All Chapters of Bawa Anak Lelakimu Pulang, Bu.: Chapter 91 - Chapter 100
118 Chapters
Pertengkaran Pertama.
Risma meraih pakaian yang berserak di lantai, meletakkan di keranjang lalu dia segera masuk ke kamar mandi. Di ruangan itu dia menumpahkan airmatanya, merasakan sakit luar biasa di hatinya.Dia menghentikan tangisannya saat mendengar ketukan dari luar. mungkin Malik terlalu merasa bersalah, sehingga mengetuk pintu agar dia segera keluar. Perlahan dia membuka pintu dan keluar dengan handuk menutupi tubuhnya. Malik hanya diam menatapnya, lalu mendekat dan berusaha memeluk istrinya."Bersiaplah, mungkin makanan akan segera datang. Tak enak kalau bapak atau ibu yang menerima makanan itu."Risma berkata pelan setengah ketus. Dia masih sakit hati biarlah Malik sadar, perbuatannya telah menyakiti istrinya."Mas minta maaf tadi sempat khilaf. kita keluar sama-sama tunggu hanya sebentar kok."Risma tak menjawab dia segera berganti baju santai. menyisir rambut lalu keluar kamar, meninggalkan Malik yang terpaku di depan pintu kamar mandi, saat melihat istrinya keluar kamar tanpa bicara."Dia ben
Read more
Rahim Pengganti.
"Dimana wanita itu? Percayalah aku akan membantumu, jika kau tunjukkan dimana dia."Wanita itu tampak begitu emosional membuat Risma merasa takut. Jika dia melakukan sesuatu yang kejam kepada Mimi, sama seperti yang dia lakukan kepada Nina dulu."Kau tak mengerti, anak yang dilahirkan wanita itu kemungkinan anakku."Risma semakin takut dan bingung, bagaimana ceritanya anak Mimi adalah anaknya. Wanita itu berlutut dan memeluk kaki Risma agar dia tak bisa pergi.Semua orang menatap heran tapi tak berani mendekat. Risma jadi semakin ketakutan."Lepaskan istriku, apa kau sudah gila?"Risma menarik napas lega saat melihat Malik datang menolongnya. Tapi dia terkejut saat wanita itu mengenali Malik suaminya."Malik katakan pada istrimu ....istrimu?"Dia menatap Malik dengan heran, mungkin dia tak tau kalau pria itu sudah menikah dan Risma adalah istrinya. Wanita itu menangis dan mengengam tangan Malik."Terserah kapan kalian menikah, tapi minta istrimu mengatakan dimana anakku dan Alfin berad
Read more
Serangan Warga.
Risma menatap suaminya dia masih cemburu atas hubungan Malik dan Nina sebelum ini. Siapa tau benih cinta itu belum benar-benar layu, bisa jadi akan kembali tumbuh di hati suaminya."Katakan, kalau kau sedang cemburu, Sayang."Malik tiba-tiba mencium bibir istrinya. Dia senang saat melihat wanita itu menatapnya marah, karena dia tahu wanita itu tengah cemburu."Cemburu? Tak sudi apalagi dengan perempuan seperti Nina."Risma segera keluar karena mobil Malik berhenti di depan rumah mereka. Wanita itu segera berlari saat suaminya mengejar, dia hampir menabrak bapaknya setelah membuka pintu dengan terburu-buru."Risma, ada apa kenapa seperti di kejar setan begitu? Ini rumah kenapa tak mengucap salam?"Risma mengucap salam lalu kembali berlari menuju ke kamarnya. Tak lama Malik masuk dengan santai dan mengucap salam dengan sopan, karena dia sudah mendengar istrinya di marahi oleh mertuanya.Risma mencibir saat melihat sikap suaminya yang tampak sempurna di depan bapaknya. Wanita itu segera m
Read more
Keanehan Risma
Alisha dan Risma terkejut, mereka tak menyangka Mimi mengetahui semuanya, tapi tak membuka mulutnya saat di hakimi warga."Lalu kenapa kau diam saja, Mi. Mereka sampai hampir menghabisi kalian semua, Ibumu dan anak itu sampai dehidrasi dan kekurangan gizi. kau tetap diam saja.Risma tampak tak percaya dia hanya menatap Mimi yang seperti tak perduli, meski airmatanya tumpah begitu saja dari kelopak matanya."Akan lebih baik kami mati bersama. Daripada hanya bayi itu yang akan di buang hidup-hidup, Pria itu sudah menyiapkan kematian kami secara perlahan agar kau jauh lebih menderita."Mimi menunjuk ke arah Alisha membuat wanita itu terkejut. Sekejam itu suaminya hingga tega menyakiti anak tak berdosa."Aku percaya kepadamu, ikutlah saatnya membalas mereka semua. Kematian akan jauh lebih menyenangkan dari pembalasan dariku."Risma kembali merasa takut setiap melihat Alisha marah ada kemarahan yang mengerikan di matanya. 🌹🌹🌹🌹"Tolong aku, hanya kalian yang bisa membantu agar Alisha ta
Read more
Kabar Bahagia.
"Dasar menantu kurang ajar, bukannya menjawab pertanyaan mertua, malah muntah melihat wajah ibumu, Malik."Malik tak berani menjawab daripada semakin ribut lebih baik diam dulu. Menunggu Risma selesai dengan urusan mualnya."Anak bodoh kurang ajar."Malik terkejut dia sampai nungging di sofa karena ditabrak oleh ibunya. Wanita itu bergegas mengejar Risma yang menunduk di wastafel."Kau tak apa-apa, Nak. Malik kurang ajar dia tak peka juga."Wanita itu kebingungan membuka tas mengambil minyak kayu putih dan sebuah benda yang masih berada di dalam tas. "Ambil ini dan tampung air kencingmu dan periksa."Wanita itu mendorong menantunya masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya. Tak lama Malik datang menghampiri, bersamaan dengan munculnya Risma dari dalam menyerahkan sebuah tespek."Biar lebih pasti kita kerumah sakit sekarang."Ibu Malik membimbing Risma kembali keluar menuju ke mobil, dia tak perduli dengan wajah kebingungan anak lelakinya. "Duduk di depan kalau mau ikut jangan b
Read more
Pembalasan Itu Ada Dan Menyakitkan
"Selamat datang calon Ibu!"Teriakan itu terdengar dari dalam rumah, bersamaan dengan keluarnya adik dan papa Malik. Mereka berlari menuju ke arah Risma, namun sebelum sampai mereka sudah di hadang oleh mama mertuanya."Kenapa tidak menunggu Mama, kalau memang mau membuat acara penyambutan. kenapa harus berdua saja?"Mereka tak bisa menjawab pertanyaan. Putri dan papanya saling menatap lalu mundur dengan teratur. Kemudian mereka berlari menghindari serangan mama Malik."Sabar dulu, Ma. Kami tak tau kalau Risma hamil. tadi saat datang satpam bilang kalian kerumah sakit, kemudian Malik menghubungi papa dan bilang kalau kita mau punya cucu."Pria itu memegang dadanya sehingga membuat istrinya berhenti mengejar. Untungnya wanita itu segera sadar dan tak lagi berniat memukul anak dan suaminya."Lalu bunga sebanyak ini kapan kalian beli? Kalau memang tak ada rencana untuk mengadakan penyambutan."Mereka menatap bunga-bunga yang berada di halaman dan sebagian ada di dalam rumah. Tak lama kelu
Read more
Menyambut Karma
Hati orang tua mana yang tak hancur melihat keadaan anak-anaknya yang menyedihkan. Ana mendekam di penjara, Bayu terpaksa menikahi wanita pilihan neneknya, meski masih ada Intan dan Rani. Sedangkan Nina yang malang baru sembuh dari koma, kini dia menjadi gila sejak mengalami pembegalan."Aku malu, Gendis. Anakmu yang kurang ajar itu harus gila. Berkali-kali aku beritahu agar dia berada di dalam rumah saja, tapi kau beri dia kebebasan yang akhirnya membuatnya jadi seperti ini."Bu Gendis tak menjawab dia hanya bisa terdiam, menyaksikan anaknya berlarian mengejar anak-anak yang mengejeknya. Menangis sudah tak bisa mengembalikan segalanya yang telah terjadi."Tak ada jalan lain kita hanya bisa membawanya ke rumah sakit jiwa. Nina butuh perawatan ekstra, tak mungkin Mbak Gendis mampu melakukan itu."Bu Gendis tak bisa menjawab dia hanya bisa patuh, dengan keputusan adik ipar dan ibu mertuanya. Dia tak akan mampu di usia ini merawat orang gila."Tapi kita butuh banyak biaya, Nak. Dia akan m
Read more
Kematian Nina.
"Malik?"Bu Gendis terlihat gugup saat mertuanya menyebut nama Malik. Jangan sampai dia ingat siapa pria itu."Namanya orang gila dia pasti asal sebut, Bu. Udah biarkan saja dia di tangani oleh dokter di sini."Wanita itu mencoba mengalihkan perhatian mertuanya. Dia tak mau Malik akan membuat mertuanya murka dan menghentikan pengobatan untuk Nina."Nina jangan berlari nanti jatuh."Bu Gendis mengejar anaknya yang berlari seperti anak kecil. Nina yang lincah dan tak takut apapun kini terlihat begitu menyedihkan.Di bantu beberapa orang perawat, mereka mengejar Nina yang berlari memanggil Malik, yang sudah tak ada di depannya."Sudah gila, dia semakin membuat kita malu."Mereka masih berusaha mengejar tapi Nina seperti kesetanan, tak ada yang bisa mengejar gadis itu. Mereka merasa heran kenapa dia bisa lari secepat itu."Cepat kejar, jangan sampai dia menuju ke tangga!"Teriakan itu membuat Bu Gendis terkejut, dia hanya bisa melihat Nina menuju ke tangga yang di gunakan untuk memperbaiki
Read more
Musibah Beruntun
Setelah panggilan di tutup dia segera menghubungi keluarganya. Dia tak mampu bicara saat mendengar teriakan dari sebrang, begitu juga Bayu yang sepertinya merampas ponsel, karena tak sabar untuk mengetahui apa yang terjadi.(Pulang ke rumah Mbak Gendis dan bersiap menerima tubuh adik-adikmu.)Dia mematikan panggilan dan meminta bantuan seseorang, untuk memegangi kedua wanita yang pingsan di belakang. Dia tak perduli ketika ponselnya terus menyala pasti dari Bayu.Benar saja begitu sampai di rumah Bu Gendis semua orang sudah menunggu. Mereka terkejut sesaat setelah mengangkat tubuh Nina, kemudian datang ambulans mengantarkan tubuh Ana."Apa ...apa yang terjadi dengan mereka, Paman? Kenapa mereka meninggal semua?"Bayu seperti orang gila memeluk tubuh pamannya, yang terduduk lemah di depan tubuh kedua keponakkannya. Dia tak menyangka Ana dan Nina meninggal di waktu yang sama."Tidak ...!"Mereka terkejut saat dari kamar, Bu Gendis keluar dan melihat kedua anaknya terbujur kaku. Wanita it
Read more
Risma Pendarahan
"Selamat pagi, Bu Risma. Apa kabar pagi ini? Mari saya periksa dulu, semoga stabil dan bisa istirahat di rumah."Risma sebenarnya ingin segera pulang, tapi dia tak mau terjadi sesuatu dengan kandungannya. Jadi dia mengatakan kalau pinggangnya terasa pegal."Baik kita periksa dulu, saya harap Bu Risma tidak memikirkan masalah yang membuat stres. karena itu bisa menganggu kesehatan janin yang masih sangat rentan."Risma mengangguk begitu juga suaminya, mereka tak ingin terjadi sesuatu dengan kandungannya. Karena itu mereka tak mau mengingat kejadian yang menimpa Bu Gendis."Alhamdullilah semua sudah baik-baik saja. Nanti saya buatkan resep vitamin untuk penguat kandungan, siang ini sudah bisa pulang tapi istirahat yang banyak."Dokter menjauhkan tangannya karena sudah selesai memeriksa. Dia segera pamit keluar untuk membuatkan resep obat untuk Risma."Hai ...Risma apa kabar? Maaf aku baru tau kau masuk rumah sakit. Untung satpam memberitahu kau di rawat di sini."Risma tersenyum saat mel
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status