Saat tubuh raksasa kura-kura es muncul di permukaan danau, suara retakan es terdengar bagaikan guntur yang meledak di atas padang salju. Air danau yang keruh menyembur bersama pecahan es, lalu membeku di tepi danau menjadi lereng es yang curam.Lapisan es di punggungnya memancarkan cahaya kebiruan yang dingin. Setiap keping tempurung menonjol seperti batu es yang dipahat dengan cermat, ujung-ujungnya setajam bilah yang bisa merobek udara.Sepasang mata merah menyala berputar, menyapu orang-orang panik di tepi danau. Saat tatapan dinginnya jatuh pada Nolan, mata itu justru membawa sedikit penilaian seperti manusia."Cepat mundur cepat!" teriak Hawi dengan satu tangan menarik lengan Nolan ke belakang. Dia baru melewati pertarungan sengit melawan raksasa kepiting, jadi sangat paham betapa mengerikannya hewan buas laut dalam semacam ini.Ukuran tubuh kura-kura es ini saja sudah lebih lebar daripada geladak Kapal Berkah. Bongkahan es yang menjuntai sepanjang 3 meter di tempurungnya. Jelas,
Baca selengkapnya