All Chapters of Vila Melati: Chapter 21 - Chapter 30
32 Chapters
Bang Tut
Bab 21Tepat jam lima sore, aku kembali ke Vila Melati. Kukelola pikiran agar tidak menghadirkan kenangan pertemuan tadi. Sebab jika sebentar mata batinku kembali aktif, mereka bisa mencium rahasia ini. Apa yang telah dibicarakan sebelumnya di restoran, kuhapus dari benak, seakan tak terjadi apa-apa. Ndoro Putri asyik bercokol dengan kuntum melati saat aku melewati taman vila. Ia merawat mereka seperti anak sendiri. "Arini ...." panggilnya lembut.Aku lalu menghampirinya dan memperlihatkan sensasi kagum pada bunga peliharaannya. "Kamu dari rumahmu, 'kan?" tanyanya dengan binar khawatir. "Iya, Ndoro. Lelah banget membersihkan debuh yang menumpuk berbulan-bulan." "Kok, Ndoro gak bisa melacak kamu, ya? Malah yang muncul sinar merah dan putih menghalangi penglihatan Ndoro." Ia mengeluh."Kok bisa gitu?" Sanggahku dengan mimik dibuat senormal mungkin. "Ndoro pasti kecapaian, juga terlalu banyak memfungsikan mata batin.""Sepertinya kamu benar, Arini. Ndoro terlalu mengandalkan mata b
Read more
Perang Besar di Akhir Zaman Nanti
Bab 22Enam bulan berlalu dan kami semakin menyatu dengan vila melati.Dibangun mirip keraton di mana ilalang menjadi atapnya, vila ini dikenal telah tutup. Masyarakat luas mengira bahwa usaha pariwisata ini telah berhenti beroperasi. Memang benar. Vila Melati ditutup bagi masyarakat luas, bahkan ijin usahanya dicabut oleh pemerintah setempat. Namun, tetap beroperasi secara terselubung.Kami tidak menerima tamu umum dengan tujuan liburan atau relaksasi alam. Jika mereka datang, pasti kami tolak. Vila ini hanya dikhususkan bagi pengikut Nyi Roro Kidul.Tidak hanya menjadi jembatan menuju pantai selatan, Vila Melati juga menjadi pusat persekutuan dan penyembahan kepada Nyi Roro Kidul. Oleh sebab itu, tidak heran jika ilmu supranatural kami meningkat pesat. Saat ini, kami tengah berkonsentrasi pada ilmu meraga sukma. Yaitu, memisahkan sukma dari raga dengan sengaja demi tujuan tertentu. Tujuan kami adalah, memenuhi undangan Nyi Roro Kidul di malam satu suro nanti. Bukan sebagai tamu,
Read more
Malam Satu Suro
Bab 23Pesta.Apa yang terlintas di benak saat mendengar kata itu? Makanan berlimpah dan dekorasi yang indah. Khas dunia manusia, bukan? Bagaimana jika pestanya berlangsung di alam gaib? Ah ... sungguh tidak sabar mengalaminya.Persiapan demi persiapan telah rampung menuju malam satu suro. Melur dan karyawan non indigo lainnya diliburkan selama seminggu agar tidak mengusik ritual kami.Berlima, kami memulai tahapan berpuasa dan mengurung diri dalam ruang gelap selama tiga hari. Ini bertujuan; menekan aktivitas raga, membersihkan pikiran, dan memancing eksistensi sukma agar mendominasi.Malam satu suro akhirnya tiba.Panca indera di-non-fungsikan dan jemari membentuk mudra rahasia. Sadarilah ... raga ini bukanlah pusat kehidupan. Raga akan mati, menjadi bangkai, membusuk lalu kembali pada tanah. Namun, sesuatu yang lain bersifat abadi. Sesuatu yang kami genjot supaya terpisah dari raga ini. Empat hari bersemedi, ujung kaki dan kepala terasa kram. Perut memanas dan detak jantung melamb
Read more
Ayah Arini di Istana Pantai Selatan
Bab 24Ribuan orang dari seluruh penjuru berkumpul di depan gerbang istana pantai selatan. Tinggi, pendek, hitam, putih, gemuk, kurus, rambut keriting dan berombak. Menjadi bukti bahwa Nyi Roro Kidul berpengaruh hingga ke pelosok tanah air. Beda penampilan, beda profesi. Ada dukun, artis, pengusaha, pejabat, nelayan, guru spiritual, pemilik hotel dan restoran, pelatih bela diri, pemangku adat istidat, bahkan ada ustad dan oknum lain yang berkedok agama. Semua diundang khusus dan kami memancarkan aura yang sama. Aura pengikut Nyi Roro Kidul.Enam pasukan ditugaskan mengatur jalan masuknya undangan. Kami berbaris rapi, memanjang ke belakang. Lalu pintu gerbang dibuka lebar, sehingga satu per satu melangkah masuk. Dayang-dayang menyambut di sisi dalam gerbang. Wajah ayu dengan rambut hitam panjang yang disisipi kuncup melati, mereka berpakaian serba putih dan perhiasan emas memenuhi bagian tubuh. Mereka menyuguhkan nampan berisi penganan klasik jawa kuno. Gethuk dan ongol adalah salah
Read more
Kanjeng Ratu Kidul
Bab 25Dengan lutut bergetar, kusambangi Ayah. Makin dekat makin jelas peta keriput di wajahnya. Ia berusaha tersenyum tapi canggung."Arini, kamu ada di sini," desahnya kala kucium punggung tangannya."Ya. Apa Ayah kaget?"Hening. Ia membuang pandang ke dalam gentong minuman. "Apa inilah akhir kehidupan yang Ayah cita-citakan?" Aku berjongkok agar badan kami setara tingginya. Sinar matanya berubah nanar."Terjebak di sini dan menjadi pelayan?" imbuhku lagi. "Cukup, Nak! Ayah menyesal telah menyeretmu masuk dalam perjanjian ini.""Ah, begitukah?" Kutatap lamat-lamat wajah renta yang kini tertunduk. "Buang saja penyesalan Ayah! Toh aku sudah terlibat jauh dalam persekutuan gaib ini.""Nak, kamu masih bisa merubah takdir! Masih bisa!" ucapnya pilu."Caranya?" Aku mendengus kesal."Ayah menyimpan sebilah keris di loteng rumah. Tersimpan rapi dalam kotak kayu. Mandikan keris itu oleh kembang setaman lalu lemparkan kembali ke pantai selatan. Masih ada kesempatan untukmu merubah takdir."
Read more
Kemasukan Ruh Dukun
Bab 26Pesta berakhir. Energi supranatural kami pun meningkat pesat. Sukma terasa amat ringan dan tak perlu lagi berpijak, melainkan menggantung di udara. Seperti melayang.Kami melesat pulang demi kembali ke raga masing-masing. Tak disangka jalur udara sangat ramai di malam satu suro ini. Berbagai ruh hilir mudik nyaris bertabrakan. Energi pun tumpang tindih sehingga temperatur udara meningkat dari biasanya.Kami tiba dengan selamat dalam ruangan gelap di mana Bang Kutut masih menjaga raga kami.Ndoro Putri, Bang Satro dan Bi Inem berhasil menyatu lagi dengan raga mereka. Namun, entah kenapa aku malah kesulitan.Kucoba meloncat masuk lewat ubun-ubun. Bukan hanya gagal, aku justru terpental jatuh. Ada apa dengan ragaku? Apa ruh asing telah memasukinya lebih duluan? Sial! Lalu bagaimana aku sekarang? Kulihat mereka mulai kepanikan. Panik pada ragaku yang masih tergeletak di atas lantai."Hahaha ...,""Hahahaha ...,""Hahahaha ..."Ragaku itu terbangun. Membuka mata, melotot, lalu tert
Read more
Tangisan NYI Roro Kidul
Bab 27Sabtu.Matahari belum terbit saat Ndoro Putri mendatangi mess karyawan. Kicauan burung-burung di ranting pepohonan menyamarkan bunyi langkahnya.Wajah muram. Bola matanya berkeliaran tak tentu arah. Seperti ada yang tak beres. Kututup kembali gorden jendela yang kusibak saat mengamati kedatangannya. "Sugeng enjing, tulung kumpul. Ono sing pengin tak omongno." Suaranya menggema sempurna di beranda mess.Terdengar pintu-pintu kamar berdecit dibuka. Kami keluar dengan ekspresi entah. Antara masih mengantuk dan rasa takut menghantui. Dalam hati bertanya, apa perhiasannya dicuri lagi atau bagaimana? Seharusnya Ndoro tak boleh mengganggu kami hingga besok. Ia sendiri yang mengatakan bahwa tubuh kami perlu dipulihkan selama beberapa hari, usai ritual meraga sukma kemarin."Maaf, mengganggu istirahat kalian. Apa kalian mendengar tangisan Nyi Roro Kidul?" tanyanya getir.Kami melongo keheranan lalu saling melempar tatapan. Satu per satu mengangkat bahu, kecuali Bang Kutut. "Beneran k
Read more
Kembali ke Rumah
Bab 28Aku melangkah menyusuri lorong kecil yang diapit tembok tinggi pertokoan. Lumut hijau tumbuh subur di beberapa bagian dinding. Lorong ini cukup panjang hingga tersambung ke sebuah area sempit di mana terdapat tiga buah rumah. Termasuk rumahku. Rumahku terbilang sederhana, padahal Ayah menyembah Nyi Roro Kidul semasa hidup. Seharusnya kami sukses dan kaya raya seperti para pengikut lain. Mungkin Ayah kurang bijak atau aku salah menilai.Dengan rasa yang sulit dijelaskan, aku memutar gagang pintu. Mendorongnya pelan, hingga nampak jelas isi dalam rumah. Tak ada yang berubah, tetap rapi kecuali debu menempel di sana sini. Melangkah masuk, pertama kuletakkan tas di atas meja kemudian mencolek debuh oleh telunjuk. Sangat tebal, jadi kuputuskan untuk langsung mengepel tanpa menyapu agar debu tak beterbangan. ***Asyik mengepel, hal yang kutakutkan muncul. Terdengar suara tangis yang menyayat hati. Amat pilu bahkan cenderung seram. Aku berusaha bangkit, lalu bersandar pada dinding
Read more
POV Hektor (1)
Bab 29Pernah dengar istilah 'dosa keturunan'? Terkadang kesalahan yang kita lakukan, bukan sepenuhnya milik kita tapi melanjutkan apa yang sudah ada.Aku, Hektor Aleksander. Dengan terpaksa, pernah melanjutkan asmara gaib yang sebelumnya terjalin antara Ayahku dan Nyi Roro Kidul. Tumbuh menjadi pemuda tampan tidak selalu menyenangkan. Ketampananku membuat Nyi Roro Kidul dimabuk kepayang. Ia melepaskan Ayahku, lalu berganti menginginkan diriku. Menentang pun sama saja! Toh aku seperti terhipnotis dan berada di bawah kendali wanita iblis itu. Dia kerap muncul di saat tak terduga. Mengintipku layaknya wanita sedang jatuh cinta. Aktivitas mandi, mengenakan pakaian dan tidur merupakan hal yang disukai Nyi Roro Kidul dari diriku. Menurutku dia tak bisa memilah, yang mana cinta dan yang mana nafsu. Hari paling nahas sekaligus titik balik, terjadi di suatu malam keramat yang sering disebut Malam Satu Suro. Di bawah kendali mistisnya, aku dituntun menuju sebuah vila di daerah Pasuruan. A
Read more
POV Hektor (2)
Bab 30Dua jam kemudian, aku kembali ke rumah Arini bersama Pastor pembimbing rohaniku. Dibantu oleh para tetangga, Ayah telah menurunkan Arini dari loteng. Ia dipindahkan ke sofa ruang tamu. Lukisan, peti perhiasan dan keris perjanjian juga diturunkan. Bahkan semua benda yang berkaitan dengan penyembahan, telah dikumpulkan. Pastor mendoakan Arini untuk membersihkan kutuk iblis yang mengikatnya. Setelah itu menumpangkan tangan ke seluruh benda yang sebentar akan dikembalikan ke laut selatan. Bertujuan mematahkan kuasa kegelapan yang bersemayam di dalam benda itu."Pastor, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya salah satu tetangga usai berdoa. "Kami sudah curiga kalau Pak Karman dulunya menyembah Nyi Roro Kidul," terangnya sembari bergidik menatap lukisan-lukisan Nyi Roro Kidul yang nampak seram. "Arini ini melanjutkan penyembahan yang dulu dilakukan Bapaknya. Namun bukan atas kemauannya. Dia bertindak dibawah kendali perempuan iblis Nyi Roro Kidul. Tuhan mengasihi Arini dan ingin meny
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status