All Chapters of Perselingkuhan berkedok Iba: Chapter 61 - Chapter 65
65 Chapters
61. Secercah Harapan
"Kamu ingin memastikan jika aku pergi menemui Thika. Begitu kan?" tanya Satria.Shafira ingin sekali mengatakan iya dengan lantang namun lidahnya seolah kelu sehingga diputuskan untuk diam saja."Kamu masih saja mencurigaiku Shafira, jadi untuk apa aku berjanji padamu jika aku melanggarnya? Percuma saja," keluh Satria keluar kamar berpindah ke ruang tamu.Sebenarnya tadi Satria berniat untuk ke tempat Thika namun saat sampai di perjalanan, dia teringat Maya. Wajah menangis dan tatapan bayi itu terus menghantui setiap langkahnya. Sebagai seorang Ayah, Satria tentu memikirkan anak anaknya, kesehatannya sehingga disaat seperti ini, Satri kembali ragu untuk melajukan motornya kepada Thika.Pikiran Satria sungguh bimbang antara Thika dan Maya. Lama berfikir, Satria akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah namun betapa kecewa Satria saat mendapati sikap acuh dan rasa curiga dari Shafira, istrinya.Lelaki dimana saja, jika dicurigai dia akan menjadi jadi, tak terkecuali Satria. Dia lelah, d
Read more
62. Bahagianya
Manusia diuji Allah SWT dari segi manapun, jika tidak rizki ya kesehatan, bisa anak, orang tua ataupun suami seperti yang terjadi pada Shafira. Untuk saat ini dia diuji dari keuangan dan suami.Shafira ikhlas menjalani semua takdir dari Allah SWT. Mungkin ini semua sudah digariskan untuknya, mengalah dari sikap Satria.Setiap hari, setiap malam, Shafira terus berdoa, "lunakkan hati suamiku yang keras seperti batu ya Allah, semoga dia berubah dan kembali seperti Satria-ku yang dulu."Dan kali ini sepertinya Allah SWT menjawab Doa yang selama ini Shafira panjatkan.Malam ini, Satria dan Shafira sedang duduk berdua di pelataran rumah mereka. Angin malam menambah hawa dingin yang menyeruak masuk ke tubuh masing masing. Hal itu membuat Shafira memutuskan untuk masuk ke dalam rumah."Aku mau masuk dulu mas," ucap Shafira sambil berdiri hendak pergi."Shaf, bagaimana jika kita pergi ke suatu tempat untuk merayakan anniversary kita?"Degh."Kamu ingat hari anniversary kita, Mas?" tanya Shafir
Read more
63. Sahabat di masa lalu
Satria bersama keluarga menginap selama tiga hari di kebun teh Bogor. Sengaja menyewa satu cottage yang disediakan pihak perkebunan sebagai daya tarik wisatawan untuk beristirahat.Selain murah dan menarik, cottage yang dipilih Satria letaknya cukup strategis, sehingga sangat cocok untuk duduk bersantai menikmati indahnya perkebunan teh di sore hari.Fasilitas Cottage yaitu tiga kamar tidur lengkap dengan kamar mandi di dalamnya. Ada dapur, ruang makan dan satu ruang santai. Semua sudah ada di dalam cottage, termasuk perlengkapan makan, mandi dan sholat serta printilan lainnya, kita tinggal menempati saja.Anak anak sangat bahagia, begitu juga Aini, Satria dan Shafira. Mereka menikmati hawa sejuk cenderung dingin di sore hari sambil menikmati pemandangan kebun teh.Slurp."Em, teh disini sangat enak, ya? baunya juga harum khas teh melati," ucap Shafira yang dijawab anggukan kepala oleh Aini dan Satria.Hari itu cuaca mendung, Zico duduk di kursi rotan di sebuah gazebo sebelah cottage m
Read more
64. Pelakor Jahannam
"Dasar gila?!" umpat Shafira membaca pesan dari Thika.Satria berinisiatif melihat pesan tersebut."Apa apaan ini. Jangan percaya Thika, Shaf."Aini juga tak kalah heboh, ikutan melihat ponsel Shafira."Ayo kita pulang, Satria, akan aku beri pelajaran itu si Thika. Kok aku jadi kesal sekali."Aini berhasil terprovokasi dan meminta Satria untuk pulang padahal Shafira sendiri berusaha memendam amarahnya. Tiba tiba ,...Tok, tok, tok.Pintu diketuk dari luar. Satria segera mengecek siapa yang datang.Ceklek."Kamu?!"15 menit sebelumnya.Zico berjalan mendekati cottage perkebunan teh tempat Shafira tinggal. Dia mengetuk pintu dengan hati berdebar, tidak sabar untuk memberitahukan kabar yang baru saja ia dapatkan kepada sahabatnya itu. Satria membuka pintu dan terkejut melihat Zico datang tanpa pemberitahuan."Kamu?" tanya Satria."Zico? Ada apa kamu datang ke sini? Apakah ada masalah?" tanya Shafira yang kepalanya muncul di belakang Satria."Shafira, kamu perlu tahu sesuatu. Aku menemuka
Read more
65. Apakah ini karma?
"Camkan perkataanku?!" ucap Aini melangkahkan kaki pergi meninggalkan Thika dalam keterpurukan.Thika sungguh merasakan sakit yang hebat. Tak hanya badannya tapi juga hatinya.Dengan tangan bergetar, Thika mengirim pesan pada Satria."Mas, apa apaan ini? Kenapa kamu menyuruh ibumu untuk datang kesini? Aku memintamu untuk datang tapi kenapa malah wanita cerewet itu yang datang. Jika kamu benar benar berniat menolong, kamu seharusnya bertanggung jawab penuh mas hingga masalahku selesai. Aku kecewa padamu, Mas."Satria membuka pesan dari nomor asing. Pesan dibaca Satria berkali kali, mencoba mencerna semua kalimat di dalam pesan dari nomor asing yang tak lain WA dari Thika. Bagi Satria, janji kepada istrinya adalah hal yang paling penting untuk ditepati.Satria segera membalas pesan dari Thika."Maaf Thika, aku sudah berusaha menolongmu jadi sekarang aku sudah gugur dalam semua janji. Terima kenyataan dan hiduplah bahagia dengan lelaki yang mencintaimu di masa depan. Terima kasih untuk s
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status