Hujan mengguyur tanpa ampun. Petir menyambar, menerangi sosok itu sekejap—cukup lama untuk membuat Clarissa kehilangan keseimbangan. Tangannya bergetar. Jantungnya berdentum cepat seperti drum perang.“Tidak mungkin...” bisiknya hampir tak terdengar, tenggelam oleh suara air yang menampar tanah.Sosok itu berdiri di bawah rintik deras, tanpa payung, tanpa pelindung apa pun. Wajahnya pucat, tapi tatapan matanya... masih sama seperti dulu. Tatapan yang dulu selalu membuat Clarissa merasa aman—dan kini justru membuatnya ketakutan setengah mati.Langkah-langkah kecil menghampiri dari belakang. “Clar, kamu kenapa?” Suara Damar terdengar, panik.Clarissa menoleh cepat, matanya masih membulat. “Dam—itu...” Tangannya gemetar menunjuk ke arah pepohonan. Tapi saat Damar mengikuti arah telunjuknya—Kosong.Tak ada siapa pun di sana. Hanya hujan yang menggila, ranting-ranting bergerak tertiup angin.“Clar? Siapa?” tanya Damar, menatapnya bingung.Clarissa memandangi tempat itu lama sekali, seolah
Last Updated : 2025-10-31 Read more