All Chapters of Pembalasan Sang Pewaris: Chapter 31 - Chapter 40
62 Chapters
31. Si Waiters-Regan Remayang
Elektra tenang mendengarkan suara pria di seberang panggilan, walaupun dia mengerutkan alisnya mendengar penjelasan dari pria di seberang sana. “Ah, begitu. Okay, it’s okay,” ucap Elektra. Kemudian panggilan itu mati. Beberapa detik kemudian sebuah pesan masuk. “Nona. Pria itu membatalkan janji untuk mentraktir Anda,” ucap Magno saat menerima notifikasi pemberitahuan. “Ya. Dia tidak bisa mentraktirku sekarang!” “Oh. Apa dia bilang alasannya?” “Tidak. Dia hanya bilang akan menghubungiku!” “Kenapa menerima ajakannya? Biasanya Anda akan menolaknya—“ Magno tidak melanjutkan kalimatnya. “Aku lupa memberitahumu karena sibuk dengan keluarga Matthias. Klien ingin bertemu di swiss,” seru Magno. “Aku sudah menjadwalkan penerbanganmu malam ini.” “Kenapa sangat mendadak?” bentak Elektra melihat arloginya. “Aku lupa memberitahumu, bukan mendadak.” “Cih. Bilang saja kau ingin dipecat.” “Anda tidak bisa memecat
Read more
32. Bertemu Regan di Swiss
“Magno, apa kamu sudah cek email dariku?” tanya Elektra kepada Magno yang saat itu masuk ke ruangan kerjanya.Magno terlihat sempat berpikir sebentar karena ada banyak sekali email yang dikirimkan oleh Bosnya itu. “Hmm, yang mana ya?” tanya Magno saat dia tak mengingat email mana yang dimaksud oleh Elektra.“Aku forward email calon client dari Swiss. Aku tidak ingin pergi!”“Nona. Anda tidak biasanya seperti ini.”“Menurutmu aku harus terima walaupun aku tidak ingin pergi?” tanya Elektra.“Ya. Anda harus pergi, dia sudah beberapa kali menjadwalkan pertemuan dengan Anda, Nona. Jika menolak lagi—“ Perkataan Magno terhenti, pria itu duduk di kursi depan Elektra. Lelaki itu kemudian membuka iPad-nya dan mempelajari profil dari si pengirim email.“Perasaanku mengatakan aku tidak harus pergi ke sana,” ucap Elektra. “Kau tahu ‘kan, jika aku punya perasaan aneh, akan terjadi sesuatu.”Magno yang tengah menatap layar iPad menganggukan kepala.“Nona. Itu perasaan Anda saja. Lagipula, tampaknya
Read more
33. Tujuan Iseltwald
Elektra masih terus terdiam dia belum juga menjawab tawaran dari Regan. Elektra memandang ke sekelilingnya. Suasana sudah semakin senja, tempat tujuannya juga masih jauh sementara tidak ada kendaraan umum yang lewat lewat situ. Regan kembali bertanya. "Bagaimana? Ikut saya saja? Saya antarkan sampai tujuan. Tenang saja saya sudah beberapa hari di tempat ini jadi saya sudah tahu jalan," kata dia. Elektra tersenyum tipis pemuda di depannya ini baru beberapa hari di Swiss tapi dia sangat percaya diri. Walaupun enggan mendapatkan bantuan, Elektra akhirnya menerima bantuan dari Regan, daripada dia tidak juga sampai ke tempat tujuannya. "Oke, baiklah. Aku terima tawaranmu, tolong antarkan aku ke tempat tujuanku." "With my pleasure," jawab Regan sambil dia mempersilahkan Elektra untuk masuk ke mobilnya. Elektra melangkah ke arah mobil. Buru-buru rekan berjalan cepat dan membukakan pintu mobil. "Terima kasih," kata Elektra sambil naik. Regan kemudian memutar ke depan mobil dan dia masuk
Read more
34. Pria Pengganggu
Elektra dan Regan baru tiba di penginapan saat matahari hampir terbenam. Hotel yang mereka tujuh bergaya bangunan klasik Eropa. Arsitekturnya yang unik dan indah membuat Regan bercak kagum.Dia spontan mengeluarkan ponsel dari sakunya kemudian mengabadikan bagian-bagian Hotel itu yang menurutnya estetik. Regan bahkan sempat meminta Elektra untuk mengambil fotonya. Namun, Elektra tidak mau ketiga dia diajak berfoto olehnya. Tadinya Regan ingin memaksanya tetapi dia sungkan karena Elektra sudah menunjukkan wajah kelelahan.Elektra segera menuju ke meja resepsionis dan dia menunjukkan bukti reservasi online-nya. Begitu pula dengan Regan, karena semula dia tidak berencana menginap di tempat itu dia akhirnya memesan kamar yang baru.Regan tadinya ragu-ragu mau menginap di tempat itu karena pasti mahal sekali, tetapi sebagai balasan karena sudah menolong Elektra, Elektra yang membayar semua biaya akomodasinya. “Elektra, aku tak mau merepotkanmu,” kata Regan yang tidak enak. Elektra mengge
Read more
35. Mulai Mencurigai Klien
Namun, tidak seperti yang dijanjikan oleh Regan sebelumnya. Saat mereka sudah selesai makan malam, Regan memutuskan untuk menuju ke pusat kota yang lebih ramai. Dia ingin menikmati suasana malam di tempat itu.Malam di Swiss sungguh berbeda dengan di negara Indonesia. Walaupun saat itu sudah lewat dari jam 09.00 malam tetapi langit masih kelihatan terang, tidak gelap dan juga masih banyak orang yang melakukan aktivitas di luar rumahnya.“Elektra, bagaimana kalau kita ke pusat kota, sebentar saja?” tanya Regan. Pemuda itu masih sangat bersemangat seolah energinya belum juga berkurang sedikit pun, malah bertambah karena dia baru saja menghabiskan sekotak pizza meaty.Elektra tidak terkejut mendengarnya. Dia paham, sebagai pelancong orang seperti Regan akan selalu penasaran dengan keadaan di sekitarnya dan tak ingin menyia-nyiakan waktu kunjungannya. Tetapi, Elektra cukup lelah karena itu dia memilih untuk pulang sendiri ke penginapan. “Kalau kamu mau terus berjalan-jalan dan menikmati
Read more
36. Kencan Atau Traveling?
Seharian, Regan mengajak Elektra pergi ke Lake dan Grandhotel Giessbach. Tempat itu menyajikan panorama alam yang sangat indah.Lake Brienz adalah sebuah danau besar di wilayah Bernese Oberland. Lokasinya "bersebelahan" dengan Danau Thun, dan di antara kedua danau ini, terdapat kota kecil yang terkenal bernama Interlaken.Pemandangan dua danau yang mengapit sebuah kota kecil di tengahnya itu terlihat sangat indah. Danau terlihat tenang, airnya jernih dan berwarna biru. Tentu saja bersih. Tidak ada sampah yang mengotori permukaannya.Di tepian danau berjajar perahu-perahu yang siap mengantarkan wisatawan untuk mengelilingi danau itu.“Apa kamu mau naik perahu itu?” tanya pada Regan pada Elektra. Dia berpikir Elektra yang belum pernah ke tempat itu akan sangat berkesan kalau bisa melihat danau dari dekat.“Tidak.”“Ayolah. Pasti seru jika naik perahu itu,” regek Regan seperti anak kecil, mau tidak mau Elektra pun mengikuti kemauan pria itu.Regan begitu antusias naik ke atas perahu. Dia
Read more
37. Klien Berbahaya
Keesokan harinya, Regan kembali mengajak Elektra pergi ke Panoramabrücke Sigriswil, dan Kleine Scheidegg tetapi Elektra menolak. Dia mengatakan harus bertemu dengan kliennya di Kleine Scheidegg. “Tidak bisa. Aku harus bertemu dengan klienku.”“Di mana kamu mau bertemu dengan klien-mu?” tanya Rega.Elektra tidak menjawab pertanyaan Regan. Pria itu pasti akan memaksa akan mengantrakannya jika tahu di mana dia pergi. Dia hanya ingin focus pada beberapa hal sebelum membahasnya dengan klien.Regan pergi terlebih dahulu, setelah memastikan pria itu pergi barulah dia berangkat. Saat berangkat ponsel Elektra berdering sebentar.“Nona, hati-hati.” Hanya itu pesan yang masuk dari Magno tapi Elektra tidak punya waktu untuk menghubungi Magno kembali.Elektra meringis saat tiba karena bertemu dengan Regan. Tujuan Elektra adalah Kleine Scheidegg.“Elektra? Apa yang kau lakukan di sini?” pekik Regan yang melihatnya, pria itu melangkah mendatanginya.“Menemui klien!” jawab Elektra sakadarnya.“Kenap
Read more
38. Dalam Bahaya
“Kenapa terkejut begitu?” tanya Elektra yang melihat raut wajah Regan tidak percaya. “Alasan dia meminta bertemu di Swiss karena tempat ini adalah persembunyiannya. Aku mengatakan kau asistenku untuk menyelamatkan nyawamu.”Mendengar penjelasan Elektra membuat Regan mengelus dadanya, dia tidak tahu menempel pada Elektra akan membahayakan dirinya.“Bukankah—““Pengacara membela orang tidak bersalah? Cih. Kau polos sekali, kau pikir pengacara hanya melakukan hal mulia seperti itu?”Regan tidak lagi bertanya, dia masih shock, bahkan kakinya hanya mengikuti Elektra. Dia ingat jika pria itu berbahaya, membuatnya semakin menempel. Melihat tingkah Regan, Elektra menghela napas kasar.“Mereka tidak akan membunuhmu. Kau pikir itu akan terjadi, jika mereka bertemu aku di sini? Setidaknya kau selamat,” seru Elektra membuat rongga dada Regan sedikit lega walaupun sedikit takut. “Sebaiknya kita kembali ke penginapan!”Saat kembali ke penginapan, Elektra merasakan ada yang berbeda di tempat itu. Di
Read more
39. Serangan Tengah Malam
Di dalam kamarnya, Elektra berpura-pura untuk tidur walau dia menyadari hal yang buruk mungkin akan terjadi. Meski begitu Elektra masih berupaya bersikap tenang. Dia sudah terbiasa dengan hal seperti itu. Elektra lalu berjalan ke arah koper yang di bawanya. Dibukanya pelan koper besar itu dengan kode khusus. Ternyata di dalam kopernya Elektra masih menyimpan kotak penyimpanan lain dan juga kotak itu dilengkapi dengan kode khusus untuk membukanya. Elektra tampak sangat hafal dengan semua barang miliknya. Tangannya cekatan membuka kotak kecil di dalam kopernya. Elektra tersenyum kecil saat dia melihat pistolnya aman di sana.Diambilnya senjata Baretta mungil miliknya. Elektra memang membawa pistol yang kecil tapi jangan diragukan kemampuannya. Pistol sekecil itu bisa membunuh dan melakukan pertempuran jarak dekat dan terbukti sangat efektif.“Untung saja aku tidak melupakannya,” ucap Elektra membatin.Elektra lantas menyelipkan pistol itu ke balik bajunya. Dia lalu membawa beberapa pi
Read more
40. Bersembunyi
Elektra semakin panik saat suara ketukan pintu itu semakin kencang diiringi oleh suara pria yang sangat ia kenal. Ia memaksa otaknya agar berpikir keras untuk mencari tempat persembunyian untuk mereka dan berusaha menyembunyikan jasad-jasad yang telah ia bereskan."Di mana aku harus menyembunyikan mereka?""Ya Tuhan, tolong bantu aku." Elektra menggigit kukunya yang sedikit panjang. Mulutnya tak henti-hentinya bergumam dan bertanya kepada dirinya sendiri dengan nada pelan.Elektra mengedarkan pandangannya. Mencari tempat teraman agar Regan tidak pernah akan tahu semua yang telah ia lakukan. Ia tak akan yakin jika Regan tidak terkejut jika melihat mayat yang tergeletak tak bernyawa di atas lantai dingin itu.Mata Elektra berhenti menatap sekelilingnya saat melihat lemari besar yang berada di samping tempat tidurnya. Ia mencoba mengimbang-nimbang idenya kali ini."Apakah dibalik lemari besar itu aku bisa menyembunyikan mereka?"Elektra berlari kecil menghampiri lemari besar yang ada di
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status