Aku terkejut ketika mendengar suara Arsen saat itu."Tolong jangan sakiti dia, dia adalah calon istriku," ucap Arsen dengan nada mengiba.Kulihat Tuan Zu kini mengepalkan kedua tangannya, mulutnya mengatup rapat, wajahnya benar-benar bengis menatap Arsen saat itu.Meskipun Arsen adalah adik tirinya, tak sedikitpun Tuan Zu menganggap dia benar-benar seperti saudaranya sendiri.Tuan Zu, mencengkram kedua rahang Arsen dengan satu tangannya. Ia mengintimidasi dirinya, hingga membuat wajah Arsen seketika memerah menahan sakitnya, ketika tangan kekarnya hampir membuat rahang Arsen seperti mau patah."Berhentilah untuk menganggap dia sebagai calon istrimu Arsen, dia adalah istriku saat ini, kau jangan pernah menyentuh dirinya lagi, atau aku patahkan tangan dan kakimu nanti," ancam Tuan Zu menatap geram wajah adik tirinya.Arsen hanya terdiam, terlihat wajahnya mulai pucat saat itu, hingga aku memohon kepada Tuan Zuan, agar dirinya mau melepaskan Arsen."Tuan Zu, tolong lepaskan dia, aku berj
Read more