All Chapters of Pembalasan Sang Pewaris: Chapter 51 - Chapter 60
62 Chapters
51. Kembali (untuk) Menetap?
Sepanjang jalan Elektra menggerutu mengenai apa yang dikatakan oleh Ankara.“Menyebalkan sekali! Berani sekali dia mengatakan jika memiliki hak atas diriku,” gerutu Elektra dalam mobil.Magno yang sejak tadi membawa mobil melirik ke arah Elektra. “Kita akan ke mana, Nona?” tanya Magno karena sejak tadi Elektra tidak mengatakan mereka harus pergi ke mana, wanita itu hanya mengatakan jalan dan berkelilingi.“Apa kau membawa pasporku?” tanya Elektra.“Ya. Aku selalu membawa paspormu kemanapun kita pergi,” jawab Magno.“Jika seperti itu, kita ke Indonesia sekarang juga,” titah Elektra membuat Magno terkejut.“Sekarang? Kenapa harus sekarang? Ini sangat mendadak. Aku belum mempersiapkan segala hal yang akan kita bawa ke Indonesia,” komentar Magno.“Memangnya kita harus mempersiapkan apa? Kita bisa membelinya saat di sana. Aku tidak ingin bertemu dengan Ayah saat ini.”Walaupun Magno, tidak ingin pergi tetapi dia harus mengikuti apa yang dikatakan Elektra, ia pun segera memutar mobil menuju
Read more
52. Darimana Gosip Itu Kalian Dengar?
Elektra yang baru saja mendarat di bandara Internasional Soekarno Hatta segera menuju ke firma hukum tanpa memberitahu siapapun.“Nona, Anda yakin kita langsung ke kantor?” Magno sedikit ragu dengan keputusan Elektra.“Ya.”“Tapi kita baru sampai, apa tidak—”“Magno.”Satu kata itu membuat Magno terdiam. “Baik, kita akan ke kantor.”Elektra mengikuti langkah kaki Magno menuju basement airport di mana asistennya itu menyimpan mobil. Saat masuk di dalam mobil, Elektra tiba-tiba meneteskan air mata mengingat kejadian tujuh tahun lalu.“N-nona, Anda tidak apa-apa?”“Tidak apa-apa, Magno. Aku hanya sesuatu yang terlalu lalu. Terima kasih sudah menjadi temanku, dan selalu di sisiku.” Elektra menghapus air mata.Magno terdiam, dia terpaku. Elektra baru saja berterima kasih padanya? Dia tidak salah dengar ‘kan?“Kenapa de
Read more
53. Keluarga Itu Membuat Elektra Menderita?
Kepala menunduk, serta bibir yang tengah bergetar, keduanya saling berpegangan satu sama lain. Mereka tidak tahu jika Elektra mengerti apa yang dibicarakan.“Dari mana gosip itu kalian dengar?” tanya Elektra dengan tatapan dingin pada dua wanita yang baru saja menggosip tentangnya.“I-itu–”Kedua wanita itu saling melemparkan masalah, tidak ada yang berani menjawab pertanyaan Elektra.“Jawab!” tegas Magno membuat dua wanita itu menjadi ketakutan. “Dari mana kalian mendengar gosip jika Nona, pernah hamil?” Magno mengintrogasi kedua wanita itu. “Apa kalian hanya akan diam?” Sekali lagi Magno bertanya tetapi pria itu malah membuat keduanya semakin ketakutan.Direktur tidak tahu harus berbuat apa, hanya bisa memberikan isyarat agar dua wanita itu meminta maaf.“Cepat jawab dari mana kalian mendengar gosip tentang Nona Elektra.”“S-saya minta maaf,” u
Read more
54. Pria Ekstrovert Vs Wanita Introvert
Elektra lagi-lagi terbangun melihat ruangan yang berbeda. Ruang kamar dengan cat berwarna abu. “Sial. Kenapa aku tidak sadar jika dia menggendongku pulang,” gerutu Elektra sambil mengacak rambut. Setelah merasa nyawanya terkumpul, Elektra turun dari tempat tidur, dia mencari keberadaan Magno tetapi tidak menemukan pria itu di manapun. Namun, sarapan pagi berada di atas meja membuatnya segera menyantapnya. “Ke mana perginya, dia? Bukankah ini masih pagi?” tanya Elektra sambil mencari letak jam, dia ingin tahu saat ini pukul berapa. Namun saat dia melihat jam, begitu terkejut dirinya. “Astaga. Apa aku tidur selama itu?” tanya Elektra. Jam telah menunjukan pukul 3 sore. Sesaat Elektra terdiam. “Makanannya masih hangat, apa dia pulang dan membuatkanku makanan?” Elektra tersadar mengenai hal itu. Setelah menyelesaikan makannya, Elektra bergegas membersihkan diri. Di dalam kamar tersedia pakaian ganti untuknya. “Dia selalu tahu, fash
Read more
55. Elektra Menghindar
Kamar yang tertata rapi, deretan buku-buku hukum ada di dalam membuat kamar tersebut sesuai dengan pemilik kamar. Sederhana tapi sangat bersih."Bangun, Regan. Katamu ada acara hari ini?" Seorang wanita berkata lembut setelah membuka korden jendela kamar putranya."Iya, Ma," jawab laki-laki itu seraya berkedip cepat.Dia ingat sekali jika hari ini akan ada interview bagi orang-orang yang sudah mendaftar di Firma Hukum Lyosha.  Seketika Regan bangun dengan penuh semangat dan ingin segera diwawancarai, sekaligus berharap bisa bertemu pengacara cantik lagi di sana."Aku mandi dulu ya, Ma," pamit Regan."Iya, Sayang," sahutnya.Begitu Regan masuk kamar mandi, wanita paruh baya itu langsung membereskan tempat tidur sang putra. Kemudian—menyiapkan sarapan dan melakukan aktivitas yang lain.Berhubung sudah hampir terlambat, Regan mempercepat proses mandinya dan segera memakai baju se-rapi mungkin. Dia berdiri di depan cer
Read more
56. Tarik Ulur dengan Arsen
"Hai, tu— tunggu." Regan mencoba menahan Elektra agar tidak pergi. Sayangnya, wanita itu tidak ingin bicara dan langsung mengemudikan mobilnya meninggalkan Regan."Ah, sial!" umpat Regan karena lagi-lagi dia gagal mengajak Elektra bicara. “Padahal dia ingin mentraktirnya.”Dia pun memilih pergi dari Firma Hukum Lyosa karena masih ada perut kelaparan yang harus diberi makan. Regan lantas mengemudikan mobilnya menuju sebuah restoran terdekat.Lagi-lagi kedatangan Regan di restoran tersebut mengundang perhatian orang-orang sekitar. Ketampanannya memang telah diakui banyak orang. Namun, Regan sendiri bingung mengapa Elektra sama sekali tidak tertarik padanya? Bahkan setelah mereka bertemu beberapa kali."Ck! Aku sungguh tidak nyaman ditatap oleh mereka seperti itu," celetuk Regan seraya memasuki restoran.Walaupun begitu, dia tidak berniat untuk mencari tempat makan yang lainnya. Regan sengaja memilih tempat duduk di sudu
Read more
57. Elektra Menjadi Penguntit (?)
Elektra mengumpati dirinya yang saat ini tengah duduk di dalam mobil sambil memperhatikan seseorang dari dalam mobil. Magno yang ada disampingnya pun menatap dengan penuh tanya, mengenai apa yang dilakukan oleh sang nona.Mata Elektra tertuju pada pria yang berada di dalam restoran, beberapa saat kemudian pria itu beranjak dari restoran tersebut. Dia berjalan santai menuju parkiran dan menyadari jika hari sudah sore. Buru-buru ia mengemudikan mobilnya meninggalkan tempat itu.Tanpa disadari—Elektra yang bersembunyi di dalam mobilnya kini membuntuti Regan. Ternyata dia juga penasaran terhadap laki-laki itu karena selalu mengajaknya bicara.“Kau tertarik dengannya?” Magno barulah membuka suara. Lirikan tajam dari Elektra terlihat, “Okay. Aku tidak akan bertanya lagi,” lanjutnya.Seram juga menanyakan hal seperti itu pada Elektra. Namun, dia suka jika Elektra menunjukan sikap seperti itu.Magno sengaja memberi jarak yang
Read more
58. Kencan Dipinggir Jalan
Dari kejauhan terlihat pria yang tadi mengirimkan pesan pada Elektra, dia tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah wanita yang dilihatnya baru saja keluar dari pintu lift menuju basement kantor.“Kau mengajakku keluar karena ingin membayar hutangmu?”Regan segera menganggukan kepala. “Ya, dan juga ingin merayakan denganmu karena diterima menjadi pengacara di sini,” jawab Regan jujur.“Ayo,” seru Regan membukakan pintu mobilnya. “Maaf, mobil saya tidak seperti mobilmu,” ucap Regan saat masuk ke dalam mobil.Elektra bahkan tidak mempermasalahkan itu, apalagi bau parfum menyengat, tidak buruk menurutnya. Wanginya menenangkan dengan aroma kayu.Tidak ada ekspresi di wajah Elektra saat masuk ke dalam mobil. “Apa kau tidak suka dengan mobilku? Kita bisa—““Tidak. Ayo pergi saja,” bantah Elektra menenangkan Regan yang terlihat sedikit segan dengan sikapnya.H
Read more
59. Ngedate?
Arsen benar-benar tidak bisa terima jika ada pria lain yang mendekat pada Elektra. Keinginannya mendekati Elektra berubah menjadi obsesi.“Enak ‘kan? Aku tebak kau tidak pernah merasakan nasi goreng seperti ini,” seru Regan. “Mau lagi?” Regan kembali menyendok nasi miliknya dan menyuapi Elektra. Lagi-lagi Elektra membuka mulutnya menerima suapan dari Regan.Mungkin banyak yang mengira jika keduanya adalah sepasang kekasih yang tengah berkencan.Di saat bersamaan, sebuah ponsel di atas meja berbunyi menampilkan sebuah pesan. Melihat pesan yang dikirimkan padanya membuat pria itu mengerutkan kening, sesaat kemudian menghubungi yang mengirimkan pesan padanya.“Pergi dari sana. Jangan ganggu dia, jangan sampai ketahuan.”“Baik Tuan.”Saat menerima pesan dari anak buahnya, Ankara memejamkan mata. Kemudian menghubungi satu nama di ponselnya. “Tolong cari informasi mengenai seseorang untukku,” serunya kemudian mematikan panggilan tapi mengirimkan satu foto.“Kau tidak akan menolak sepiring n
Read more
60. Ciuman Panas Arsen dan Elektra
Hotline berita begitu menarik banyak perhatian public. Di mana mereka menulis jika Elektra membela seorang pelaku dengan menjadi pengacaranya.“Tch. Sudah kuduga akan seperti ini,” gerutu Elektra kemudian menyambar remote dan mematikannya.Magno baru saja masuk dengan wajah yang sulit untuk diartikan. “Kita ke kantor.”“Banyak reporter di sana.”“Kau tidak bisa menangani mereka, huh?”Melihat raut wajah Magno dia bisa tahu jawabannya. “Aku tidak akan mati hanya karena mereka, ayo kita ke kantor,” ucap Elektra.Saat tiba di parkiran mata Elektra tertuju pada Regan yang berdiri di samping mobil. Magno pun terkejut dengan kehadiran pria itu.“Apa yang kau lakukan di sini?”“Aku mengkhawatirkanmu, aku melihat berita dan datang. Kau tidak membalas pesan ataupun mengangkat telponku.”Elektra baru ingat dia tidak memang ponselnya. “Kau mau ke kantor?” Regan lagi-lagi bertanya. “Ikut denganku di dalam mobil, mereka pasti akan mengenali mobilmu tapi mereka tidak akan mencegah mobilku masuk,” t
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status