Semua Bab KEKASIHKU BUKAN BODYGUARD BIASA : Bab 81 - Bab 90

"Belinda menghancurkan semuanya, Sayang. Tapi bukan hanya Belinda yang membuat Mama pergi tanpamu!" Kening Aruna mengerut penasaran. "Apa itu, Ma?" tanyanya penuh minat. Kinasih tersenyum kecut, lalu menyuruh Aruna istirahat. Namun, Aruna menolak. Dia justru ingin tahu kisah masa lalu orang tuanya dari sisi berbeda. "Bagaskara tidak yakin, kamu anaknya. Demi Allah, Runa, Mama tidak pernah selingkuh. Mama berusaha menjadi istri yang setia. Meskipun pernikahan itu terpaksa dan Mama harus perpisah dengan papanya Bayu. Justru Bagaskara yang mengkhianati pernikahan kami!" "Aku tahu, Papa cerita padaku. Mereka menikah siri dan punya anak bernama Gerald!" Kinasih tidak terkejut. Apa yang dikatakan Pak Amir dulu, ternyata benar adanya. Belinda dan Bagaskara sudah menikah siri sebelum Aruna lahir. Mungkin itu alasan Bagaskara menutup rapat akses komunikasi setelah mereka cerai. Sehingga Kinasih tidak bisa mencari kabar Aruna. Namun, Tuhan tidak ingin Kinasih kehilangan Aruna selamanya. M

Jakarta, Indonesia.... Sebuah pesan singkat masuk ke handphone Elang dari nomor baru yang ternyata milik Alexei. Hal itu membuat Elang meradang. Pasalnya, Alexei sudah berada di Qatar hendak ke Indonesia dan minta dijemput sembilan jam lagi. Berulang kali Elang mendengus kasar karena gagal menghubungi Alexei lagi. Elang menatap sekilas jam digital di atas nakas. Dia bergegas menyandarkan badan ke kepala ranjang, lalu menghubungi Julio. Mendapati telepon tiba-tiba di pagi buta, tentu membuat Julio terkejut. Dengan malas, dia mengambil handphone. Rasa kantuk Julio mendadak sirna mendengar kabar kepergian Alexei ke Indonesia. "Shit! Kenapa dia ke sini, bukan ke Volgograd?" tanya Julio bingung. "Semua kebodohanmu!" sembur Elang dari seberang sana. "Kalau kamu nggak ceroboh dan mengatakan pada Ruslanov, Alexei sudah di Volgograd!" lanjutnya kesal. Julio menjauhkan handphone dari telinga, sambil memutar bola mata malas. "Seharusnya kamu berterima kasih padaku, Lang! Mungkin kamu bena

Ruslanov Yevgeny dan Catarina Aliev.... Mendadak Bagaskara tidak nyaman mendengar dua nama itu disebut. Di Russia, siapa yang tidak mengenal mereka? Ingin sekali Bagaskara menolak kenyataan itu. Namun, mustahil. Bagaskara tidak mau menjadi laki-laki pengecut, tetapi kenyataanya ada tembok terlalu angkuh menghalangi hubungan mereka. Beberapa pertimbangan membuat Bagaskara ragu untuk menikahi Alenadra. Usia Alenadra sebaya Aruna. Di Indonesia, Bagaskara juga masih terikat pernikahan agama dengan Belinda. Lalu sekarang, semakin sulit Bagaskara dan Alenadra bersama. "Ale, apa kita harus bertemu orang tuamu?" Pertanyaan itu semakin mengecewakan Alenadra. Alenadra segera meraih piyama yang berserak mengenaskan di bawah tempat tidur. Dia memakainya cepat, lalu berlari ke kamar mandi. Bagaskara menatap pintu kamar mandi dengan hati nelangsa. Di bawah guyuran shower, Alenadra menangis. Memaki kebodohan dan kecerobohannya. Dia sudah menyerahkan tubuh dan kehormatan secara sukarela pad

Alexei menatap geram pada Julio. Cengkeramannya pada Bagaskara sedikit kendor. Hal itu dimanfaatkan Bagaskara untuk melepaskan diri. Bagaskara balas menendang dada Alexei. Setelah itu, Bagaskara berlari ke teras rumah. Dia merebut senjata anak buahnya yang sejak tadi tidak berani berbuat apa-apa. "Pergilah Alex, percuma memaksaku!" Klek! Suara kokangan senjata di tangan Bagaskara, sampai ke telinga Alexei. Alexei segera berguling, lalu meraih dua buah pistol dari belakang pinggangnya. Diarahkan dua benda itu ke dada Bagaskara. Menantu dan mertua itu di posisi siap melepas tembakan. Anak buah Bagaskara juga mengincar Alexei. Tidak mau ada korban jiwa, Julio segera menengahi. "Tuan Bagaskara, Alexei, hentikan ini! Kalian harus ingat Aruna. Dia sedang hamil tua. Apa kamu ingin dia berjuang sendiri?" Julio menatap Alexei, berharap sahabatnya itu segera sadar. Bergegas, dia berdiri di antara Bagaskara dan Alexei. Julio justru mengarahkan senjata pada Bagaskara sehingga laki-laki tua

"Hendra Langit?" Alexei meyakinkan pendengaran. Julio langsung mengangguk memastikan. "Tadinya aku nggak percaya, Alex! Tapi itulah fakta tentang mertuamu!" Alexei mengumpat lirih, "Shit! Kasihan sekali Aruna dan Elang." Sekali lagi, Julio mengangguk, lalu menepuk lirih bahu Alexei. Bergegas, dia membereskan barang-barangnya dan memasukkan ke ransel. Segera, Julio membantu Alexei berbaring. "Aku harus urus dokumenmu. Setelah kuat, cepat kembalilah ke Russia!" "Spasibo, Julio." Julio menggantung ransel ke punggungnya, lalu menatap sekilas pada Alexei. Selanjutnya, dia bergegas pergi dari ruang perawatan Alexei. "Kamu harus terima semua perbuatanmu, Bagaskara! Aku tidak menyangka, kamu adalah iblis. Alenadra dan Hendra Langit tidak akan tenang selama kamu masih berkeliaran." Alexei mengambil handphone yang sejak tadi dianggurkan. Dia segera membuka galeri foto. Hal pertama yang dicari adalah foto Aruna. Namun, Alexei tidak punya keberanian menghubungi istrinya itu meskipun rasa