All Chapters of Tanah Makamku masih Basah, Mas : Chapter 41 - Chapter 50
95 Chapters
Bukan Tubuh Sarah
Tangan Jimmy mengepal di atas meja kerja di depannya. Ada amarah yang menggumpal di dalam dada, kala mengingat semua ucapan seorang wanita yang bekerja untuknya, bahwa Angel yang ia cintai dengan sepenuh hati selama ini bukanlah putrinya.“Itu tidak mungkin! Rima pasti hanya mengada –ada saja,” gumamnya mengeratkan gigi –gigi menahan emosi.Dia merasa perlu menyangkal apa yang sudah disampaikan wanita itu ke padanya, lantaran tak bisa menerima hal ini dengan mudah. Bagaimana bisa dia ditipu selama bertahun –tahun dan telah menghabiskan harta yang entah berapa nilainya.“Itu tidak mungkin kan, Angel? Papi tahu kamu sangat mencintai papi seperti papi mencintai kamu.” Mata Jimmy sampai memerah karena emosi mulai penuh menguasainya.“Tidak! Aku tidak boleh diam saja seperti orang bodoh!” Dihentakkan kepalan tangan ke meja di bawahnya dengan kuat.Lalu meraih ponsel dan berniat menghubungi salah satu orang kepercayaannya di Indonesia. Jimmy perlu memastikan apakah Angel benar anaknya atau
Read more
Sarah Masih Hidup
“Itu bukan tubuh Mbak Sarah, Mas.”“Apa?” Alif tak mengerti maksud ustaz Alif. Bagaimana mungkin bukan tubuhnya? Lalu bagaimana anak yang ke luar dari perutnya?“Maksud Ustaz? Tubuh yang mana?” Affan masih tidak mengerti. Tubuh Sarah yang mana yang bukan tubuh istrinya? Apakah tubuh yang berada di rumahnya atau yang kaku di rumah orang tuanya?“Allahualam, Mas. Sepertinya tubuh yang terbujur kaku di rumah Pak Wahono dan lalu dikubur di TPU sekarang.” Alif menjawab begitu saja apa yang didengar dan dipahaminya dalam mimpi ketika bertemu dengan almarhumah Sarah. “Nggak mungkin.” Pria itu tertawa konyol. Miris mendengar ucapan tak masuk akal dari Alif. Bagaimana bisa ustaz iu mengucap sesuatu yang tak masuk akal dan tak bisa dicerna oleh otak manusia.Jelas –jelas mereka melihat tubuh Sarah berdarah –darah dan kemudian dibawa ke rumah sakit untuk dioperasi. Bahkan seorang bayi ke luar dari perutnya.“Entahlah Mas. Saya juga tak ingin percaya. Tapi ... faktanya beberapa hal yang saya den
Read more
Situasi Menegang
“Mas,” panggil Maya seketika setelah ia berhasil mengerjapkan mata dan melihat ada Affan hendak ke luar ruangan.Affan sempat berhenti dan ingin menghampiri Maya, akan tetapi seorang perempuan agak tua yang menjadi penghalang antara mereka seketika menghentikannya.“Mas Affan ke luar saja. Saya akan mengurusnya.” Ibu Yanti tidak tahu siapa wanita itu dan belum pernah melihatnya. Tapi yang jelas, tak seharusnya Affan dekat dengan wanita lain selagi istrinya baru saja dikuburkan.“Ah, ya.” Affan mengangguk pasrah dan ke luar ruang tamu ke teras menyusul yang lain begitu saja.Maya menghela napas kecewa. Tatapannya kini mengelilingi seisi ruangan di rumah sederhana itu. “Jadi di tempat ini selama ini dia tinggal,” gumamnya. Tak menyangka jika ia bisa masuk juga ke rumah pria yang dicintainya itu.“Mbak mengenalnya?” tanya wanita paruh baya yang berusaha menggantikan pakaiannya.“Hem? Ya.” Maya tersenyum. Namun, senyum itu seketika reda kala ia ingat bagaimana tadi dia kehilangan kesadara
Read more
Indah Tak Berdaya
“Hentikan! Kamu tidak boleh mendekatinya!” tegas wanita itu dengan tatapan tak suka pada sikap Affan.Semua orang menatapnya dengan mata terbelalak. Ikut terkejut sekaligus tak percaya dengan apa yang mereka lihat.“Ibu?” gumam Affan syok. Wanita yang sudah sangat lama tidak ia temui dan terakhir kali mengucap kata keji ke padanya itu kini berdiri di depannya.“Aku bukan ibumu!” ketus ibu Maya. “Sudah berapa kali aku mengatakannya? Jangan mendekati putriku apalagi menyentuhnya dengan tangan kotormu!” Ia sangat muak.Kebenciannya ke pada Affan membuatnya tak ragu mengeluarkan kata –kata buruk meski di depan orang banyak. Dia tak peduli orang lain menatapnya tak suka.“Em, tapi, Bu. Saya tidak bisa meninggalkan Maya untuk sekarang,” protes Affan. Mungkin Maya terlihat lemah dan memang perlu bantuan medis untuk memulihkan tubuhnya. Tapi dia sedang berada dalam intaian bahaya kekuatan lain yang tak dapat dinalar manusia pada umumnya.“Bu.” Suara lemah Maya terdengar.Andai bisa, dia ingin
Read more
Memanggil Arwah Korban Tumbal
“Ehm, ya Tuan. Kami sudah ke sana. Dan ternyata, kondisinya tidak memungkinkan untuk membawa Ibu Maya bersama kami.” Seorang pria yang berada di atas mobil Alphard melaporkan pekerjaannya ke pada manager.“Bodoh! Kenapa memangnya? Apa jumlah kalian kurang banyak? Kalian ber empat, masih tak sanggup melawan satu wanita?!” teriak manager Jimmy di seberang, sampai orang suruhan Farid Jimmy itu menjauhkan ponsel dari telinga. Sekeras apa pun ia ingin balas brteriak, itu tak akan pernah ia lakukan jika tak ingin mendapat pekerjaan.“Em, maafkan saya. Ada perangkat desa dan banyak tokoh ada di rumah itu,” sahutnya sambil membayangkan banyaknya orang yang tadi terlihat di rumah pria di mana Maya berada. Orang –orang tua yang tampak memakai pakaian mirip kiai dan ustaz. Ia jadi enggan ketika mereka mulai bicara seolah –olah menekannya dan anak buahnya. “Hah, ya sudah. Bagi tugas dengan anak buahmu. Awasi ibu Maya di rumah sakit, dan periksa rumah siapa yang tadi didatanginya? Ingat, sisa ua
Read more
Cepat! Sebelum Tubuh Istrimu Membusuk!
“Ap –apa maksud Bapak? Korban tumbal?” Mata Affan membelalak.Pria tua itu mengangguk lemah. “Tapi saya terlambat, Mas. Saya harus menunggu minggu berikutnya untuk mengambil waktu pilihan.”Detik kemudian, si bapak berjalan menjauh meninggalkan Affan. Sesuatu yang membuat Affan mengerutkan kening. Belum lagi pertanyaan pentingnya dijawab, ia malah ditinggal dengan rasa penasaran.“Pak!” panggilnya sembari mengayun langkah. Pria tua yang sedang kecewa itu terus bergerak menjauh, seolah tak mempedulikan Affan.Affan jadi kesal. Ini penting buatnya. Tapi kenapa malah diacuhkan begitu saja? padahal, yang berada dalam kesulitan dan ingin seseorang kembali hidup bukan cuma pria itu, Affan pun sama. Sepertinya jika bertanya ke pada orang yang memiliki masalah sama, ia juga akan menemukan solusi dari orang itu.Tak ingin menyerah dan kehilangan jejak, dia mengejar pak tua. Setidaknya mereka harus bicara, dan Affan bisa mendapat kontak Mbah Bromo yang tadi disebut –sebut pria tua itu sebagai o
Read more
Mantan Sarah
Indah membelalak kaget. Dia membuka mata dan sudah sadar dari pingsannya. Seketika bau kemenyan memenuhi penciuman, disusul harum melati yang menguar silih berganti. Mata lentik wanita itu menatap sekeliling. Lalu bernapas lega saat tahu tengah berada aman di rumah sang bibi.“Hem, kamu sudah bangun?” tanya wanita yang baru datang dengan nampan di tangannya. “Bibi sudah membaca mantra baru buat kamu. Kenapa kamu sampai selemah itu? Apa kamu berhubungan badan dengan seorang pria?” tanya bibi Sumbi menanyakan sesuatu yang menjadi kelemahan mereka.Kontan saja Indah menggeleng. Lagi pula dengan siapa dia akan tidur? Semua pria sudah dia tolak, dan hanya bermain dengan dirinya sendiri seolah –olah suaminya dulu berada di sisinya.“Bi, kenapa aku tidak bisa menghisap darah seorang wanita?” tanya Indah penasaran saat terakhir kali akan menyerang seorang perempuan di depan rumah Affan.“Apa dia seorang ustazah?” tanya Sumbi. Ia menduga target Indah adalah seseorang yang memiliki keimanan kua
Read more
Affan Nekad
Sebelum pergi, Affan menyempatkan menghubungi Maya karena dia tidak tahu di mana kamar yang ditempati wanita itu juga Angel yang disebut –sebut Maya sebagai anaknya. Panggilan itu sudah tersambung, tapi anehnya Maya tak juga mengangkat dan malah mendeclinenya. Pria itu makin tak tenang saja.“Hah? Aneh sekali dia ini? Kenapa malah dimatikan?” Affan keheranan. “Apa dia sedang sibuk atau bagaimana?” gumamnya.Pria itu menghela napas panjang, saat ingat bahwa ibunya sangat membenci keberadaan Affan. Apalagi dia sekarang tahu Maya bertemu lagi dengan Affan. Pasti wanita tua itu akan melakukan segala cara untuk menghalangi hubungan mereka.Namun, tetap saja, walau begitu Maya harus tahu kalau dia sedang berada dalam bahaya. Maka Affan pun tak menyerah dan menulis sebuah pesan untuk wanita itu. Sebelum memutuskan pergi ke ruang inkubator memeriksa bayinya.Affan terus berjalan ke arah lift, dan memencet tombol. Saat menunggu sampai lantai tiga di mana bayinya dan Sarah berada, ia pun mengge
Read more
Jangan Takut, Allah Bersama Kita
“Menginaplah di sini. Jangan gunakan kekuatanmu setidaknya selama tujuh hari.” Bibi Sumbi meminta sekaligus memberi peringatan ke pada Indah, agar keluarga satu –satunya itu agar memulihkan tenaganya saja dulu. Sebelum melakukan hal yang tidak –tidak karena ingin meneruskan rencananya.“Tujuh hari? Bagaimana dengan perempuan itu?” tanya Indah begitu saja. Menunjukkan protesnya. Janda cantik itu memiliki kekhawatiran tersendiri jika selama tujuh hari tidak boleh ke mana –mana.“Wanita itu?”“Wanita yang tadi kuceritakan sedang mengejar –ngejar Affan. Aku harus menyingkirkannya.” Indah memperjelas.“Hem, apa sebenarnya hubungan kamu dengan pria itu? Jangan bilang kamu jatuh cinta padanya?” tembak Sumbi. Tidak biasanya Indah memperjuangkan mati –matian seseorang.“Cih.” Perempuan muda itu mendecih. Tersenyum konyol pada tuduhan sang bibi. “Tentu saja tidak, Bi! Bukankah aku sudah bilang, dendamku paling besar adalah kepada Sarah. Aku ingin wanita itu menangis darah melihat suaminya juga
Read more
Kita Butuh Affan
“Kita akan tahu nanti, Lif.” Abah Bisri mengucap di sela langkah. Menjawab pertanyaan Alif yang jawaban darinya tidak sepenuhnya benar.Abah Bisri hanya menduga –duga, kalau rencananya ini akan berhasil mereka bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi di kampung Batu Besi. Terutama kasus yang menimpa Affan dan istrinya. Pria tua itu berniat melakukan ritual dengan cara syar’i. Namun, tentu saja Affan harus terlibat dengan semua ini.“Jadi apa yang harus saya lakukan, Bah?” tanya Alif kemudian. Ia penasaran, sebenarnya apa yang akan dilakukan pamannya itu? Sehingga pria yang usianya jauh lebih tua di atas Alif tersebut, terlihat begitu yakin atas jawabannya.“Hem, mau tak mau kamu harus membawa hadir Affan di antara kita. Dialah titik pusat semua kejadian yang terjadi.” Abah Bisri bicara begitu saja.“Menghadirkan Mas Affan?” tanya Alif yang seketika ragu. Setelah ke rumahnya dan tak ada orang di sana. Lalu menelepon dan tak juga diangkat. Dia tak tahu harus mencari ke mana.“Ehm, mungkin
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status