All Chapters of Mengejar Cinta Pangeran Dingin: Chapter 41 - Chapter 50
71 Chapters
Mulai Sadar?
Shega terdiam sejenak setelah mendengar ucapan Jolly yang panjang.“Gue pusing denger penjelasan tentang cinta, pembahasannya terlalu rumit,” ujar Shega frustasi.“Keliatannya emang rumit, tapi nanti setelah di jalani, gue jamin gak serumit yang lo bayangin Ga,” sahut Jolly, hal ini membuat pikiran Shega sedikit ringan.Kemudian tak lama kebab yang mereka pesan akhirnya datang juga. Tanpa menunggu waktu lama mereka berdua langsung menyantap kebabnya masing-masing.“Btw ngomongin soal kebab, gue jadi keinget cerita waktu kecil dulu,” ucap Jolly memulai pembicaraan lagi.Tak ada jawaban dari Shega, pria ini tidak menggubris sama sekali.“Gue sering banget makan kebab waktu kecil dulu. Dan ada satu moument yang bikin gue inget terus sama makanan ini.” ujar Jolly kala satu gigitan habis dalam mulutnya. “Dulu kebab gue gak sengaja ke senggol  sama temen yang lain, sampe kebabnya
Read more
Ada Apa Dengan Shega?
Kini Shega tengah bergeming di depan jendela yang di biarkan terbuka. Benar saja dugaan Jolly, wanita itu berhasil membuat Shega memikirkan kisah yang Jolly ceritakan tadi.“Kenapa ceritanya sama persis kaya yang gue alamin sama sahabat kecil gue dulu?” ucap pria itu seraya menatap lurus pada langit.“Tapi gak mungkin Lyly sahabat gue,” kata Shega, ia berusaha menyangkal yang ada dalam pikirannya.“Tapi akhir-akhir ini semakin banyak kesamaan di antara kita,” lanjutnya lagi bermonolog.“Apa itu cuman hanya sebuah kebetulan saja?” tanya Shega pada diri sendiri.“Udah jelas gak mungkin sih, dari namanya aja udah jelas-jelas bukan sahabat kecil gue,” ujar Shega memastikan pada diri sendiri.Ketika pria ini sedang asyik bermonolog, tiba-tiba mata Shega di alihkan pada mobil yang baru saja masuk ke halaman rumahnya. Pria ini begitu mengenali mobi tersebut. Dan kini mata Shega sudah membulat sempurna, badannya sudah bergetar hebat, emosinya kini meluap begitu saja.“Arghhhh ...” teriak Sheg
Read more
Rasa Curiga
Senyuman lebar Jolly tebarkan pada orang yang berlalu lalang di koridor. Kini Jolly tengah menunggu Shega yang tak kunjung datang. Sementara jam sudah menunjukan pukul 07:55, itu tandanya sebentar lagi bell masuk akan berbunyi.“Artha, tumben lo baru dateng,” sapa Jolly pada Artha yang berjalan menuju kelas sendirian.“Iya Lyy, gue kesiangan.” Sahut Artha. Jolly menebak nampaknya pria ini tidur larut malam.“Oh ya, BTW Shega ke mana Tha, Kok belum dateng juga?” tanya Jolly. Wanita ini nampak gusar lantaran Shega orang yang di tunggunya tak kunjung datang.Tiba-tiba raut wajah Arta berubah menjadi serius, pria itu mengajak Jolly duduk pada kursi di tepi koridor dan membicarakan sesuatu.Begitu pun dengan Jolly, raut wajah Jolly juga berubah seketika menjadi panik kala mendengar cerita Artha. tanpa basa basi Jolly segera lari menuju gerbang dan langsung memesan grab.“Lyly. lo jangan gegabah.
Read more
Salting Brutal
Shega menelisik menatap Jolly begitu dalam. Pria ini curiga Artha bercerita kejadian semalam pada Jolly.“Artha bilang gitu doang?” Tanya Shega di penuhi rasa curiga.“Iya, makannya gue panik langsung pergi ke rumah lo.” Tutur Jolly berkata jujur.“Lo kenapa khawatir sama gue?” Tanya Shega.Kini Jolly malah mengerutkan dahinya, “Lah, Kok lo masih nanya sih?” Tanya Jolly heran. “Kan udah gue bilang, gue suka sama lo. Makannya gue khawatir di saat lo dalam bahaya,” katanya lagi terang-terangan.Shega masih bergeming dalam pikirannya. “Gue suka sama lo. Makannya gue khawatir di saat lo dalam bahaya?” Batin Shega, mengulang kalimat yang di ucapan Jolly barusan.“Jadi? Itu tandanya gue juga suka Lyly?” tanya Shega pada diri sendiri. “Dulu gue khawatir banget pas Lyly hilang di hutan,” lanjutnya lagi dalam hati.Jolly menatap Shega bingung, “Kenapa lo malah diem aja?” Tanya Jolly yang berhasil memecahkan lamunan Shega.“E-eh? Enggak, gue gak papa,” sahut Shega gelagapan, sementara Jolly ti
Read more
Kembali Bersama
Jolly kembali menuju rumah sekitar pukul 15:45, ia berjalan gontai menuju kamarnya. Namun seperti biasa Purwa selalu mengintrogasi anak semata wayangnya.“LYLY,” panggil Purwa, hal ini membuat Jolly menghentikan langkahnya.“Iya Bunda ...” sahut Jolly malas.“Kenapa akhir-akhir ini kamu sering pulang sendiri tanpa diantar Pak Doyok?” Tanya Bunda dengan mimik wajah yang sangar.Jolly menarik nafas panjang, “bunda ku sayaaanggg ... Lyly kan udah kelas 12, jadi akhir-akir ini banyak kelas tambahan buat persipan ujian sekolah,” tutur Jolly kepada bundanya dengan lembut.“Ya apa salahnya Pak Doyok jemput kamu setelah kelas tambahan?” Ujar Purwa lagi dengan nada yang semakin ketus.“Bunda bisa biasa aja gak sih ngomongnya?” Ucap Jolly yang nampak semakin kesal, “lagian Lyly kan kalo pulang kelas tambahan pasti selesainya sore, kalau sore kan Pak Doyok jemput Ayah,”
Read more
Pertanda
Kini Jolly, Qyara, dan Brandon baru saja selesai bermain game. Hari ini mereka bertiga benar-benar menghabiskan waktunya di rumah Jolly hingga sore hari.“Btw, gue lupa mau nanyain sesuatu sama lo Lyy,” ucap Qyara memulai pembicaraan.“Nanya apa? ngomong aja,” timpal Jolly santai.“Sebenernya tadi gue telepon lu tuh mau nanyain, KENAPA HARI INI LO BOLOS SEKOLAH?”Tanya Qyara, tiba-tiba saja perempuan itu berbicara dengan suara lantang.Sementara kini Jolly sudah bergidik ngeri di tempat. “Bjirr ... biasa aja kali Qyy” umpat Jolly.“Hari ini lo bolos sekolah Lyy? Baru tau gue,” sambar Brandon seraya menyantap snack yang di sediakan oleh Jolly.“Hehe ... iya,” ujar Jolly berkata jujur.“Kenapa? Gue liat-liat lo baik-baik aja,” ujar Brandon, matanya kini memperhatikan Jolly dari ujung kepala hingga ujung kaki.“LO TAU GAK ALESAN DIA BOLOS SEKOLAH?” Tanya Qyara pada Brandon, “DIA CUMAN MAU JENGUKIN SHEGA YANG LAGI SAKIT,” lanjutnya lagi.”BEGO BANGET KAN?” ucap Qyara yang mengadu pada Brand
Read more
Ketagihan
“Ga? ... Shega ... lo kenapa?” Ujar Jolly, kini perempuan itu sudah menghentikan tangisnya. Namun, ketika melihat Shega bergeming membuat wanita itu penasaran.“H-hah? Enggak, gue gak papa.” Sahut Shega seraya mengerjapkan matanya.Jolly mengerutkan dahinya, wanita ini nampak kebingungan melihat tingkah Shega yang aneh. “Dih, gak jelas banget lo,” katanya, “BTW lo ada perlu apa ke sini? Lo kangen gue kaaann ...” ucapnya lagi, Jolly malah mengolok Shega.“Dih, jangan kepedean deh.” Cerca Shega tak terima.“Biasa aja kali!” Sahut Jolly seraya menyembulkan bibirnya.“Gue Cuma laper, pengen makan bubur buatan lo lagi. Bikinin gih.” Titah Shega semena-mena.“Buset dah. Doyan lo?” Tanya Jolly seraya menaikan sebelah alisnya.“Mayan sih. Lo ada bakat jadi tukang bubur,” kata Shega mengejek perempuan yang duduk di sebelahnya. Hal ini me
Read more
Gairah
Kini Jolly baru saja kembali dari dapur. Wanita itu nampak suntuk karena telah melewati hari yang sangat melelahkan.“Gue ngantuk banget Ga, lo masih mau di sini?” Tanya Jolly seraya merebahkan badannya pada kasur.“Kenapa, lo ngusir?” Tanya Shega dengan nada yang dingin.“Apa sih, gue nanya doang.” Timpal Jolly.Kini Shega berjalan ke arah Jolly, kemudian pria itu merebahkan badan di sampingnya.“Ih!! Lo mau ngapain?” Tanya Jolly panik. Sementara Shega tidak menggubris sama sekali, ia masih memasang wajahnya santai.“Lo bisa gak duduk di sana aja,” ucap Jolly seraya mendorong badan Shega walaupun wanita itu tahu, ia tidak akan mampu mendorong badan Shega yang kekar itu.“Lo bisa diem gak sih? Gue gak ngapa-ngapain lo juga.” Ujar Shega yang kini sudah memeluk boneka dino milik Jolly.“Lo mau tidur?” Tanya Jolly kala melihat mata Shega yang kini sudah terpejam.“Hm ...” sahut Shega seadanya.“Kenapa gak tidur di rumah lo aja sih?” Ucap Jolly yang semakin gusar.Akhirnya Shega kini suda
Read more
Tidak Sengaja
Pagi hari yang indah nan sejuk, seluruh penduduk bumi sudah memulai aktivitasnya kembali. Begitu pun dengan wanita cantik yang kini tengah duduk di kelas. Ada yang berbeda dari hari ini, biasanya Jolly selalu menunggu untuk menyambut kedatangan Shega, tapi tidak untuk sekarang.Jolly masih terbayang kejadian semalam. Merupakan suatu moument untuk pertama kalinya bagi Jolly. Membuat ia malu untuk bertemu dengan Shega. kendati bertemu, berpapasan dengan pria itu saja rasanya Jolly masih belum siap.“Siapa sangka?!” ucap Jolly. Matanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.“Lo kenapa lakuin itu Shega?” Katanya lagi bermonolog.“Bilangnya gak ngerti soal percintaan. Tapi soal ciuman kenapa lo brutal banget?” Ujar Jolly, wanita ini nampak masih belum bisa menerima kenyataan.“Gue gak terima di cium semena-mena, tapi kenapa kemarin malah bales ciuman dia. Perasaan apa ini?” gerutu Jolly bertanya pada diri sendiri.“Awas aja Shega. nanti kalo gue udah berani nemuin lo, abis lo sama g
Read more
Rencana Liburan
Bell pulang sudah berbunyi dua menit yang lalu. Kini Jolly tengah menunggu Qyara yang sedang membereskan buku-bukunya.“Ayo Qyara, nanti mereka keburu balik.” Ujar wanita yang sedang berdiri di ambang pintu kelas.“Iya sabar Lyy, gue lagi cari pulpen, kayanya ilang satu deh.” Ujar Qyara seraya mengotak-ngatik bangkunya.“Yauda sih, nanti bisa beli lagi.” Ucap Jolly meremehkan.“Anjir. Eneteng banget kalo ngomong, ini pulpen di beliin Papa gue dari Bangkok.” Timpal Qyara tak terima.“Nah itu apa tuh di deket kursi,” tunjuk Jolly ke arah kursi yang di duduki Qyara.“Oh iya, ini pulpen yang gue cari,” sahut Qyara seraya menapmakan giginya yang rapih. Sementara Jolly hanya memutar bola matanya malas.Tidak menunggu waktu lama lagi kedua perempuan itu pun segera pergi menuju kelas Shega untuk mendiskusikan liburan mereka nanti.“Buset! Abis ngapain sih lo
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status