"Jangan pedulikan aku! Seluruh pasukan serang! Kita harus bunuh siluman itu!" Hawi bersandar di tepi lambung kapal yang patah, luka di punggungnya masih terus mengucurkan darah.Namun, dia sama sekali tak peduli, langsung memerintahkan para prajurit di bawahnya untuk terus menggempur siluman raksasa itu, guna mencegah hal yang tak diinginkan.Akhirnya, di bawah serangan bertubi-tubi para prajurit, kepiting raksasa itu berhenti bergerak, benar-benar kehilangan tanda-tanda kehidupan.Hawi menghela napas panjang, jatuh terduduk di geladak dengan napas terengah-engah. Kepiting raksasa ini benar-benar merepotkan, untung kali ini majikannya membawa banyak ahli bela diri sehingga bisa berhasil membunuh lawan."Hawi, kudengar kamu terluka? Gimana kondisimu?" Ketika keadaan sudah tenang, Nolan bergegas datang bersama satu regu pengawal pribadinya."Tenang saja, Pangeran. Luka kecil begini bukan apa-apa, aku nggak bakal mati." Hawi menyeringai, memperlihatkan gigi yang masih berlumuran darah. "D
Read more