All Chapters of Ayahku Berkhianat, Kubawa Pergi Ibuku: Chapter 71 - Chapter 80
108 Chapters
71. Datang Ke Perjamuan Selir Helena
Pagi-pagi kediaman Anderson sudah ramai sekali. Tepatnya di sebuah ruang pribadi dengan nuansa feminim dan ceria terlihat banyak pelayan tengah mengerubungi seorang gadis. Orang tersebut tak lain sang Nona Muda Anderson ialah Alice. Saat ini Alice sedang duduk manis dan membiarkan dirinya entah diapakan oleh para pelayannya. Dia baru saja selesai membilas tubuhnya dan langsung diseret oleh pelayannya kesana kemari. Setelah dibantu mengenakan gaun kini rambut panjangnya yang berwarna pirang tengah ditata. Dia tak tahu apa yang akan dibuat pada rambutnya karena nampaknya sedari tadi pelayannya itu bingung. Dari yang tadi hanya menggerainya, lalu ditambahkan beberapa aksesoris. Kemudian mencoba dikuncir dari bentuk ekor kuda, kepang hingga sanggul telah dicoba semua, namun lagi-lagi mereka melepasnya. Beruntung pelayannya itu tak lupa menyiapkan cemilan untuknya. Jika tidak mungkin ia sudah pingsan duluan sebelum sempat ke perjamuan. Ketika cangkir tehnya telah kosong bersamaan dengan it
Read more
72. Pria Misterius
Sejauh ini perjamuan berjalan dengan lancar. Alice merasa aman dengan keberadaan Selir Helena yang mengambil perhatian semua para nona bangsawan. Terlihat semua orang begitu berlomba-lomba melempar pujian untuk mencari muka pada sang Selir. Selir Helena pun nampak gembira dikelilingi oleh mereka, apalagi sambutannya yang ramah membuat semua jadi lebih bersemangat lagi. Alice tahu maksud mereka dengan melakukan hal itu. Pangeran Kedua yang merupakan putra dari Selir Helena sudah memasuki usia menikah, namun belum memiliki pasangan. Pangeran Alaric sendiri pun tak terlihat dekat dengan wanita manapun. Maka dari itu, mereka semua berlomba-lomba untuk menonjolkan diri agar bisa terpilih menjadi pendamping Pangeran Alaric di masa depan. “Sayang sekali, sudah ada orang terpilih. Jadi, usaha kalian itu sia-sia.” Alice melirik pada gadis yang duduk di hadapannya. Gadis tersebut mengenakan gaun berwarna kuning lembut yang memperlihatkan sosoknya jadi cantik dan anggun. Orang dihadapannya adal
Read more
73. Kita Hanya Teman
Langkah kaki tergesa-gesa di sepanjang lorong terdengar. Tak lama suara pintu terbuka secara kasar menyusul membuat orang yang ada di dalamnya terkejut dan mendongak melihat siapa pelakunya. Marquess Anderson terkejut melihat wajah merah dari putrinya tersebut. “Alice, ada apa nak?” tanya sang Marquess dengan wajah heran. Alice dengan wajah emosi yang tertahan menggebrak meja kerja ayahnya hingga pria itu terlonjak kaget. Rupanya putrinya itu sedang kesal dengan sesuatu. Entah apa yang membuatnya kesal hari ini hingga ia menampilkan sosoknya yang cukup kasar hingga membuatnya terkejut. Putrinya yang ia kenal adalah seorang gadis yang ceria, baik dan penuh energi. Jarang sekali ia melihat Alice marah atau mungkin tidak pernah. Sekalipun ia marah itu hanya terjadi sebentar saja. Putrinya yang manis lebih suka tersenyum membuat hatinya selalu meleleh saat melihatnya. Namun, entah mengapa wajah kesalnya hari ini cukup membuat sang Marquess merasa sedikit takut dalam hatinya. Rasanya sepe
Read more
74. Pertunangan Gagal
“Ayah, aku membutuhkan bantuanmu.” Lucas memasuki ruang kerja ayahnya. Ia berdiri di hadapan sang Ayah dengan wajah serius membuat Peter mengerut heran. Bantuan apa yang diminta oleh putranya dengan wajah yang serius itu? “Katakan ada apa? Apakah ada masalah?” tanya Peter. Ia berdiri dari kursinya dan berjalan memutar menuju sofa tunggal yang diikuti oleh putranya mengambil duduk di sofa panjang. “Bantu aku melamar seseorang,” jawab Lucas masih dengan wajah seriusnya. Peter yang baru saja duduk itu langsung terpaku sejenak. “Apakah dia nona Anderson?” tebaknya. “Ya.” Peter tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat respon Lucas yang terus terang ditambah dengan wajah serius, namun terlihat jelas telinganya telah memerah tanda bahwa putranya sedang menahan malu. Hal ini mengingatkan dirinya pada masa lalu. Saat itu ia menemui ayahnya —Duke terdahulu— untuk minta bantuan melamar Anna. Pasti saatnya ayahnya juga seperti dirinya hanya bisa tertawa dengan tingkah putranya yang dimab
Read more
75. POV: Selir Helena
Aku adalah putri tunggal dari keluarga bangsawan Count Earnest. Menjadi satu-satunya anak yang ada dalam keluarga tersebut membuatku dilimpahi oleh banyak hal bagus seperti kekayaan, kasih sayang dan kehormatan. Namun, itu tidak seindah yang dibayangkan. Ayahku seorang Count yang selalu berpikir jika semua harus memiliki manfaatnya masing-masing tak terkecuali seorang anak. Ketika aku lahir Ayahku tidak kecewa meski banyak keluarga bangsawan mengharapkan seorang anak laki-laki untuk meneruskan gelarnya, tapi ia berbeda. Beliau tak mempermasalahkan anak yang lahir apakah gadis atau laki-laki karena pada akhirnya jika ada ditangannya semua akan menjadi alatnya. Di hari kelahiranku hidupku telah diputuskan oleh pria itu. Aku akan hidup menjadi bonekanya. Hidupku menjadi alat untuk membantunya menapaki kekuasaan yang lebih besar. Untuk mendukung hal itu pria itu tak ragu untuk memberikan apapun padaku karena ia yakin pada dirinya bahwa ini adalah bentuk investasinya di masa depan. Jika se
Read more
76. Rahasia Anna
Anna memandangi putrinya yang sedang bermain salju dengan para pelayan. Ia duduk di gazebo ditemani Marie. Tak lama datanglah Lucas, putranya. Ia pun tersenyum menyambut kedatangannya. “Sudah kembali? Bagaimana dengan Alice?” Anna tahu hari ini putranya akan mendatangi Alice untuk mengutarakan lamarannya. Matanya memandangi wajah memerah putranya itu. Bibirnya pun melengkung tersenyum melihat tingkah malu-malu dari Lucas. Tak ia sangka kini ia kembalimelihat putranya tumbuh. Berbeda dengan sebelumnya, ia bisa melihat putranya menyukai seorang gadis bahkan ia bisa melihat pernikahannya. Jika dulu rumah ini dingin dan gelap, maka sekarang terasa hangat, aman dan damai. Semenjak kepergian Winna, Anna bisa merasakan dirinya dapat bernapas sejenak. “Dia tahu, jadi aku gagal membuatnya terkejut,” keluhnya dengan lemas. “Eh, bagaimana bisa?” Anna terkejut. Ia tahu bahwa Lucas meminta Max dan Marquess Anderson untuk merahasiakan ini dari Alice. Lucas mengangkat bahunya. “Tidak tahu. Mungki
Read more
77. Cara Lucas Melamar Alice
Rumor itu untuk belum sampai keluar ke publik, namun begitu Peter tetap cemas. Ia tak bisa sembarangan mendatangi atau mengirim surat pada ayah mertuanya itu. Bisa saja nanti orang salah memahaminya dan beranggapan bahwa dirinya terlibat yang berakibatkan imbas buruk pada keluarganya khususnya Anna dan Lucas. Peter sadar jika ini bagian dari permainan Selir Helena. Di tengah kebimbangannya ia pun terpaksa menyetujui permintaan sang Selir untuk berdiri di pihaknya. Tentu saja hal itu mengundang banyak perdebatan oleh bangsawan bahkan Raja Eron pun juga terkejut. Usai masalah yang menimpa ayah mertuanya reda semua kembali menjadi baik tanpa ada masalah. Meski begitu Peter harus terus-terusan melawan nuraninya karena ia bertentangan dengan Selir Helena. Namun, demi istri dan anak ia harus menahannya. Ketika ia kehilangan calon anaknya dirinya mendapat kesempatan berbaikan dengan istrinya. Peter menjelaskan semua situasi yang terjadi pada Anna dan mereka berdua akhirnya berbaikan. Meski t
Read more
78. Menagih Janji
Alice memandang ke samping dengan wajah cemberut. Ia kesal telah dibohongi oleh ibu dan ayahnya. Kini laki-laki yang selalu ia hindari itu muncul dan duduk di hadapannya. Sebenarnya ia bukan marah atau pun kesal pada Lucas. Ia hanya merasa malu mengingat pertemuan terakhir mereka. Masih teringat jelas tiap kata-kata yang dilontarkan oleh laki-laki itu membuatnya setiap saat terngiang dan tak bisa fokus sepanjang hari. Mana pernah ia punya pikiran jika laki-laki yang selalu ia anggap teman dan ini jatuh cinta padanya. Tak pernah sekalipun ia membayangkan akan bersama bahkan hingga menikah dengan Lucas. Ia bisa meyakini itu karena dirinya tahu keseluruhan cerita ini. Tetapi, selama beberapa hari ini ia memikirkannya berulang. Dan saat itu ia menyadari, jika banyak hal yang telah berubah. Hal-hal tersebut menjadikan masa depan yang tak pasti seperti inilah contohnya. Berkat itu dirinya jadi tak memiliki keberanian untuk memandang Lucas. “Kau marah?” tanya Lucas. Mata Alice terpejam mend
Read more
79. Putra Mahkota Diracun!
Pangeran Alaric bersama Putra Mahkota Albert baru saja selesai berkuda bersama. Dua orang itu terlihat berseri-seri dengan wajah yang berkeringat. Para pelayan yang ada di sana sejenak menghentikan pekerjaan mereka untuk mengagumi dua orang bersaudara tersebut. Usai turun dari kuda beberapa pelayan datang untuk memberikan handuk dan air minum, sedangkan yang lain membawa pergi kuda mereka untuk beristirahat. “Rasanya menyenangkan menikmati terpaan angin yang mengenai wajah saat berkuda.” Putra Mahkota Albert mengusap keringat pada wajahnya dengan kain handuk yang diterimanya tadi. Pangeran Alaric yang berada di sebelahnya bergumam setuju dengan ucapan kakaknya tersebut. Sudah lama sekali mereka absen melakukan kegiatan berkuda bersama. Biasanya setidaknya dalam satu bulan mereka bisa berkuda tiga hingga empat kali. Dua orang ini memang sama-sama suka kuda sehingga terlihat sering menghabiskan waktu bersama dengan kuda. Namun, semenjak Putra Mahkota Albert menikah dan sudah mulai sibu
Read more
80. 'Berita Buruk' dari Putra Mahkota
“Melihat senyum riangmu pada saat pesta penyambutan kelahiran si bungsu Chester. Membuat semua orang jatuh cinta.” “Terimakasih atas pujiannya, Yang Mulia.” Alice tersenyum mendengar pujian tak tulus dari Selir Helena itu. Sudah cukup tadi dirinya dicemburui oleh para gadis, kini ia menjadi sasaran kebencian oleh mereka. Alice tahu jika pasti dalam hati mereka semua sedang mengutuknya tidak tahu malu karena berani menolak lamaran Raja Eron untuk Pangeran Alaric. Sebegitu marahnya wanita ini sehingga ia membalas dendam dengan cara ini? Alice sadar sejak ia mengetahui pertunangan dirinya dengna Lucas akan menimbulkan banyak kontra. Tetapi, saat itu yang ia pikirkan mungkin orang-orang hanya kan iri dan cemburu padany saja. Dia tak masalah dengan hal itu, toh mereka tidak bisa melakukan apapun dengan kecmeburuan merak terhadap dirinya. Hal itu tidak akan mempengaruhinya sama sekali. Namun, saat ini telah berbeda. Berkat ucapan Selir Helena ini mengundang kebencian semua orang pada dirin
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status