All Chapters of Perjalanan Pendekar Tangan Satu: Chapter 11 - Chapter 20
216 Chapters
11. Seleksi Dimulai
Seleksi Perguruan Pedang Patah akhirnya resmi dimulai.Perguruan Pedang Patah sangat ramai dipadati seluruh peserta seleksi Perguruan Pedang Patah yang berasal dari berbagai negeri.Ketenaran Jurus Pedang Patah membuat seluruh kalangan ingin mempelajari jurus pedang sakti ini, yang uniknya hanya bisa dipelajari di perguruan ini.Apabila ada yang mencoba meniru Jurus Pedang Patah dan mempelajarinya, maka jurus yang terbentuk tidak akan sama.Keunikan Jurus Pedang Patah ini membuat ruang seleksi dipenuhi anak-anak muda yang berumur antara 15 tahun sampai 18 tahun yang merupakan batas usia pendaftaran seleksi Perguruan Pedang Patah ini."Lihat! Ada orang cacat mau ikut seleksi!" teriak seorang pemuda yang berpakaian rapi terhadap Rawindra yang sedang mengikuti seleksi."Kenapa kamu nekad mengikuti seleksi Perguruan Pedang Patah ini, pemuda tangan satu?" tanya salah satu peserta seleksi terhadap Rawindra dengan sinis."Apa ada aturannya kalau pemuda cacat tidak boleh mengikuti seleksi?" t
Read more
12. Pendekar Tangan Satu
"Pertandingan berikutnya akan mempertemukan Pendekar Tangan Satu Rawindra melawan Pendekar Pulau Tengkorak Raditya!" seru petugas seleksi."Giliranmu, Windra! Jangan sampai kalah!" seru Sagara."Semangat, Windra!" teriak Adista.Rasa gugup mulai menghinggapi Rawindra begitu namanya dipanggil untuk mengikuti seleksi pertandingan.Apalagi saat dia melihat lawannya, Raditya.Ternyata Raditya ini adalah pemuda berpakaian rapi yang menghina Rawindra sebelumnya."Ketemu lagi Pendekar Cacat! Aku akan menghabisimu dalam satu pukulan saja! Kekasihmu tidak akan bisa melindungimu kali ini!" ancam Raditya."Jangan hiraukan dia, Rawindra! Ayo, kamu bisa!" seru Adista."Aku tidak takut padamu! Biasanya hanya pengecut yang berani menindas orang cacat!" seru Rawindra.HAHAHA ...Suara tertawa peserta seleksi semakin membuat kebencian Raditya bertambah terhadap Rawindra."Bertingkah sekali kamu, pemuda cacat! Dasar tangan buntung!" hina Raditya."Lebih baik diriku apa adanya, daripada Pendekar Pulau T
Read more
13. Perempuan Misterius
Sebuah bayangan berkelabat turun dari atas pepohonan.Raditya berhasil membawa Rawindra ke dalam Hutan Terlarang yang tidak boleh dimasuki oleh anggota Perguruaan Pedang Patah.Sosok perempuan berpakaian hijau dengan rambut panjang tergerai menambah anggunnya pendekar wanita ini. Hanya saja perempuan ini menggunakan cadar yang menutupi sebagian wajahnya selain topi caping yang menutupi kepalanya."Ternyata hanya pendekar wanita yang suka ikut campur urusan orang lain!" seru Raditya."Aku sudah muncul! Lepaskan pemuda itu! Dia haarus bertanding besok!" sahut perempuan misterius ini."Pergi saja, kau! Jangan ganggu kesenanganku untuk menyiksa pemuda cacat ini! Dia telaah mempermalukanku ... sudah sepantasnya aku membalas penghinaannya ini!" usir Raditya."Kau melanggar janjimu, Raditya! Aku tidak suka orang yang melanggar janji!" seru perempuan misterius ini.Rawindra yang masih terikat dan tertutup kepalanya oleh kantong kain ini berharap perempuan misterius ini bisa melepaskan dirinya
Read more
14. Siapa Pendekar Perempuan Misterius?
"WINDRA!"Terdengar oleh Pendekar Tangan Satu ini suara Adista yang sangat dikenalnya."Adista?" tanyanya."Kamu tidak apa-apa, Windra? Siapa yang mengikatmu di sini?" tanya Adista."Kenapa kalian bisa tahu kalau aku ada di Hutan Terlarang ini?" tanya Rawindra.Adista dengan cekatan melepaskan semua ikatan di tubuh Rawindra."Kami mendapat pesan misterius dari orang tidak dikenal yang meminta kami untuk memeriksa Hutan Terlarang!" saahut Adista."Kak Sagara tidak ikut?" tanyaa Rawindra."Tuan Muda memeriksa Hutan Terlarang lainnya karena ada beberapa hutan terlarang di Pulau Pedang ini!" jelas Adista.Gadis ini memeriksa kondisi tubuh Rawindra yang lemah dan memberikan minum kepadanya yang kehausaan berat."Apa kamu melihat adanya pendekar wanita misterius di Pulau Pedang ini saat mencariku?' tanya Rawindra."Apa pendekar wanita misterius ini yang menculikmu?' tanya Adista."Bukan! Kamu tahu siapa yang menculikku?' tanya balik Rawindra."Tidak mungkin pengecut itu berani menculikmu!'
Read more
15. Kekuatan Rawindra
Tubuh Rawindra tiada hentinya mengeluarkabn cahaya yang besar yang langsung memancar ke atas langit.Energi dari kekuatan cahaya ini melindungi Pendekar Tangan Satu ini dari jangkauaan siapapun yaang berusaahaa mendekatinya."Kekuatan apa itu?" tanya Adista yang berusaha bangkit setelah terpental menabrak pepohonan di dalam Hutan terlarang."Kekuatan Rawindra besar sekali! Berasal darimana kekuatan sebesar itu?" ujar Sagara penuh tanda taanya.Pendekar Matahari ini tercengang dengan energi cahaaya besaar yaang tiba-tiba keluar dari daalam tubuh Rawindra tanpa henti hingga sekaraang."Bagaimana cara kita mendekari Windra, Tuan Muda? Kondisinya baru pulih dari raacun pelemas tulang tapi sudah bisa mengeluarkan kekuaatan sebesar itu! Siapa yang menyembuhkannya? Apa kekuatab Rawindra tidak sengaja terbuka oleh penyembuhan yang dilakukan orang asing ini?" tanya Adista."Kita harus segera mengamankan Rawindra sebelum anggota Perguruan Pedang Patah memergoki Windra dalam kondisi seperti seka
Read more
16. Babak Selanjutnya
Sagara dan Adista berhasil membawa Rawindra kembali ke paviliun tanpa ketahuan oleh anggota Perguruan Pedang Patah, karena sebagian besar anggota perguruan bergerak ke Hutan Terlarang."Hufh! Akhirnya kita berhasil kembali juga! Peserta seleksi lainnya masih tidur, jadi kita aman untuk istirahat sejenak. Kamu tidak apa-apa kami tinggal di sini, Windra?" tanya Adista."Tidak apa-apa! Terima kasih, sahabat!" sahut Rawindra.Adista memeluk Rawindra kemudian pergi meninggalkan Rawindra seorang diri.Ada perasaan aneh yang mengalir di dalam diri Rawindra, saat Adista memeluknya.Perasaan senang sekaligus merasakan getaran di dalam tubuhnya yang belum pernah dirasakannya."Apa yang sedang terjadi? Apa aku menyukai Adista tanpa aku sadari?" batinnya dalam hati.Rawindra benar-benar memanfaatkan waktu sehari sebelum babak selanjutnya untuk beristirahat memulihkan kondisi tubuhnya, walaupun sebenarnyaa kondisi tubuhnya sudah sehat dan bugar.Tidak ada kejadian apapun selama waktu istirahat ini
Read more
17. Pendekar Mata Dewa
"HAH!""Loh! Kok aku yang bertanding?"Tentu saja Rawindra terkejut dengan situasi yang tidak terduga ini.Seharusnya dia berada di giliran ke sepuluh, tapi sekarang dia berada di giliran keenam sebelum pertandingan seleksi antara Adista melawan pendekar Tinju Besi."Apa yang telah terjadi, Windra? Kenapa giliranmu berubah?" tanya Sagara."Aku tidak tahu, Kak Sagara!" sahut Rawindra."Pendekar Tangan Satu diharapkaan segera naik ke arena pertarungan seleksi!" seru panitia seleksi pertarungan ini."Aku harus naik ke atas arena untuk bertarung agar tidak dianggap gugur!" ujar Rawindra."Ada seseorang yang telah menukar giliraanmu tanpa kita ketahui, Windra! Berhati-hatilah di atas sana!" seru Sagara."Baik, Kak Sagara!"*****Pendekar Mata Dewa benar-benar pendekar yang berkarisma, yang memiliki tatapan mata tajam dan dingin.Walaupun umurnya sepantaran dengan Rawindra, namun sikap pendekar ini lebih dewasa daripada usianya.Dilihat dari wajahnya, pendekaar ini sepertinya bukan berasal
Read more
18. Apa Rawindra Berhasil Lolos?
Pendekar Mata Dewa terkejut kalau ada pendekar di dunia bawah ini yang mengenali teknik kultivasi yang digunakannya.Satyaloka memutuskan menggunakan pedang kultivasi karena merasakan energi yang begitu kuat dari diri Rawindra yang terpancar keluar untuk menekan dirinya.Pendekar ini khawatir kalau energi yang bersifat pemusnah ini akan melenyapkan dirinya kalau tidak segera diredam dengan kekuatan energi chi."Baru kali ini aku merasakan energi pendekar yang begitu kuat, bahkan melebihi chi yang ada pada Immortal hasil kultivasi! Bagaimana mungkin di dunia yang begitu rendah ini, menyimpan suatu energi yang begitu kuat? Apalagi energi ini berada di dalam tubuh pendekar yang hanya memiliki tangan kanannya saja, sedangkan tangan kirinya buntung?" batin Pendekar Mata Dewa ini."Bagaimana, Pendekar Mata Dewa? Apa tanggapanmu terhadap tuduhan dari Pendekar Tanpa Bayangan ini?" tanya panitia seleksi."Bukan magis sebenarnya, tapi aku akan bersikap adil dengan menggunakan ilmu pendekar saja
Read more
19. Ada Apa Dengan Adista?
"Pertandingan berikutnya antara Pendekar Tanpa Bayangan melawan Pendekar Tinju Besi!"Suara dari panitia seleksi pertandingan bagaikan dewa penolong bagi Rawindra karena pertanyaan Sagara yang sangat memojokkan dirinya."Kok Adista bertanding setelah pertandinganku? Apa Pendekar Mata Dewa yang mengatur semua ini? Tapi aku sungguh berterima kasih terhadap Satyaloka yang telah mengatur semua ini. Mungkin juga dia sudah menduga Sagara dan Adista akan curiga terhadap diriku yang menang mudah melawan Pendekar Mata Dewa yang hebat!" batin Rawindra.Adista juga terkejut dengan pemanggilan dirinya oleh panitia seleksi."Wah! Aku juga maju ke urutan tujuh padahal sebenarnya urutan kedelapan!" seru Adista. "Aku tanding dahulu ya ...!""Semoga berhasil, Adista!" ujar Rawindra yang ikut maju untuk mendukung sahabatnya ini dari dekat.Tujuan lainnya adalah menghindar dari Sagara untuk sementara.Rawindra masih dilema untuk memberitahukan Sagara atau tidak tentang dirinya yang diungkapkan oleh Saty
Read more
20. Pesona Kumala Dewi
"RAWINDRA!"Suara yang cukup merdu di telinga ini menghentikan langkah Rawindra yang hendak keluar dari tempat seleksi pertandingan untuk menghirup udara segar."Siapa yang memanggilku? Suaranya bukan suara Adista ... siapa dia?" batin Pendekar Tangan Satu ini.Spontan Rawindra berbalik untuk melihat siapa yang memanggil namanya dan juga untuk mengetahui siapa pemilik suara merdu ini.Seorang gadis yang cantik jelita dengan balutan pakaian hijau mendekatinya dengan tersenyum.Rawindra tidak pernah melihat gadis ini sebelumnya, tapi gadis ini sangat cantik dan eksotik dengan gigi-gigi putihnya yang berjejer rapi saat tersenyum."Ada apa, Nona? Apa Nona tidak salah orang?" tanya Rawindra yang cukup heran ada gadis secantik gadis di hadapannya yang menegurnya dari jauh tadi."Memangnya kenapa? Aku tidak boleh menegurmu?" tanya gadis cantik ini dengan perasaan kesal."Boleh saja! Tapi, aku kan hanya pemuda bertangan satu ... masih banyak pendekar lainnya yang lebih baik daripada aku!" sah
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status