"Mana, Dek?" tanya Mas Arsya."Itu, Mas, tadi berjalan menuju pintu depan," kataku, sambil menunjuk ke arah ruang tamu.Tapi aku tetap menghadap ke Mas Arsya, tanpa mau melihat ke arah ruang tamu, yang tadi nampak sosok hantu perempuan tersebut. Karena aku takut, jika sosok itu masih ada."Dek, mana Kuntilanaknya? Nggak ada Kuntilanak kok, Dek! Kamu itu salah lihat kali, sebab yang ada itu Bi Asni, bukan Kuntilanak." Mas Arsya berkata, sambil membalikkan tubuhku, supaya aku menghadap ke ruang tamu, tetapi mataku tetap aku pejamkan. "Masa sih, Mas? Tapi tadi jelas-jelas aku melihat, kalau ada perempuan yang berambut panjang menuju pintu depan," terangku lagi."Iya, Dek, nggak ada kuntilanaknya," tegas Mas Arsya."Waduh ... ada Kuntilanak, Pak, Bu? Dimana, Pak? Tapi masa sih, ada Kuntilanak di rumah sebagus ini? Bapak dan Ibu kalau ngomong jangan sambil bercanda dong, jangan menakut-nakuti Bibi?" tanya seorang perempuan, yang terdengar seperti suara Bi Asni."Bukan aku, Bi, yang bila
Read more