All Chapters of Tertipu Duda Tampan : Chapter 31 - Chapter 40
120 Chapters
31. Tanpa Perasaan
Yuliani pasrah turun sesuai permintaan Anton sembari menenangkan diri. Dia tidak menyangka pria yang dicintai akan tega menurunkan di tengah jalan. Jalan yang sepi, jarang ada kendaraan yang lewat. Koper yang ada di dalam mobil juga di lempar begitu saja. Anton melajukan mobilnya kembali saat Yuliani sudah berada di luar."Tega kamu, Anton. Menurunkan aku di tengah jalan tanpa perasaan." Yuliani bermonolog. Tak terasa air matanya menetes begitu saja. Untuk pulang dia malu, tapi jika tidak kembali ke rumah ibunya. Ke mana lagi dia akan mencari tempat berteduh. Wanita yang tengah berbadan dua itu melangkahkan kaki untuk kembali ke rumah Dina. Dia berbalik untuk berjalan ke jalan yang sudah dilalui tadi. Yuliani ingin naik ojek atau taksi, tapi jalanan begitu sepi. Entah berada di jalan apa dia sekarang. Yang jelas, dia cuma bisa melangkahkan kaki mengikuti jalan yang lurus. "Kenapa aku gak kepikiran dari tadi ya?" pikir Yuliani ketika teringat akan Karin. Dia bisa meminta bantuan te
Read more
32. Gengsi
Yuliani tetap berteriak meskipun sudah tahu tempat itu sepi. Berharap ada keajaiban dan dia bisa terbebas dari jeratan dua preman yang menakutkan."Terus saja teriak, tidak mungkin ada yang mendengarkanmu!" Kedua preman kembali tertawa puas. Wanita itu tidak berputus asa, tetap meminta tolong dengan sedikit tenaga yang dia punya."Tunggu apalagi? Cepat buka pakaiannya!" perintah pria yang memakai tato di lengannya."Baik, kita giliran saja ya! Aku dulu, baru kamu," ujar preman yang satunya. "Lepaskan aku! Jangan sentuh aku! Jangan lakukan itu!" seru Yuliani bingung. Pikirannya sudah tidak bisa memikirkan cara untuk pergi dari jeratan dua preman yang menakutkan. Di saat Yuliani sudah tidak kuasa untuk meminta pertolongan, tiba-tiba saja sebuah suara menghentikan aktifitas kedua preman dalam membuka paksa pakaian wanita cantik tersebut."Lepaskan wanita itu!" teriak pria yang berdiri tidak jauh dari tempat Yuliani meminta tolong."Wah, rupanya ada pahlawan kesiangan nih di sini," cel
Read more
33. Bikin Repot
"Kamu salah paham, Mas Anton. Aku tidak memiliki hubungan sama dia." Yuliani berusaha menjelaskan. Akan tetapi, Anton tetap pada prasangkanya. Tetap menyalahkan istrinya serta memarahi wanita yang tengah lemah tersebut.Reza merasa kasihan pada Yuliani, jadi pria itu menjelaskan siapa dia sebenarnya. "Yang dikatakan Yuliani memang benar, aku tidak memiliki hubungan serius dengannya. Aku cuma temannya saja. Aku ingin membantu karena wajahnya terlihat pucat sekali." Reza menjelaskan panjang lebar."Sudah, lebih baik kamu diam! Aku tidak butuh penjelasan darimu!" hardik Anton dengan mata melotot."Mending kamu pergi, Reza! Jangan pernah ikut campur atau hadir dalam kehidupanku lagi!" usir Yuliani tidak ingin memperkeruh suasana.Kali ini Reza menurut, sebab sudah ada Anton yang mungkin akan mengantarkan Yuliani sampai ke rumah. Jadi dia tidak perlu lagi khawatir akan keselamatan manta pacarnya tersebut. "Aku titip Yuliani, tolong jaga baik-baik." Reza pamit sembari menepuk pundak Anton
Read more
34. Banyak Kekurangan
Hati wanita yang tengah hamil mulai luluh kembali. Amarah yang tadinya menyelimuti karena ditinggal pergi di pinggir jalan mereda begitu saja saat mendengar pengakuan Anton yang katanya cemburu pada Reza. Dia tidak pernah menyangka kalau pria yang sudah menjadi suaminya akan mencintainya seindah itu."Aku sudah memaafkan kamu, Mas. Sebagaimana aku yang ingin dimaafkan karena diriku bukan wanita yang sempurna. Masih banyak kekuranganku dan belum bisa menjadi istri yang baik untukmu." Yuliani bergumam. Dia belum membuka mata lantaran ingin mendengarkan setiap bait kata indah yang akan dilontarkan oleh Anton.Yuliani belum tahu ada di mana dia sekarang, sebab dari tadi wanita itu masih berpura-pura pingsan. "Hatiku meleleh mendengarkan ucapanmu, Mas." Yuliani ingin membuka mata, tapi masih menunggu waktu yang tepat. "Please, buka matamu. Jangan buat aku khawatir seperti ini. Aku sudah membawakan makanan juga untukmu," kata Anton bersedih.Yuliani sudah tidak kuasa menahan netra yang ba
Read more
35. Kedua
"Tante siapa? Kenapa ada di kamar Bunda?" tanya anak kecil yang umurnya sekitar 4 tahun. "Jelaskan, Mas. Siapa gadis kecil ini? Kenapa kamu gak bilang kalau kamu duda yang memiliki anak satu?" cecar Yuliani menuntut penjelasan."Dia anakku," sahut Anton membuat hati Yuliani runtuh seketika. "Kebohongan apalagi yang kamu buat, Mas. Kebohongan apalagi yang belum aku ketahui?" cetus Yuliani bingung mau berbicara apa.Belum mendapatkan penjelasan, seorang wanita asing bagi Yuliani masuk ke kamar dan menggendong anak kecil bernama Ayra. "Aku kira kamu gak akan pernah pulang ke rumah ini, ternyata masih ingat kamu sama aku dan anakmu?" Wanita yang memiliki body seksi itu berbicara dengan ketus."Wanita itu siapa, Mas?" tanya Yuliani penasaran. Belum selesai rasa terkejutnya karena anak kecil, sekarang justru ditambah dengan wanita lain yang tidak dikenal."Seharusnya aku yang tanya, kamu siapa? Kenapa bisa ada di kamarku?" cecar wanita yang bernama Berlian tersebut. "Rumahmu?" tanya Yu
Read more
36. Gak Sudi
Berlian tidak henti memaki Yuliani agar mundur sebelum berperang dengannya. Namun, wanita itu juga memiliki alasan yang kuat kenapa harus mempertahankan pernikahannya. Mengingat dalam janinnya ada calon bayi yang akan membutuhkan sosok ayah. "Kamu harus ingat baik-baik, jika kamu ingin hidupmu selamat!" ancam Berlian lalu pergi meninggalkan Yuliani sendiri.Wanita yang tengah hamil memperhatikan kepergian istri pertama."Sudah bukan waktunya kamu menangis, Yul. Kamu harus kuat dan mempertahankan apa yang sudah menjadi hakmu. Jangan sampai kamu kalah dari wanita itu," kata Yuliani bertekad. Hatinya mulai menemukan keyakinan kalau dia akan mempertahankan pria yang dicintainya. Kedengaran bodoh memang, tapi Yuliani tidak ingin kehilangan cintanya. Wanita itu mulai bangun dari tempat tidur untuk merapikan barang-barang yang ada di koper. Dia berniat untuk merampas milik Berlian. Dimulai dari kamarnya terlebih dulu. Dia sudah merancang sebuah ide untuk mengelabuhi Anton agar mengizinkanny
Read more
37. Perang
Berlian tertawa sinis melihat wajah Yuliani memerah karena amarah yang ada dalam hatinya."Kenapa? Kamu mau marah? Silakan saja, aku juga tidak peduli." Berlian menatap Yuliani sengit. "Kamu benar-benar keterlaluan. Lihat saja, aku akan mengatakan semua pada mas Anton," ancam Yuliani tegas."Adukan saja padanya, paling juga nanti dia yang akan memarahi mu. Aku lebih tahu sifatnya dibandingkan kamu. Lagian dari awal kamu yang mengajak perang, jadi aku mengikuti aturan main darimu." Berlian mempertegas ucapannya. Kemudian istri pertama berlalu pergi begitu saja tanpa menoleh ke arah Yuliani yang sedang menahan lapar. Dia melihat ke sekitar, tidak ada tetangga dekat. Sepertinya rumah sederhana itu jauh dari pemukiman warga. "Aku harus mencari sendiri kalau tidak ingin pingsan karena kelaparan." Yuliani berjalan ke menelusuri jalan yang ada, hingga berada di sekitar jarak seratus meter. Wanita itu menemukan tetangga. "Akhirnya ketemu sama tetangga juga, aku kira Anton hidup di hutan b
Read more
38. Ratu Drama
Anton keluar rumah ketika mendengarkan teriakan Berlian. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Yuliani panik. Akan tetapi tidak dihiraukan Berlian, wanita itu terus memanggil suaminya."Ada apa sih? Kenapa kalian ribut? Apa gak bisa akur sebentar saja!" celetuk Anton kesal. Ternyata dua istri membuat kepalanya semakin pusing seakan mau pecah. Padahal dalam pikirannya, pria itu akan bahagia dan diperlakukan seperti raja."Aku dianiaya, Mas. Sama dia, padahal aku sudah berbaik hati membelikannya mie instan. Tapi dia gak mau," dusta Berlian melancarkan aksinya."Bohong, Mas. Aku tidak pernah melakukan itu. Dia saja yang banyak drama. Aku tidak melakukan apa yang dia katakan. Kamu harus percaya sama aku, Mas." Yuliani berusaha membela diri."Pokoknya aku gak mau dia tinggal di sini lama, Mas. Dia harus pergi secepatnya, agar hidup kita semakin tentram tanpa hadirnya perusak rumah tangga orang yang jahat seperti dia!" pinta Berlian tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada."Please, Mas! Pe
Read more
39. Bumerang
Berlian menatap tajam ke arah Yuliani, lebih sinis dan menakutkan dibandingkan wanita yang tengah hamil tersebut."Harusnya aku yang tanya, kamu ngapain di kamarku? Mengambil alih lemariku. Jangan harap kamu bisa mengambil semua yang sudah menjadi hakku, termasuk mengambil mas Anton dariku. Kamu cuma bumerang dalam rumah tanggaku!" jelas Berlian mempertegas ucapannya. "Aku cuma mau meminta hakku saja, kita sama-sama seorang istri. Sudah pasti aku juga berhak berada di kamar utama," cetus Yuliani sinis."Aku gak habis pikir, masih ada wanita yang memiliki watak sepertimu. Sudah tahu salah, menikah dengan suami orang. Malah tidak memiliki perasaan bersalah sedikitpun. Sebenarnya hatimu itu terbuat dari apa? Kenapa sekeras batu? Apakah kamu tidak berpikir ada wanita dan gadis kecil yang tersakiti karena ulahmu!" seru Berlian berusaha untuk memberikan pengertian kepada Yuliani. Dia berharap setiap ucapan yang keluar dari bibirnya bisa membuat wanita cantik itu sadar akan perbuatannya yang
Read more
40. Perfect!
Berlian berpaling pergi, tidak ingin melihat pemandangan di depannya lebih lama. "Dari pada aku emosi, mending aku pergi sebentar dari rumah ini." Berlian kembali ke kamar dan mengambil Ayra untuk dibawa pergi. Dia ingin pergi ke taman hiburan yang ada di ujung desa. Kepergian istri pertama tidak ada yang tahu, sebab dia tidak pamit. Namun, baik Anton dan Yuliani melupakan Berlian."Kamu lapar?" tanya Anton ketika selesai membersihkan gudang.Yuliani menyeringai, lalu memegang perutnya. "Iya, Mas. Akhir-akhir ini aku sering lapar, padahal sudah makan. Mungkin karena sudah aku sudah berbadan dua kali ya, Mas." Yuliani menebak meskipun tidak yakin."Bisa jadi begitu, tapi bisa juga semua terjadi karena kamu doyan makan," kata Anton sedikit meledek."Yah ... kamu bisa saja. Kita mau makan apa, Mas?" tanya Yuliani berharap di rumah ada bahan makanan yang bisa dimasak. Paling tidak suaminya akan mengajak Yuliani belanja."Kita makan singkong rebus saja, kebetulan aku tadi bawa dari ladang
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status