All Chapters of ISTRI GENDUT YANG KAU HINA!: Chapter 21 - Chapter 30
60 Chapters
Bab 21
POV Rudy Aku menatap kaget saat mataku tak sengaja melihat penampakan perempuan yang sampai saat ini secara hukum masih berstatus sebagai istriku itu yang tiba tiba tengah berada dalam antrean sebelah menuju kasir swalayan di mana aku berada saat ini.Sejenak aku ingin tertawa melihat keberadaan nya. Ya, bagaimana bisa dia memborong begitu banyak makanan dan memenuhi isi troli nya dengan belanjaan yang saling banyaknya bahkan hendak keluar dari keranjang besi yang tengah dia pegang itu.Mataku seketika mencoba menelusuri apa saja barang yang dia beli itu. Ada bermacam produk susu untuk kesehatan tulang perempuan aktif seumur dirinya, yang aku taksir harganya tidak murah itu. Ada aneka makanan yang sudah jadi yang tadi sempat mau aku beli juga, niatnya ingin menyenangkan istriku Soraya, agar dia tak perlu lagi menanyakan soal gajiku yang hendak aku berikan pada ibu, tapi karena harganya yang ternyata cukup mahal, membuatku urung memasukkan nya dalam keranjang belanjaan kecil yang teng
Read more
Bab 22
POV Rudy"Bu, aku tadi ketemu Alya di pasar ...," lirihku pada ibu saat akhirnya pulang ke rumah.Ibu yang sedang menyuap nasi, sontak menoleh ke arahku dengan wajah mengernyit."Ketemu Alya? Ngapain lagi perempuan miskin itu ketemu kamu? Minta uang kamu untuk nafkah dia dan anaknya?""Jangan dikasih! Belum tentu juga Kayla itu anak kamu! Kamu lihat sendiri kan, dia nggak mirip kamu sama sekali! Jadi nggak usah terpengaruh sama tangisan mengiba nya kalau dia menjadikan anaknya sebagai senjata untuk meminta uang dari kamu?" jawab ibu sembari melanjutkan kembali suapan nya.Aku menaikkan sudut bibir mendengar perkataan ibu. Beliau mungkin tak tahu kalau Alya sekarang tak seperti Alya yang kemarin tak punya uang, lusuh, jelek, bau dan gendut.Alya sekarang telah berubah menjadi wanita yang lebih cantik dan anggun.Tubuhnya mungkin masih berisi, tapi penampilannya, out fit yang melekat di tubuhnya menampakkan kalau mantan istriku itu tampaknya tak kekurangan apa apa.Justru saat hidup ber
Read more
Bab 23
POV Arif."Ya ampun, Arif ....ini benar benar Alya? Rasanya Ibu kok nggak bisa percaya ya! Gimana mungkin mantan istri kamu itu bisa berubah secepat ini? Dia nggak seperti Alya biasanya, Rif!" Ibu menggeleng gelengkan kepalanya nyaris tak percaya sembari menatap takjub pada layar ponselku yang memperlihatkan gambar Alya yang tengah menyerahkan uang pada kasir."Bener bener nggak bisa dipercaya. Dari mana dia punya uang sebanyak itu sehingga bisa mengubah penampilannya seperti ini? Ck ... ck ... ck ....""Kamu harus selidiki ini, Rif. Kalau dia memang Alya, Ibu ... rasanya ingin kalian balikan lagi aja. Ibu nyesel sudah ngusir dia dari rumah ini, Rif!""Padahal dia sudah bilang kalau dia akan bekerja lagi. Tapi karena terlalu merendahkan kemampuannya, Ibu jadi menghina dia dan nggak percaya kalau perusahaan tempat dia bekerja dulu bersedia menerima dia kembali bekerja di sana.""Ibu terlalu gegabah, Rif! Tapi ini belum terlambat. Kamu kan belum mendaftarkan ikrar talak di pengadilan ag
Read more
Bab 24
POV Alya"Sin, menurut kamu gimana kalau aku mengurus perceraian hari ini juga? Nunggu nunggu dari Mas Arif kayaknya kok belum ada kabar ya? Aku takut dia nggak jadi ngurus karena barangkali dia sibuk, Sin?" tanyaku meminta pertimbangan dari Sinta saat kami tengah sarapan pagi.Sinta menganggukkan kepalanya lalu tersenyum."Ya bagus lah itu, Al. Makin cepat kamu urus perceraian makin bagus. Supaya status hukum kamu juga jelas. Jadi kalau ada apa apa, Arif nggak bisa nuntut kamu lagi, karena kamu udah bener bener berpisah dan nggak ada ikatan apa apa lagi dengan dia. Kita nggak tahu lho apa yang akan terjadi nanti.""Contoh nya saja seperti cerita kamu semalam. Kamu nggak sengaja ketemu mantan suami kamu itu di swalayan terus dia kelihatan kaget waktu lihat kamu. Apalagi waktu kamu bayar belanjaan banyak banget, katamu dia melotot lebar. Bisa jadi 'kan dia shock lihat kamu sekarang punya banyak uang?""Dan dia pasti nggak akan nyangka kalau ada Pak Arga yang sangat bermurah hati memban
Read more
Bab 25
POV Alya "Jadi, kamu mau diantar ke mana, Alya? Langsung pulang atau ... mau mampir ke mana dulu, biar saya anterin?" tanya Pak Arga saat laki laki tampan itu telah kembali mengemudikan kendaraannya."Hmm ... langsung pulang aja, Pak. Bapak kan harus ke kantor lagi," jawabku yang masih merasa tak enak hati merepotkan laki laki itu. Apalagi niatku tadi memang ingin langsung pulang segera usai mendaftarkan gugatan sebab aku ingin menghindari keluar uang lagi bila terlalu sering cuci mata karena rencananya aku ingin segera buka usaha toko pakaian kecil kecilan usai surat cerai dari pengadilan agama keluar."Kamu sudah sarapan? Kalau belum, kita makan dulu yuk. Mau?" tanya Pak Arga lagi sembari melihat ke arahku.Sesaat aku terpana melihat tatapan lembut Pak Arga lalu kemudian menggelengkan kepalaku."Saya sudah sarapan, Pak tadi sama Sinta. Tapi kalau Bapak belum sarapan, sarapan aja dulu Pak, saya ... temani ..." jawabku lagi dengan suara kikukPak Arga tersenyum lalu melanjutkan kemba
Read more
Bab 26
POV ArifSepeninggal Alya dan Pak Arga, dengan mengepalkan buku tinju kuat kuat segera aku meninggalkan kedai sarapan pagi yang baru saja aku tuju itu.Saat ini selera makan ku mendadak hilang entah kemana digantikan rasa kesal, benci, dan emosi yang membumbung tinggi karena baru saja melihat mantan istriku itu sedang bersama dengan laki laki lain. Padahal sekarang ini aku tiba tiba saja mengharapkan kehadirannya kembali untuk mengisi hidupku yang mulai kacau setelah kehilangan dirinya.Aku pun segera mengarahkan kemudi menuju pulang ke rumah. Teringat pesan ibu untuk mengambil uang yang beliau sembunyikan di dalam lemari pakaian di dalam kamar beliau.Aku ingin menggunakan uang tersebut untuk membeli kemeja baru dan merawat wajahku yang sudah lama tak perawatan agar kembali bersih dan kinclong seperti dulu lagi supaya kalau aku bertemu Alya kembali, wanita itu tak mengejek dan akan kembali jatuh hati padaku serta sadar kalau aku juga tak kalah tampan dan menariknya dari laki laki yan
Read more
Bab 27
POV Arif"Ada uang nya, Rif?" tanya Ibu dengan wajah berbinar saat aku kembali ke rumah sakit.Aku menggelengkan kepala lalu menghembuskan nafas gundah."Nggak ada, Bu. Apa Ibu salah taruh nggak? Barusan Arif cari sampai capek tapi kok nggak ketemu juga ya, Bu," jawabku apa adanya karena memang tak berhasil menemukan uang tersebut.Sementara bertanya dengan Soraya pun aku tak mendapatkan jawaban yang memuaskan hati karena wanita itu tak mau mengakui sedikit pun kalau dia lah yang telah mengambil uang tersebut saat aku tanyai.Soraya malah balik menyalahkan aku yang katanya kena karma karena telah salah tempat memberikan uang belanja, makanya uang tersebut bisa hilang.Dan dari pada aku semakin jengkel padanya lalu melakukan yang tidak tidak, aku pun akhirnya memutuskan untuk balik lagi ke rumah sakit ini dan mengatakan terus terang pada Ibu kalau uang tersebut tak berhasil aku temukan."Kok bisa nggak ada sih, Rief?" Ibu tampak kaget."Jelas jelas uang itu Ibu taruh di bawah tumpukan
Read more
Bab 28
POV Arif"Pak, Bapak lihat mobil saya yang saya parkir di sini nggak, Pak?" tanyaku dengan nada panik pada petugas parkir lepas yang terlihat berada di lokasi parkir ini.Laki laki itu menatapku kaget lalu balik bertanya."Memangnya Bapak parkir di mana? Ada kartu penitipan nya nggak?" tanya nya.Aku menggelengkan kepala. Barusan karena buru buru, aku memang lupa menitipkan mobilku pada tukang parkir.Padahal aku sadar kalau rumah sakit ini adalah rumah sakit kecil yang lokasi parkir nya hanya dijaga oleh petugas parkir lepas. Belum dikelola secara profesional sehingga bisa jadi parkiran di sini memang tidak sepenuhnya aman dari tindak kejahatan.Tapi karena buru buru hendak memberi tahu Ibu soal uang beliau yang hilang, aku pun jadi lupa menitipkan mobil kesayangan itu pada petugas yang sedang bekerja.Dan sekarang akhirnya mobilku entah ada di mana. Dan demi membayangkan mobilku dicuri orang, sungguh rasanya begitu menyakitkan. Saat ini rasanya aku nyaris tak percaya. Aku tak lagi
Read more
Bab 29
POV Arif"Sayang, ada tamu ya? Siapa yang datang?" Sedang aku bengong karena kaget, shock dan tak percaya mendapati tanda tanganku ada pada berkas pengalihan hak atas rumah ini di tangan Soraya, terdengar suara berat seorang laki laki dari dalam ruang tengah.Seperti halnya Soraya, aku pun menoleh ke arah sumber suara itu. Tapi bila perempuan itu menyambut laki laki yang baru saja datang dengan senyum lebar di bibir, aku justru menyambut dengan mata melotot lebar dan tatapan yang sungguh sungguh tak mengerti.Bagaimana bisa laki laki ini berada di rumah ini? Kapan dia datang dan siapa sebenarnya dirinya? Laki laki dengan wajah sangar dan tato naga menyeramkan yang menyembul dari balik lengan kaos pendek yang dikenakan yang sedang menatapku dengan tatapan yang sama denganku itu? Apakah Soraya memasukkan laki laki yang tak aku kenal ini ke dalam rumah ini saat aku pergi beberapa waktu yang lalu? Kalau iya, benar benar kurang ajar perempuan itu. Berani berkhianat saat masih berstatus
Read more
Bab 30. A
POV Alya"Kamu yakin nggak ke mana mana lagi, Al? Kalau kamu masih ada keperluan, bilang saja biar saya antarkan," tawar Pak Arga sekali lagi saat kami kembali naik ke mobil usai beliau sarapan pagi.Aku kembali menggelengkan kepala pelan."Nggak, Pak. Saya mau langsung pulang saja," jawabku sambil tersenyum kecil.Pak Arga manggut manggut."Baiklah, kalau begitu saya antar kamu pulang sekarang ya. Kamu masih tinggal di rumah Sinta ya? Siapa yang jaga anak kamu? Siapa namanya?" Pak Arga menatapku."Kayla, Pak," jawabku."Hmm ... nama yang bagus. Beruntung sekali Arief punya anak perempuan. Pasti cantik seperti ibunya. Oh ya, dia kamu tinggal sama siapa sekarang?" ucap Pak Arga sembari menatapku sekilas.Aku hampir saja tersedak mendengar ucapan laki laki tampan itu. Aku cantik? Apakah tidak salah dengar dan tidak terlalu berlebihan pujian itu di alamat kan padaku?Seumur umur, jangankan memujiku cantik, tidak menghina saja, Mas Arif tak pernah melakukan itu.Apa dunia memang semenakju
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status