Ketika hari ini Mahesa datang ke rumah Riana, Aram tak lagi melayangkan sorot tajamnya. Seperti kesepakatan yang telah mereka buat, tidak akan ada lagi permusuhan di antara keduanya.Kedatangan Mahesa tentu saja untuk menemui Kenzie. Hari ini anak itu mendapat nilai seratus untuk menggambarnya.“Wah, bagus sekali, Kenzie. Papa bangga padamu.”“Terima kasih, Pa.” Kenzie tersenyum lebar dan memasukan Kembali buku gambar yang sempat diperiksa oleh Mahesa.“Om Aram juga sangat bangga padamu. Kau anak yang berbakat.” Aram menimpali, sambal melebarkan senyumnya pada Kenzie.“Terima kasih, Om.”Saat ini, mereka sedang berkumpul di ruang tamu. Riana dating dan menghidangkan pisang goreng di atas meja.“Maaf, hanya ada pisang goreng.” Aram tersenyum. “Tidak apa-apa, sayang. Pisang goreng pun, jika dibuat oleh tanganmu, pasti akan terasa sangat nikmat.” Pujian Aram menumbuhkan selarik senyum tipis di wajah Riana. Lalu Riana menghempaskan pantatnya di kursi, tepat di sebelah Aram.“Oh iya, min
Read more