All Chapters of AYO KAWIN KONTRAK: Chapter 11 - Chapter 20
98 Chapters
Bab 11 Tenang, Bun...
"Apa maksud lo, dengan tampil glamor dan berkelas?" tanya Sarah.Dilihatnya, baju yang dia kenakan, kaos kegombrangan, karena asal ngambil, celana jeans berwarna biru sobek-sobek, dibalut jaket parasut, berkacamata, tanpa make up, dikucir kuda, dan belum mandi."Heh! Apa karena gue belum mandi, lo ngomong seperti itu?" tanya Sarah ketus, tidak suka dengan omongan Heru. Diciumnya kiri kanan ketiaknya yang dia sendiri gak nyaman karena keringat."Hei hei! Jangan sewot! Gue gak tahu kalau lo belum mandi. Maksud gue, besok siang, gue bawa lo ke salon. Bokap gue harus bisa lihat lo tampil keren, biar dia kasih ijin nikah sama loe. Lagian, tenang aja, gue juga gak tertarik sama lo," jelas Heru."Gue juga gak tertarik sama lo," balas Sarah."Iya! Kita sama-sama tidak saling mencintai. Lo butuh gue buat berobat nyokap lo dan gue butuh loe agar gue bisa pegang perusahaan bokap gue.""Tapi ingat! Pada saat kita kawin kontrak, kita tidak bo
Read more
Bab 12 Salon Madam Gun
"Bun, mulai sekarang, Sarah mau nemenin bunda tidur disini. Sarah--""Tidur disini nggak nyaman, Sarah," sela Helena."Sarah lebih kepikiran kalau di rumah, jadi kita akan lewati ini bersama-sama yah?" Sarah bangkit dan mengecup pipi bundanya dan memeluknya. Ditarik selimutnya dan bundanya pun diselimuti. Sarah pun tidur di kursi sofa yang busanya sudah menipis.Sebelum tidur, Sarah hanya bisa berdoa, rencana besok bertemu dengan Sugandi Hadiningrat bisa membuatnya menjadi bagian keluarga Hadiningrat agar rencana pengambilalihan hotel dan rumah, berjalan lancar."Sepertinya, gue harus bisa mengambil hati ayahnya," batin Sarah sambil memejamkan mata karena capai.***"Jangan lupa hari ini, jam 3 kita akan ketemu dengan bokap gue!" Begitu pesan dari Heru pada aplikasi hijau milik Sarah."Siapa Sarah?" tanya Helena."Cuma teman ngajak belajar bareng, tapi sore, Sarah ragu apa bisa tinggalin bunda sendirian disini a
Read more
Bab 13 Gosip Tante Bella
"Heru Hadiningrat, pukul 3 sore, Mam," jawab karyawan madam Gun."Oh, yah! Gue gak nyangka kalau yang direservasi itu lo, Sar! Ternyata lo orang yang dekat sama keluarga Hadiningrat yah," cerocos madam Gun. Sarah hanya nyengir mendengar ucapan madam Gun.Selama ini, Sarah dan bundanya lebih sering dipegang oleh karyawannya dalam merawat diri, jarang dipegang langsung oleh Madam Gun karena bayarannya selangit. Sarah hanya memakai jasanya ketika perayaan sweet seventeen ketika masih SMA dulu.Sarah dibawa ke ruangan privat yang menjadi tempat kerjanya madam Gun. Sebuah ruangan dengan meja rias yang disekelilingnya dilengkapi dengan lampu. Di depannya peralatan make up, dengan kursi yang bisa diatur agar memudahkan madam Gun merias."Sarah dipegang langsung oleh madam Gun?" tanya Sarah."Iya! Heru Hadiningrat ingin gue yang pegang langsung lo, Sar! Terakhir, gue pegang lo pas sweet seventeen yah! Sekarang, udah punya pacar belum? Kan sudah l
Read more
Bab 14 Pertemuan dengan Si Pemberi Hutang
"Aku sudah siap!" ujar Sarah. Dewi yang melihatnya pun terkagum-kagum melihat Sarah, "Kakak cantik banget," ucapnya.Sarah hanya bisa nyengir memperlihatkan giginya yang putih, "Jangankan kak Dewi, aku aja kaget lihat mukaku dipegang oleh madam Gun," sanggah Sarah.Sarah dan Dewi menuju ke lobby dimana Heru sudah menunggunya dengan tidak sabar. Dia sudah berjanji dengan ayahnya untuk makan malam bersama dengan gadis yang hendak dia perkenalkan. Ini sudah lewat jam 6 sore, tapi masih saja Sarah belum keluar, padahal madam Gun sudah mengatakan sudah selesai, "Ingin gue seret Sarah untuk keluar. Apa sih yang buat lama?" gumamnya sambil bolak balik melirik ke jam tangannya yang seolah-olah cepat berlalu."Kak Heru, ini pacarnya," ucap Dewi yang mengantarkan Sarah ke hadapannya. Heru ingin memarahinya, "Dasar cewek gi--," potongnya yang kemudian terdiam, terpana dengan kecantikan Sarah, "Bahkan Kalina pun tidak secantik ... gue lu
Read more
Bab 15 Rencana Nikah
"Ayo kita makan dahulu, baru kita bicarakan lagi," ujar Sugandi menawarkan makanan yang sudah tersedia di meja makan.Sarah pun mengambil makanan dan menuangkannya pada Heru, "Apakah kurang?" tanya Sarah.Heru yang dilayani pun tersenyum, dia menyambut dengan baik apa yang dilakukan Sarah untuknya, "Cukup, Sayang," jawab Heru yang sudah terbiasa dengan ucapan sayang untuk setiap cewek yang sudah menjadi pacarnya.Tidak banyak pembicaraan pada saat mereka makan malam. Hanya suara dentingan sendok dan garpu yang ada di atas piring masing-masing.Sarah berpikir, bagaimana mungkin, tantenya, Bella, istri om Haryadi berada satu rumah dengan Heru? Sedangkan selama yang dia tahu, beberapa tahun terakhir, Bella dan om-nya selalu bertengkar hingga akhirnya tantenya itu minggat dari rumah.Madam Gun mengatakan, jika tantenya tetap rutin perawatan di salonnya. Jadi selama ini, tantenya minggat dan tinggal di tempat Heru."Akan aku selidiki, kenapa Tante Bella ada di rumah Heru," gumamnya.Makan m
Read more
Bab 16 Hari H
Sarah pun keluar dari mobil Heru sambil menenteng pakaian yang sudah diganti, "Hmm ... ini bajunya gue laundry dulu, nanti gue balikin ke madam Gun," ucap Sarah kepada Heru yang sedang berdiri tidak jauh membelakangi mobilnya.Heru pun membalikkan badannya, "Gak usah, sudah gue beli buat lo," ujarnya langsung masuk kembali ke mobilnya.Sarah terdiam hingga mobil yang dikendarai Heru menghilang dari pandangannya. Sarah pun masuk ke dalam rumah sakit yang sudah tidak terlalu ramai ketika siang hari.Sesampainya di kamar rawat bundanya, Sarah membuka pintunya dengan perlahan agar tidak membuat bundanya terbangun.Diletakkannya semua barang miliknya di bawah kursi sofa yang sudah tipis busanya dan merebahkan badannya.Baru saja matanya hendak terpejam, ponselnya bergetar karena notifikasi yang masuk."Besok, jam 10, siapkan semua dokumen, kita ke catatan sipil," perintah Heru."Oke," balas Sarah.Sarah merenung, besok adalah hari pernikahan dirinya dengan Heru secara kontrak. Itu artinya,
Read more
Bab 17 Terlambat
"Santai aja, kak Sarah," ucap Dewi dengan tersenyum melihat Sarah yang panik mengambil barang-barangnya, lalu melesat lari ke mobil yang sedang di parkir."Hati-hati, kak!" teriak Dewi.Sarah membuka kaca mobilnya, melambaikan tangannya dan mengklakson tanda dia pergi.Jalanan tidak terlalu macet, mungkin karena bukan waktunya jam kerja. Namun, hari ini adalah hari Sabtu, banyak pula yang berlibur."Duh ... lampu merah lagi, lampu merah lagi," gerutu Sarah melihat dia terhambat karena lampu merah."Biasanya kalau sudah kena lampu merah, berikut-berikutnya lampu merah terus nih!" ucapnya dengan sebal.Dilihat jamnya sudah pukul 10.05, Sarah mulai mengklakson mobil-mobil yang berjalan lambat di depannya agar lebih cepat.Kantor catatan sipil sudah terlihat dari tempatnya berkendara, tapi Sarah merasakan ada hal aneh pada bannya, "Kenapa lagi nih mobil?" tanyanya.Dengan perlahan, Sarah melajukan mobilnya ke pinggi
Read more
Bab 18 Mogok
Heru berada di dalam mobil bersama Sarah, "Minta nomor rekening lo," ucap Heru."Hah? Buat apaan?" tanya Sarah."Buat mahar," jawab ketus Heru."Oh ya ya ...," Sarah menyebutkan nomor rekeningnya dan Heru menuliskan jumlah nominal yang harus dia kirimkan ke Sarah.Heru mengambil dokumen di jok mobil belakang, dan menyerahkannya kepada Sarah, "Ini kontrak perjanjian kita, simpan dan jangan sampai ada yang tahu," ucapnya.Sarah membuka dan membacanya sekali lagi, kalau-kalau ada perubahan yang tidak dia ketahui.Setelah semuanya sama, Sarah masukan dokumennya ke dalam tas ranselnya."Oke! Terima kasih. Hmm ... gue ada permintaan," pinta Sarah."Apa?""Besok, nyokap gue di operasi, jadi hari ini gue mau nemenin nyokap gue dulu," papar Sarah."Oke.""Oke? Gitu aja?" tanya Sarah heran."Trus gue mesti gimana? Lo sendiri yang bilang, masing-masing kita punya kehidupan sendiri-sendir
Read more
Bab 19 Pindah
"Dibawa kemana ini, Neng?" tanya Daman."Ke kamarnya Aden Heru atuh, Mang," balas Sarah dengan logat sunda."Aih, masa suami sendiri manggilnya Aden? Panggil yayang atawa bebeb," celotehnya.Daman membawa beberapa dus dan koper sekaligus dan masuk ke dalam rumah menuju kamar Heru. Sarah membawa 2 koper kemudian menutup mobil dan mengikuti Daman.Baru saja Sarah masuk ke rumah, lengan Sarah ditarik oleh Bella."Aw!" pekik Sarah."Stt ... diamlah!" Ujar Bella sambil menaruh telunjuk pada bibirnya."Bagaimana kau bisa masuk ke rumah ini?!" tanya Bella."Apakah tante sudah lupa? Kalau aku menikah dengan Heru?" bisik Sarah."Bukan itu maksudku!! Bagaimana bisa kau masuk dalam lingkaran keluarga Hadiningrat!!" bisiknya dengan mata melotot sambil mencengkram lengan Sarah.Sarah menatap Bella dengan mata yang tajam, "Seharusnya, Sarah yang tanya sama tante. Kenapa tante minggat dari rumah Om Haryadi dan berada di rumah Heru?""Sarah!!" panggil Heru dari lantai 2.Obrolan Sarah dan Bella terhen
Read more
Bab 20 Pergi di Malam Pengantin
Taman ini biasa dipakai untuk barbeque bersama, atau acara outdoor, tapi kali ini disetting berbeda. Para pembantu Sugandi sudah menata taman ini dengan meja-meja yang ditata dengan snack, minuman, makanan berat, buah, layaknya seperti pesta kebun."Untuk pernikahan kalian yang terlalu mendadak, aku hanya bisa buatkan acara makan bersama, aku harap kau dapat menikmatinya, sekaligus ucapan selamat datang untuk kau masuk ke dalam rumah ini," ucap Sugandi.Sarah menatap taman ini yang ditata dengan cantik. Dia tahu walaupun pernikahannya termasuk cepat, tapi karena kekayaan Sugandi, dia bisa menyulap taman rumah menjadi pesta kebun yang diperuntukkan untuk dirinya."Terima kasih, om--.""Jangan ... jangan panggil om, panggil Daddy. Daddy harap, kau orang yang bisa merubah sifat kekanak-kanakan Heru," ucapnya dengan tatapan mata tajam kepada Heru.Heru hanya berdiam, tidak mengambil pusing apa yang dikatakan Sugandi."Setelah kalian
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status