All Chapters of Mengejar Cinta Pangeran Dingin: Chapter 51 - Chapter 60
71 Chapters
Tidak Peka
“Lyly, kamu hati-hati yah.” Ucap purwa dengan lembut, “Brandon Bunda titip Lyly yah.” Pesan Purwa yang kini berbicara pada Brandon.“Apa sih Bunda. Lyly juga bisa jaga diri kali,” kata Jolly seraya mengerutkan bibirnya.“Tenang aja Bunda, Lyly aman kalo ada aku,” timpal Brandon yang sudah menyengir kuda. Sementara di sisi lain Jolly malah menjulurkan lidah pada Brandon.“Bagus kalau gitu, Bunda merasa tenang.” Ujar Purwa, ia tersenyum manis.Tidak menunggu waktu lama lagi mereka berdua beranjak pergi menuju rumah Artha.“Gue yang bawa mobil yah?” Pinta Brandon pada Jolly.“Ya kalo bukan lo siapa lagi,” jawab Jolly ketus.“Cailah, nyolot amat neng! Maksudnya kan ini mobil lo, masa gue main terobos bawa mobil sih.” Kata Brandon panjang lebar.“Iya gue ngerti. Lo jangan baper gitu Brand,” gubris Jolly. Perempuan itu menatap temannya dengan tatapan sendu.Hal ini membuat Brandon bergidik ngeri, “lo kenapa sih? Mood lo cepet banget berubah-ubah. Tadi nyolot sekarang malah dramatis,” ucap B
Read more
Obrolan seru!
Suara riuh terdengar dari dalam mobil yang di kendarai oleh Brandon. Candaan demi candaan membuat mereka terus tertawa tiada henti.“HAHAHA ... gue sumpahin lo gak dapet gratis ongkir di shopee.” Seru Birru, ia menyumpahi Qyara yang mengejek dirinya.“Yeuu ... gue sumpahin juga lo gak bakal dapet jodoh.” Balas Qyara, wanita itu nampak tak terima.“Dih! Jodoh gue mah udah jelas ada di samping nih,” Birru tersenyum menampakan deretan giginya yang rapih. Seraya melihat ke arah Ghasya dari ekor matanya.Artha bergidik ngeri, “Ghasya maaf ya, gabung sircle kita emang harus banyak istighfar.” Sementara Ghasya menggubris hanya dengan senyuman simpul.“Kenapa lo diem aja dek? Biasanya di rumah lo banyak mulut,” sambar Brandon, melihat adik semata wayangnya berubah menjadi pendiam.“Apa sih kak,” sahut Ghasya seadanya. Kini pipinya sudah memanas, nampaknya wanit
Read more
Cinta Tertolak
Perjalanan panjang telah berhasil mereka lalui, tepat pukul 05:10 akhirnya sampai di villa yang akan mereka tempati selama liburan.“Haduh ... gue cape banget,” Qyara mengeluh. Ia berjalan gontai ke dalam ruangan.“Cape ngapain? Sepanjang jalan lo kebanyakan tidur perasaan.” Timpal Birru. Heran.Qyara mendelik kepada Birru, “lo kaya gak tau aja orang abis dalam perjalanan gimana,” gubris Qyara ketus.“Hihihi ... biasa aja kali Qyy. Nyolot amat.” Sahut Birru seraya terkekeh geli.Kini mereka sudah berkumpul di ruang depan. Saatnya pembagian kamar tidur. Terdapat tiga kamar di villa tersebut dengan kapastias dua orang.“Kita ada tujuh orang, sementara kamar cuman ada tiga. Jadi ada satu kamar yang tidurnya bertiga.” Ujar Jolly membuka pembicaraan.“Ya jelas cewe yang tidur bertiga lah, masa cewe cowo tidurnya gabung.” Gubris Artha, menyindir pada Jolly, Qyara, dan G
Read more
Adik Kesayangan Shega
Pagi itu matahari bersinar cerah. Angin berkesiur menarikan dedaunan sebagaimana mestinya. Suasana pagi tetap dingin seperti seharusnya. Hal ini membuat perempuan yang tengah tertidur tenang itu terusik.“Arghh ... dingin.” Ucap Jolly. Suaranya serak khas bangun tidur. Perlahan matanya terbuka menembus mentari pagi yang mencorong dari ventilasi udara.Kini jolly sudah mengubah posisinya tersandar pada ranjang. Ia menoleh pada kedua temannya yang masih tertidur pulas.“Qyara, Ghasya. banguunn ...” Jolly menggoyangkan kedua tubuh temannya. Namun tak ada reaksi sama sekali, hal ini membuat Jolly gusar.“Qyara, Ghasya. ayo banguuunn ...” Jolly tidak pantang menyerah. Kini tampak Ghasya berusaha membuka matanya.“Huaaa ...” akhirnya Ghaysa sudah membuka matanya penuh. “Aku masih ngantuk kak,” ujarnya seraya menutup mulutnya. Menguap.“Tolong bangunin Qyara ya Sya. Gue mau ke kamar mandi dulu.” Ucap Jolly sebelum pergi meninggalkan Ghasya.Jolly mengawali pagi ini dengan membersihkan gigi d
Read more
Cemburu
Matahari terik menghangatkan tubuh ketika siang. Di temani gaungan ombak yang bergelombang. Langit birru nan cerah, gunung hijau menjulang tinggi. Pemandangan alam yang mempesona.Kini Jolly tengah sibuk berfoto bersama Qyara, temannya tampak berbahagia.“Ayo Lyy, foto sebelah sana,” Qyara menunjuk pada tebing yang menjulang tinggi itu.“Pose lo kok mirip monyet Qyy? Yang bener napa.” Ujar Jolly ceplas-ceplos.“Anjir lo! sekate-kate kalo ngomong.” Qyara tidak terima, wanita itu tampak kesal.“Yaudah cepet ganti gaya,” perintah Jolly.Berbeda dengan teman pria, mereka tengah asyik bermain jetski. Atau bahkan hanya bersantai menikmati pemandangan nan indah itu.“Birru lo gak hati-hati banget. Santai aja napa, udah mati aja alhamdulillah.” Ucap Artha memperingati temannya yang ugal-ugalan.“Aman Tha. Gue jago bawa jetski,” Birru terkekeh geli.“Gu
Read more
Pikirannya Tidak Pernah Berubah
“Shega, nih buat lo.” Jolly membawakan dessert usai makan siang.Pria itu mendelik ke arah Jolly, ia nampak malas menoleh pada wanita di sampingnya.“Lo kenapa sih, bad mood banget kayaknya dari tadi.” Ujar Jolly. Sementara Shega belum menggubris sama sekali.“Shegaaa ... lo kenapa diem aja?” Jolly semakin geram. Ia mengayunkan tangannya agar pria itu memberi reaksi.“Lo bisa diem gak!” Sentak Shega. seraya melepaskan tangan Jolly secara kasar. Hal ini membuat Jolly tak berkutik sama sekali. Terpampang rasa takut pada wajahnya.“Lo kenapa sih?” Tanya Jolly, dengan nada lirih. Bibrinya pun sudah berkerut.“Lo ngapain masih di sini, sana kasih aja dessert-nya ke Brandon,” gubris Shega. ketus.Mendengar ucapan itu sontak membuat Jolly tersenyum simpul.“Ohh ... lo cemburu?” Tebak Jolly. Mengolok pada pria itu.Shega semakin
Read more
Buku Deary
malam begitu tenang mengiringi keindahan suasana villa di malam hari. Udara terasa dingin menyegarkan. Langit cerah di hiasi bintang-bintang bertebaran menemani gagahnya raja malam yang bersinar terang menebar cahaya berkilauan.Kini wanita manis tengah menyibukan diri, menarikan jemarinya di atas buku. Menuliskan sepatah kalimat dari hari yang telah di lalui. Kala senang nan gundah.“Lo gak ikut gabung sama mereka,” sapa Brandon. mengagetkan sang empu.“Anjir! Bikin kaget aja lo.” gubris Jolly. Hampir saja melemparkan buku yang ia pegang sejak tadi.Brandon hanya tersenyum simpul.“Lo masih suka nulis deary ternyata,” ucap Brandon. seraya duduk di sebelah wanita itu.“Ini hobi gue sejak kecil.” Sahut Jolly berkata jujur.“Lo punya hobi yang bagus.” Brandon tersenyum manis, “eh, gue ganggu gak duduk di sini?” Pria itu tiba-tiba merasa tak enak hati.“Gak papa, santai aja. Gue udah selesai kok nulisnya.” Ujar Jolly.“Ok deh. By te way lo gak ikut gabung sama mereka?” Brandon menunjuk k
Read more
Alasan Pergi
Hi, let’s me introduceNamaku Lylyan Kheswari. Namun sayang, nama itu hanya berlangsung hingga aku berusia sepuluh tahun. Dan kini berganti menjadi Jolly Dwyne Kheswari.Penyebab namaku diganti adalah karena dulu tidak ada marga ‘Dwyne’, itu adalah marga Ayahku. Tapi ntah mengapa Bundaku juga mengganti nama depanku menjadi ‘Jolly’. Apa mungkin dia menyukai nama itu? Aku tidak tahu. Yang jelas dari kecil hingga sekarang aku selalu dipanggil dengan sebutan ‘Lyly’, jika kamu memanggilku dengan sebutan itu, pasti aku akan menoleh. Hihihi ...Sepertinya aku akan sering menulis di buku cantik ini. Aku akan memberi nama buku ini bunny bun. Selalu jadi teman ceritaku ya ... sampai ketemu di moument selanjutnya.See u bunny bun ...Begitu tertulis di lembar pertama. Perkenalan kecil yang mampu membuat Shega menangis. Air mata berkilauan di matanya, pria itu sudah tak tahan membendungnya.Tangannya masih bergetar, tak mampu membuka lembaran selanjutnya. Terdengar isak tangis, ini adalah moument
Read more
Bertemu Dengan Teman Kecil
“Sumpah Lyy, selama seminggu itu gue uring-uringan banget. Bolak-balik ke rumah lu setiap hari,” ucap Shega. ia mengerutkan bibirnya.“Ok gue minta maaf. Karena hari gue pindahan itu bener-bener ngedadak banget.” Ujar Jolly beralasan.“Gimana kabar lo tanpa gue Ga?” Tanya Jolly. Serius.Shega menghembuskan nafas sesaat, “gue hancur banget Lyy” Shega menampakan wajah sendu.“Lo kenal gue kaya gimana kan?” Shega bertanya. Sementara Jolly hanya menggubris dengan anggukan kepala.“Lo bisa bandingin kan gimana gue yang dulu dan sekarang?” Tanya Shega lagi kedua kali.“Iya, gue ngerti. Makannya mulai sekarang gue mau lo sembuh Shega.Gue ada di sisi lo, gue mau nemenin lo sampe sembuh,” Jolly berkata dengan nada yang lirih. Sementara di sisi lain Shega malah mengerutkan dahinya. Bingung.“Lo tau soal penyakit gue?” Ucap Shega dengan nada yang kaku.Jolly hanya mengangguk.“Tau dari mana?” Kini retina mata pria itu sudah melebar.“Artha,”sahut Jolly. Singkat.Dugaan Shega benar. Karena selain
Read more
Rahasia Shega
“Maafin gue Shega, gara-gara gue lo jadi kaya gini.” Ucap Jolly, ia menundukan kepalanya.“Stop nyalahin lo sendiri, gue kaya gini bukan karena lo. penyebab terbesarnya adalah karena diri gue yang tidak pernah merasakan kehadiran orang tua, sosok orang tua. Walaupun mereka ada, tetapi seperti tak ada. Mungkin moment kepergian lo kala itu, menjadi puncak keterpurukan gue. Yang akhirnya menjadi gue seperti sekarang.” Shega berucap panjang lebar. Kedua tangannya sudah memegangi lengan Jolly sangat erat.Tangkas Jolly memeluk pria di hadapannya itu. Dengan erat.“Please. Ayo sembuh, gue mau lo sembuh.” Ucapnya, lirih. Ia semakin menangis tersedu, air mata mengalir begitu saja di pipinya.“Percuma Lyy. Gue udah nyoba buat nyembuhin, tapi gak ada hasilnya. Gue cape.” Sahut Shega, menyangkal ajakan Jolly.“Apa salahnya kalo mencoba lagi Shega? gue mau liat lo hidup normal kaya dulu lagi. gue tau selama ini lo hidup penuh tekanan dan keterpaksaan.” Jolly bersi keras membujuk pria itu.Benar,
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status