Semua Bab Skandal Panas Sang CEO: Bab 11 - Bab 20
231 Bab
Menunggu Kedatangan Rayhan
Malam itu Ramon dan Vero kembali bercinta dengan penuh gairah. Vero sangat menyukai saat-saat bersama dengan Ramon meskipun pria itu tidak menunjukkan hal yang menurutnya dirasakan seorang kekasih saat bersama pasangannya. Hal itu tentu saja dimaklumi oleh Vero, karena memang Vero bukan lah kekasihnya. Hubungannya dengan Ramon memang hanya sebatas teman ranjang saja. Tidak ada ikatan khusus yang mereka miliki sejak awal. Vero sangat sadar dengan posisinya yang tidak punya hak menuntut apapun pada Ramon. Dia juga tidak bisa melakukan apa saja yang wanita umumnya lakukan pada sang kekasih di depan umum. Pagi harinya, Ramon sudah terlebih dahulu bangun dan menyiapkan sarapan untuk Vero. Saat wanita itu bangun, semua sudah terhidang di atas meja makan dan juga sepasang seragam baru sudah tergantung pada besi gantungan pakaian Ramon yang ada di samping lemari super mewah dan lebar itu. “Wangi sekali aroma masakanmu, Honey.” Vero memberikan sedikit pujian untuk Ramon di pagi hari. “Lalu
Baca selengkapnya
Baru Calon Istri
“Tuan … ada yang bisa aku bantu?” tanya Vero yang entah sejak kapan sudah berdiri di depan mejanya. Ramon pasti melamun dan tidak menyadari kedatangan Vero tadi. Padahal, Ramon sendiri yang menekan tombol atau bel pemanggil di meja kerjanya dan langsung terhubung ke ruang kerja Vero satu lagi. “Tentu saja. Kau selalu aku butuhkan dalam hal apapun, Babe,” jawab Ramon dengan maksud yang lain dan tentu saja dapat dipahami oleh Vero. Vero tersenyum malu meski Ramon hanya mengatakan hal sepele seperti itu padanya. Tidak ada terbesit sedikit pun kemarahan dalam hal itu karena memang Vero sadar bahwa dirinya adalah sekretaris serba guna bagi Ramon. Untuk hal pekerjaan dan tentu saja juga urusan peranjangan. Tidak perlu diragukan lagi jika Ramon tidak akan bisa berpaling dari sentuhan dan kenikmatan yang selalu dia suguhkan untuk pria itu. Dalam hal ini, Vero tentu lebih unggul dari wanita manapun termasuk dari Miana – calon istri Ramon yang agresif dan temperamental itu. “Jadi, apa yang
Baca selengkapnya
Mengusir Miana
Vero merasa tidak nyaman berada di sekitar Ramon dan Miana karena mereka yang tengah bertengkar hebat saat ini. Pertengkaran itu juga disebabkan oleh dirinya dan tentu Vero menjadi merasa bersalah karena sudah membuat Ramon marah besar kepada Miana. Seharusnya, Vero tidak melawan dan membantah semua ucapan Miana sehingga masalah ini tidak terjadi.Dengan gerakannya yang perlahan tapi pasti, Vero beringsut dari belakang tubuh Ramon dan berniat untuk pergi meninggalkan ruangan itu. Ia merasa tidak pantas berada di tengah pertengkaran sepasang kekasih yang tidak lama lagi akan melangsungkan pernikahannya itu. Vero mengira gerak geriknya itu tidak akan diketahui oleh Ramon karena lelaki itu masih menatap tajam pada Miana.“Tetap di sini! Jangan coba-coba pergi tanpa perintah dariku!” teriak Ramon pada Vero yang sudah hampir sampai di ambang pintu.Langkahnya terhenti dan dia berbalik untuk melihat Ramon. Ternyata, pria itu sudah mengalihkan pandangannya dari Mania dan kini tengah mendelik
Baca selengkapnya
Mari Lakukan di Sini
Yang jelas, Vero hanya bisa membalas pelukan Ramon dan menikmati berada di dalam dekapan pria perkasa yang dicintainya itu. “Untuk apa meminta maaf, Tuan?” tanya Vero setengah berbisik karena penasaran untuk apa Ramon meminta maaf padanya. “Karena aku tidak bisa menjagamu dengan baik. Membiarkan Miana menghina dan menyakitimu di depan mata kepalaku sendiri,” jawab Ramon semakin mengencangkan pelukannya pada tubuh Vero. Sesekali, pria itu mengecup puncak kepala Vero dan menyandarkan dagunya di atas kepala wanita itu. Terasa sangat indah dan nyaman bagi Vero, meskipun ia tahu bahwa semua ini hanya sementara dan tidak bisa ia dapatkan kapan pun. Nyatanya, tetap saja Ramon bukan lah pria yang diciptakan untuk dirinya dan Vero harus terima kenyataan pahit itu. Ia tentu saja harus sadar diri dan bisa menerima takdir bahwa diirnya hanya lah sebagai cadangan saja. Ketika Ramon membutuhkan dirinya, maka dia harus bersedia. Jika Ramon tidak ingin bersamanya, maka ia harus pergi dan pura-pura
Baca selengkapnya
Kenapa Tembak Dalam?
Walaupun ia sangat sadar diri bahwa dirinya tidak akan pernah sepadan dengan Ramon, tetap saja hatinya sedih ketika menyadari kenyataan jika pada akhirnya mereka hanya sebatas rekan di atas ranjang saja dan Ramon sama sekali tidak mencintai dirinya. Rasa cinta Vero kepada Ramon akhirnya hanya bertepuk sebelah tangan dan gadis itu sempat merasa bahwa dirinya harus pergi menjauh dari kehidupan Ramon. Hanya dengan pergi jauh dari kehidupan pria itu, Vero merasa bisa melepaskan semua perasaannya pada Ramon dan mungkin bisa memulai lagi kehidupannya yang baru. “Hhmmpp … aakhh …,” desah Vero ketika tangan Ramon sudah bermain di antara selangkannya. Ramon memainkan jari jemarinya dengan lincah dan lihai di area kewanitaan Vero dan membuat wanita itu menggelinjang kenikmatan. Sementara, lidahnya sudah bermain cantik di kedua bukit kembar Vero yang sangat menggoda dan membuatnya semakin bersemangat itu. Ramon terus melakukan aksinya dan Vero sudah mendongakkan kepalanya sambil matanya terpej
Baca selengkapnya
Namanya Veronica?
“Di mana dia? Dia menyuruhku datang dan sekarang ruangannya malah terkunci seperti ini! Kaca ini juga jenis terbaru dan pasti tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam ruangannya,” gumam Rayhan ketika ia berada di depan ruangan kerja Ramon. Sementara Ramon melihat Rahyan berkacak pinggang di depan pintu ruangannya dengan wajah kesal. Ramon memang sengaja membuat Rayhan menunggu dan menjadi kesal seperti itu karena ia belum selesai mengenakan pakaiannya secara utuh. Sementara Vero sudah dia perintahkan untuk istirahat saja di dalam kamarnya yang memang ada di ruangan itu. Jadi, Ramon tidak perlu khawatir akan Rayhan yang akan bertemu dengan Vero saat ini. Namun, Ramon tahu bahwa pertemuan Rayhan dan Vero tidak mungkin bisa terus dia hindari karena sekarang Rayhan akan bekerja di negara dan perusahaan ini untuk beberapa waktu ke depan. Itu semua karena ayahnya sudah murka pada Rahyan dan menganggap Rayhan tidak becus mengurus perusahaan yang diserahkan kepadanya di luar negeri. Jad
Baca selengkapnya
Jasmine
“Kenapa aku harus menunggu di sini, Kak?” gerutu Rayhan ketika ia sudah berpapasan dengan Ramon. “Karena jika kau terlalu lama di atas, maka semua pekerjaku akan kau tiduri!” jawab Ramon dan menepuk pundak Rayhan. Lalu Ramon tertawa ringan yang juga diikuti oleh Rayhan. Keduanya saling berpelukan dan melepas kerinduan. Meski sudah lama tidak bertemu, sebenarnya Ramon dan Rayhan selalu aktif berkomunikasi. Mereka tidak terlihat seperti kakak beradik tiri sama sekali karena memang sedekat dan sesayang itu Ramon pada Rayhan. Begitu pula sebaliknya dan mereka bahkan membuat orang-orang berdecak kagum karena jarang sekali yang akur seperti mereka bahkan jika mereka adalah saudara kandung. Tentu saja, semua itu tidak jauh-jauh dari lingkaran warisan dan harta serta tahta. Namun, bagi Rayhan sendiri memang Ramon lah yang lebih berhak atas warisan dan menjadi ahli waris sang ayah. Dirinya sadar bahwa ia hanya anak yang menumpang hidup dari keluarga dan belas kasih ayah Ramon selama ini.
Baca selengkapnya
Tidak Boleh
“Ada apa ini, Sayang?” tanya Leny yang tiba-tiba saja muncul karena mendengar adanya keributan di ruangan itu.“Mami … tolong jelaskan padaku siapa yang merekrut wanita ini!” tunjuk Miana kepada Jasmine yang masih tertunduk dan tampak menggigil ketakutan.“Dia adalah orang suruhan papimu, Sayang!” jawab Leny yang juga memasang wajah ketus pada Jasmine.“Hah! Papi yang bawa wanita ini masuk Kenapa? Untuk siapa?” cecar Miana setengah tak percaya pada Leny.“Mami juga tidak tahu. Tapi, dia mengatakan bahwa wanita ini akan membantu banyak hal untuk acara pernikahanmu nanti!” sahut Leny dan memutar bola matanya dengan malas.“Apa Mami yakin? Dia bukannya rekan ranjang papi ‘kan?” tanya Miana yang tidak semudah itu percaya pada sang ayah.Miana tahu bahwa hubungan Leny dan William sudah lama tidak akur dan sepertinya mereka memang sudah sama-sama setuju untuk melakukan perceraian setelah pernikahan Miana dan Ramon. Seperti yang Miana dengar ketika ia berada satu mobil dengan kedua orang tua
Baca selengkapnya
Apakah Mencintaimu?
“Kenapa kau pelit sekali, Kak? Dan lagi pula, apa salahnya kalau sekarang aku memanggilmu dengan sebutan Kakak? Apa aku harus memanggilmu adik?” tanya Rayhan yang menjawab pertanyaan Ramon dengan pertanyaan pula.“Kau ini!” ucap Ramon sembari mengarahkan kepalan tangannya pada Rayhan dengan wajah yang kesal, lalu berubah menjadi tawa renyah.Rayhan pun membalas tawa itu hingga keduanya tertawa bersama. Kakak beradik itu memang sudah lama tidak bertemu dan pada akhirnya sekarang saling bertemu dengan santai. Tidak dalam urusan pekerjaan, setidaknya untuk saat ini.Ramon dan Rayhan menyantap makan siang di restoran yang sudah dipesan oleh Ramon sebelumnya. Lalu, mereka melanjutkan untuk nongkrong di sebuah bar milik rekan bisnis Ramon. Banyak hal yang mereka bicarakan di room VVIP yang tidak semua orang bisa menggunakannya. Tentu saja, kekuasaan dan jabatan menjadi tolak ukur dalam hal ini.“Jadi, apa misimu pulang kali ini, Ray?” tanya Ramon di sela perbincangannya dengan Rayhan.“Aku
Baca selengkapnya
Ciuman Panas di Pagi Hari
Malam itu Ramon tidak ingin mengganggu Vero lagi. Dia sendirian di apartemen itu karena juga merasa was-was jika saja Miana datang tanpa diduga olehnya. Dari informasi yang didapatkan oleh Ramon, bahwa wanita itu sudah tahu jika Ramon punya apartemen rahasia. Dia tidak ingin jika Miana mengetahui Miana sering datang ke apartemennya juga.“Bagaimana tentang apartemen baru yang aku pesan kemarin?” tanya Ramon pada sambungan teleponnya saat ini.“Masih dalam tahap pengerjaan karena Anda meminta ganti konsep ruangan, Tuan,” jawab seseorang di seberang sana.“Baiklah. Aku tidak suka menunggu terlalu lama. Jadi, siapkan dalam tiga hari ke depan atau aku akan membatalkan pembelian itu,” ancam Ramon yang terdengar tidak main-main saat ini.“Baiklah, Tuan Muda. Kami pasti akan segera menyelesaikannya sesuai keinginan Anda.”“Bagus. Jangan lupa buat satu kamar rahasia di balik lemari pakaian yang bisa berpindah posisi ke belakang. Kau paham maksudku bukan?”“Tentu saja, Tuan Muda. Aku akan mend
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
24
DMCA.com Protection Status