Semua Bab Obsesi Bos Mafia Kejam: Bab 31 - Bab 40
81 Bab
31 : Undangan Pernikahan
“Dia akan menikah katamu?”Rebecca mengenggam erat surat undangan yang ada di tangannya kuat. Pukulan keras yang ia dapatkan di minggu pagi yang cerah. Joshua akan bertindak sejauh ini untuk menendangnya jauh dari kehidupan pria itu. Kesal, marah, merasa dikhianati. Itulah perasaan Rebecca saat ini. “Pernikahannya akan dilangsungkan minggu depan di hotel Valliera. Apakah nona akan hadir?” Sekretaris Rebecca bertanya dengan nada yang tegas.Rebecca kemudian berdiri dari kursinya, “Tentu, aku akan hadir dan memberikan hadiah terindah untuk calon istrinya.” Rebecca meneringai. Tangannya masih menggengam surat undangan itu kuat.***“Saya menemukan sebuah catatan aneh ini di komputer Elliot pagi ini.” DK, seorang juga merupakan bawahan Joshua yang berfokus di bidang keamanan, penyelidikan organisasi dan perusahaan pusat. Ia juga salah satu orang terpercaya Joshua. DK baru menampakkan wajahnya karena ia baru saja kembali dari luar negeri untuk mengurus perusahaan cabang.“Elliot?” dahi J
Baca selengkapnya
32 : Artikel
Elliot berdiri di balik pintu. Matanya menyaksikan dengan jelas bagaimana dua orang itu sedang larut dalam cumbuan nafsu. Elliot menontonnya tanpa berkedip sedikitpun. Ia sungguh benci melihat bagaimana wanita itu mengerang penuh kenikmatan di bawah kungkungan sang tuan. Saat bersamanya, wanita itu sama sekali tidak menunjukkan sikap suka atau pun menikmati.“Aku ingin kau mengerang lagi di bawahku, Karina.” Bibir Elliot berucap pelan. Penuh penekanan, hasrat, dan kegilaan di dalam dirinya.Sungguh tidak bisa Elliot pungkiri, Karina adalah wanita yang cantik dan sempurna. Saat pertama kali melihat Karina, Elliot suka. Akan tetapi, ia menyebunyikan rasa itu karena ia pura-pura menghormati tuannya yang berada di atasnya.Gigi Elliot saling beradu, bunyi gemerutuk itu terdengar jelas di telinga. Kakinya melangkah pergi. Elliot ingin dipuaskan saat ini juga. Melihat kedua orang itu bercinta membuat benda itu menegang sempurna.Elliot mengendarai mobilnya menuju sebuah rumah yang terletak
Baca selengkapnya
33 : Balaskan Saja Dendammu!
Napas Joshua ngos-ngosan. Tangannya berpegang kuat pada daun pintu. Matanya melihat tajam ke arah Karina yang sedang berada di meja belajarnya. Bibir Joshua melengkung membentuk senyum. Ia senang, wanitanya ada di sana.Karina tidak menyadari keberadaan Joshua karena masih sibuk dengan tugas-tugas. Walau ia sedang libur menjelang hari pernikahan yang tinggal menghitung hari. Tetap saja, tugas kuliahnya akan terus menumpuk.Perlahan kaki Joshua melangkah mendekat. Tanpa bicara. Joshua memeluk Karina dari samping. Ia menenggelamkan wajahnya di tengkuk Karina. Wanita itu harus tahu, seberapa lelahnya dirinya hari ini karena seharian mengurus artikel-artikel sampah itu. “Kau sudah kembali, Josh?” Tangan Karina menepuk-nepuk lengan Joshua yang melingkar di lehernya. Deru napas Joshua terdengar tergesa-gesa. Degup jantung laki-laki itu sampai bisa ia rasakan. Sangat cepat.“Kamu tidak apa-apa?” Karina melepaskan pelukan Joshua. Mencengkram kedua bahunya. Matanya menelisik wajah Joshua yang
Baca selengkapnya
34 : Ketahuan
“Hentikan, Elliot! Kau sudah terlalu jauh.” Napas lega berhembus dari mulut Karina karena ada yang menghentikan tindakan Elliot. Kepalanya menoleh ke arah pintu. Karina terkejut dengan kehadiran orang asing di kamarnya—DK.“DK,” desis Elliot.“Maaf mengganggu kenyamanannya, Nona. Saya minta izin untuk bicara dengan anak ini sebentar.” DK terdengar sangat akrab saat berbicara dengan Karina. Ia tidak lupa untuk meminta izin pada Karina karena akan membuat sedikit keributan di sini.“O-Oh…” Karina bingung harus bereaksi apa.“Kau, DK. Mau apa kau?!” Elliot menatap DK tak suka.“aku sudah menduga, semua ini pasti ulahmu.” DK mendekati Elliot. Mata tajamnya terus menatap Elliot penuh kemurkaan. “Ini bukan urusanmu, DK. Enyahlah!” Elliot memandang tak suka ke arah DK. Nada suaranya rendah namun penuh emosi di dalamnya. “Kau salah. Jika ini menyangkut tentang tuan, itu jelas akan berurusan denganku.” tegas DK. Karina bisa melihat ketegangan di antar dua manusia ini. DK menatap tidak suka
Baca selengkapnya
35 : Bunuh Saja Aku!
Kaki Karina perlahan menaiki satu persatu anak tangga. Ia menyusuri perbukitan yang dipenuhi oleh makam-makam. Ia memeluk dua bucket bunga krisan yang akan ia hadiah kepada orang tersayang.Setelah menemukan makam yang ia cari. Karina lalu duduk di tengah-tengah dua makam. Ia menaruh bunga krisan itu di masing-masing makam dengan perasaan yang damai. “Mama, Papah. Karin datang.” Bibir Karina menyimpul sebuah senyuman tipis.Tangan Karina mengusap-usap kedua nisan itu secara bergantian. “Kalian baik-baik saja, kan? Kenapa belakangan ini sering datang ke mimpi Karin? Ada sesuatu yang mau disampaikan, kah? Karin Khawatir, Ma, Pah.” Karina memandang dua batu nisan dengan nama kedua orangtuanya dengan perasaan yang sedih. Andai saja kecelakaan itu tidak terjadi. Pasti hidup Karina tidak akan se-menderita ini. “Saat kecelakaan itu terjadi. Seharusnya aku ikut mati bersama kalian. Dunia terlalu kejam untuk manusia lemah sepertiku ini. Andai saja hari itu aku mati bersama Mama dan Papah. M
Baca selengkapnya
36 : Dua Jasad Yang Terkubur
Perlahan mata Joshua terbuka. Di dalam hatinya terus merapalkan doa untuk dua jasad yang terkubur di dalam tanah. Hatinya hancur. Perasaannya kacau balau. Ini mungkin terlambat, tapi ia ingin melakukan yang terbaik untuk menebus kesalahan sang ayah di masa lalu.“Ma, Pah. Jangan benci Joshua, ya. Karin sangat mencintainya. Karin ingin bersamanya. Ma, Pah. Maafin Karin.” Joshua menatap kekasihnya itu dengan tatapan sendu. Paham seperti apa perasaannya saat ini. Takdir benar-benar mempermainkan mereka. Pertemuan mereka bukanlah kebetulan tetapi ini sudah ditetapkan oleh takdir.“Saya berjanji akan menjaga Karina dengan baik, Tuan, Nyonya. Saya akan memberikan segenap perhatian dan cinta padanya. Saya tidak akan menyia-nyiakan Karina. Dia adalah nyawa saya, saya harap Tuan dan Nyonya merestui kami berdua. Saya tidak akan mengecewakan Tuan dan Nyonya.” Joshua menaruh tangannya di depan. Berbicara dengan nada tegas. Tatapan matanya sangat teduh.Karina tersenyum tipis mendengar Joshua mem
Baca selengkapnya
37 : Aku Akan Merindukanmu
Karina tersenyum tipis. Matanya tidak bisa lekang memandangi Joshua yang tengah tidur di sampingnya. Perasaan damai menyelimuti hatinya. Pria ini tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya sejak semalam. Karina tidur di pelukannya sepanjang malam ini.Karina menyandarkan tubuhnya ke headboard kasur. tangannya mengusap-usap kepala Joshua lembut. Matahari sudah terbit. Pagi menyapa dengan cerahnya. Mata Karina menoleh ke kaca besar. Cahaya dari matahari pagi membuat perasaannya nyaman.“Apa kamu sudah merasa lebih baik?”Atensi Karina langsung beralih ke Joshua. Pria itu bertanya dengan mata yang masih tertutup. Kelihatan sekali dia masih mengantuk tapi tetap memaksakan dirinya untuk tetap terjaga. Matanya terbuka perlahan. Bibirnya mengukir sebuah senyum manis.“Sudah.” Karina tersenyum tipis. Ia tak henti mengusap surai Joshua yang berantakan. Ia tau, semalaman Joshua dibuat heboh oleh dirinya. “kamu tidurlah lagi! Wajahmu kelihatan lelah sekali,” bisik Karina lembut.Joshua menanggapi
Baca selengkapnya
38 : Keributan Di Ruang Rias
Hari ini Karina sudah bisa beraktifitas seperti semula. Flu yang ia derita sudah sembuh jadi Karina tidak lagi hanya berbaring di kasur kamarnya. Menjelang pesta pernikahannya yang tinggal menhitung jam. Karina disibukkan dengan berbagai macam kegiatan. Seperti, mencoba kembali gaun pengantinnya, pergi ke salon untuk memanjakan diri, lalu pergi ke hotel tempat acara pernikahan mereka dilaksanakan.Pantulan di cermin menggambarkan raut bahagia Karina. Gaun pengantin yang ia kenakan sangat pas dan indah di tubuhnya. Beberap MUA yang memang disewa untuk mengurus Karina tampak sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Karina hanya duduk diam dan menerima perlakuan halus dari para MUA. “Saya mau bertemu dengan keponakan saya. Biarkan saya masuk!”“Tidak bisa, Nyonya. Tuan Carrington tidak memperbolehkan siapapun menggangu Nyonya Karina.”“Kalian benar-benar tidak punya sopan santun. Saya ini bibinya. Wajar saya menemui keponakan saya.”Karina mendengar ribut-ribut di depan ruang rias.
Baca selengkapnya
39 : Anak Yang Malang
“Karina? Di mana Karina?!” teriak Vivian panik. Vivian ikut mencari ke setiap ruangan. Semua ruangan di buka paksa. Bahkan sampai ke toilet. Karina tidak ada. Ia tidak menemukan Karina di manapun. Tanpa tunggu berlama-lama Vivian menghampiri DK kembali untuk melaporkan apa yang baru saja terjadi. “Tuan DK. Karina menghilang.” Vivian langsung mengatakan itu di hadapan DK tanpa tunggu lagi. “Apa maksud ada?” tanya DK bingung. “Saat saya kembali keruangan rias. Beberapa pengawal ambruk di lantai. para MUA sedang panik mencari keberadaan Karina di mana.” Vivian tidak bisa mengontrol suaranya lagi hingga kabar itu terdengar di telinga Joshua yang sedang sibuk menyambut para tamu undangan. Joshua langsung menghampiri mereka. Joshua menarik tangan Vivian cukup kuat sampai wanita itu terhuyung mengadapnya, “Apa maksudnya Karina menghilang? Jelaskan padaku!” desak Joshua.“Saat saya kembali, Karina sudah tidak ada. Para pengawal ambruk dan para MUA tampak sangat ketakutan. Saya tidak tau
Baca selengkapnya
40 : Jangan Bersandiwara di Depanku
“Sangat menyebalkan harus berurusan denganmu seperti ini.” Joshua mencebik. Ujung pistol glock seri 19 itu masih bertengger manis di dahi sebelah kiri Rebecca. Joshua tidak akan segan membolongi kepala Rebecca saat ini juga.“Kak Joshua,” lirik Rebecca. Ia berbalik dan memegang ujung pistol itu dengan kedua tangannya. Tatapan memelas itu membuat Joshua semakin jijik melihatnya.“Harus dengan cara apa aku menjelaskan agar kau mengerti, Rebecca?” suara Joshua sangat dingin di telinga Rebecca. Tatapa jijik bercampur benci itu baru pertama kali Rebecca dapatkan. Joshua benar-benar marah dengan apa yang sudah ia lakukan.“Aku mencitai kakak, tolong pahamlah!” teriak Rebecca frustasi.“Aku tidak peduli, kau membuatku merasa jijik. Kau kira dengan melakukan ini aku akan tunduk denganmu? Tentu tidak Rebecca, aku bukan sembarang orang yang bisa kau paksa untuk melakukan hal itu.” Joshua menekan semua kalimat yang keluar dari mulutnya.“Kau akan menyesali ucapanmu.” Rebecca memegang ujung pisto
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status