."Risma membantu Malik untuk bicara, semoga orang tuanya tak lagi merasa takut dia menderita lagi."Malik dan Risma tersenyum, mereka senang karena bapak Risma mulai tenang, setelah mendengar penjelasan menantunya."Kalau begitu rumah ini kita jual atau mau di sewakan? Uangnya bisa di tabung."Risma menatap Malik meminta saran. Dan dia setuju kalau rumah di sewakan saja, uangnya masuk ke rekening Risma karena itu rumahnya.Risma tersenyum begitu juga bapaknya, ternyata uang bukan masalah bagi Malik. Dia menjadi tenang apalagi menantunya bilang sudah punya rumah sendiri."Bukan berpikir orang tuamu jahat, Nak. Tapi seorang suami harus bisa membangun rumah sendiri meski hanya sebuah gubug. Seorang istri juga bisa menemani sampai akhir hayat asal di perlakukan dengan baik."Malik tak marah ketika mertuanya minta,
Read more
Tak Boleh Ada Jejak Mantan.
Saat terbangun Malik tak menemukan istrinya. Setelah mencari, ternyata Risma tengah menyusun makanan di atas meja. Tampak bungkusan berserak di tempat sampah.Dia berbalik menuju kamar mandi, setelah selesai dia menghampiri istrinya. Untuk kesekian kalinya dia merasa bahagia karena dilayani Risma"Terima kasih, kamu juga makan. Gak enak rasanya makan sendiri, karena kan sudah menikah."Risma tertawa dia mengambil piring dan mulai makan menemani Malik. Syukurlah suaminya bangun setelah makanan yang dia pesan datang. Tadi dia pelan-pelan bangun agar tak mengusik suaminya yang tertidur.Selesai makan Risma menuju ke kamar bersiap mandi. Sedangkan Malik lebih memilih duduk depan televisi, tak lama Risma datang dengan penampilan rapi."Kita belanja di supermarket saja, Mas. Aneh saja melihat dapur tak ada apa-apa, hanya garam dan minyak yang tinggal sedikit."Malik tertawa ternyata wanita tak betah melihat dapur kosong. Pantas mereka terlihat seperti singga jika diberi nafkah sedikit, sedan
Read more
bahagia dan ujian
"Risma...!"Aku bergegas keluar begitu selesai mandi dan berganti baju. Karena terdengar teriakan dari luar rumah."Kau tanam mangga mengantikan pohon beringin?"Mas Malik ternyata terkejut di kejauhan, tampak kedua wanita itu berdiri melihat kearah kami. Pasti mereka yang bilang kalau begini gagal rencanaku memberi kejutan."Ada bagusnya di pagar aja rumah ini, Mas. Ternyata mulut mereka ember juga, setelah tak di perdulikan pak RT, sekarang mereka mengadu padamu."Mas Malik mengikuti arah tatapan mataku. Dia tertawa lalu membawaku masuk ke dalam rumah."Kau hebat mengerti pikiranku, selama ini sudah berniat menanam pohon mangga ternyata tercapai juga. Mangga golek lagi kesukaan mama."Mas Malik tampak senang, karena sibuk dia tak punya waktu mengurus pohon aneh itu. Dan kini semua sudah beres berkat istrinya."Mama dan Puteri pasti jadi sering kemari, Karena selama ini mereka takut melihat pohon itu. Mereka bilang seolah melihat sosok hitam di sana."Aku tertawa ternyata masih ada ya
Read more
Derita Wanita Itu.
"Sebaiknya jangan ikut kerumah saya. Mereka akan menyakiti Bu Risma nanti."Mimi kembali berjalan setelah mencegahku ikut ke rumahnya. Tapi aku tak perduli lebih baik melihat sendiri apa yang terjadi."Jangan takut, aku bisa mengatasi mereka."Kembali aku bergegas mengikuti langkahnya, menuju tempat yang semakin jauh dari rumah warga.Aku menangis saat melihatnya masuk ke rumah, tidak ....tepatnya sebuah gubuk. Berdinding tepas yang sudah sangat tua dan keropos.Saat masuk sebuah pemandangan menyedihkan terlihat di mataku. Seorang bayi berada di dekat tubuh wanita tua yang terbaring tak bergerak."Mimi, apa yang terjadi kenapa tinggal di tempat seperti ini?"Apa mas Malik tak tau ada manusia mengalami hal menyedihkan begini. Aku terduduk tak mampu berbuat apa-apa. Menatap Mimi yang memindahkan anaknya ke pangkuannya."Kejam, apa tak ada yang membantumu?"Mimi terkejut dia menatap ke arahku. Lalu tersenyum sedih kemudian berbalik menatap ibunya."Aku punya rumah, tapi terbakar karena ak
Read more
Ada Apa Antara Mimi Dan Malik.
Ternyata begitu menyedihkan nasib yang di alami oleh Mimi dan ibunya. Meski Mimi belum cerita aku merasa dia tak bersalah."Aku berjanji kau akan baik-baik saja. Ibu dan anakmu akan sembuh, mereka akan di tangani Dokter terbaik."Mimi menangis lagi, kali ini dia benar-benar sampai jatuh berlutut. Aku mencoba mengangkatnya agar kembali duduk di kursi. Sekali lagi seorang Dokter keluar dia yang menangani anak bayi itu."Bayi yang malang kami harus merawatnya dengan teliti. Karena dedek bayi mengalami gizi buruk, nyawanya nyaris terancam syukur segera di bawa ke rumah sakit. Kami akan menghubungi dokter spesialis anak untuk membantu merawatnya."Mimi kembali menangis dia sampai terduduk lagi di lantai. Aku tak bisa berbuat apa-apa selain mengelus bahunya. Dia tak bersalah tapi keadaan benar-benar membunuhnya."Tenanglah, ibu dan bayimu akan bertahan, kita berusaha saja membantu mereka," ucapku pelan."Aku bukan pelacur seseorang menjualku. Pria itu bukan mau membantu, tapi dia hendak memp
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status