Semua Bab Menjadi Ibu untuk Anak Kembar CEO: Bab 11 - Bab 20
108 Bab
Bab 11. Semua dalam Satu Hari
“Kalian melihat Langdon?” Cade menanyakan pada kedua anak yang tengah asyik membuat huru-hara di ruang tamunya.“Paman tadi pergi ke kamar mandi.” Mike memberitahu sambil menjalankan miniatur mobilnya di pinggir meja.Cade mengerutkan kening lantas pergi ke kamarnya. Dia perlu berbicara pada Langdon tentang suatu hal, tapi dia akan menunggu dulu.Namun saat Cade telah selesai mandi dan berganti pakaian, dia tidak menemukan sang asisten di ruang tamu. Apa Langdon sudah pulang tanpa pamit padanya“Paman masih di kamar mandi.” Kini Mika yang memberitahu. Tampangnya acuh saja saat mengatakan itu.Cade jadi curiga. Dia beranjak ke belakang ke arah kamar mandi yang terletak di luar kamar tidur.Di depan pintu kamar mandi yang tertutup rapat dia mendengarkan sejenak. Tak ada suara apa pun. Lelaki itu mengetuk.“Langdon? Kau di dalam? Apa ada masalah?”Terdengar suara siraman air di dalam sana.Pintu kamar mandi terbuka. Seraut wajah pucat muncul dari baliknya.“Tuan....” Muka Langdon terliha
Baca selengkapnya
Bab 12. Meninggalkan Apartemen
Mike dan Mika melihat pada ayahnya dan merasa penasaran dengan panggilan telepon itu.“Daddy terlihat senang,” ujar Mike begitu Cade mematikan ponsel dengan hanya meninggalkan sebuah komentar memuji untuk si penelepon. “Apa Daddy sudah berhasil membujuk mommy untuk tinggal di sini?”Sebenarnya Cade tidak akan senang jika gadis itu tinggal di sini. Namun dia merasa puas karena sebentar lagi akan bisa menaklukkan sifat keras kepala Fay Willmer. Gadis itu tidak akan bisa menolak tawarannya lagi.“Batas waktunya belum habis. Masih dua hari lagi. Aku sedang berusaha. Tapi aku yakin, nona Willmer akan dengan senang hati menjadi pengasuh kalian.” Cade memberitahu anak-anak yang lalu hampir bersorak dengan berita itu.Mungkin ada bagusnya juga jika gadis itu menjadi pengasuh mereka. Bukankah nona Willmer bilang, dia merasa kesusahan karena harus mengurus Mike dan Mika. Dia akan memberikan kesusahan itu sekali lagi meski dengan iming-iming yang menguntungkan Fay.“Bagaimana Daddy membujuknya?”
Baca selengkapnya
Bab 13. Menjemput Fay Willmer
Hujan masih turun dengan derasnya selama hampir satu jam kemudian. Fay di seberang jalan masih belum beranjak dari posisinya.Lelaki di dalam mobil menyalakan mesin, mengarahkannya ke seberang dan berhenti tepat di depan Fay.Gadis itu mulanya tidak peduli dengan keadaan di sekelilingnya. Pun pada si pengendara yang ke luar dari mobil dan gegas berjalan ke arah Fay menghindari deraan hujan.“Nona Willmer. Aku tadi ke tempatmu, tapi ternyata kau tidak ada.” Cade Goldwin menyapa Fay. Gadis itu terkejut dengan keberadaan Cade yang tiba-tiba di sebelahnya. Sedikit air hujan membuat rambut gelap lelaki itu basah. Kenapa lelaki sialan ini bisa ada di sekitarnya? Hujan-hujan begini? Fay terlihat tidak senang dengan kehadiran ayah dari si kembar. Dia hanya melihat sekilas pada Cade lalu kembali fokus ke jalan yang tidak terlalu ramai.“Mike dan Mika terus berkeras agar kau mau menjadi pengasuh mereka. Jadi aku pergi mencarimu. Katakan saja kalau kau punya permintaan lain selain penawaran
Baca selengkapnya
Bab 14. Sasaran Lempar
Langdon tampak berdiri dengan bersandar pada tembok. Kedua lengan terentang terikat dengan lakban pada dua pengait perabot. Yang makin membuatnya tak bisa bergerak adalah sebuah guci kecil yang diletakkan di atas kepalanya. Sepertinya lelaki itu telah menjadi semacam sasaran lempar dua anak kembar Cade.“Tuan, saya tidak bisa bergerak. Guci ini....” Langdon memberi isyarat dengan bola mata yang digerakkan ke atas. Sedikit saja dia membuat kesalahan, guci antik itu akan jatuh dan pecah berkeping-keping.Cade hanya bisa menarik napas tak berdaya melihat hasil karya putra-putrinya. Mungkin keberadaan Fay Willmer di tempat ini akan bisa sedikit lebih mengendalikan situasi. Walau sebenarnya dia tidak terlalu yakin. Gadis itu tampak tidak terlalu menyukai anak-anak.Setelah melepas lakban yang menjerat lengan asistennya, Cade kembali ke ruang tamu. Langdon bergegas pamit pada tuannya dan sama sekali tidak berani melirik pada Mike dan Mika.Kedua bocah itu hanya tertawa cekikikan melihat tin
Baca selengkapnya
Bab 15. Kesepakatan
Fay sudah memikirkannya sepanjang perjalanan tadi.“Aku hanya akan menjaga mereka setelah pulang kuliah.”Itu tidak terpikirkan oleh Cade. Dia sudah memberi gaji yang besar, tapi gadis ini hanya akan menjaga dua anak itu setelah pulang dari kuliahnya. “Jangan katakan kalau kau akan membiarkan mereka tanpa penjagaan di sni.” Cade menjadi kesal.“Jangan berlebihan. Kau harusnya tahu kalau aku juga punya kesibukan dan tak bisa sepenuhnya menjaga mereka. Kau bisa menyuruh orang lain selama beberapa jam sementara aku tidak ada. Lagipula, sudah saatnya Mike dan Mika sekolah.” Fay mengingatkan.“Mereka akan membuat masalah seperti yang mereka lakukan pada Langdon. Aku tidak yakin akan ada orang yang sanggup bertahan.” Cade tidak yakin untuk mempekerjakan orang lagi sebagai pengasuh lainnya. Berdasarkan pengalaman dua hari ini, mungkin tidak akan ada yang bertahan setelah satu hari saja.“Kau pikir aku akan tahan?”“Kau harus bertahan.” Cade menyahut cepat.Keduanya berpandangan. Fay sedikit
Baca selengkapnya
Bab 16. Setidaknya, Makan dengan Perlahan.
Tiga kepala menoleh serentak ke asal suara. Semuanya mendadak cemberut begitu melihat siapa yang datang.Cade menyadari hawa permusuhan di sekitarnya. Biasanya dialah yang lebih dominan di antara orang-orang. Di rumahnya sendiri, Cade merasa dialah penyusupnya.Lelaki itu mencoba mengabaikan tatapan tidak senang itu. Dia melenggang masuk dan melirik sekilas pada Fay yang mengenakan kaos kebesaran dan jeans pendek.Rambut gelap gadis itu dikuncir tinggi ke belakang, memperlihatkan leher jenjang putih. Wajahnya polos tanpa make up tapi tetap terlihat manis meski sedang cemberut.Cade menelan ludah. Sialan sekali! Kenapa gadis ini jadi terlihat menarik dengan baju murahannya?Setengah mati Cade menahan diri untuk tidak melihat kembali pada Fay.“Aku yang akan memesan makanan. Nona Willmer, aku memang akan menuruti semua keinginan anak-anakku, tapi tidak jika itu akan berakibat buruk bagi mereka.”“Daddy, kau sangat pelit!” Mika berseru kesal.Cade berjongkok menghadapi gadis kecil itu. “
Baca selengkapnya
Bab 17. Nyonya Besar Goldwin
Reaksi Cade sedikit rumit, tapi tak ada keterkejutan di wajahnya. “Ibu, kupikir kau akan datang lebih cepat.”Yang datang adalah seorang wanita berusia di atas lima puluhan. Meskipun begitu, dia masih terlihat lebih muda sepuluh tahun. Wanita itu adalah nyonya besar Goldwin. Ibu dari Cade Goldwin.Yang mengiringinya dengan tergopoh adalah asisten Cade, Langdon. “Tuan, saya terpaksa mengatakan tentang anak-anak pada nyonya.” Langdon tak ingin disalahkan. Laura Goldwinlah yang memaksa. Dia ditekan dan jadi serba salah.“Kenapa merahasiakannya dariku? Kau pikir aku tidak akan tahu. Aku juga punya mata di mana-mana.” Laura menarik sebuah kursi dan duduk di sana dengan menumpang kaki.Ibunya memang suka memata-matainya, Cade tahu itu. Dia membiarkannya saja karena tak ingin ribut.“Karenanya aku tak perlu memberitahu Ibu.” Laura menatap sengit pada putra kesayangannya. Saat dia melihat pada kedua bocah yang tengah memperhatikannya, wajahnya mendadak cerah.“Cucu-cucuku yang manis!” Laur
Baca selengkapnya
Bab 18. Sebuah Rencana
“Daddy memang akan menikahi mommy.” Mike berkata dengan penuh keyakinan.Mika di sebelahnya turut mengiyakan.Laura tertawa. “Bagaimana kalian bisa seyakin itu?”“Kami bisa melihat kalau mereka berjodoh.” Mika kini yang menjawab.Menurut Laura itu lucu. Dua bocah berlagak sebagai peramal, dia pikir mereka sedang bermain-main.“Aku juga setuju kalau mereka menikah.” Laura menyatakan dukungannya. Cade terlalu pemilih dan akhirnya kesulitan menjatuhkan pilihan. Harus ada seseorang yang memberi dorongan.Gadis itu juga lumayan. Meskipun keluarga Goldwin adalah keluarga terkaya di Axton, Laura tidak mempermasalahkan soal status menantunya. Hanya keluarga-keluarga dengan pikiran sempitlah yang masih memilih menantu berdasarkan status sosial. Memangnya siapa yang berani mentertawakan dan memandang rendah keluarga Goldwin hanya karena bermenantukan dari kelas sosial yang lebih rendah?“Nenek bahkan tidak tahu nama mommy.” Mike mengingatkan.“Oh, aku melupakannya!” Laura menepuk dahinya sendir
Baca selengkapnya
Bab 19. Panggil Aku Ibu!
Eh? Semudah itu solusinya? Tapi, sepertinya ada yang salah!“Aku merasa tidak enak dengan ayah kalian. Aku bahkan baru di sini satu hari. Bagaimana bisa seperti itu?” Fay masih tahu malu. Dia tidak ingin dianggap makan gaji semata tanpa melakukan tugasnya.“Kalau begitu apa Mommy mau ikut kami dan bolos kuliah berhari-hari?” Mike mengingatkan Fay tentang kuliahnya.“Mommy tinggal saja di sini. Nenek akan membereskan urusan dengan daddy. Kata nenek, dia akan menarik telinga daddy kalau tidak menurut.” Mika tertawa geli teringat ucapan nyonya besar Goldwin di kamar mereka. Daddy sebesar itu masih saja ditarik telinganya jika tidak patuh?Fay menggaruk kepalanya kebingungan. Tinggal di sini? Berdua dengan lelaki bajingan itu? Alangkah berbahayanya!Tapi sudahlah! Untuk sementara dia akan tinggal di apartemen Cade seperti yang dikatakan dua bocah ini sambil mencari tempat tinggal lain. Dia akan memikirkannya nanti.Dengan lesu, Fay akhirnya menyatakan persetujuan.“Tapi kalian jangan perg
Baca selengkapnya
Bab 20. Mommy Tidur Seperti Kuda
“Ibu, dia cuma karyawan di sini. Adalah lebih baik kalau kau membuat batas yang jelas. Jangan terlalu diberi hati.” Cade melewati ruang tamu sambil melonggarkan dasinya. Dia tidak melirik Fay sama sekali.“Aku tidak tahu apa yang kau maksud dengan batas yang jelas, Tuan Goldwin Junior. Yang aku tahu cucu-cucuku memanggilnya mommy. Itu berarti dia harus memanggilku ibu.” Laura bangkit dari duduknya dan mengejar Cade yang sudah beranjak menuju kamarnya.Rasa kantuk Fay mendadak hilang. Tadi begitu Cade masuk, dia telah buru-buru bangkit dari duduknya di sofa. Lelaki itu jelas tidak menyukainya. Kini ibunya menambahkan lagi sebuah alasan bagi Cade untuk lebih membenci Fay.Sebenarnya Fay juga tidak peduli tentang perasaan laki-laki itu padanya. Kenyataannya dia juga membenci Cade. Keadaanlah yang telah memaksa mereka harus tinggal di bawah atap yang sama dan tak bisa menghindari satu sama lain.Diam-diam Fay kembali ke kamarnya. Saat di lorong dia sempat mendengar suara nyaring Laura Gol
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status