All Chapters of Nikah Pengganti: Suamiku Adalah Kuadriliuner: Chapter 21 - Chapter 30
365 Chapters
Bab 21 Widia Nugroho
Wajah Sinta berubah dan jantungnya berdebar-debar seperti memainkan drum.Apakah Dani menemukan sesuatu?Apakah dia mendengar orang lain mengatakan sesuatu, misalnya keluarga Wijoyo menggunakan anak perempuan di luar nikah sebagai pengantin pengganti? Mengatakan wanita yang dinikahi Dani adalah Santi yang palsu, bukan putri semata wayang keluarga Wijoyo?Semua pria memiliki gengsi tersendiri, mereka pasti berharap bisa menikahi wanita dari kalangan berada, berparas cantik dan berkulit putih bersih, dari pada wanita seperti dirinya.Sinta sedikit menundukkan kepalanya, kedua tangannya menggosok ujung tepi bajunya dengan gelisah.Sinta berusaha meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak bisa mengakuinya apapun yang terjadi, tetapi Dani pernah dijeblos ke penjara karena berkelahi ....Kalau Dani mempermasalahkannya, sulit diprediksi masalah apa yang akan ditimbulkan Dani nantinya. “Ah? Ceritakan apa?” Sinta menatap Dani dengan mata besar yang cerah, mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraa
Read more
Bab 22 Putri Keluaga Wijoyo
Billy benar-benar tampak linglung sekarang.Keluarga Sanjaya mereka memiliki pengaruh besar di Semarang, tetapi bukan berarti perusahaan kecil yang hanya segede biji wijen ini bisa mereka telusuri. Apalagi kalau melacak dengan mengunakan jati dirinya, tidak dipungkiri hal ini pasti akan mengundang perhatian.Bagaimana kalau seperti yang terjadi pada kasus Hendra Wijoyo terakhir kali, ada orang yang salah paham padanya ....Billy berdehem dan berkata dengan senyuman canggung, “Kak Dani, tidak apa-apa aku mencari tahu, tapi aku katakan hal terburuk dulu. Kalau misalnya nanti ada orang yang membuat gosip dan mengatakan kalau aku berselingkuh dengan istrimu, kamu tidak boleh mempercayainya .... Aduh!”Sebelum dia selesai berbicara, kepalanya sudah dipukul Agus.Bulan kedua masuk kerja, Sinta mulai bekerja lebih keras. Sebenarnya dia juga memahami beberapa aturan dalam bertahan hidup ketika pertama kali masuk ke tempat kerja. Dia juga tahu bagaimana menghadapi Widia, saat wanita itu mempers
Read more
Bab 23 Enam Juta
Jessika tidak tahan melihat Widya mempersulit Sinta di kantor, jadi dia mengajak Sinta keluar untuk mencari peluang bisnis dan memperkenalkan Sinta pada semua kliennya.Dia juga mengajari Sinta trik dalam negosiasi dan cara mendapatkan pesanan.“Kamu harus ingat kalau bisnis tidak dilakukan sekali saja. Kamu mungkin harus bernegosiasi sepuluh atau delapan kali untuk mendapatkan satu pesanan dan itu hal yang wajar.”Sinta sedikit mengangguk.“Di hari biasa, kita harus menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Setelah mengenal mereka, barulah mereka bersedia menandatangani dan memberikan pesanan padamu!”“Ya, aku mengerti itu.”“Tentu saja yang paling penting adalah ... kamu harus tebal muka dalam berjualan! Singkirkan rasa malumu dulu, baru kamu bisa mengisi perutmu! Mengerti?” kata Jessika sambil tersenyum.Sinta tersenyum seperti bulan sabit dengan mata besarnya yang indah. Pada saat ini, nomor pesanan mereka tampil di layar dan Sinta bergegas menuju ke meja counter untuk mengambil maka
Read more
Bab 24 Brondong Ganteng
“Kak Jessika, kamu tidak tahu.” Sinta tersenyum lembut, “Sebenarnya, dia memperlakukanku dengan sangat baik ….”“Baik?” Jessika mengangkat alisnya dan menunjukkan ekspresi tidak setuju.Pada hari kedua pernikahan, Sinta pergi untuk mengembalikan gaun pengantin tetapi dipermalukan oleh petugas, lalu Dani kesal dan membeli gaun pengantin termahal di toko dan meminta petugas itu untuk berlutut mengukur Sinta. Jessika sudah pernah mendengar cerita ini dari Sinta.Pada saat itu, Jessika merasa pria ini tidak bisa diandalkan, sombong dan sangat mudah tersinggung.Yang paling parah adalah pria itu menggunakan tabungan Sinta untuk bersenang-senang!“Sinta, jika menurutmu dia baik bagimu karena dia membantumu membalas kekesalanmu pada petugas toko pengantin itu dan menyerahkan seluruh harta leluhur padamu, maka kamu terlalu naif dan tidak terlalu memahami makna pernikahan!”“Pernikahan itu membutuhkan dua orang untuk mengaturnya bersama, bukan kamu yang bekerja keras di satu sisi sendirian, tap
Read more
Bab 25 Hidup Bersama
Dani sedang duduk di rooftop, area ruang terbuka di lantai teratas Hotel Grand Imperial, rokok di sela-sela jarinya hampir terbakar habis. Permukaan laut tampak berkilau-kilau memandang dari di kejauhan, burung laut berputar-putar di atas langit dan layar putih bertitik, pemandangannya terlihat sangat indah untuk disaksikan.Telepon di atas meja bergetar, itu adalah sebuah pesan transfer dana masuk, enam juta.Billy dan Agus saling memandang sambil tersenyum dan berkata sambil tersenyum lebar, “Kak Dani, kamu benar-benar beruntung! Kakak iparku tidak hanya cantik, tapi dia juga bersedia mengeluarkan uang untukmu, ha ha ha!”“Ini pertama kalinya kamu menghabiskan uang seorang wanita sejak kamu tumbuh besar, 'kan? Bukankah ini sangat menyenangkan?”Dani melirik Billy dan mengembalikan ponselnya ke tempat semula dengan tenang.Meski wajahnya tanpa ekspresi, ada kehangatan di hatinya.Dia tidak menyangka Sinta benar-benar akan mentransfer uang tersebut, Dia menghitung kalau Sinta hanya ada
Read more
Bab 26 Antara Suami Istri
Dani membungkuk untuk mengambilnya.Tekstur kapas yang lembut dan aroma tubuh yang samar tiba-tiba memberinya perasaan yang aneh.Itu adalah pakaian dalam Sinta, model polos yang sangat sederhana.Dani melengkungkan bibirnya.Dia mengecap bibirnya, tenggorokannya kering, dia tersadar kembali dan bersiap memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci, Saat itu terdengar ketukan di pintu, diikuti oleh suara seorang wanita dari luar.“Dani, kamu di rumah tidak? Huh, aku minum terlalu banyak air sore ini, aku kebelet, aku perlu ke kamar mandi ....”Tiba-tiba keempat mata itu bertemu.Keduanya tercengang.Sinta menatap Dani dengan heran, lalu melihat ke bawah, dia melihat keranjang cucian di sampingnya, tumpukan cucian, mesin cuci dengan pintu terbuka dan ....Sinta menjerit dan seketika wajahnya bagai kepiting rebus, memerah sampai ke pangkal telinganya.“Apa yang kamu lakukan dengan ini!” Sinta bergegas maju dan dengan cepat mengambil celana dalamnya dari tangan Dani dengan malu.Dani juga sediki
Read more
Bab 27 Bagaikan Digerogoti Ribuan Cacing
Billy tercekat di tenggorokannya.Bahkan melalui telepon saja, dia bisa merasakan aura pembunuh yang terpancar dari suara pria berbadan kekar itu.Apakah sudah merusak momentumnya?Billy melihat ke jam tangan dan menepuk kepalanya dengan keras. Alamak! Kalau dia sendiri diganggu saat dia sedang bersenang-senang, dia juga ingin mencabik-cabik orang yang mengganggu acaranya!“Kak Dani ....” Dia menjelaskan sambil tersenyum menyanjung, “Jika bukan karena keadaan darurat, aku tidak akan meneleponmu di saat ini. Kupikir kamu tidak tidur sepagi ini ....”“Katakan sesuatu dengan cepat!”Dani menggeram dengan marah, berbalik dan berjalan ke balkon, lalu menutup pintu geser di belakangnya dengan suara gemerincing.“Di Jakarta sana, aku khawatir kamu harus segera kembali.” Billy merendahkan suaranya, “Sekarang berita kalau kamu belum mati telah menyebar, orang tuamu sangat bersemangat dan paman serta bibi, mereka semua ....”“Baiklah, kalau begitu.” Dani mengerutkan kening, “Aku akan menghubungi
Read more
Bab 28 Traktir Makan Siang
Sinta memainkan bibirnya, tidak bermaksud berdebat dengannya.Saat hendak berjalan lewati Widya dari sampingnya, Sinta malah digadang Widia.“Jangan berpikir kalau aku tidak tahu apa yang kamu lakukan secara sembunyi-sembunyi!” Widia berkata dengan dominan, “Sinta, pesanan ini kamu tahu persis bagaimana kamu mendapatkannya!”Sinta berbalik untuk melototinya, dengan gelombang kemarahan yang terlihat di matanya yang besar dan cerah.Biasanya, Sinta memiliki senyuman yang lembut dan memperlakukan orang dengan ramah. Dia jarang memperlihatkan ekspresi yang begitu serius.Akan tetapi pada saat ini, Sinta tampak menjadi orang yang berbeda dan Widia mau tidak mau harus mundur dua langkah.“Bagaimana aku mendapatkannya?” Dia menjeda setiap kata, “Aku mendapatkannya dengan kemampuan sendiri! Aku begadang sepanjang malam selama seminggu dan merevisi rencana penjualan itu berkali-kali sebelum aku berhasil. Tuan Ashari sangat puas, jadi dia menandatangani kontak itu! Kamu sudah tiga bulan mengikut
Read more
Bab 29 Senyuman Sinta
Sinta mengatupkan bibirnya, mengangguk setuju dan segera mengikuti Tomi ke Hotel Berjaya yang jaraknya tidak jauh dari perusahaan.Benar saja, memang sudah ada dua orang asing berambut pirang yang menunggu di sana lebih dulu.Sinta menyapa mereka dalam bahasa Prancis yang fasih dan dia melakukan tugasnya sebagai penerjemah dengan baik. Orang Prancis itu sangat memuji kemampuan Sinta dan setelah makan siang, keduanya sudah memiliki niat untuk bekerja sama.Saat itulah Sinta menunjukkan ekspresi lega dan tersenyum. Dia tampak sangat ramah dan berinisiatif mengangkat gelas anggurnya, berharap kedua belah pihak dapat bekerja sama dengan bahagia.Kebetulan momen ini dilihat oleh Billy yang kebetulan lewat.Billy menghentikan langkah kakinya, terkejut sejenak. Pada saat inilah dia dengan serius menatap wajah Sinta.Selama ini Billy mengira dirinya telah bertemu dengan banyak wanita cantik, tetapi senyuman Sinta barusan tampak seperti bunga yang sedang bermekaran, itu benar-benar memberikan k
Read more
Bab 30 Siapa Sinta?
Dengan mata tegas, Dani tersenyum lembut pada Sinta.Kemudian Dani berbalik dan menatap Tomi dengan ekspresi garang dan tegas di wajahnya, tatapannya seperti sebilah pisau yang menghunus tenggorokan.Penjaga keamanan di pintu masuk hotel hendak melangkah maju, tetapi terpaksa mundur karena tatapan tegas Dani.Tomi juga dikejutkan oleh aura Dani yang kuat dan seluruh tubuh Tomi gemetar, “Siapa kamu?” Tomi nyaris tidak bisa bangkit dari lantai dan tidak bisa berdiri tegak.“Siapa kamu? Beraninya kamu memukulku di siang hari bolong? Aku ....”Dani tidak banyak omong dengan Tomi, dia langsung menarik kerah belakang Tomi dan menyeret pria itu ke halaman belakang hotel.Sinta khawatir posisi Dani akan lemah, Sinta buru-buru mengikuti Dani, tetapi baru maju beberapa langkah saja, Sinta sudah mendengar suara memekik kesetanan dan melolong kesakitan, memohon belas kasihan di halaman belakang HotelHidung Tomi memar dan wajahnya babak belur, dia menutupi wajahnya dan bersembah sujud di tanah. Da
Read more
PREV
123456
...
37
DMCA.com Protection Status