Semua Bab MISTERI PIANO: Bab 11 - Bab 20
48 Bab
BAB 11. PRAKTEK MEMAINKAN PIANO
“ Kita disuruh keruang musik!”Suara ketua kelas menggema keseluruh pelosok kelas, membuat beberapa anak yang sedang bersama langsung menggerutu sebal. Termasuk, Aulia zia yang sedang asik di depan laptopnya.“ Untuk apa kita keruang musik?” Tanya Sinta sambil menghabiskan makanan yang tadi di belinya di kantin sebelum bel masuk berbunyi.“ Ada pelajaran musik hari ini. Kita akan langsung praktek bermain piano.”Mendengar pernyataan ketua kelas, beberapa anak menggerutu kesal. Sama dengan murid lain,Aulia zia mematikan laptopnya dengan gerutuan yang tidak kunjung berhenti.Aulia zia berjalan mendekati Alma zia & Sinta yang sedang menunggunya di ambang pintu kelas.Sementara, Ratna sudah melangkah terlebih dahulu bersama ketua kelas mereka.“ Kamu harus membantuku bermain piano, Kak. Sudah lama aku tidak menyentuh instrumen itu,” kata Aulia zia sambil nyengir selebar-lebarnya.Alma zia menggeleng-gelengkan kepalanya.“ Kamu memang tidak pernah bisa memainkan piano dengan benar, Aulia.
Baca selengkapnya
BAB 12. TERBUKANYA PINTU ALAM GAIB
“ Hentikan gerutuanmu itu, Aulia. Kalau boleh jujur,Gerutuanmu itu berhasil membuatku merasa lapar,” canda Alma zia.Aulia zia sempurna memberengut ketika mendengar candaan kakaknya, yang menurutnya tidak lucu. Namun, beberapa detik kemudian, Aulia zia tersenyum lebar sambil merangkul bahu kakaknya. “ Karena nilai Kakak yang paling tinggi di antara kita bertiga, Kakak harus membayar makanan yang kami pesan di kantin,” katanya riang.Mendengar itu, giliran Alma zia memberengut kesal, kemudian meninju pelan lengan adiknya. Yang ditinju hanya terbahak-bahak, sambil mengajak mereka ke kantin.“Kamu tidak ikut kami ke kantin? Kakakku akan mentraktir kita makan,” tanya Aulia zia kepada Sinta, saat menyadari gadis itu berbelok ke arah berbeda.Alma zia lagi-lagi meninju pelan lengan Aulia zia. Sinta tersenyum sekilas sambil menggelengkan kepalanya.“ Aku ingin berkeliling. Aku takut Alma zia keberatan kalau harus mentraktir kita berdua. Nikmati makan siang kalian, Aulia & Alma,” jawabnya.
Baca selengkapnya
BAB 13. ANAK INDIGO
Aulia zia membuka matanya dengan perasaan yang sama sekali tidak bisa di jelaskan. Dahinya dibanjiri keringat. Matanya membelalak ketakutan & bingung pada saat bersamaan. Sementara, Jantungnya terasa dua kali berdetak lebih kencang.“ Kamu baik-baik saja ?” Suara Alma zia. Aulia zia menoleh ke arah kakaknya yang sedang menikmati minuman dingin. Mereka sedang duduk bersandar di bawah pohon beringin yang ada di taman depan sekolah, sambil memperhatikan murid-murid lain bermain sepak bola.Sepuluh menit yang lalu, kamu bilang akan tidur sebentar. Tapi, kamu malah bangun seakan baru saja bermimpi buruk. Ada apa?”Alma zia menggelengkan kepalanya.“ Kurasa, aku memang bermimpi buruk, Kak. Tapi aku merasa sangat aneh & ketakutan dengan mimpiku sendiri. Anehnya, aku tidak sepenuhnya tidur. Aku masih bisa mendengar suara anak-anak lain di sekitarku.”“Lucid dream? Kamu tidak pernah bertingkah aneh sebelumnya kalau sedang mimpi buruk,” balas Alma zia.“ Aku tidak
Baca selengkapnya
BAB 14. DALAM BAHAYA
“ Aku harus segera pergi…”Aulia zia memutar balik langkahnya menuju area dalam sekolah.Gedung sekolah sekarang sudah sangat sepi.Zlaaashhh.Langkah kaki Aulia zia kembali terhenti di depan pintu masuk gedung sekolahnya saat dia melihat gadis yang begitu familier dalam ingatannya menangis & menjerit, sambil memegangi kedua telinga. Ada gadis lain di depannya. Ia memiliki wajah oriental sempurna sedang tersenyum penuh kemenangan. Denting piano di belakangnya, entah di mainkan siapa, terdengar seperti alunan musik kematian.Aulia zia menggelengkan kepalanya keras-keras demi menghilangkan bayangan hitam putih tadi.Namun, bayangan itu terus menghantui fikirannya.Aulia zia mencoba memantapkan hati & nyalinya untuk memasuki gedung sekolah lebih jauh lagi.Dengan penuh keteguhan, Aulia zia berlari kecil menyusuri gedung sekolah menuju ruang musik lama yang ada di lorong, dekat taman belakang. Langkah kaki Aulia zia berderap bersama ketakutannya sendiri yang berusaha di tekan, hanya Untuk
Baca selengkapnya
BAB 15. SELAMAT DARI MAUT
Setelah berada cukup jauh dari ruang musik, keadaan Aulia zia perlahan membaik. Dia terduduk di salah satu kursi yang ada di ruang loker. Pandangan matanya yang tadi memburam, mulai menjernih.Tubuhnya yang kaku perlahan bisa di gerakkan sesuai dengan keinginannya.“ Dia hampir mengambil nyawamu, kamu tahu?”Suara itu menginterupsi Aulia zia, membuatnya mendongakkan kepala & melepas headphone di kepalanya.Ronald telah berdiri sambil berkacak pinggang di depan Aulia zia. Laki-laki itu masih mengenakan jubah karatenya, & yang jelas, sekarang Ronald terlihat ingin memarahi Aulia zia.“ Kalau saja aku tidak datang menolongmu, mungkin esok hari ada berita kematian di mading sekolah,” katanya dingin.Aulia zia bersumpah, kalau saja dirinya tidak sedang lemas & ber mood jelek, pasti dirinya sudah meninju rahang Ronald untuk yang kedua kalinya. Jadi anggap saja saat ini Ronald sedang beruntung.Aku sudah pernah memperingatimu untuk tidak mendekati, mengintip, atau memasuki ruangan itu, kenap
Baca selengkapnya
BAB 16. TIDAK DAPAT DIPREDIKSI
“ Kamu datang untuk membantu….”Lagu itu berada pada nada tinggi yang sungguh menyayat telinga. Gadis cantik pemain Piano perlahan mendekat, melayang menghampiri seorang gadis dihadapannya yang bertekuk lutut. Dia menyeringai penuh kemenangan ketika jarinya yang lentik menyentuh dada gadis di hadapannya.Seakan-akan dia menyentuh jantung gadis itu lalu menghancurkannya.“ Kamu sungguh akan membantu…”“ Aaarrggghhh…!”Aulia zia terbangun mendadak saat mendengar teriakan nyaring dalam mimpinya. Harus diakui, semenjak kejadian yang menimpanya tadi sore, dia sedikit berubah menjadi aneh. Entah mengapa, Aulia zia menjadi lebih penakut & merasa tidak aman ketika berada di ruangan sepi.Sambil menyeka keringat dingin di pelipisnya,Aulia zia memaksakan diri duduk bersila di atas tempat tidur. Sekali, dia mengambil nafas untuk menenangkan fikirannya yang kacau balau. Ketika Aulia zia menenangkan diri, mendadak saja pintu kamar asrama terbuka keras hingga membuatnya terlonjak kaget.“ Kamu men
Baca selengkapnya
BAB 17. MEMBUKA TABIR MASA LALU
Alma zia merutuki dirinya yang tidak sengaja menabrak kakak kelas yang ternyata orang yang pernah bermasalah dengan adiknya, Aulia zia. Andai saja, dirinya sedang tidak melamun ketika berjalan, mungkin dia tidak akan menabrak kakak berwajah dingin itu. “ Kudengar adikmu absen hari ini.”Alis Alma zia sempurna bertaut ketika mendengar pertanyaan dari kakak kelas ber name tag Ronald itu. Dari mana Ronald Ronald tahu, Aulia zia absen sekolah hari ini.“ Dia demam,” jawab Alma zia singkat.Ronald terlihat menaikkan kedua bahunya sekilas & menatap Alma zia dengan serius.“ Namaku Ronald. Aku yang kemarin menolong adikmu di ruang musik lama, saat dia nyaris kehilangan nyawanya. Kurasa, adikmu tidak sekedar demam. Kurasa….berhubungan dengan ruangan itu.”Alis Alma zia semakin mengerut. Menyelamatkan Aulia zia di ruang musik lama…? Bagaimana ceritanya, bisa seperti itu? Lebih masuk akal kalau Ronald balas meninju Aulia zia saat keduanya bertemu.Belum juga
Baca selengkapnya
BAB 18. KE ANEHAN SINTA
Aulia zia menjambak rambutnya sebal, saat tidak menemukan ponsel miliknya di mana pun. Dia telah mencarinya sejak satu jam yang lalu. Semua tempat sudah diperiksanya. Namun benda pipih putih itu tidak di temukan di mana pun. Padahal, Aulia zia sangat membutuhkannya sekarang. Merasa putus asa karena tidak berhasil menemukan ponselnya, Aulia zia duduk di pinggiran tempat tidurnya sambil menggerutu kesal.“ Aku pulang!”Aulia zia menoleh ke arah pintu yang terbuka & menemukan Ratna masuk ke dalam kamar sambil melepaskan sepatunya. Aulia zia tidak berharap banyak untuk meminjam ponsel Ratna.“ Ponselmu! Tadi senior anggarmu yang memberikannya.”Aulia zia mendongakkan kepala saat Ratna berbicara singkat kepadanya, sambil menyodorkan benda yang sedari tadi dicari-carinya.“ Kamu….”“ Kamu meninggalkannya di lapangan depan kemarin. Sebenarnya, aku ingin memberikan ini kepada kakakmu. Tapi, tadi dia tidak ada,” potong Ratna cepat.Aulia zia mengambil ponsel dari tangan Ratna. Kemudian segera
Baca selengkapnya
BAB 19. DALAM BAHAYA 2
“ Berhenti menggerutu, Aulia. Kamu harus belajar sebelum praktek agar nilaimu tidak lagi berada di bawah.”Alma zia berkata, sambil menarik tangan adiknya. Mereka mengikuti murid yang lain untuk masuk ke dalam ruang musik.Mulut Aulia zia memang berhenti menggerutu. Tapi, hatinya tetap kesal karena melihat Ronald memasuki ruang yang sama dengan yang akan di masukinya. Bagi Aulia zia, bertemu dengan Ronald berarti sebuah perdebatan.“ Hari ini, kita akan kembali melakukan praktek Piano dengan lagu berbeda. Praktek ini juga berguna untuk menambah nilai kalian yang jelek. Tapi sebelum itu, kita akan mendengarkan salah satu senior kalian bermain Piano karena dia tidak mengikuti praktek di kelasnya minggu lalu.”Seperti dugaan awal, senior yang dimaksudkan oleh Ibu Guru adalah Ronald. Dia sedang duduk di belakang Piano sambil tersenyum sekilas kepada adik-adiknya. Aulia zia tersenyum mengejek ke arah Ronald, sedangkan Alma zia menatap Ronald datar Ronald seolah ingin mengatakan “ tunjukk
Baca selengkapnya
BAB 20. AKU MIMPI BURUKMU
Insiden lepasnya penyangga tutup grand piano, yang berakhir dengan menimpa tangan Ronald, menyebar dengan cepat. Bahkan, lebih cepat dari wabah penyakit apa pun. Dari beberapa gosip yang beredar, Ronald mengalami retak tulang pada beberapa jarinya, juga ada sebagian kecil tulang bergeser dari sendinya. Untuk beberapa saat, Ronald dipulangkan ke rumahnya yang berada di Bandung. Sementara, pelaku yang melepaskan penyangga tutup Piano, Sinta, tampak beberapa kali dipanggil ke ruang ketertiban untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.Ada beberapa hal yang membuat Aulia zia, Alma zia, & Ratna terkejut saat ini. Bayangkan saja, teman sekamar mereka, baru saja mencederai kakak kelas. Namun, tidak ada ekspresi ataupun kalimat menyesal yang keluar dari bibir Sinta sama sekali.Bahkan, menurut Ratna, Sinta seperti tidak merasa bersalah.Malam ini, Aulia zia sedang berkumpul dengan Alma zia & Ratna di kamar mereka, sedangkan Sinta menghilang entah ke mana sejak tadi sore.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status