"Maaf, Mbak. Aku tadi dapat telepon dari Mas Ery. Ada jadwal pemotretan untuk majalah fashion. Terus, minggu depan, launching produk kosmetik baru di Bali." Aruna mengangguk pelan. "Iya, Neng. Apa kamu sudah bilang pada Alexei?" tanyanya. "Belum, Mbak!" "Baiklah! Kamu harus bicara sama dia dulu, Neng. Jangan mendadak. Aku nggak mau dia ngamuk!" Mata Isma menyipit. Dia agak heran karena Aruna lebih peduli dengan Alexei. Padahal, biasanya terkesan tidak peduli. Isma tersenyum, ketika ingat mereka tadi salah tingkah. "Aku heran, kenapa Mbak Runa sekarang lebih peduli dengan Alexei, ya? Sepertinya telah tumbuh dan terjadi sesuatu di antara kalian!" Isma mulai menggoda. Seketika, wajah Aruna memerah menahan malu. Buru-buru Aruna mencebikkan bibir. "Eng-nggak, kok, Neng. Nggak ada!" elaknya gugup. Isma berdecak lirih. "Iya juga nggak apa-apa, Mbak. Alexei cakep, genius, dan kaku!" ledeknya sambil terkekeh. "Dia nggak sekaku itu sebenarnya. Dia pria yang baik dan lembut, kalau sudah d
Last Updated : 2023-08-15 Read more