All Chapters of Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku: Chapter 11 - Chapter 20
31 Chapters
Maria Datang Mengacau
Maria melirik Alana dengan senyum licik tersungging di bibirnya. Sayangnya wanita itu begitu pandai menyembunyikan senyuman dibalik tangisnya yang dibuat-buat itu. Sepertinya kali ini Maria memang sengaja memancing keributan. Entah apa motif wanita yang mengaku istri kedua Ronald tersebut. "Kak Lana, salahkah aku melihat jenazah suamiku untuk terakhir kalinya?" isak Maria sungguh tak tahu malu. Ya wanita itu memang sungguh ingin menarik perhatian semua orang hingga membuat Alana geram. Sikapnya seperti ingin membuat Alana semakin menderita. "Siapa dia, Bu Ronald? Apakah masih saudara Pak Ronald?" "Sepertinya bukan, aku tidak pernah melihatnya muncul di rumah ini." "Sepertinya bukan model wanita berkelas. Lihat saja tingkahnya begitu memalukan!" "Suami, dia bilang suami terhadap Pak Ronald. Apa mungkin dia adalah ...!" Orang- orang mulai berbisik sumbang. Para pelayat telah mempertanyakan keberadaan Maria. Siapa dia dan untuk apa wanita itu berada di sana? "Suruh saja dia masuk
Read more
Pemakaman Penuh Drama
Alana lalu undur diri dari kerumunan ibu-ibu. Wanita itu memisahkan diri agar bisa mengangkat telepon dengan tenang. Suara-suara gaduh para pelayat juga pastinya membuat alamat tidak bisa mendengarnya dengan jelas obrolan si penelepon. "Halo, selamat sore," sapa Alana ketika ia pertama kali mengangkat telepon. Tidak ada nama tertera di layar handphonenya. Hanya sebuah nomor baru yang entah siapa pemiliknya. "Dengan Ibu Alana? Apa benar ibu pemilik mobil dengan nomor polisi B xxx LS?" tanya seseorang di seberang sana. "Iya, betul. Itu mobil saya, Pak," jawab Alana yang hafal nomor polisi mobilnya. "Kami dari kepolisian, Bu," ujar si penelepon. Deg! Detak jantung Alana serasa mencelos saat mendengar yang menghubunginya adalah dari petugas kepolisian. Tidak mungkin tidak ada masalah jika petugas kepolisian meneleponnya. "I-iya, Pak. Ada apa?" tanya Alana terbata-bata. "Ibu kenal dengan saudara Rahman Aditya?" tanya suara di sana. "Itu sopir saya, Pak. Ada apa ya?" tanya Alana mul
Read more
Misteri Menghilangnya Rahman
Susah payah tiga orang itu membuat Maria akhirnya mau menunggu dalam mobil saja. Dua orang body guard Om Prasodjo yang tersisa nampak berjaga di sekitar mobil sementara asisten rumah tangga Alana duduk di samping Maria untuk menenangkan dan menahan perempuan itu agar tidak mengacau. "Kalian ini, begitu kejam terhadapku! Apa kalian tidak tahu aku ini siapa?" bentak Maria dengan mata berlinang tangis duka palsu untuk Ronald. "Nona, jangan bertindak berlebihan. Nyonya Alana sudah sangat berbaik hati dengan mau menerima Nyonya di rumah kami," nasihat sang asisten rumah tangga Alana pada Maria.Maria memandang wanita paruh baya itu tidak suka. Ada sesuatu dalam diri Maria yang mengatakan bahwa wanita itu adalah penghlang untuk menjalankan rencananya."Nona tahu siapa Nyonya Alana? Nyonya adalah putri salah satu jendral TNI bintang dua di negara ini. Jadi Nona sebaiknya berhati-hati. Nyonya Alana itu memang terlihat tenang dan tidak banyak bicara. Tet
Read more
Membuntuti Mobil Maria
Kemarin saat mendapatkan laporan dari sang asisten rumah tangga, Alana merasa apa yang diceritakan Maria pada sang asisten rumah tangganya tersebut adalah sebuah rekayasa. Maria seperti bukan model perempuan kaya dengan harta melimpah dan status sosial yang hebat. Cerita Maria pada sang asisten rumah tangga bahkan menunjukkan bahwa wanita itu tidak terdidik dengan baik dan hidup dari belas kasihan pria-pria kaya.Jadi Alana semakin merasa penasaran saat melihat Maria memasuki mobil sedan hitam keluaran terbaru dengan dijemput sopir tersebut. Din! Suara klakson mobil terdengar. Seorang beratribut taksi online sebuah aplikasi itu segera menyapanya. "Bu Alana? Saya pengemudi taksi online yang Ibu pesan. Silahkan," jelas pria itu membukakan kunci mobilnya.Alana segera masuk ke dalam mobil dan mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu. "Pak saya minta tolong untuk mengikuti mobil hitam di depan tersebut. Saya bayar Bapak de
Read more
Surat Wasiat Ronald
"Pak Pengacara bilang, Nona Maria juga harus ikut dalam pembacaan surat wasiat Tuan Ronald, Nyonya," jawab sang asisten rumah tangga takut-takut.Alana menghela napas maklum. Meskipun seluruh dirinya menolak, tetapi ia tidak bisa mengambil tindakan. Sang pengacara tentu punya alasan kenapa Maria harus ikut hadir dalam pembacaan surat warisan. "Tidak apa-apa, Bik. Memang inilah yang harus kita hadapi," ujar Alana terlihat lesu.***Pengacara keluarga datang tepat pukul delapan malam. Alana sudah siap bersama Om Prasodjo untuk mendengarkan apa isi surat warisan Ronald. Bersama mereka juga ada Paris dan Milan yang duduk di samping Alana."Baiklah, kita bacakan saja isi surat warisan Pak Ronald ya. Ini terkait dengan perusahaan dan hak waris beberapa asetnya," ujar pengacara keluarga tersebut. "Tunggu, saya belum datang kenapa sudah mau di mulai" tegas Maria yang menyeruak masuk dari ruang tamu."Mami dia siapa?" tanya Milan dan Paris bersamaan."Kenalkan, tante adalah--""Dia kenalan P
Read more
Kehamilan Maria
Alana melirik Om Prasodjo dengan pandangan mata cemas. Ia terlihat sangat tidak nyaman dengan apa yang ditunjukkan Maria saat itu. Alana takut Maria jauh lebih berbahaya dibanding yang pernah ia bayangkan."Ibu periksa di dokter kandungan mana? Apa bisa saya minta nomornya?" tanya pengacara Ronald. Pria itu terlihat sangat serius menanyai Maria.Maria lalu mengeluarkan handphone ya dan mulai menelepon seseorang."Halo, Dok. Saya Bu Maria yang dua minggu lalu memeriksakan kehamilan saya pada Dokter. Ini ada pengacara suami saya ingin bicara," ujar Maria sambil kemudian memberikan ponselnya pada pengacaranya Ronald."Ya, Dok. Saya pengacara Pak Ronald. Ini pasien Dokter apa benar pernah periksa ke tempat anda dan saat ini sedang hamil?" tanya pengacara Ronald.Dokter yang berada dalam panggilan telepon itu mengaku dan sempat bercerita bahwa Maria memang betul datang dengan Ronald ke tempatnya beberapa minggu yang lalu. Sang dokter juga meng
Read more
Kesedihan Anak-anak
"Hei, Maria! Apa boleh aku meminta kunci apartemen yang disewakan Mas Ronald untukmu?" tanya Alana pada Maria. "Pinjam kunci apartemen, untuk apa, Kak Lana?" sahut Maria penasaran.Ada segurat mimik waspada di wajah Maria saat Alana menyangkut soal apartemen tempat tinggalnya yang lama. Sebuah tempat yang diakui Maria disewakan Ronald untuknya."Aku ingin melihat apartemen lamamu. Aku ingin tahu sebaik apa fasilitas yang Ronald berikan padamu di belakang aku," jawab Alana sedikit menyindir."Jangan, Kak Lana. Tempat itu sekarang sangat berantakan. Aku tak enak jika--""Berikan kuncinya padaku!" desak Alana sedikit memaksa. "Besok saja kita datang ke sana bersama. Toh aku juga masih perlu ambil beberapa barang yang masih tertinggal di sana," sahut Maria sangat cerdas mengelak. Sikap Maria itu membuat Alana merasa gemas. Bisa saja wanita licik itu mengelak. Namun karena malam sudah larut dan ia masih punya kewajiban unt
Read more
Om Prasodjo Pingsan Mendadak
Sambil menyesap teh hangat di tangannya. Maria terlihat santai perhatikan kekacauan yang terjadi antara Alana, Paris dan Milan. Sang wanita yang mengaku istri kedua Ronald tersebut lalu mengirim pesan pada seseorang dengan ponselnya.[Siapkan apartemen yang kumaksud. Besok aku dan Alana akan pergi ke sana. Jangan sampai ada yang janggal di sana. Ingat, Alana adalah orang yang sangat detail. Jadi pastikan tidak ada kejanggalan sedikitpun!]Setelah mengirim pesan pada entah siapa di luar sana, Maria lalu berjalan perlahan menuju ranjang queen size yang baru saja disiapkan para asisten rumah tangga itu untuknya. Wanita itu membiarkan sisa tehnya di gelas yang masih tersisa begitu saja. Maria lalu bergerak santai menuju ranjang dan meraih kopor di sampingnya. Wanita itu lalu membuka kopor dan mulai berganti pakaian tidur. Sepertinya Maria akan tidur nyenyak malam ini karena sebuah pencapaian besarnya. Alana akhirnya mau menerima Maria tinggal bersama mereka di rumah ini. "Selangkah lagi
Read more
Situasi Genting Di Rumah Sakit
"Keluarga Pak Prasodjo!" panggil suster yang berjaga di ruang IGD.Alana dan Tante Anjani segera maju."Pak Prasodjo harus segera dirawat di ICU. Kondisinya kritis dan perawatannya membutuhkan alat penunjang. Kami akan membawanya ke ICU, jadi pihak keluarga mohon untuk segera mengurus administrasinya," ujar perawat tersebut memberi tahu."Lakukan yang terbaik, Sus. Berikan perawatan yang optimal untuk Pak Prasodjo," pinta Alana cemas. "Baik, Bu," sahut perawat yang menangani. "Suami saya kenapa, Suster?" tanya Tante Anjani cemas."Nanti setelah semua tindakan akan dijelaskan oleh dokter ya, Bu," jawab perawat tersebut. Tante Anjani kembali berlinang air mata. Wanita itu terlihat cemas dengan kondisi suaminya. "Biar Lana saja yang urus administrasinya, Tante. Tante tunggu di sini aja ya," ujar Alana sembari beranjak menuju bagian administrasi rumah sakit. Tante Anjani hanya mengangguk dan membiarkan
Read more
Maria yang Meresahkan
"Lana, suamiku sempat bilang. Malam itu sebelum Ronald terbunuh, suamiku terlihat sangat cemas. Ia seperti sedang ketakutan menunggu sesuatu," jelas Tante Anjani membuat kuduk alana meremang. Bahkan Om Prasojo sendiri belum mengatakan apa-apa tentang hal ini. Alana memang sangat penasaran apa yang sebenarnya terjadi malam itu."Apa Tante tahu apa yang terjadi?" tanya Alana lagi. "Mas Pras bilang, siangnya suamimu bilang untuk menitipkan dirimu pada Mas Pras. Dia juga berpesan pada suamiku untuk terus mendampingi dan menjagamu. Mas Pras sempat bertanya ada apa? Tetapi katanya Ronald bersikap sangat aneh," cerita Tante Anjani pada Alana. Alana terkejut mendengar cerita Tante Anjani tersebut. Ronald sebelum kematiannya terkesan sudah tahu akan terjadi hal buruk terhadap dirinya."Apakah Mas Ronald tahu sesuatu?" tanya Alana lagi."Entahlah, Lana. Tapi kulihat gelagat suamimu memang sangat aneh. Seminggu sebelum kematiannya aku se
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status