Semua Bab Takdir Cinta Perempuan Malam: Bab 51 - Bab 60
91 Bab
Bab 51. Sebastian dan Wanita Misterius
Oliver menawarkan untuk membawa Merry pulang ke apartemennya karena cuaca yang semakin buruk.Merry menolak dengan lembut, tapi Oliver bersikeras."Tidak, Oliver, aku akan baik-baik saja pulang sendiri," ujarnya sambil menatap lembut."Tidak, cuaca semakin buruk. Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendirian," sahut Oliver tegas sambil menawarkan lengannya untuk Merry.Merry ragu sejenak, tetapi akhirnya menerima tawaran Oliver."Baiklah, kalau begitu."Di perjalanan pulang, hujan semakin deras. Oliver memeluk Merry erat untuk melindunginya dari dinginnya udara malam. Sesekali, ia menatap Merry dengan penuh kasih sayang.Sesampainya di apartemennya, Oliver dengan lembut menarik Merry masuk. Ruangan itu terang benderang, diterangi cahaya lampu hangat.Tanpa berkata apa-apa, Oliver mendekap Merry dalam pelukannya, menggendongnya sepanjang jalan menuju sofa.Merry mencoba untuk menolak, tapi sentuhan lembut Oliver membuatnya luluh."Oliver, aku bisa berjalan sendiri," ucapnya dengan lemah.
Baca selengkapnya
Bab 52. Korban Sandera
Merry memutuskan untuk kembali ke hotel tempatnya menginap. Di kamar hotel yang sepi itu, ia merenungkan langkah selanjutnya yang harus diambil. Keesokan paginya, dengan tekad yang bulat, ia bersiap untuk pergi ke pengadilan agama untuk mengakhiri pernikahannya yang menyedihkan.Namun, ketika Merry hendak pergi, ia terkejut mendapati Damian muncul di depan pintu hotel. Ekspresi wajahnya ketika melihat Damian sudah memperlihatkan ketidaksetujuannya. "Merry, kau tidak akan pergi ke pengadilan," ujar Damian dengan suara tegas.Merry menatap Damian dengan tatapan dingin, "Aku sudah membuat keputusan ini, Damian. Aku ingin bebas dari pernikahan ini."Namun, Damian menolak untuk mengalah. "Kau takkan pergi! Kita takkan bercerai, Merry. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi," ucapnya dengan suara yang meningkat, menunjukkan keteguhannya.Merry merasa marah dan frustasi. "Ini bukan pilihanmu untuk membuat, Damian. Aku sudah cukup menderita karena pernikahan ini!"Tetapi Damian tidak men
Baca selengkapnya
Bab 53. Pembunuh Antonio
Sebuah minggu telah berlalu sejak Merry keluar dari rumah sakit, dan hari itu adalah hari yang ditunggu-tunggu untuk mengumumkan keputusan pentingnya.Saat sinar matahari memancar lewat jendela kantor, Merry duduk di depan para wartawan dan reporter yang telah berkumpul untuk mendengarkan penjelasannya.Suasana ruangan dipenuhi dengan keheningan tegang, hanya terputus oleh suara kamera yang sesekali berderik dan pertanyaan yang ditujukan kepada Merry.Dengan penampilannya yang tetap anggun, meskipun hatinya masih berat, Merry mencoba menjawab pertanyaan dengan sebaik mungkin.Salah satu wartawan angkat tangan dan bertanya, "Merry, apa yang membuat Anda memutuskan untuk mengajukan perceraian?"Merry menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab dengan mantap, "Keputusan ini bukanlah keputusan yang saya buat dengan mudah. Namun, situasi antara saya dan Damian telah mencapai titik tidak dapat diperbaiki. Saya percaya bahwa perceraian adalah langkah yang diperlukan bagi kebahagiaan dan kedam
Baca selengkapnya
Bab 54. Dendam
Sebastian duduk di samping Damian, tatapannya penuh kekhawatiran pada putranya yang terlihat hancur. "Damian, anakku," ucapnya dengan suara lembut, mencoba meraih hati anaknya yang terluka. "Kenapa kau menyimpan semua ini sendirian? Mengapa kau tidak pernah berbicara padaku tentang ibumu?"Damian menatap ayahnya dengan ekspresi campuran antara kesedihan dan kemarahan. "Karena kau tidak pernah mendengarkanku, ayah. Kau selalu terlalu sibuk dengan wanita lain dan melupakan bahwa ibu masih hidup di sana, menderita dalam keheningan."Sebastian terdiam, terpukul oleh kata-kata putranya. "Aku tidak tahu, Damian. Bagiku, ibumu sudah tiada. Aku tidak pernah menduga bahwa dia masih hidup dan berada di rumah sakit jiwa.""Tentu saja, kau tidak tahu," potong Damian dengan suara tajam. "Karena kau terlalu sibuk dengan wanita lain, terlalu sibuk menyiksa batin ibu dengan memiliki wanita kedua."Sebastian merasakan pukulan emosional yang dalam. "Aku tidak bermaksud menyakiti ibumu, Damian. Ak
Baca selengkapnya
Bab 55. Konsekuensi
Setelah Damian dipenjara atas tuduhan pembunuhan ayah Merry, kehidupan keluarga mereka menjadi semakin rumit. Oliver merasa perlu untuk menemui Merry, karena dia tahu bahwa Merry pasti sangat rapuh menghadapi semua ini. Meskipun hatinya masih dipenuhi dengan kekhawatiran dan ketakutan akan masa depan, dia tahu bahwa dia harus menghadapi situasi ini dengan kepala dingin dan hati yang terbuka. Dengan langkah yang mantap, dia menuju ke rumah Merry.Di depan pintu rumah Merry, Oliver menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk. Ketika pintu terbuka, dia disambut oleh wajah Merry yang pucat dan lesu."Oliver?" tanya Merry dengan suara serak, matanya dipenuhi dengan ekspresi kejutan dan kebingungan.Oliver tersenyum lembut. "Ya, aku. Bolehkah aku masuk?"Merry mengangguk dengan cepat, memberi jalan kepada Oliver untuk masuk. Mereka duduk di ruang tamu, suasana terasa tegang di antara mereka."Apa yang membawamu kemari, Oliver?" tanya Merry, suaranya penuh dengan ketidakpastian.Oliver me
Baca selengkapnya
Bab 56. Rumah Rahasia
Oliver memarkir mobilnya di depan rumah Merry dengan hati yang berdebar. Dia membawa sebuah kejutan tak terduga untuk Merry, yang dia yakin akan membuatnya senang. Saat dia mengetuk pintu, dia merasakan getaran tegang dalam dirinya. Pintu terbuka, dan wajah bahagia Merry menyambutnya."Merry!" sapanya dengan senyum lebar. "Aku punya kejutan untukmu."Merry mengerutkan kening, penasaran. "Kejutan apa itu, Oliver?""Dave dan Bi Emma!" kata Oliver sambil menggerakkan tangan ke samping untuk memperkenalkan tamu-tamunya.Merry terkejut. "Benarkah? Tidak mungkin!"Tapi ketika Dave dan Bi Emma melangkah masuk, wajah Merry berbinar. "Dave!" serunya, lalu dia memeluknya erat. "Aku merindukanmu!"Dave membalas pelukan dengan hangat. "Aku juga merindukanmu, Mama. Bagaimana kabarmu?""Sangat senang bisa melihatmu lagi," ujar Merry, mata berbinar. "Dan kau juga, Bi Emma. Terima kasih sudah datang."Bi Emma tersenyum ramah. "Tentu saja, Merry. Kami senang bisa mengunjungimu."Oliver melihat
Baca selengkapnya
Bab 57. Scandal
Malam itu, Oliver dan Merry duduk di ruang keluarga rumah baru mereka, cahaya redup lampu menciptakan suasana yang tenang dan intim di sekitar mereka. Tetapi di balik kesenyapan malam, mereka berdua merenungkan rencana yang telah mereka susun bersama, menciptakan sebuah skandal yang cukup besar untuk membuat Damian mau melepaskan Merry."Merry, aku tahu ini adalah langkah yang besar," kata Oliver dengan serius, "tetapi kita tidak punya pilihan lain. Damian terlalu keras kepala dan tidak akan pernah membiarkanmu pergi dengan mudah."Merry mengangguk, wajahnya penuh dengan ketegangan. "Aku tahu, Oliver. Ini adalah langkah yang berani, tetapi aku siap menghadapinya bersama-sama denganmu."Oliver tersenyum lembut pada Merry, merasa bersyukur memiliki teman sebaik dia di sisinya. "Kita akan melalui ini bersama-sama, Merry. Dan aku akan selalu ada untukmu, apa pun yang terjadi."Mereka berdua menggenggam tangan satu sama lain dengan erat, menguatkan komitmen mereka satu sama lain. Kemud
Baca selengkapnya
Bb 58. Kehancuran Damian
Damian duduk di kursi terdakwa di ruang sidang, perasaannya campur aduk. Dia merasa hancur melihat bagaimana hidupnya telah berubah drastis dalam waktu singkat. Persidangan atas pembunuhan Antonio, ayah mertuanya sendiri, telah membuatnya dihukum dua puluh tahun penjara. Dia merenungkan segala kesalahan yang telah dia lakukan, tetapi juga merasa kesal menyadari bahwa Merry dan Oliver hadir sebagai penonton di persidangannya.Saat persidangan dimulai, atmosfer di ruang sidang menjadi tegang. Hakim, jaksa penuntut, dan pengacara bela diri bersiap untuk menghadapi persidangan yang menentukan nasib Damian."Mulailah," kata hakim dengan suara yang tegas.Jaksa penuntut memulai pembelaannya dengan penuh keyakinan. "Yang Mulia, hari ini kami akan membuktikan bahwa terdakwa, Damian, telah melakukan pembunuhan berencana terhadap Antonio."Pengacara bela diri Damian berusaha keras untuk membela kliennya, tetapi bukti-bukti yang disajikan oleh jaksa penuntut terlalu kuat untuk dipungkiri. Me
Baca selengkapnya
Bab 59. Pernikahan Ke-2
Dua bulan berlalu sejak pertemuan tegang antara Damian dan Tuan Sameer. Meskipun begitu, Damian masih merasa tegang setiap kali mengingat ancaman balas dendam yang diucapkan oleh Tuan Sameer. Namun, satu hal yang menghibur hatinya adalah kunjungan rutin Tuan Sebastian ke dalam sel tahanan. Setiap kali Tuan Sebastian datang, Damian merasa sedikit lega, merasakan kehangatan persahabatan yang masih tersisa di antara mereka.Sementara itu, di sisi lain kota, suasana romantis sedang tercipta di sebuah kafe terkenal di pusat kota. Oliver, dengan hati yang penuh cinta, telah merencanakan sebuah kejutan istimewa untuk Merry. Dia berada di sana lebih awal, menyiapkan segalanya dengan cermat. Setiap detail diatur sedemikian rupa agar momen ini menjadi tak terlupakan.Ketika Merry tiba, dia disambut dengan senyum hangat dari Oliver. Namun, dia bisa merasakan ada yang berbeda hari ini. Tatapan Oliver penuh dengan kegembiraan yang tersembunyi, membuat hati Merry berdebar lebih cepat dari bia
Baca selengkapnya
Bab 60. Bulan Madu
Matahari terbit dengan indahnya di ufuk timur saat Oliver dan Merry bersiap-siap untuk perjalanan bulan madu mereka. Mereka telah memilih destinasi eksotis di belahan dunia yang jauh dari keramaian kota, sebuah pulau terpencil yang dipenuhi dengan keindahan alam yang memukau.Saat mereka naik pesawat menuju destinasi mereka, Merry merasa campuran antara gugup dan bersemangat. Ini adalah pengalaman pertamanya naik pesawat, dan dia merasa seperti mimpinya akan segera menjadi kenyataan."Sungguh indah, bukan?" ucap Oliver sambil menatap keluar jendela, memandangi awan-awan putih yang lembut di bawah mereka.Merry mengangguk dengan senyum cerah di wajahnya. "Iya, sungguh indah sekali. Ini adalah pengalaman pertama saya naik pesawat, jadi rasanya sangat istimewa."Oliver tersenyum lembut, merasa bahagia bisa berbagi momen ini dengan Merry. "Aku senang bisa menjadi bagian dari pengalaman pertamamu, Merry. Dan aku berjanji akan menjadikan bulan madu kita menjadi sesuatu yang tak terlupak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status