Tertipu Duda Tampan 의 모든 챕터: 챕터 41 - 챕터 50
120 챕터
41. Rileks
"Kenapa mas Anton lama sekali? Ada apa sebenarnya?" pikir Yuliani sembari melihat ke arah Anton yang masih berdiri di tempat memesan makanan.Yuliani berniat untuk menghampiri, tapi diurungkan ketika ada wanita yang menghentikannya. "Dasar wanita yang tidak tahu malu," ujar Berlian menghina.Istri pertama melihat suami dan madunya bersama ketika lewat di depan warung tersebut."Mbak Berlian? Kamu di sini juga?" cecar Yuliani basa-basi."Gak usah sok akrab deh! Aku tidak akan pernah memaafkan kamu, cuma karena kamu bersikap baik padaku." Berlian mendengus kesal."Jangan emosi dulu, Mbak. Mending duduk dulu di sini, kita makan bersama saja. Mbak Berlian pasti tidak pernah merasakan makan bersama dengan mas Anton 'kan? Aku yakin deh, setiap harinya Mbak Berlian diperlakukan seperti pembantu. Ups!" Yuliani langsung membungkam mulutnya dengan tangan kanannya."Kamu jangan sembarangan berbicara! Kamu lihat saja nanti, paling mas Anton berbuat manis di waktu awal saja. Nanti juga kamu akan
더 보기
42. Tertegun
Berlian meminta maaf kepada pelayan sebagai perwakilan dari suaminya, Anton. Sedangkan pria itu malu dan langsung menghampiri Yuliani dan Ayra."Ayo, kita pergi dari sini sekarang juga!" ajak Anton tanpa memberikan penjelasan."Kita belum makan, Mas. Kenapa harus pergi dengan cepat? Makanan yang kita pesan juga belum datang." Yuliani menuntut kejelasan karena tidak mungkin dia pulang dalam perut yang masih lapar."Justru karena pelayanannya lelet, kita gak jadi makan di sini. Lagi pula Berlian sudah berbaik hati mengajak kita makan di rumah saja. Dia yang akan memasak makanan untuk kita," jelas Anton berdusta. Kepada Yuliani pria itu tidak mungkin jujur, sebab mereka baru menikah. Sedangkan pada Berlian, pria itu sudah tidak malu lagi. Mengingat wanita yang satu itu juga ada perasaan yang sama kuat dengan cintanya karena materi saja."Coba saja mbak Berlian tidak ke warung ini, sudah pasti aku makan enak. Semua terjadi gara-gara dia. Pasti wanita itu sengaja melakukan semua untuk memb
더 보기
43. Khilaf
"Ternyata benar dugaanku dari awal, Mas. Dia hanya wanita murahan yang menjual dirinya?" tanya Berlian menebak."Hati-hati kalau bicara, Berlian. Dia bukan seperti apa yang kamu pikirkan! Semua terjadi begitu saja, aku juga melakukan semuanya karena khilaf. Bukan dengan sengaja." Anton tidak terima dengan kalimat yang dilontarkan Berlian. "Khilaf katamu, Mas? Kurasa kata itu tidak tepat untuk pria yang suka memainkan perasaan wanita sepertimu. Kamu itu cuma serakah, Mas. Tidak cukup memiliki satu wanita saja." Berlian naik pitam atas omongan Anton.Pria itu berusaha menahan amarah, sebab tidak ingin dirinya sampai bermain tangan. Mengingat Berlian bukan wanita bodoh yang bisanya cuma diam saja, pasti wanita itu nekat melakukan apa pun yang diinginkannya. Dia kembali fokus untuk memasak telur ceplok untuk Yuliani, mulai dari memasang gas. Kemudian menyalakan kompornya. Minyak goreng sudah dituangkan di atas wajan, tinggal menunggu panas dan memasukkan telur ke dalam minyak yang panas.
더 보기
44. Salah Sangka
"Ayra! Kamu di mana?" teriak Anton dan Berlian bersamaan. Mereka mencari ke teras depan karena pintu rumah telah terbuka."Kamu cari ke kanan, aku ke arah kiri. Nanti kita bertemu lagi di sini." Anton menunjuk agar mereka berpencar. Anton berteriak kencang agar Ayra ditemukan, tapi ternyata tidak ada sahutan. "Ke mana perginya kamu, Nak?" pikir Anton putus asa.Dia terus berkeliling di tempat sekitar, tapi tidak ada juga. Pun Berlian yang tidak menemukan puteri kesayangannya ada di mana."Bagaimana, Mas? Aku sudah mencari ke mana-mana, tapi tetap gak ada juga." Berlian mengeluh saat mereka bertemu di titik yang sudah ditentukan sebelumnya. "Aku juga belum menemukan Ayra. Entah di mana dia sekarang. Semua ini terjadi gara-gara kamu. Coba saja kamu gak ceroboh, sudah pasti anak kita tidak akan hilang," hardik Anton menyalahkan Berlian. Wajahnya memerah karena amarah yang tidak bisa dibendung lagi."Kamu jangan cuma bisa menyalahkan aku saja, Mas! Kita ini suami istri, sudah menjadi t
더 보기
45. Murung
Berlian pulang dengan raut wajah murung, sedangkan Anton juga memutuskan untuk pulang saat teringat akan Yuliani yang ditinggalkan seorang diri di rumah. Dia khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada istri keduanya, mengingat pria itu juga berjanji akan makan malam bersama meskipun sudah lewat waktunya."Semoga saja Yuliani tidak menungguku dan sudah tertidur pulas," gumam Anton penuh harap.Dia tidak ingin istri keduanya kurang istirahat gara-gara menunggunya, terlebih pria tampan itu tidak berpamitan saat keluar rumah untuk mencari Ayra.Sesampainya di rumah, Berlian yang masuk terlebih dulu berteriak histeris. Sehingga membuat Anton mempercepat langkah kakinya."Ada apa, Berlian? Sudah malam, jangan teriak!" cetus Anton melihat ke arah Berlian yang sedang berdiri mematung di depan pintu kamar Ayra."Coba kamu lihat, Mas!" tunjuk Berlian ke arah tempat tidur Ayra.Pria tampan sontak melihat dengan seksama ke arah tempat tidur Ayra, kebetulan lampu kamar juga menyala. Jadi, Anton meli
더 보기
46. Dibandingkan
"Bisa gak sih, kalian berdua itu tidak bertengkar, berusaha akur! Aku capek tau gak sih! Setiap hari kalian kayak Tom and Jerry saja. Apa yang kalian perebutkan, hah!" hardik Anton dengan wajah memerah."Dia duluan yang mulai, Mas." Berlian merengek agar dibela."Bukan aku, Mas. Tapi dia!" kilah Yuliani juga membela diri. Keduanya sama-sama ingin diperhatikan dan dibela sama suami mereka. "Stop! Aku gak mau mendengarkan apa pun yang kalian katakan." Anton tidak mau mendengarkan apa pun alasan yang akan diberikan para istrinya. Dia berlalu pergi dan ke arah kamar Ayra."Sayang, Ayra masih ada di kamarnya 'kan?" tanya Anton menatap wajah Yuliani."Iya, Mas. Dia ada di kamarnya." Yuliani menyahut sembari mendekat ke arah Anton. Sedangkan Berlian memilih untuk ke kamar mandi, dia harus terlihat cantik dan wangi pagi ini. Jangan sampai suaminya berpaling serta lebih mencintai istri kedua gara-gara dirinya tidak pintar merawat diri. Pria itu mulai menanyakan perihal Ayra kenapa bisa bersa
더 보기
47. Karma
Berlian pergi dari hadapan Anton dan Yuliani dengan perasaan yang semakin kacau. Dia tidak menyangka kalau suaminya secepat itu berubah padanya."Apakah semua ini adalah sebuah balasan dari apa yang pernah ku perbuat?" pikir Berlian akan masa lalu yang pernah terjadi.Wanita itu dengan tega membuat Anton berpisah dengan Wulan. Dia sengaja merebut pria tampan karena terpesona serta ingin menjadi nyonya besar atau wanita kaya. Namun, kenyataannya justru berbeda. Berlian tidak difasilitasi dengan rumah mewah seperti yang dilakukan Anton pada Wulan. Mau menyesal rasanya sudah percuma. "Maafkan aku, Wulan. Pasti kamu juga pernah merasakan sakit hati yang aku rasakan saat ini waktu aku mengambil Anton darimu." Berlian bermonolog sembari menatap wajahnya yang menyedihkan di depan cermin. Sedangkan suasana di meja makan, tidak ada obrolan antara Yuliani dan Anton selama mereka menyantap sarapan pagi ini. Hingga wanita yang tengah hamil memberanikan diri untuk berbicara terlebih dahulu."Mas
더 보기
48. Gemas
Usaha Yuliani bersembunyi ternyata sia-sia. Yang telah membuka pintu kamar rupanya suaminya sendiri. Anton hanya mengenakan handuk di bagian inti saja, dada bidangnya justru terlihat indah dan membuat mata yang melihatnya pasti terpesona. Wajahnya yang tampan dan kulit berwarna putih membuat wanita mana yang tidak tergoda olehnya.Yuliani keluar dari tempat persembunyian, tepat di samping lemari yang berhimpitan dengan tembok. "Kamu ngapain bersembunyi di sana, Sayang?" tanya Anton merasa gemas kepada istrinya yang terlihat lucu. "Aku cuma bingung, Mas." Yuliani tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada Anton. "Apa yang kamu bingungkan? Katakan padaku, Sayang." Anton mulai mendekat dan merangkul istrinya yang tengah hamil muda. "Geli, Sayang." Yuliani merasa geli saat hembusan napas Anton berada di daun telinganya. "Kamu semakin menggoda saja, Sayang. Jadi kita bisa melakukannya pagi ini?" tanya Anton yang tidak bisa menahan hasratnya."Katanya mau bekerja," tolak Yuliani den
더 보기
49. Meredam Emosi
Berlian meredam emosi karena teringat akan amanah yang Anton berikan. Dia tidak ingin menjadi wanita yang dibenci suami cuma gara-gara perlakuannya pada wanita yang kini sudah sah menjadi madunya."Kenapa diam saja?" tanya Yuliani ketus. Berlian hanya bisa mengelus dada dan berpaling pergi sembari menggendong Ayra."Apa aku gak salah lihat? Kesambet apaan tuh orang?" pikir Yuliani sembari mengernyitkan dahi. Tidak biasanya Berlian bisa meredam emosi dengan cepat seperti itu.Yuliani masuk ke dalam rumah dan memainkan game puzzle yang ada di handphonenya. Di saat asik bermain, tiba-tiba saja Berlian datang dan duduk di samping wanita yang tengah hamil tersebut."Soal pekerjaan mas Anton, aku masih penasaran. Memangnya dia kerja di mana?" tanya Berlian yang selama ini tahunya kalau Anton tidak bekerja. Hanya mengandalkan uang dari keluarganya yang kaya."Serius kamu gak tahu?" tanya Yuliani mengernyitkan dahi. Handphone yang semula ada dalam genggamannya seketika ditaruh di atas meja.
더 보기
50. Mak Lampir
Berlian sudah mencampur makanan Yuliani dengan makanan yang dipercaya bisa menggugurkan kandungan, tapi sudah diolah dengan sebaik mungkin agar wanita yang tengah hamil itu tidak tahu."Silakan dimakan," kata Berlian menuangkan makanan di atas piring Yuliani. "Terima kasih." Dalam hati wanita yang tengah hamil bergumam, "Pasti ada yang tidak beres. Kenapa tiba-tiba Mak lampir ini bisa baik? Aku gak yakin kalau dia tulus." "Kamu makan yang banyak, jangan berpikir negatif sama aku. Pasti sekarang kamu bingung 'kan? Kenapa aku bisa baik? Padahal aku melakukan semua ini karena aku mau berdamai sama kamu." Berlian berusaha menebak jalan pikiran Yuliani."Enggak kok, Mbak. Aku gak berpikir begitu," kilah Yuliani menyeringai."Bagus kalau kamu tidak negatif thinking sama aku." Berlian memberikan senyuman manis. Meskipun begitu, pantang bagi Yuliani cepat percaya. Dia harus berhati-hati dengan wanita yang sudah menjadi saingannya tersebut. Mengingat Wulan istri pertama saja bisa disingkirk
더 보기
이전
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status