All Chapters of ISTRIKU TAK SUKA DANDAN: Chapter 11 - Chapter 20
57 Chapters
Apa Aku Mulai Menyukainya?
Alya membawa bekal lalu duduk di sofa ruanganku. Kulihat Fery mengusir karyawan yang mengintip. Mati aku digosipin.  Kenapa juga Deswita bisa nekat seperti tadi. Geli dan ngeri aku melihatnya. "Lain kali kalau kencan jangan di ruangan kerja, ada banyak pasang mata yang harus kita jaga. Aku rasa seorang Dave Abimanyu telah berjuang mempertahankan posisi dan jabatannya untuk sampai sejauh ini." Dia dengan santai menasehatiku sambil membukakan bekal. "Aku tidak ingin dicap sebagai istri yang korupsi makanya aku bawakan bekal," sambungnya lagi. Aku bahkan sampai dibuat terhipnotis olehnya.  "Makanlah ... biar kotak bekalnya aku bawa pulang, sekalian kotak bekal kemarin aku bawa juga." Setelah membukakan bekal dia duduk manis, selama nikah aku tidak pernah melihatnya bermain ponsel. Apa dia juga tidak punya ponsel? Kenapa semak
Read more
Alya Kamu Sungguh Terlalu!
Alya melepas pelukanku. Sekarang baru terasa malunya, apa aku terlalu baper dengan kejadian hari ini hingga aku tak peduli dengan harga diriku. Alya memandangku dengan tatapan heran. Bukankah tadi adegan yang paling romantis antara suami istri."Sepertinya Abang perlu dirukiyah, aneh aku rasa." Dia menggelitik heran melihatku. Astaghfirullah itu murni Alya perasaanku padamu, masak tidak bisa dibedakan."Aku ke kamar dulu, Abang lanjutkan saja makannya. O, ya Jan lupa hapus dulu air matanya. Geli aku lihat," sambungnya. Duuh, mau ditaruh dimana wajahku ini, bisa-bisanya si Alya meledekku. Malunya minta ampun.Aku membasuh muka lalu secepat kilat ke kamar melihat Alya, entah mengapa aku takut dia pergi."Sebelum pergi temani aku makan dulu.""Aku sudah makan, bang. Sebelum kesini.""Temani aku. No debat!" Alya menghela nafas lebih dalam. Aduh, mengapa aku jadi begini, apa aku terlihat memalukan. Setelah mencari barang yang akan dibawa ke hotel, Alya menemaniku makan."Sendokin aku maka
Read more
Dilema
Pak haji sudah siap ingin merukiyahku. Mati aku, bagaimana caranya menjelaskan bahwa itu hanya akal-akalan Alya saja.  "Maaf pak haji, sepertinya pak haji salah alamat, disini tidak ada namanya pak Dave." Dia melihatku dari atas sampai bawah. "Ini memang anda pak Dave, bahkan foto baju yang pak Dave pakai dikirim oleh istri pak Dave." Astagfirullah Alya, bisa-bisanya dia memotretku. "Aku kembaran pak Dave, oke? Tak ada paksaan bagi yang tidak ingin dirukiyah 'kan, pak haji."  "Tapi ...." Secepat kilat aku menutup pintu agar pak haji pergi.  Astaghfirullah ada-ada saja Alya ini, masak dia memanggil perukiyah ke rumahku. Alya bahkan mengirim foto dengan pakaian yang kugunakan. Malam ini aku tidur sendiri dengan banyak rasa di hatiku. Jengkel, mara
Read more
Nirani Berani Ke Rumah
 "Mas Dave kenapa?" tanya Nirani heran yang melihatku melepas pelukannya dengan paksa.   "Istriku melihatmu memelukku."   "Mas Dave sudah menikah?"   "Iya, baru sepuluh hari." Nirani menutup mulut tak percaya.   "Ini tidak mungkin, bukannya Mas Dave sangat mencintaiku?"   "Itu, dulu, Nirani. Sekarang aku mulai belajar menerima istriku." Aku melepas tangan Nirani lalu berlari mengejar Alya yang entah kemana rimbanya.    Mengapa rasanya dadaku begitu sakit. Apa pernikahanku akan kandas? Alya tidak mungkin akan mempertahankanku. Apalagi ini yang sudah kedua kali aku menyakitinya.   Meliha
Read more
Alya VS Nirani
 "Aku telpon mas berapa kali, tapi tidak diangkat." Luar biasa sekali Nirani, ternyata dia lebih berani dari Deswita.   "Aku Nirani, mbak." Dia mengulurkan tangan ke Alya.    "Saya Alya. Maaf tangan saya bekas basuh kepiting agak amis," jawabnya santai. Aduh mengapa pula ini jantung terasa copot. Namun, si Nirani mentalnya sangat berani.   "Oh, gak masalah, mbak." Nirani berubah seratus delapan puluh derajat. Entah apa dia datang ke rumah, padahal aku sudah katakan padanya punya istri.   "Bang, ajak tamunya, aku siapkan minuman terlebih dahulu." Alya menuju ke arah dapur lalu berhenti di dekatku dan berbisik, "Abang cocok dengannya, semoga aku tidak khilaf menambah minumannya dengan sianida." Astaghfirullah Alya. Apa yang akan dilakukan Alya terha
Read more
Alya VS Nirani 2
"Nirani kamu membawa mobil?" tanyaku.      "Iya, mas."      "Kalau tidak biar pulang dengan dokter ini saja."      "Sorry, aku tidak bisa. Aku anti gonceng wanita sebelum nikah," jawabnya. Diiih, sok kecakepan sekali ini dokter.      "Kecuali kalau sama Alya, dia adalah cinta tak berbalasku," bisiknya padaku.  Hebat sekali si Alya membuat banyak laki-laki mengejarnya.      "Aku permisi dulu, ya. Alya ... aku pamit."      
Read more
Memperjuangkan Pernikahan ini
Nirani dan semua yang ada di ruangan ini menatapku. Harusnya aku memang sadar bahwa pernikahan bukan mainan. Apalagi terhitung pernikahan ini masih sepuluh hari.  "Pulanglah Nirani ...." Nada suaraku memelas, ini demi kebaikan Nirani jangan sampai dia masuk rumah sakit dijambak oleh ibu.  Kali ini Nirani menyerah mengikuti apa yang kuucapkan, dia tidak sekeras tadi. Baru kutahu motif Nirani ini hanya ingin harta saja. Dia bahkan sudah menikah.  "Tunggu! Ibu belum puas ingin menjambaknya!" teriak ibu. "Sudahlah bu, jujur Dave juga bosan. Nirani pulanglah, kedepannya kuminta kamu jangan pernah mengganggu pernikahanku." Aku masuk kamar meninggalkan mereka semua. Aku seperti terjebak dengan perasaanku sendiri. Takut justru Alya yang pergi dan menggugat aku ke pengadilan.  Nirani t
Read more
Aku Ter Alya Alya
Kami berangkat dalam keadaan diam. Alya mengikutiku untuk duduk di depan bersamaku. Suasana yang hening membuat perjalanan ini benar-benar horor. Apalagi acara tahunan, acara yang tidak kusukai karena tak sedikit sikut menyikut mengingat disini aku yang paling muda. Tak sedikit dari mereka yang tidak terima aku jadi manager bank cabang disini. "Tadi bicarakan apa sama ibu?" tanyaku memberanikan diri memulai percakapan dengannya.  "Biasa, bang." "Apa kamu akan menggugatku Alya." "Jika itu yang terbaik, bang. Kita tidak bisa memaksa hati siapa pun termasuk hati suami sendiri." "Bolehkah aku minta kita bertahan dalam pernikahan ini. Aku sadar aku sudah keterlaluan." "Boleh asal tanpa syarat. Tapi kalau syarat abang aku harus dandan tiap hari sepertinya aku t
Read more
Insecure Dengannya
Jantungku terasa mau copot dalam ruangan yang mendadak hening ini. Alya tetap santai makan buah. Sementara aku tidak bisa sama sekali makan. Perutku terasa kenyang. "Ayo, bang. Kita pulang rasanya capek sekali." Bu Misye dan bu Ridho yang dari awal cerewet mendadak diam. "Cepat sekali, Non." Pak Rahman heran melihat Alya yang ingin pulang "Iya, pak. Ada kerjaan yang harus Alya selesaikan." "Bu Alya kita belum mulai," ucap pak direktur yang mencoba untuk menahan.  "Lain kali saja, Pak." Suasana yang begitu canggung dan hening. "O ... ya, sekalian kasih wejangan kepada yang ada disini, pak direktur. Jika ada acara makan jangan terlalu banyak omong, kita buat acara bukan untuk saling mengintrogasi. Pak Rahman nanti kirim semua file yang ada di ruangan ini pr
Read more
Perasaan Alya 1
 Hari ini tepat tanggal dan bulannya meninggal mama dan papa. Aku tidak mungkin cerita ke Dave tentang perasaanku. Tiap tahun aku pasti mengurung diri di suatu tempat. Hotel dekat pantai meninggalnya kedua orang tuaku.    Dave pergi tanpa pamitan ke kantor, bekal yang kusiapkan pun tidak dibawanya. Sejak awal pernikahan ini memang keliru dan kurasa harus segera diluruskan.    Kusiapkan bekal untuk Dave dan kubawakan ke kantornya. Tujuanku sebenarnya ingin izin menyendiri di hotel seperti biasa. Setiap tahun aku memang agendakan untuk mengenang mereka. Dengan itu aku merasa memiliki mereka sebagai orang tuaku. Hidupku tidak semulus orang lain, karena itu aku kebal dengan segala rasa dihatiku.   Ternyata disana ada Deswita. Aku juga bingung dengan perasaanku di satu sisi aku ingin bertahan dengan p
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status