All Chapters of Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh: Chapter 11 - Chapter 20
331 Chapters
11. Terjaga Semalaman
“Ma-maksud Tuan?” Keyna mengerutkan kening dalam-dalam mendengar permintaan William.“Tidur di sini,” ulang William sambil menepuk sisi ranjangnya.Keyna menggeleng. Ia malah mundur tiga langkah. Dadanya berdegup kencang sekali.“Kamu di sini untuk menjalankan perintahku, Key! Lagipula kita adalah sepasang suami-istri,” ucap William dengan tegas.Akhirnya, Keyna mengangguk. Ia naik ke ranjang hidrolik dan membaringkan tubuhnya di sisi William. Awalnya ia bimbang, bagaimana posisi yang baik. Dengan kikuk, wanita itu meringkuk di dekat dada suami pura-puranya. Menurutnya, akan tidak sopan jika ia memunggungi William.“Tidurlah, Key.”Keyna menatap wajah William yang kini sangat dekat. Harum cologne yang digunakan setelah Tuannya setelah mandi menguar penciumannya. Ternyata, berbaring di samping William membuatnya nyaman. Wanita itu memejamkan mata dan tak lama kemudian tertidur.Jika Keyna bisa tertidur, tidak dengan William. Lelaki yang tidak muda lagi itu memperhatikan wanita di sampi
Read more
12. Rumor Sugar Baby
Mungkin seharusnya, Keyna tidak mendengarkan perbincangan antara ayah dan anak bungsunya ini. Mereka kini sedang membahas keuangan. Suatu hal yang membuat telinga wanita itu panas mendengar angka-angka fantastis yang diucapkan keluarga kaya raya itu dengan santai.“Ehm, Tuan. Maaf. Sudah semakin panas. Tuan mau masuk?” Keyna terpaksa menginterupsi kedua lelaki di sampingnya.Tanpa menjawab, William mengangguk. Ia membalik kursi rodanya sendiri lalu mengarahkan benda beroda itu masuk. Keyna menunduk santun pada Louis dan pamit untuk menemani William.“Terima kasih karena telah menghentikan perbincangan membosankan tadi,” bisik Louis sebelum Keyna benar-benar pergi.Keyna hanya tersenyum sedikit. Ia lalu menderap langkahnya mengikuti William yang telah mendahuluinya masuk ke dalam kamar perawatan.Sesampai di kamar, Keyna langsung membantu William berbaring di ranjang hidrolik. Kemudian, perawat itu menyiapkan peralatan mandi tuannya. Selesai membilas tubuh William, ia juga membantu mem
Read more
13. Hasil Penyelidikan
Keyna menoleh cepat pada asal suara. Sacha berdiri dengan kedua tangan saling bersilang di perut ratanya. Putri kedua William itu menatap perawat Daddy-nya dengan pandangan tak bersahabat.“Nona Sacha,” sapa Keyna sambil menunduk dalam.“Kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa pekerjaanmu sebenarnya?” ulang Sacha.“Sa-saya perawat, Nona,” jawab Keyna terbata dengan masih menundukkan kepalanya.“Daddy sepertinya sangat menikmati pijatanmu. Seorang perawat seharusnya tidak memijat yang membuat tuannya mendesah puas begitu, bukan?” cecar Sacha.“Saya belajar tehnik pijatan untuk merelaksasikan otot yang tegang, Nona. Kebetulan, karena terapi tadi pagi, otot-otot kaki Tuan William terlihat agak tegang, jadi saya memijatnya.”“Apa kamu juga menggoda Daddy dengan usapan tanganmu hingga ke pangkal pahanya?” tuduh Sacha.Keyna menggeleng keras. “Tidak, Nona. Saya tida
Read more
14. William Mengamuk
Keyna duduk si samping ranjang hidrolik. Wanita itu mencerna ucapan William barusan. Secara tidak sengaja, tuannya itu mengatakan bahwa ia perhatian pada putra-putrinya hingga mengetahui jam tidur mereka.“Sejak remaja, Fred memang senang bergadang. Ada saja yang dilakukannya. Aku membiarkannya karena hal itu tidak pernah mengganggu aktifitas rutin,” imbuh William.“Oh. Itu sebabnya Tuan Muda Frederix begitu candu pada kopi. Mungkin karena beliau membutuhkan kafein tinggi untuk beraktifitas malam.”“Kamu memperhatikan juga? Iya betul, Fred memang pecandu kopi. Seharian ia bisa meminum sampai lima gelas kopi bahkan kadang lebih.”Mulut William begitu lancar menceritakan tentang putra sulungnya. Bagaimana Frederix lahir dan kemudian menjadi anak berprestasi di bangku sekolah. Hingga akhirnya suara sendunya terdengar saat mengenang putra sulungnya itu berpamitan untuk berkarir di luar negeri.“Fred baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Aku sudah berencana memberikan sat
Read more
15. Mulai Mencair
Akh. Ternyata selain aslinya William adalah ayah yang perhatian, ia juga ternyata adalah suami romantis. Walaupun menurut Louis, lelaki di sampingnya menikah karena perjodohan, tetap saja taman bunga itu merupakan perwujudan kasih sayang pada istrinya.“Pasti istri Anda bahagia sekali ketika Anda memberikan kejutan taman bunga dengan namanya,” ucap Keyna.“Tidak.”Keyna menoleh menatap wajah tampan lelaki di kursi roda. Ekspresi William datar saja sambil tetap memandang taman tersebut.“Maksud Tuan, istri Anda tidak senang?” tanya Keyna bingung.William diam saja. Lalu, Keyna sadar, bahwa ia tidak diperkenankan bertanya sesuatu.“Maafkan kelancangan pertanyaan saya, Tuan.” Keyna buru-buru meminta maaf.Satu tarikan napas panjang dari hidung William terdengar berat. Lelaki itu tidak menjawab permintaan maaf perawatnya. Ia hanya tersenyum setengah bibir.“Dahlia ternyata alerg
Read more
16. Menikah lagi?
Suasana hati William membaik. Apalagi, setelah ia berbincang cukup lama bersama putra bungsunya. Agaknya, mereka juga baru menyadari, banyak kemiripan di antara keduanya.Louis bahkan menunggui Daddy-nya hingga tertidur. Perlahan, ia bangkit dari kursi dan mengecup dahi lelaki yang terbaring itu. Pemandangan yang mengharukan bagi Keyna.Pemuda tampan itu lalu meminta Keyna mengikutinya. Keyna menggeleng pelan karena tidak bisa meninggalkan William sendirian.“Hanya di depan pintu, Keyna. Aku tidak ingin Daddy terbangun oleh perbincangan kita.” Louis mengungkapkan alasannya.Akhirnya, Keyna mengangguk. Mereka kini berada di luar kamar perawatan. Pintu dibiarkan tidak tertutup rapat, agar Keyna masih dapat memantau keadaan William.“Aku hanya mau mengucapkan terima kasih,” ucap Louis.“Terima kasih untuk apa, Tuan Muda?”“Karena kamu langsung pulang, saat Daddy mengamuk tadi siang.”“Itu memang sudah bagian dari tugas saya, Tuan Muda.”Louis mengangguk. “Dan kamu bekerja profesional.”K
Read more
17. Bagian yang Menegang
Malam itu di ranjang hidroliknya, William mencerna ucapan Louis. Andai saja putra-putrinya tau bahwa ia telah menikahi Keyna. Mereka mungkin akan terkejut dan bertambah kesal dengan wanita itu.Tapi mau bagaimana lagi, ia memang tidak ingin disentuh wanita. Keyna adalah wanita pilihannya dari sekian banyak pelamar. Saat bertemu pertama kali dengan wanita itu, William langsung merasakan ada kecocokan antara dirinya dengan Keyna.Lalu, William terkekeh saat mengingat Louis bertanya tentang wanita yang dekat dengannya saat ini. Ketika ia menjawab Keyna, Louis mengatakan ia tidak keberatan dengan perawat tersebut. Meskipun, kakak-kakaknya tetap tidak menginginkan Daddy mereka tidak terlibat sama sekali dengan wanita.“Keyna,” panggil William.“Ya, Tuan?” Keyna yang sedang membersihkan perlengkapan kesehatan menoleh. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan?”“Tolong ambil kardus itu.” William mengendikkan dagu pada kardus berukuran sedang di meja tamu.Keyna beranjak ke dekat meja. Wanita itu memb
Read more
18. Wanita Lain
Jaslan mengirim pesan kepada William. ‘Aku mengizinkan Serena menjengukmu. Sambut dia dengan tangan terbuka. Maksudku, peluk erat. Siapa tau bisa lebih menguatkan syaraf-syaraf bagian bawah tubuhmu.’“Sial!” umpat William kesal setelah membaca pesan sahabatnya. Ia lalu membalas cepat.‘Jangan katakan apa pun pada Edith. Ia pasti akan menertawakanku. Aku bisa membayangkan ledakan tawanya yang mengejekku.’Tanpa menungu balasan pesan dari Jaslan, William meletakkan telepon genggamnya di meja nakas di samping ranjang hidrolik. Ia lalu meminta Keyna untuk membantunya berganti pakaian dan berdandan. Tentu saja ia tidak ingin Serena melihatnya begitu menyedihkan.Serena Arabelle adalah wanita yang menulis banyak surat dengan amplop merah muda untuk William. Keyna langsung mengingat itu saat tuannya berkata ia akan menerima kunjungan seorang wanita. Perawat itu menyaksikan Serena mencium akrab tuannya dan duduk di sisi ranjang William.Tak mau mengganggu, Keyna keluar dari kamar perawatan. S
Read more
19. Salah Bicara
Malam itu Keyna tidak dapat tidur. Kamar luas yang ia tempati dengan ranjang besar yang mewah sangat nyaman. Terlalu nyaman untuknya yang terbiasa tidur di pojok ruangan dengan sofabed. Namun bukan itu juga yang membuatnya terus terjaga, melainkan rasa khawatir pada William.Bagaimana jika suami pura-puranya itu tiba-tiba mengalami ketegangan otot? Atau tekanan darahnya meningkat atau sesak napas? Keyna benar-benar khawatir. Jika terjadi serangan mendadak, terlambat beberapa detik saja bisa berakibat fatal bagi William.Apalagi, wanita itu juga memikirkan ucapan Louis. Tidak masuk akal baginya, pemuda itu merestui hubungan pernikahannya dengan William. Tetapi, ia juga tidak berani menerka ke mana arah pembicaraan putra bungsu tuannya tersebut.Beberapa jam kemudian, Keyna kembali ke kamar William. Ia mengintip perlahan ke dalam ruang perawatan. Serena tidak juga bangun. Dengan mengendap-endap, wanita itu mendekati ranjang hidrolik, membalik posisi tubuh tuannya dan keluar kamar kembal
Read more
20. Keberhasilan Louis
William dan Bastian saling melirik. Hening sejenak. Kemudian, bilioner itu menjawab, “Maksudnya ujian untuk menjadi terapis fisioterapi, Lou. Keyna membutuhkan sertifikat untuk melatih otot-ototku.”“Jadi, setelah mendapat sertifikat, Keyna sendiri yang akan melatih Daddy?”“Ya, betul, seperti itu.”“Syukurlah. Keyna memang perawat yang cekatan dan cerdas. Daddy lebih cocok ditangani oleh Keyna dibanding terapis-terapis lain.”Sambil menunggu telepon mereka dibalas Keyna atau Dokter Jaslan, Louis mencari-cari di internet tentang salep-salep yang tersedia. Namun, semakin lama membaca, ia semakin pusing saja.Lalu, telepon genggam Bastian berdering. Nama Dokter Jaslan tertera pada layar. Pelayan setia itu segera memberikan teleponnya kepada Louis.“Uncle Jaslan,” sapa Louis.“Ya, Lou. Ada apa? Maaf, tadi, Uncle sedang mengawasi ujian mahasiswa,” balas Jaslan.Louis terdiam sejenak mendengar pernyatan Jaslan. Namun kemudian, langsung ke pokok masalah setelah mendengar, sahabat Daddy-nya
Read more
PREV
123456
...
34
DMCA.com Protection Status