Semua Bab Tanah Makamku masih Basah, Mas : Bab 21 - Bab 30
95 Bab
Gadis Kecil di Antara Maya dan Affan
“Petugas sudah datang, Tom?” tanya Affan yang mempertanyakan kelanjutannya meminta jenazah dibawa pulang malam ini juga.“Ah, ya, Mas. Makanya tadi aku nyari, Mas Affan,” sahut Tomy.Dia diminta bapaknya mencari keberadaan suami Sarah. Saat itulah ia berjalan sambil melihat –lihat untuk melihat hasil jepretannya. Dan menemukan foto –foto aneh yang mirip penampakan seorang wanita tengah berjalan menjauh meninggalkan ranjang Kakaknya. Itu sebabnya ia pun terkejut dan ingin menunjukkannya pada Affan.Siapa sangka niatnya mengejutkan malah dikejutkan oleh keberadaan seorang wanita cantik bersama Affan. Padahal dia belum sehari ditinggal mati istrinya –Sarah yang tak lain adalah kakak Tomy sendiri. Lebih dari itu, obrolan mereka yang mengatakan telah melihat Sarah menyusui anaknya di inkubator. Membayangkannya saja Tomy ngeri. Ia terus dibuat merinding hari ini.Kini langkah mereka sudah sejajar, karena Tomy sengaja mempercepat langkah untuk mengejar Affan.Begitu sampai di ruang mayat, Af
Baca selengkapnya
Daun Bidara
Maya lega, akhirnya Angel kembali tidur dalam pelukan sang nenek. Diperhatikan wajah kecil putrinya yang terlihat tenang, juga wajah tua yang dipenuhi keriput milik ibunya. Wanita yang terlihat begitu lelah, karena seluruh waktunya dicurahkan untuk mengurus anak berusia empat tahun itu.Kalau saja ibunya adalah wanita egois yang memikirkan kesenangan sendiri dan tak peduli pada Maya apa lagi cucunya, Maya pasti tidak akan mendengarkan ucapannya sejak lama. Juga ucapn –ucapan toxic tentang Affan hingga pikiran buruk mengenai pria itu terus bertumbuh dalam otak yang kemudian mempengaruhi hatinya.Jika waktu bisa diputar, mungkin ... Maya akan menjelaskan baik –baik pada ibunya bahwa ia sangat mencintai Affan, bahkan setelah ia membenci kemiskinan pemuda itu dan mencampakkannya dengan kejam. Namun, apa daya ... ucapan ibunya seperti racun dan obat yang membius. Pandangan kebahagiaan Maya telah berubah, mengubah cinta menjadi keserakahan untuk hidup dalam kemewahan.Dan pada akhirnya ia m
Baca selengkapnya
Semua Orang Datang
“Sarah ... tunggulah, sebentar. Aku akan menyusulmu nanti.” Suara itu terdengar parau. Dan pelan sekali, karena bahkan dia tak ingin dianggap gila karena bicara dengan mayat oleh dua petugas yang duduk di depan.‘Aku tidak tahu bagaimana menjalani hari hariku nanti tanpamu Sarah. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan ke anak kita, bahwa aku adalah suami yang bodoh dan membiarkanmu pergi sendiri dalam keadaan marah pula. Aku bahkan tak sempat minta maaf, Sarah.’Pria itu menyesali setiap moment di akhir kisah mereka. Kenapa harus moment menyedihkan dan menyesakkan dada yang menjadi akhir dari semuanya. Affan tak ingin berpisah dengan cara seperti ini. Meski ia dibangunkan oleh penampakan Sarah, dan meminta maaf tetap saja itu tak cukup. Dia bahkan tak 100 persen yakin kalau memang itu adalah istrinya. Ini adalah perpisahan terberat di hari yang paling berat di dalam hidup Affan, bahkan kejadian buruk di masa lalu saat diusir keluarganya atau pun perpisahannya dengan Maya tak seujung k
Baca selengkapnya
Gerimis di Tanah Kuburan
Joko menatap tubuh yang kini sudah mandikan dan dikafani dengan rapi. Hanya tiggal beberapa menit, setelah ambulan siap jenazah Sarah akan disholatkan dulu di Masjid. Ia melihat bagaimana sedihnya ekspresi suami almarhumah. Meski wajah itu tersenyum, kentara bahwa hati Affan tengah dipenuhi beratnya beban duka.Ia merasa lega, akhirnya Affan mengambil uang yang dititipkannya lewar ustaz Alif, itu kenapa jenazah Sarah bisa ada di hadapan mereka sekarang. ‘Tak salah aku memilih ustaz Alif, pria itu pandai beretorika dan mempengaruhi lawan bicaranya. Semua akan berjalan lancar seperti harapan.’Saat Affan celingukan mencari sosok seseorang, Pak Joko pun sama. Pria itu mengikuti apa yang dilakukan Affan, mencari tahu siapa sebenarnya yang pemuda itu cari.‘Siapa yang tidak ada di sini?’ batin pria paling kaya di kampung itu.Saat melihat Abah Bisri, barulah Pak Joko sadar, kalau keponakan orang alim itu tidak ada di sana. Awalnya Joko tidak begitu mempedulikan. Mungkin ustaz Alif sedang m
Baca selengkapnya
Pengakuan Pak Joko
“Ini bukan tanda baik,” ucap seorang pria tua, yang membuat Ucup dan Hasan yang mendengarnya bergidik.Pria sepuh itu menghela napas berat. Dia sudah lama hidup, setiap kali hujan turun saat mayat dikuburkan, liang menjadi banjir dan dipenuhi air. Bumi seolah menolak memeluk tubuh manusia yang telah mati hari itu. Entah karena dosanya atau suatu tanda belum waktunya dia meninggal.“Apa yang Bapak katakan?” Suara Abah Bisri menyela ucapan menakutkan orang tua itu. Mendengar ada yang nyeletuk di sampingnya, pria tua itu pun menoleh. Begitu juga Hasan dan Ucup di sampingnya.“Abah?” ceplos Ucup.“Hem, bahkan ketika para ulama meninggal, hujan gerimis turun. Seolah langit yang biasa bertasbih ke pada Allah tengah berduka karena kematiannya.” Abah Bisri menepuk bahu pemuda itu, lalu mendongak menatap langit yang muram. Seperti wajah kesedihan yang meneteskan air matanya dalam diam. Tanpa raungan dan gemuruh petir menyambar –nyambar dan menakutkan.Mendengar ucapan pria yang dikenal bijak i
Baca selengkapnya
Mayatnya Baru Dikubur
“Ruqyah?” Abah Bisri bertanya.“Apa ini ada kaitannya dengan kematian Mbak Sarah?” cecar Pak RT.“Em itu, saya tidak yakin.”“Lalu apa hubungannya dengan Bapak memberi amlop berisi uang untuk Mas Affan? Bapak juga menghilang.”Joko mengangguk. “Benar. Tapi saya tidak yakin saya diruqyah karena ada kaitannya dengan Mbak Sarah. Tapi sekarang sudah aman kata kiai yang meruqyah.”“Apa ini pertama kalinya?” tanya Pak RT.“Sebenarnya tidak, Pak. Saya sudah langganan. Perlu proses panjang mengeluarkan jin kiriman di tubuh saya.”“Siapa yang mengirim? Bapak tahu?” tanya Abah.Pak RT menggeleng ragu. Meski ia dan istri sudah menduga –duganya, tapi tidak berani mengungkap ke orang lain sebelum menemukan bukti.Pak Bisri dan Pak RT saling pandang. Mereka baru tahu jika orang tua itu ternyata bolak balik ke seorang kiai di pesantren guna melepaskan sihir di tubuhnya. Itu artinya dugaan mereka salah, kalau Pak Joko lah dalang sihir di kampung ini. Padahal, hawa di tempat tinggal pria kaya itu meny
Baca selengkapnya
Sosok Asli Indah
“Mas!” seru seorang pria yang tadi mengemudikan dan membawa ambulans ke makam.Affan seketika menoleh karena panggilan itu.“Mas, nggak ikut kami?” tanya sopir itu kemudian. Karena tadinya Affan ikut mobil mereka. Rasanya tidak mungkin jika mereka pergi begitu saja tanpa bertanya lebih dulu bagaimana cara pria itu akan pulang.“Ah, ya. Duluan saja. Saya akan naik taksi karena ada yang perlu diurus!” seru Affan menjawab pertanya pria itu, selagi langkahnya terayun.Lelaki itu enggan menunda walau bahkan sedetik saja karena takut tertinggal dan tidak menemukan jejak Pak RT dan Abah Bisri yang membawa Pak Joko. Pria yang paling ia curigai sebagai dalang kematian Sarah yang bercampur dengan hal –hal ganjil. Langkahnya terus bergerak semakin cepat ke arah jalan raya. Tanpa memperdulikan lagi panggilan orang –orang yang masih tinggal.Sampai di sisi jalan raya, Affan celingukan. Mencari –cari mobil Pak Joko yang sudah di ujung jalan, lalu melangkah agak ke tengah untuk menghentikan mobil ya
Baca selengkapnya
Harus Bagaimana?
“Fan,” panggil ibu mertua yang membuat pria itu berjingkat kaget. Seketika ia menoleh ke asal suara.“Duduklah.” Ibu mertua mengucap dingin pada pria yang sudah membiarkan anaknya mati itu.“Ya.” Affan patuh dan duduk begitu saja. Di samping ibunya bersebelahan dengan Indah, dan ibu Sarah sebagai pembatas.Pria itu menatap ke arah Indah ragu –ragu. Ia hanya terkejut dan sedikit takut karena melihat dua sosok yang sama persis di tempat berbeda dan waktu yang nyaris sama. Tidak mungkin, Indah melakukan teleportasi dari tempat tinggalnya ke rumah orang tua.‘Pasti ada yang tidak beres.’ Affan membatin. Meski begitu, ia berusaha mengendalikan diri, agar tidak terlihat lemah di hadapan dua perempuan itu. “Ahm, ya Bu. Mbak?” Affan sedikit membungkukkan badan agar bisa menatap ke arah Indah.“Apa yang bisa saya bantu? Em, apa ini berhubungan dengan uang yang Mbak berikan ke pada saya semalam?”“Uang?” Ibu Sarah kontan menoleh ke arah Affan. Kenapa Indah memberikan uangnya ke pada Affan dan b
Baca selengkapnya
Karena Suamimu Terlalu Setia
“Pulanglah dan bersiap, Fan. Kamu tak perlu berada di sini. Biar kami yang bereskan!” perintah ibu Sarah ke pada menantunya itu.“Hem, ya. Sebaiknya Mas Affan istirahat. Saya lihat, Mas terlalu lelah dan belum bisa berpikir dengan jernih.” Indah menimpali, setelah melihat reaksi Affan yang diam saja sejak dia bicara.“Ehm, ya, Bu.” Affan bangkit dari tempat duduknya dan berniat pulang ke rumahnya sendiri untuk mengikuti kemauan mertuanya itu.Namun, belum lagi Affan melangkah. Suara ibu mertua menghentikannya. “Fan, Ibu tidak minta kamu memikirkan dan memintamu memilih.”Ucapan itu tentu saja membuat Affan terkejut dan tak nyaman sekaligus. Pria yang sebelumnya sudah sempat memperlihatkan punggung ke pada dua wanita yang bersamanya tersebut, kontan membalik tubuh untuk berhadapan dengan mereka.”Maksud Ibu?” ia ingin memperjelasnya. Kenapa Affan tak diberi pilihan? Apa artinya dia harus mengiyakan kemuan mereka?“Ya, kamu pikir bisa mengembalikan uang Indah?” tanya ibu Sarah.“Bu, say
Baca selengkapnya
Ketukan di Pintu
“Kenapa rumah Pak Joko sangat menyeramkan? He he. Saya dan anak –anak merasa di alam lain saat ke rumah di kampung sebelah,” tanya Pak RT.Kini mereka sudah mulai bisa berbicara santai, setelah Pak Joko mengatakan dirinya semalam berada di pesantren. Itu sudah cukup membuktikan bahwa dia tidak bersalah untuk saat ini.Karena bahkan, Abah Bisri tahu jika menilai orang lain itu sesuai apa yang terlihat dzahirnya. Bukan apa yang tersembunyi di dalam hati. Kita bahkan dilarang memberikan label munafik ke pada saudara kita sesama muslim.“Ehm, ya. Kiai bilang kalau rumah kami dihuni banyak jin kiriman seseorang untuk mengancam kami.” Pak Joko tersenyum miris. Dia tak tahu betul, sihir seperti apa yang sebenarnya dikaji oleh Indah.Hanya saja, sejak istri Joko keceplosan mengatakan kalau dulu Ikhwan suaminya adalah mantan Sarah, wanita itu sikapnya perlahan mulai berubah. Dan makin kentara begitu dia kehilangan suaminya. Istri Joko pikir, Indah sudah memiliki kelainan jiwa karena merasa san
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status