All Chapters of Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam: Chapter 41 - Chapter 50
119 Chapters
Mendapat Teguran
Usai selesai kelas pada sore hari, Erin langsung pergi untuk menemui David seperti yang sudah ia janjikan semalam. Gadis itu tiba 10 menit lebih awal sebelum David datang dengan ekspresi lelah. “Maaf aku datang terlambat… .” Erin menatap wajah David sekilas lalu ia mengalihkan pandangannya ke es kopi dan potongan brownies yang sudah ia pesan lebih dulu. “Nggak apa-apa, MG.Id akhir-akhir ini memang sangat sibuk karena terpilih jadi tempat produksi sepatu J&L kan?” “Ya, berkat mu… .” “Nggak kok, mereka tetap nggak akan milih MG.Id kalau kualitas produknya nggak sesuai harapan,” ucap Erin yang kemudian menyesap es kopi miliknya. David tersenyum lalu mengalihkan pandangannya ke buku menu. Ia memesan snack ringan yang tidak terlalu mengenyangkan dan juga lemon tea untuk menyegarkan dahaganya. “Jadi apa yang mau mas David bicarakan? Sepertinya sangat rahasia karena mas David memilih tempat yang nggak ramai begini,” tanya Erin setelah semua pesanan pria itu berada di meja. Setelah me
Read more
Sakit
David segera menjemput Erin begitu gadis itu mengatakan sedang tidak enak badan. “Kamu mau ke rumah sakit?” Erin mengggeleng pelan. “Apa mas David bisa membawa ku ke tempat yang jauh?” Pria bermata coklat itu mengernyitkan keningnya. Ia bisa menebak ada sesuatu yang terjadi kepada Erin saat di kampus tadi. “Ada tempat yang ingin kamu datangi?” “Aku ingin ke pantai… .” “Kita ke rumah sakit sebentar untuk memastikan kondisi mu, setelah itu baru kita ke pantai, aku akan izin ke papa nanti.” ucap David menyarankan. “Tapi jangan bilang papa kalau aku sedang sakit,” ucap Erin pelan. Ia tidak membantah saran David untuk ke rumah sakit karena teringat sang ayah. David mengangguk meski sebenarnya tidak setuju dengan permintaan Erin. Ia berpendapat Harsano harus mengetahui kondisi putrinya, tapi di saat yang sama pria itu tidak ingin Erin kesal jika permintaannya tidak dituruti. Mobil hitam itu menuju rumah sakit yang biasa didatangi Erin. Gadis itu memang beberapa kali pernah ke rumah
Read more
Sebab Akibat
“Aku denger tadi kamu nyamperin Erin ya?” Gadis berambut panjang itu menoleh ke arah sumber suara. “Wah? Kabarnya cepet banget nyebarnya… .” “Ada apa?” “Kata orang-orang apa?” Emmy bertanya balik dengan ekspresi datar. Nathan menghela nafas panjang. “Minta izin buat macarin mantannya, ngajak ribut, semacam itu… .” Emmy tertawa lalu geleng-geleng kepala. “Apaan sih orang-orang.” “Jadi kenapa kamu nyamperin dia?” “Hmmm, apa aku perlu ngasih tau kak Nathan?” Pria bermata hitam itu menatap Emmy yang tersenyum ke arahnya. Ia tidak mengatakan apa pun lalu duduk di tempat biasa. Melihat Nathan yang terdiam dengan ekspresi kesal membuat Emmy merasa bersalah. “Maaf, maaf. Aku cuma negur Erin dikit karena dia agak keterlaluan ke aku.. .” Pandangan mata Nathan yang semula fokus ke ponselnya beralih ke Emmy lagi. “Keterlaluan ke kamu? Dia bukannya nggak kenal kamu secara langsung?” “Dia nyuruh orang buat nyari tau soal aku.” “Erin begitu?” Emmy memandang pria di seberangnya dengan ek
Read more
Batasan
“Maaf kak Nathan kalau ganggu, aku bingung mau hubungin siapa,” ucap Jessie ragu. “Ada apa?” “Kak Nathan tau Erin dimana nggak? Aku coba hubungin dia, tapi nomornya nggak aktif. Dia tadi pucat banget soalnya dan bilang ke toilet tapi habis itu nggak balik dan nggak aktif nomornya.” Jessie mengucapkan semua kalimat itu dalam satu tarikan nafas karena sedang cemas. Ekspresi Nathan langsung berubah tapi ia mencoba tetap tenang. “Ehmm, setau ku Erin sedang bersama mas David… .” “Oh gitu? Syukurlah, tapi dia nggak kenapa-kenapa kan?” “Aku kurang tau… Emangnya Erin tadi kenapa?” Jessie terdiam selama beberapa waktu. Ia ragu untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. “Ehmm, kak Nathan udah dengar soal Emmy yang nyamperin Erin?” ‘Ah jadi emang karena itu ya?’ gumam Nathan dalam hati sambil memijat pelan kepalanya. “Ya, aku dengar, tapi nggak tau banyak tentang itu.” “Aku juga kurang tau sih kak apa yang mereka omongin, tapi waktu Erin balik setelah ngobrol sama Emmy, dia kelihata
Read more
Titik Batas
Hari demi hari berlalu tanpa menunggu siapa pun siap dengan perubahan atau sesuatu yang terjadi pada waktu yang akan datang. Nathan semakin sering mengurung diri mendekati hari pernikahan David dan Erin yang tinggal menghitung hari. Meski mengatakan hanya memikirkan kebahagiaan Erin, sebenarnya dalam hati ia tidak rela terhadap pernikahan tersebut. Rasa sakit melihat seseorang yang dicintai bersama orang lain dan tertawa membuat Nathan semakin mengerti besarnya kesalahan yang sudah ia lakukan. Penyesalannya semakin membesar seiring waktu dan hatinya mulai semakin melemah. Semuanya sudah terlambat, meski ia sungguh-sungguh berubah dan memperbaiki diri, hati yang telah ia hancurkan tidak akan kembali seperti semula. Apalagi setelah David memperingatkan dirinya agar tidak terlalu sering muncul di hadapan Erin. Kondisi pikiran Nathan menjadi semakin memburuk. /Tok…tok…/ Nathan melangkah malas lalu membuka pintu kamarnya. “Ada apa bu?” Amelian memperhatikan putra bungsunya yang se
Read more
Hari Pernikahan
Waktu berganti dengan cepat. Semua rumor tentang pernikahan David dan Erin masih terus banyak dibicarakan bahkan hingga menjelang hari pernikahan. Namun keduanya menanggapi itu dengan santai. Setelah melewati berbagai persiapan, ujian akhir semester maupun berbagai hal, akhirnya tiba hari pernikahan tersebut. Tidak ada bridesmaid seperti konsep pernikahan anak muda sekarang. Meski begitu pesta pernikahan itu tergolong sangat mewah. Tamu undangan dari pihak Erin maupun David juga kolega dari kedua keluarga itu hadir dengan jumlah yang tidak sedikit. Ballroom dengan nuansa hitam putih itu tampak indah dengan dekorasi elegan. Tempat pengantin terdapat kursi putih dan hiasan bunga mawar dan berbagai bunga lain dengan warna senada. Pada bagian jalan yang memanjang terdapat juga hiasan bunga, pada bagian samping terdapat lampu kristal berwarna putih. Erin memakai gaun putih dengan model yang agak terbuka di bagian bahu, renda dengan rangkapan kain tile senada menghiasi seluruh gaun. Da
Read more
Patah
‘Siapa dia?’ tanya Amelian dalam hati. “Permisi maaf menganggu, apa ini ruangan tempat kak Nathan dirawat?” “Iya… .” Amelian memandang bingung ke arah perempuan yang belum ia kenal. “Saya temannya kak Nathan, nama saya Emmy, saya dengar kak Nathan dilarikan ke rumah sakit jadi saya bertanya ke om Hardi.” “Oh begitu? Ah maaf, silakan masuk.” Perempuan berambut panjang itu masuk ruangan tersebut dengan langkah pelan. “Emmy?” “Hai kak.” Emmy meletakkan keranjang berisi buah di meja dekat dengan ranjang tempat Nathan berbaring. “Tadi ku dengar dari om Hardi, kak Nathan lagi di rumah sakit, jadi aku minta izin buat jenguk.” ‘Om Hardi? Ayah?’ tanya Nathan dalam hati. “Ehmm, nak Emmy bisa tolong jaga Nathan sebentar? Saya perlu menjawab panggilan telepon dulu.” “Bisa, tante,” jawab Emmy ramah. Amelian keluar dari ruangan tersebut dengan terburu-buru. “Kamu tadi datang ke pesta?” “Iya.” “Pestanya udah selesai?” “Belum, aku pulang duluan, lagian sebenarnya aku nggak diundang k
Read more
Kenangan
“Nathan masih di rumah sakit?” “Iya, dia masih muntah setiap makan, jadi masih perlu infus sampai dia bisa makan.” Erin terdiam mendengar jawaban David. Ia bingung dengan perasaannya yang bercampur saat ini. ‘Bukankah seharusnya aku senang? Kenapa ada perasaan nggak enak juga?’ gumam Erin dalam hati. “Mas David… .” “Ya?” “Ehmm, nggak jadi… .” Perempuan bermata coklat itu beranjak dari tempat duduknya lalu melangkah ke sofa dekat televisi. Tatapan matanya memang melihat ke layar televisi tersebut, tapi pikirannya berada di tempat lain. Erin mulai bingung dengan perasaannya sendiri. Ia yakin bahwa dirinya sangat membenci Nathan sampai ingin balas dendam, tapi mendengar kondisi mantannya yang sedang sakit tersebut membuat ia merasa sedikit khawatir. ‘Kenapa aku kepikiran? Bukankah seharusnya aku senang?’ tanya Erin dalam hati. “Mas David,” panggil Erin lagi. “Ada apa?” “Mau jalan-jalan keluar sebentar nggak?” “Kemana?” “Nonton film.” “Ada film yang ingin kamu lihat?” “Eh
Read more
Hal yang sudah terlewat
Beberapa hari telah berlalu sejak hari pernikahan Erin dan David. Nathan juga sudah kembali dari rumah sakit sejak kemarin. Suasana rumah yang menjadi semakin sepi sejak David tinggal bersama Erin membuat Nathan merasa ditinggalkan jauh. Tatapan mata Nathan beralih ke buah yang ada di meja. ‘Erin suka buah pir… .’ “Kamu sukan pir kan Nathan? Tadi teman ibu nitip ini buat kamu setelah dengar kamu keluar dari rumah sakit,” ucap Amelian sambil tersenyum. “Sampaikan terimakasih Nathan untuk teman ibu.” Nathan melanjutkan makannya tanpa bicara lagi. Ia sebenarnya lebih menyukai apel tapi karena Erin menyukai buah pir, ia pun ikut menyukai buah tersebut. “Mau ibu potongkan buahnya?” “Boleh, tapi nanti Nathan makan di kamar aja sekalian buat camilan waktu belajar.” “Kamu ini masih tahap pemulihan kenapa tetap belajar? Gunakan waktu mu untuk istirahat, ini juga kan masih libur semester,” ucap Amelian dengan ekspresi khawatir. “Biarkan saja bu, Nathan kan sedang menggunakan waktunya d
Read more
Memperjelas
“Daddy!”Suara seorang bocah kecil terdengar riang dari seberang telepon.“Siapa?” tanya David yang melihat Erin terdiam dengan ponsel di telinga.Erin menatap David selama beberapa detik tanpa menjawab pertanyaan pria itu lalu ia segera mencari earbuds kemudian memberikannya kepada suaminya.David segera memakai earbuds tersebut tanpa bertanya lagi sedangkan Erin mengalihkan pandangannya ke arah pinggir jalan.Jalanan masih terlihat ramai oleh berbagai penjual jajanan dengan gerobak. Suasana tersebut justru berbanding terbalik saat siang hari.“Daddy?” ucap bocah itu mengulangi panggilannya karena tidak mendapat jawaban.“Oh Nicho? Hello sayang.”“Daddy aku merindukan mu, kenapa daddy tidak menelepon ku sekian lama?”“Maaf Nicho sayang, banyak pekerjaan yang harus daddy lakukan.”“Sangat banyak, huh? Okay Nicho mengerti, sekarang nyalakan kamera, Nicho ingin melihat daddy.”“Hmm, apa daddy boleh berbicara dengan mom sebentar?”“Okay. Mom, daddy ingin berbicara.”“Hello David,” sapa N
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status