All Chapters of Istri Nakal Tuan Axel.: Chapter 11 - Chapter 20
60 Chapters
Tak percaya? Kau bisa mencobanya.
Logan melangkahkan kakinya dengan berat tanpa menoleh sedikitpun meski suara Chana terdengar jelas. Ini cukup aneh baginya karena dia berpikir Chana akan mengejar dan segera meraih tangannya. Tapi nyatanya, pintu kamar itu tertutup dan tak terbuka sama sekali meski dia menunggu sosok Chana keluar menghampirinya."Logan,"Logan menoleh, mendapati Chassy yang tersenyum lembut padanya."Apakah kakak tidak ada di dala-""Tidak," potong Logan cepat menegaskan bahwa dia tak ingin mendengar apa pun saat ini tentang Chana. Kemuraman kian terlihat jelas saat dia mengingat Chana yang sangat jauh berubah. "Dia hanya lelah. Aku akan kembali."Chassy melihat raut kecewa yang dalam dengan jelas. Tanpa sadar dia meraih tangan Logan yang baru saja melangkah untuk pergi. "Logan, ada apa? Apakah kalian bertengkar? Kau tahu bahwa kakak mungkin melakukan kesalahan karena dia sedikit bodoh tapi aku akan membuatnya untuk meminta maaf padamu."Logan tak menjawab, namun menarik tangannya dari tangan Chassy.
Read more
Dia kembali.
Chana turun saat seorang pelayan memanggilnya untuk makan malam bersama keluarga. Dia tak memiliki pakaian yang pantas, namun dia juga telah mengambil keputusan bulat untuk tidak menutupi semuanya. "Pakaian apa yang kau kenakan?" Tegur Mesya dingin saat melihatnya baru saja duduk dengan patuh. Elden yang sedari tadi menikmati kopi dari gelas di hadapannya sebelum acara makan di mulai mengangkat wajahnya lurus. Matanya jatuh pada jejak merah yang terlihat mencolok di antara kulit seputih salju. "Aku tak memiliki pakaian lain," "Chana!" Bentak Elden tak tertahankan bahkan Chassy yang baru saja tiba berjangkit kaget. "Kau! Jejak apa yang ada di tubuhmu! Apa yang telah terjadi!"Mesya yang sedari tadi diam kini mulai meneliti tubuh Chana dan matanya tiba-tiba membulat. "Oh, Chana, bagaimana bisa kau - tidak, sayang ini tidak mungkin. Itu adalah jejak-""Siapa yang melakukannya?" Potong Elden tak menutupi amarahnya. Mendengar itu Chana sama sekali merasa tak terganggu. Dia hanya menat
Read more
Bagaimana dengan rinduku?
"Chana,"Chana, yang sedang melangkahkan kakinya di halaman luas keluarga Oswald dengan menundukkan kepalanya terhenti saat sepasang sepatu hitam itu berhenti tepat di bawah kakinya."Kemana kau pergi?"Suara yang sangat familiar, dengan intonasi acuh tak acuh, memperjelas sikap dingin pemiliknya. Tanpa sadar, Chana mendongak dan menemukan wajah tampan yang menatapnya lekat."Agraf," suara Chana lemah, penuh keterkejutan, dengan mata membulat tak percaya. Bukankah dia baru akan datang? Kenapa sekarang sudah ada di kota ini? Tidak, jika aku tak salah, dia tak seharusnya kembali di bulan ini. Harusnya ...."Chana,"Teguran dingin itu kembali terdengar, Chana seakan tersadar dengan langkah mundur sedikit ketakutan."Apa sekarang kau tuli- tunggu, ada apa dengan tubuhmu?"Sebuah tangan hangat terulur menyentuh ujung kulit leher Chana sebelum Chana berjengkit menjauh. Membiarkan tangan Agraf di udara dengan canggung. Tatapan mereka bertemu, namun kedinginan di hati Chana menyebar dengan sa
Read more
Hi, kakak ipar.
Pagi menyambut dengan cahaya kekuningan yang mulai berpendar melewati pepohonan. Tapi Chana masih di sana, di tempat yang sama sejak dini hari ia terbangun dan tak bisa tidur lagi. Matanya meneliti jalanan dan tertegun saat melihat Rolls-Royce terparkir di pinggir jalan. Dia tak mengingat bahwa pengguna apartemen murah di sekitar sini memiliki mobil mahal seperti jenis yang dia lihat. Atau, apakah dia yang memang tak tahu bahwa mungkin saja ada miliader yang bersembunyi di antara apartemen di sini? Axel yang menyadari bahwa Chana menatap mobilnya tersenyum samar. Dia bisa melihat wajah putih Chana yang tampak segar dan terlihat baik-baik saja. Merasa lega dia akhirnya melihat jam di pergelangan tangannya. "Dom, kita berangkat sekarang," Dominic yang tengah berada di belakang kemudi mengangguk patuh. Dia adalah asisten yang menangani semua masalah Axel juga merupakan orang kepercayaan Axel. Saat ini dia hanya tak mengerti, kenapa tuan mudanya tiba-tiba melakukan semua ini. "Tuan, p
Read more
Dia sangat menggemaskan.
Pada akhirnya di dalam pesawat Chana hanya menurut duduk di samping Matteo, pria tampan yang baru dia kenali. Anehnya, dia tak merasa Matteo berbahaya hingga mudah akrab begitu saja. "Kakak ipar-" "Berhenti memanggilku seperti itu," potong Chana memelototkan matanya. "Aku bahkan tak tahu siapa kakakmu yang sudah aku nikahi." Matteo tertawa, dalam jarak sedekat ini, dia jelas bisa melihat bagaimana bibir merah tanpa lipstik itu mengerucut keberatan. Dengan mata bulat yang menunjukkan kekesalan, pipi putih itu tampak menggemaskannya. Dia bahkan bisa tahu bahwa kulit halus itu murni bersih tanpa selayang bedak atau make up apa pun. Itu benar-benar kecantikan yang murni. "Ah, bagaimana ini. Kurasa aku tahu kenapa kakak pertama menyukaimu." "Kakak pertama? Jadi berapa banyak kakak yang kau miliki?" Matteo kembali tersenyum. "Itu rahasia. Kenapa kau ingin tahu?" "Sinting!" Matteo tertawa. "Ahahahaha, kurasa aku tak akan pernah bosan jika bersamamu. Jadi kakak ip-" "Sudah kubilang! U
Read more
Putuskan investasinya sekarang.
Masalah foto itu meledak dalam waktu singkat. Foto Chana kemudian menyebar dan lebih banyak orang yang mencari informasi tentang Chana. Bahkan Matteo, yang harus mengklarifikasi berita tersebut, justru memasang foto lain yang berada di dalam pesawat melalui Instagram pribadinya. Posisi Chana yang terlelap di pundaknya dan satu tangan Matteo yang mengelus pipi halus itu terlihat sangat dekat dan serasi. Caption yang dia gunakan justru terlihat lebih ambigu.I'm Liam❤️ :"Mimpi indah ❤️ "Saat foto itu terunggah, hanya membutuhkan waktu satu menit untuk disukai lebih dari sepuluh ribu orang. Beberapa komentar mendukung juga kecewa langsung membajiri akun Matteo. Beberapa komentar dari beberapa orang yang sangat jarang menampilkan dirinya kini bahkan ikut berkomentar.The King_Hector : "Mimpi indah ❤️ ❤️❤️RealRion⁹⁹ : "Matteo, aku dengan senang hati menjadi orang yang mengkremasi tubuhmu."Raizel.Zi : "Ya Tuhan! Neraka pasti telah menunggumu. Ammi Taba."Karena komentar dari tiga pria y
Read more
Dia kembali.
Chana turun saat seorang pelayan memanggilnya untuk makan malam bersama keluarga. Dia tak memiliki pakaian yang pantas, namun dia juga telah mengambil keputusan bulat untuk tidak menutupi semuanya. "Pakaian apa yang kau kenakan?" Tegur Mesya dingin saat melihatnya baru saja duduk dengan patuh. Elden yang sedari tadi menikmati kopi dari gelas di hadapannya sebelum acara makan di mulai mengangkat wajahnya lurus. Matanya jatuh pada jejak merah yang terlihat mencolok di antara kulit seputih salju. "Aku tak memiliki pakaian lain," "Chana!" Bentak Elden tak tertahankan bahkan Chassy yang baru saja tiba berjangkit kaget. "Kau! Jejak apa yang ada di tubuhmu! Apa yang telah terjadi!"Mesya yang sedari tadi diam kini mulai meneliti tubuh Chana dan matanya tiba-tiba membulat. "Oh, Chana, bagaimana bisa kau - tidak, sayang ini tidak mungkin. Itu adalah jejak-""Siapa yang melakukannya?" Potong Elden tak menutupi amarahnya. Mendengar itu Chana sama sekali merasa tak terganggu. Dia hanya menat
Read more
Ibuku tidak mati.
C Healthy Center adalah rumah sakit terbesar di kota C dengan sistem pelayanan, kedokteran dan keamanan yang sangat terjamin. Lorong kamar VIP yang sangat tenang dengan pintu kamar tertutup membuat Chana merasa lebih khawatir dari yang dia duga. Oscar, yang mulai memimpin jalan membuka sebuah kamar di mana tetua keluarga Oswald baru saja sadar."Kakek," Chana berlari mendekat, menyentuh tangan kakeknya lembut dengan penuh kekhawatiran.Tetua Oswald terlihat lebih tua, matanya tampak sayu. Dia cukup terkejut namun saat melihat wajah cucunya, dia bernapas lega. "Anak bodoh, kenapa kau bisa ada di sini?" Tatapan matanya jatuh pada Oscar, dimana Oscar menunduk dalam."Bukankah kakek berjanji akan selalu sehat untukku beberapa ...."Kata-kata Chana terhenti, dia mengingat kapan terakhir kali dia bertemu kakeknya? Di masa depan yang dia lihat, sebelum kematiannya, dia melihat raut wajah kecewa kakeknya. Tapi kemudian selain itu dia tak memiliki informasi apa pun meski mencoba mengingatnya. P
Read more
Melamarmu.
"Ibu masih hidup, Agraf kembali, Logan bertindak seakan tak terima, Chassy mulai curiga dan Mesya masih berpikir aku bodoh. Ayah, bahkan tak tahu jika ibu masih ada. Keluarga macam apa yang aku inginkan? Rumah seperti apa yang aku tinggali saat ini?" ujar Chana lemah. Air matanya menetes untuk kesekian kalinya. Dia menekan dirinya sendiri akan semua hal yang telah terjadi."Ada banyak kesalahan yang terlihat jelas sekarang. Masa depan suram yang terlihat, aku tak menginginkannya. Logan, aku berniat membuangnya. Ibuku, aku berniat menemukannya. Keluarga yang aku inginkan, adalah Ayah dan ibu yang bersatu. Kakek yang membaik, dan semua saham serta warisan yang akan aku terima, aku tak berniat untuk menggadaikannya demi kebahagian semu. Warisan itu, harusnya tak kuterima karena aku akan membuat kakek tetap hidup dan ibu kembali. Ya, itu adalah langkah yang harus kuambil."Chana bangkit, menghapus air mata di pipinya lalu tersenyum lemah. Dia menatap pintu ruang rawat kakeknya yang masih
Read more
Aku tidak keberatan.
Chana menarik Axel keluar ruangan dengan kesal. Axel mengikuti patuh, tak mengeluarkan protes dan hanya menatap putih yang menyelimuti tangannya. Terasa hangat dan itu terlihat bagus di matanya. Hal ini membuatnya tersenyum puas. Wanitanya sedang menggenggam tangannya. Untuk pertama kalinya meski membutuhkan alasan untuk lebih dulu menyentuhnya. Dan pikiran licik mulai muncul secara acak. Dia ingin membuat wanita ini bergantung padanya. Hanya padanya. "Dengar, berhenti menggangguku dan jangan muncul di hidup-" Chana berbalik, tak melanjutkan kata-katanya saat melihat senyum di wajah Axel yang terlihat aneh di matanya. Mengamati lebih jauh, dia mengikuti arah pandang Axel yang jatuh pada tangan mereka berdua. Tidak, dia saat ini jelas menggenggam tangan Axel."Ah," ujar Chana sangat pelan. "A-ku tak sengaja." Dengan sigap, dia melepaskan tangan Axel begitu saja. Tatapan Axel muram, rasa hangat yang menyelimuti tangannya tak terasa. Dia mendongak, menatap Chana kecewa. "Dia melepaska
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status