All Chapters of Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya): Chapter 11 - Chapter 20
32 Chapters
Memperjuangkan Pernikahan?
Bab 11 Memperjuangkan Pernikahan?Ku tatap Mbak Mira dengan amat tajam dan berkata ,"bagaimana? Masih betah jadi istrinya Mas Fathan?" Ku sunggingkan sedikit sudut bibirku lalu berjalan meninggalkan Mbak Mira yang tampak kesal."Aaarrgggh!!" teriak Mbak Mira kesal ketika aku baru beberapa langkah menjauh darinya.***Di suatu sore, di saat aku tengah bersantai di teras rumah tiba-tiba aku dikejutkan dengan kedatangan Mas Fathan. Dari penampilannya aku menduga pasti suami rahasiaku itu baru pulang dari tempat kerjanya tanpa balik ke rumahnya lebih dahulu."Assalamualaikum.""Wa'alaikumsalam," balasku seraya meraih tangan kanan Mas Fathan lalu mencium takzim punggung tangannya."Ada apa, Mas? Kok ke sini gak ngabari dulu?" tanyaku basa-basi.Tanpa menjawab pertanyaanku lebih dulu Mas Fathan lantas memilih untuk duduk di bangku yang sebelumnya aku tempati. Mengusap wajahnya dengan agak kasar kemudian terdiam untuk beberapa saat.Ku perhatikan suami rahasiaku itu lebih seksama. Terlihat
Read more
Satu Rahasia Terbongkar
Bab 12 Satu Rahasia TerbongkarMendengar ucapanku tersebut, lalu Mas Fathan pun terdiam sejenak. Tanpa ku duga laki-laki berstatus suamiku itu langsung memelukku seraya berkata dengan nada yang lembut."Aku akan dukung kamu."Aku tersenyum lega karena perkataan Mas Fathan barusan. Seketika itu aku pun membalas pelukan darinya.***Beberapa hari setelah keributan di rumah Bu Joko berlalu, kini hidupku menjadi sedikit lebih tenang. Apalagi sekarang ini Mas Fathan sudah membebaskanku untuk bertindak guna membersihkan namaku dan membuat ibunya masuk ke dalam jebakanku. Tak hanya itu, Mas Fathan juga bersedia membantuku jika nantinya aku membutuhkannya. Jelas karena hal ini lah yang kemudian membuatku semakin sayang pada suami rahasiaku itu.Meski begitu aku sendiri masih penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi ketika Mas Fathan berada di kamarnya saat itu. Mengapa bisa darah-darah yang aku letakkan di lemari baju milik Mbak Mira hilang tanpa meninggalkan bekas sedikitpun. Begitu juga
Read more
Posisi Sulit
Bab 13 Posisi SulitTerlepas apapun tuduhan mereka padaku, aku tak lagi memedulikannya. Bagiku yang terpenting sekarang adalah menguatkan lagi mentalku untuk menghadapi Mbak Mira dan Bu Joko kedepannya. Karena aku percaya setelah kejadian ini pasti akan terjadi keributan lagi. Bahkan mungkin akan lebih seram dari ini.Budhe Sri juga akhirnya meminta para tetangga untuk pulang. Keributan kali ini betul-betul membuatku merasa khawatir dengan apa yang akan terjadi nantinya. Aku takut jika pernikahan rahasia ini terbongkar, mungkin aku tidak akan mengeluarkan uang milyaran. Tetapi sebagai gantinya aku akan benar-benar berpisah dengan Mas Fathan. Astaghfirullah ... Bagaimana ini?????***Malam itu di saat aku tengah bersiap untuk tidur aku kembali teringat dengan kejadian tadi sore. Keributan antara aku dan Mbak Mira serta terkuaknya fakta jika aku tidaklah sepupuan dengan Mas Fathan benar-benar membuatku gundah. Aku betul-betul merasa tak tenang sekarang ini.Aku takut jika Mas Fathan ak
Read more
Hilang Kabar
Bab 14 Hilang Kabar"Aku gak mau pisah sama kamu, Mas," kataku pelan. Mas Fathan tak bersuara. Ia terdiam untuk beberapa saat yang malah membuatku mendongak ke arahnya. Dan tiba-tiba Mas Fathan memelukku seraya berkata yang membuat kedua mataku perlahan mulai berkaca-kaca. "Percayalah, Dek ... Sampai kapanpun Mas akan perjuangkan pernikahan kita. Walaupun harus menjual ginjal sekalipun."***Di saat matahari sudah meninggi, di saat itu lah Mas Fathan memutuskan untuk pulang ke rumah ibunya. Ia akan memastikan keadaan rumah setelah keributan yang terjadi kemarin sore. Terlebih tadi malam Mbak Mira terus saja menghubunginya yang mana sebenarnya hal itu sedikit membuat Mas Fathan khawatir jika memang terjadi sesuatu pada wanita yang telah melahirkannya itu. "Aku pulang, ya." Mas Fathan tersenyum manis lalu mengecup dahi ku. Aku mengangguk pelan dan mengiyakan kepergian suami rahasiaku itu. Beberapa saat setelah Mas Fathan pergi, aku masih terduduk mematung di ruang tamu. Obrolan ant
Read more
Kabar dari Mas Haris
Bab 15 Kabar Dari Mas Haris Di saat yang bersamaan tiba-tiba hp ku berdering. Aku yang mengira itu adalah Mas Fathan pun mendadak bersemangat untuk mengangkatnya. Sayangnya, semangatku seketika runtuh ketika aku melihat nama Mas Haris yang tertera di layar hp ku. Seketika itu juga perasaanku berubah semakin runyam. Aku takut tak bisa menjawab jika Mas Haris akan bertanya yang berhubungan dengan rumah tanggaku. "Assalamu'alaikum. Ada apa, Mas?" tanyaku dengan nada sedikit lemas. "Wa'alaikumsalam Warrohmatullah. Kamu dimana?" tanya Mas Haris. Mendengar pertanyaan dari kakak kandungku itu seketika membuatku kelabakan untuk menjawab. Sebab selama ini yang Mas Haris tahu aku tinggal di rumah Bu Joko. Ingin berkata jujur tapi aku terlalu takut Mas Haris akan bertanya lebih lanjut. Tetapi, jika aku berbohong ... Itu bukan keahlianku. "Mas ke rumahmu hari ini. Assalamualaikum." Mas Haris menutup panggilan teleponnya tanpa membiarkan aku mencegahnya. Sontak karena hal ini lah yang membua
Read more
Kepulangan Mas Fathan
Bab 16 Kepulangan Mas Fathan "Apa jangan-jangan karena ini terus Mas Fathan seharian gak ngasih kabar?" Bayangan hal-hal buruk pun seketika mengisi di kepalaku. Aku betul-betul merasa takut jika Mas Fathan akan bertindak yang akan membahayakan dirinya. Walau begitu aku berusaha untuk menyakinkan diriku kalau suamiku itu tahu batasan-batasan apa saja yang memang dilarang dalam agama. Mas Fathan pasti baik-baik saja. Dan ternyata tak perlu menunggu lebih lama, harapanku itu pun akhirnya terjawab. Benar, tak lama setelah Mas Haris menjelaskan semuanya, hal yang tidak aku sangka-sangka pun terjadi. Mas Fathan tiba-tiba muncul di hadapan kami semua. Sontak aku yang melihat kepulangan suami rahasiaku itu pun dibuat terperangah. Masih ada perasaan tak percaya dengan kemunculannya yang tiba-tiba. Aku pun menghampiri laki-laki yang baru saja datang itu. Aku terdiam beberapa detik dan memastikan betul-betul apakah laki-laki di depanku itu adalah suamiku. Setelah benar-benar yakin, aku pun l
Read more
Masalah Baru Muncul
Bab 17 Masalah BaruBukannya langsung menjawab Mas Fathan malah terdiam. Tampak ekspresi wajahnya begitu bimbang untuk berkata. Yang mana hal tersebut malah semakin membuatku penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa mungkin selama di rumah Mbak Mira, Mas Fathan melakukan nafkan batin yang memang selama ini tak pernah ia berikan pada istri pertamanya itu? Arrgh, jika benar demikian tentu saja hal itu akan membuat hatiku hancur. Meski aku tahu Mbak Mira adalah istri sah dari Mas Fathan, namun rasanya tetap berat jika harus berbagi suami seperti itu. Akan tetapi kalau aku melarang Mas Fathan untuk tidak memberi nafkan batin pada Mbak Mira, takutnya yang ada aku juga terkena dosanya. Astaghfirullah ... Bagaimana ini??? "Mas!!" tegurku. Mas Fathan terkesiap dan reflek menoleh ke arahku. "Iya, ya, aku jelasin sekarang," balas Mas Fathan lalu menghembuskan napas beratnya. Mas Fathan pun mulai bercerita jika sebenarnya Mbak Mira sudah mengetahui pernikahan yang terjadi antara aku dan d
Read more
Informasi dari Bu Joko
Bab 18 Informasi dari Ibu "Maaf Mas Haris bukannya aku mau berbuat dzolim pada Mira, tapi aku bener-bener gak bisa melakukan itu. Aku lebih memilih di penjara daripada harus mengkhianati istriku. Cukup sekali aja aku membuat Arum kecewa karena pernikanan yang aku lakukan sama Mira," ujar Mas Fathan. "Budhe dukung kamu, Le. Uang bisa dicari. Kalau perlu Budhe akan jual apa yang Budhe punya supaya kamu dan Arum terbebas dari wanita jah*t itu!" ucap Budhe bersemangat. Seketika aku ikut merasa bersemangat mendengar pembelaan dari Budhe Sri. Sungguh beruntungnya aku bisa mengenal beliau. Tapi, darimana aku dan Mas Fathan akan mendapatkan uang yang jumlahnya saja kami tak sanggup membayangkannya. Sepuluh milyar! ***Paginya ketika kami semua sedang sarapan bersama, Mas Haris yang memang tadi malam menginap di rumah Budhe Sri pun memulai pembahasan yang kami tunda sebelumnya. Dimana Mas Haris yang juga mendukung keputusan adik iparnya itu mencoba memberikan saran supaya kami terbebas dar
Read more
Bukti Pemberian Bu Joko
Bab 19 Bukti Pemberian Bu Joko "Ini yang kamu minta. Ibu pertaruhkan nyawa buat dapetin itu, jadi berikan Ibu bayaran seperti yang udah dijanjikan," ujar Bu Joko sesaat setelah aku dan suamiku sampai di ruang tamu. Aku menatap amplop besar berwarna coklat di atas meja. Mendengar yang dikatakan ibu mertuaku barusan membuatku penasaran dengan isi dari amplop tersebut. Namun, bukan hanya soal amplop yang mencuri perhatianku, melaikan perkataannya tentang bayaran. Bayaran apakah itu? "Tunggu, Mas!" aku menatap penuh tanda tanya ke arah Mas Fathan. "Maksudnya bayaran apa ini?" tanyaku penasaran. Mas Fathan terdiam beberapa saat kemudian ia mengajakku terlebih dahulu untuk duduk. Aku pun menurut dan duduk di sebelah Mas Fathan. Setelah duduk suamiku itu lalu berucap yang mana cukup membuatku tercengang tak percaya."Bayaran yang dimaksud ibu itu ... bayaran karena ibu udah bantu cari bukti tentang Mira."Tepat setelah suamiku berkata demikian, sontak kedua mataku membulat seketika. Sung
Read more
Terungkap
Mendengar suamiku beristighfar di saat itu aku memyadari kalau ia sedang menahan kekesalannya karena sikap ibunya barusan. Mas Fathan pun berbalik dan berjalan kembali ke ruang tamu. Namun, baru beberapa langkah, kakinya terhenti manakala ia melihat kedatangan Mbak Mira. Di momen itu Mas Fathan tanpa pikir panjang ia kembali melanjutkan langkahnya dengan sedikit lebih cepat. Sampai akhirnya ia berdiri di hadapan Mbak Mira dengan jarak sekitar setengah meter. Di waktu yang menegangkan itu, tiba-tiba Mas Fathan melakukan hal yang tak pernah terbayangkan olehku sebelumnya. Ya, Mas Fathan ... melempar amplop berwarna coklat pemberian ibunya itu ke arah Mbak Mira dengan kasar. Amplop coklat yang memang berisikan foto-foto kalau Mbak Mira memalsukan kehamilannya. "Dasar penipu!!" sergah Mas Fathan yang membuat Mbak Mira Terkejut. "Maksud kamu apa? Hah!" balas Mbak Mira tak terima. Aku mendekat ke tempat Mbak Mira berada sambil tertawa kecil. Kesempatan ini adalah waktu yang pas untuk a
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status