“Adik…” panggil seorang wanita yang tengah duduk dengan sebuah nampan terbuat dari daun pandan, mereka sering menyebutnya nyiru beras."Iya bu, kenapa?” sahut seorang gadis yang berjalan mendekati wanita paruh baya yang memanggilnya.“Masak ini, ibu sudah membersihkannya, sebentar lagi ba’da dzuhur ayah akan pulang dari sawah, ibu akan memasak makan siang,’’ ujar wanita paruh baya itu yang berjalan tergopoh- gopoh memasak makanan untuk sang suami.“Bu, hari ini mamak menyuruh ibu untuk ke rumahnya, tadi adik bertemu mamak di warung Etek Lina,’’ sahut gadis itu yang sedikit berteriak karena ia berada di sumur mencuci beras yang akan ia masak.“Nanti Ibu dan Ayah akan ke rumah mamak,’’ ujar wanita itu yang masih terus memasak.Gadis itu adalah Kirai Chania Arifin, gadis cantik berumur 23 tahun, anggun dan berbudi pekerti, tutur bahasa yang selalu sopan dan lembut membuat nama orang tuanya di sanjung dan dihormati walaupun terlahir dari keluarga yang sederhana. Kirai, gadis berdarah mina
Baca selengkapnya