All Chapters of Adik Angkatku, Istriku: Chapter 51 - Chapter 60
115 Chapters
Bab 51
Terungkapnya Rahasia Hati   Aku memperhatikan lebih dalam pria dengan topi tersebut. Pesta itu juga sepertinya aku pernah ada di sana. Sesaat mataku menatap tubuhnya, tak salah lagi pria ini ‘Mas Angga’ dan pesta pernikahanku dengan Mas Tyo. Kutarik napas dalam mengetahui siapa pria di foto tersebut. Seingatku saat pernikahanku dengan Mas Tyo, Mas Angga tidak bisa hadir, hanya mengirimkan hadiah yang dibawa Hendra. Jika melihat foto ini maka Mas Angga sebenarnya hadir saat pernikahanku. Air mata itu... Untuk siapa air mata itu? Kumulai membaca tulisan pada kertas yang menjadi pembungkus kedua foto tersebut. Sebuah persahabatan akan terus terasa indah kala pengorbanan yang dilakukannya adalah sebuah kebahagiaan untuk sahabatnya. Aku tak pernah menyangka pengorbanan yang diberikannya begitu dalam. Semoga A
Read more
Bab 52
Daddy dan Papa   “Terima kasih jagoan,” ucap Mas Angga sambil bangun dari jongkoknya dan mengusap kepala Arjuna dengan sayang. Digesernya beberapa langkah dari makam untuk memberikan ruang padaku mendekat. Aku bersimpuh dan memanjatkan doa untuk Mas Tyo. Arjuna masih menggandeng tangan Mas Angga di sisi lain makam. Setelah melihat aku selesai berdoa, Arjuna menarik tangan Mas Angga agar ikut mendekat dan berjongkok di dekatnya. Ditepuk-tepuknya rumput di atas makan seolah-olah membangunkan Daddynya. “Daddy, semoga Daddy si sana baik-baik ya.” “Daddy aku sudah membawa Papa Angga, Daddy bilang aku harus menjadi anaknya Papa Angga. Sekarang Arjuna mau bilang sama Daddy mulai hari ini Arjuna adalah putra Papa Angga.” “Papa Angga, mau kan j
Read more
Bab 53
Kemarahan Arjuna Aku mulai menjelaskan pada Oma dan Opa ucapan Arjuna pada Mas Angga. Aku juga tak menyangka Mas Tyo bisa membicarakan hal tersebut pada Arjuna yang saat itu baru berusia satu tahun dan Arjuna mengingat itu semua. “Oma, Alisha sebenarnya bingung. Apa yang saat itu harus Alisha katakan pada Arjuna.” Oma mendengarkan ceritaku, sesekali diusapnya air mata yang mengalir di pipinya. Kepergian Bramantyo bertepatan dengan ulang tahun Arjuna. Saat kegembiraan merayakan ulang tahunnya ada kesedihan yang tak bisa dihapus begitu saja. “Alisha, Opa harap kamu juga bisa memenuhi keinginan Tyo, bagaimanapun kamu berhak meraih kebahagiaan. Opa akan mendukung keinginan Tyo menyatukanmu dengan Nak Angga.” “Opa, Alisha masih belum sanggup membuka diri. Kenangan dengan Mas Tyo masih membayangi, walau sebentar tapi kehadirannya aku rasakan pada Arjuna.” “Perasaanku pada Mas Angga, selama ini hanya menganggapnya sebagai kakak. Aku tak tahu apakah bisa mengubah rasa itu,” lanjutku pal
Read more
Bab 54
Tiga Tahun Arjuna “Arjuna mau kita mainkan dronenya sekarang?”Arjuna menggeleng. Apa yang harus aku katakan agar Arjuna mau menerima alasanku terlambat. Membujuknya sepertinya tak akan berhasil. Sesaat aku ingat jika Arjuna memiliki pemikiran yang berbeda dengan anak seusianya. Aku mulai menarik napas sebelum memberikan penjelasan padanya.“Arjuna, Papa minta maaf ya tidak bisa menepati janji. Tapi Papa punya alasannya. Papa ini pemimpin perusahaan. Karyawan Papa banyak, kalau Papa tidak berusaha keras nanti bagaimana Papa harus membayar gaji karyawan Papa? Makanya tadi Papa rapat untuk mendapatkan keuntungan yang besar.”“Arjuna mau membantu Papa kan agar perusahaan kita bisa membatu orang lain, bagaimana menurut Arjuna?”“
Read more
Bab 55
Demi Arjuna “Mas Angga, untuk saat ini Alisha masih memerlukan waktu untuk menata hati. Alisha hanya berdoa nantinya akan menemukan jalan terbaik. Saat ini Arjuna adalah kebahagiaan Alisha satu-satunya mas.” Aku mengangguk mendengarnya. Walau Alisha tetap membelakangiku, aku memahami keraguannya. Aku hanya berharap waktu bisa menghapus keraguannya dan yakin akan menerimaku. “Ya..., mas akan memberikan waktu sebanyak yang kamu perlu. Hanya mas minta, jika suatu hari kamu menemukan kesulitan atau merasakan kesedihan. Berbagilah dengan mas, jangan kamu simpan sendiri.” Setelah mengucapkannya aku turun terlebih dahulu. Mengecek teknisi drone untuk melakukan serah terima perangkat yang sudah aku pesan untuk Arjuna. Setelah aku pastikan aman untuk dimainkan nanti. Aku meminta Hendra mengantar teknisi ke kamar bermain Arjuna. Aku masih berdiri diam di depan kamar Arjuna. Mama Lisa yang mendengar pembicaraanku dengan Mas Angga tadi, menghampiriku. Memeluk bahuku erat seakan memberikan kek
Read more
Bab 56
Semangat Arjuna   Arjuna mengucapkannya dengan nada memelas. Aku meminta Arjuna menyerahkan telepon pada bunda, dan mengatakan aku akan langsung ke sana. Papa membutuhkan alamat sekolahnya, jadi papa mau bicara pada bunda, bagaimana? Aku menunggu telepon diberikan pada Alisha. Setelah terdengar suara Alisha di sana, aku meminta share lokasi sekolah Arjuna. Kuhubungkan dengan GPS mobil. Sopir langsung menuju lokasi yang sudah diberikan Alisha. “Pak, kita ke lokasi sekolah Arjuna dahulu. Ikuti saja arahnya.” “Baik Pak Angga.” Aku menghubungi Hendra untuk lebih dahulu ke lokasi pertemuan. Semua berkas langsung saja di bawa, nanti akan di cek sebelum rapat dimulai. Setelah selesai urusan sekolah Arjuna aku akan menyusulnya di sana. Sampaikan maaf jika nanti agak terlambat.
Read more
Bab 57
Menagih Janji“Ada apa Arjuna?”“Arjuna menagih janji Papa Angga,” ucapnya sambil tersenyum.Aku tak mengingat janji yang kubuat pada Arjuna. Alisha mengernyitkan keningnya berusaha mengingat janji Mas Angga pada Arjuna.“Ooh... bunda tahu! Pasti pembagian keuntungan perusahaan ya?” tanya Alisha sambil tersenyum mengingat kejadian saat Arjuna ngambek tidak mau keluar saat pesta ulang tahunnya.“Bunda hebat, Papa Angga tidak hebat. Lupa janjinya pada Arjuna.”“Sekarang papa sudah ingat, jadi papa juga hebat dong. Kapan Arjuna mau menagihnya?”“Besok sepulang sekolah kita ke toko mainan dan makan siang bersama. Bagaimana Papa?”Aku terdiam sejenak sambil mengingat agenda besok. Haduh... Hendra harus banyak mengubah jadwal rapatku jika seperti ini. Senin hingga Rabu sudah pasti ada agenda tambahan mengantar Arjuna ke sekolah. Entah hari lainnya.“Papa tidak boleh ingkar janji, bagaimana? Papa mau melunasi hutangnya besok?”“Apakah papa bisa cek agenda dahulu sayang, nanti jika Om Hendra
Read more
Bab 58
Dunia Mainan Hampir pukul sepuluh, Mas Angga mengajakku kembali ke halaman sekolah. Aku sudah menghabiskan roti bakar dan minumanku. Kami berjalan kembali menuju ke seberang, di mana sekolah Arjuna berada. Sebentar lagi Arjuna akan keluar dari kelasnya. Tak lama Arjuna berlari kecil melihat bunda dan Papa Angga menunggunya di depan gerbang. “Papa Angga... Bunda. Arjuna senang sekali.” Mas Angga berjongkok dan memeluknya. Arjuna melingkarkan tangannya pada leher Papa Angga, yang langsung menggendongnya. Mereka menuju mobil yang sudah bersiap di halaman. “Papa, kita jadi kan beli mainannya?” “Iya sayang, Papa kan sudah janji.” Mereka masuk ke dalam mobil. Mas Angga meminta sopir menuju pusat perbelanjaan di Kuningan. Disana ada toko mainan yang sangat besar dan lengkap. Sopir langsung menjalankan mobil menuju tempat yang diminta bosnya. “Arjuna, kita nanti makan dulu ya baru beli mainan,” ucapku sambil menatap Mas Angga. “Arjuna mau langsung ke toko mainan bunda, biar bisa memil
Read more
Bab 59
Arjuna Hilang Aku dan Mas Angga saling berpandangan. Mas Angga meletakkan alat penangkap ikan di dekat kolam. Dan aku meletakkan susu coklat di dekatnya. “Alisha mas ke arah sini, kamu ke sana ya,” ucap Mas Angga sambil menghubungi Hendra meminta bantuan menghubungi pemilik mall agar petugas keamanannya membantu mencari Arjuna. Aku mengangguk dan langsung bergerak ke arah berlawanan dengan Mas Angga. Semakin cepat dia mencari semakin dekat jarak yang mungkin ditempuh oleh Arjuna. Aku mencari sambil menengok ke kanan dan ke kiri, hingga sepuluh menit berlalu namun kami tidak bisa menemukan Arjuna. Aku putus asa, beberapa kali pengumuman mencari anak hilang yang bernama Arjuna terdengar di penjuru mall. Aku sangat berharap ada orang yang baik hati menemukan Arjuna dan membawanya ke pusat informasi sehingga aku bisa menjemputnya. Air mataku sudah tak terbendung, hampir setengah jam kami mencari namun tak ada hasilnya. Akhirnya butiran air mata tumpah saat Mas Angga kembali dan melih
Read more
Bab 60
Rasa Bersalah Arjuna Kami memutuskan untuk pulang. Rencana membeli mainan buyar karena kejadian yang membuat dadaku sesak. Aku tak pernah membayangkan apa yang akan terjadi jika Arjuna benar-benar hilang. Selama perjalanan pulang, tak ada percakapan yang terjadi. Aku masih sedikit kesal, namun melihat Arjuna yang cemberut karena rencananya membeli mainan gagal membuat aku tak sampai hati. “Arjuna sayang, papa minta maaf ya. Nanti kita atur jadwal lagi ya. Saat ini papa masih berhutang pada Arjuna, bagaimana?” ucap Mas Angga pada Arjuna pelan. “Arjuna mau mainannya dua, karena hari ini tidak jadi beli,” ucapnya sambil menatap dengan tatapan memelas. Mas Angga mengangguk setuju. Dia berhutang bukan hanya satu mainan tapi dua. Arjuna tersenyum kecil. Saat di lirik bundanya, kembali Arjuna bersedih. “Bunda, Arjuna minta maaf. Lain kali Arjuna tidak akan menyusahkan papa lagi. Bunda jangan marah pada papa ya. Arjuna yang salah,” ucapan Arjuna yang sambil menarik tanganku merayu. Aku
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status