All Chapters of Benih Rahasia Kapten Yudha: Chapter 111 - Chapter 120

Yudha lega karena rapat bersamaan atasannya sudah berakhir. Malam nanti akan ada dua orang mentri yang datang ke kota ini untuk menghadiri acara gala dinner dan meninjau proyek pemerintah besok. Karena itulah, Tim Alfa akan ikut dalam satuan pengamanan. Kesibukannya itu membuat Yudha tidak punya cukup banyak waktu untuk mencari keberadaan Tari sehingga mengandalkan jasa detektif swasta. Namun, melihat kedatangan kakaknya di rumdis, Yudha menebak jika ada hal penting yang ingin Arbian bahas dengannya. "Ada apa, Mas? Tumben sore ini Mas ke sini," ujar Yudha sembari meletakkan sebotol air mineral dingin di depan kakaknya. Arbian melirik kursi di sampingnya. Yudha terpaksa beranjak dan duduk di sebelah Arbian. Sepertinya kakaknya hendak membahas sebuah rahasia atau sesuatu yang sensitif. "Kayla bilang, kau dapat sesuatu dari Ken. Aku tanya anak itu, dia bilang kau sudah menghapus video di ponselnya setelah kau mengirim video itu ke ponselmu sendiri," jawab Arbian tanpa basa-basi ke

Letkol Guntur melirik kursi salah satu staf mentri yang hingga saat ini masih kosong. Pria tambun itu sudah lama pergi, tapi belum juga kembali. Ia lekas mengirim pesan pada Mayor Daffa agar meminta tim pemantau mencari keberadaannya lewat cctv. Akan tetapi, balasan dari bawahannya itu seketika membuatnya tegang. Myr.Daffa: Staf itu ada di kamar sebelah ruang pemantau. Yudha yang minta dia dijemput Komandan. Bersama seorang kameramen. "Apa anak itu menemukan sesuatu yang mencurigakan?" batin Letkol Guntur memperhatikan sekitarnya. Staf mentri yang lain tampak biasa saja. Tidak ada yang gelisah atau bertindak mencurigakan. Ia lekas memberi perintah agar dua orang tersebut diperiksa. Namun, baru beberapa detik pesannya terkirim, bawahnya itu kembali mengirim informasi mengejutkan. Myr.Daffa: Perut pria tambun itu palsu. Bantalan perutnya berisi peledak. Me: MINTA PENYELIDIKAN INTERNAL! SEKARANG!!! Myr.Daffa: Kameranya bukan kamera biasa. Kameranya berisi konektor jar

"Selamat malam, Tuan. Saya ingin mengabarkan kalau putra Anda sudah tahu informasi tentang menantu Anda. Cepat atau lambat, Tuan Muda akan menyadari di mana keberadaannya," ucap orang suruhan Yudha. Rudi menghela nafas panjang. "Ulur waktu. Setidaknya saya harus pastikan menantu saya siap ketemu dia," balas Rudi. "Baik, Tuan," sahut pria itu saat Rudi mengakhiri panggilan telponnya lebih dulu. Di balik meja kerjanya, pria itu duduk memejamkan mata. Teringat saat salah satu sahabatnya tiba-tiba datang menemuinya. Bukan membahas pekerjaan, melainkan kabar tentang Tari. Flashback on Tok tok tok! "Masuk!" sahut Rudi. Pintu ruang kerjanya terbuka perlahan. Punggung pria berjas abu-abu itu cukup lama bertahan di ambang pintu. "Jangan biarkan siapapun masuk. Saya sedang bahas masalah penting dengan Pak Rudi," ucapnya masih bisa didengar Rudi. Rasa penasarannya mulai terpancing. Hal penting apa yang hendak sahabatnya, sekaligus direktur keuangan AG Tekstil itu bahas sore ini den

Pagi ini Tim Alfa sedang latihan rutin. Mereka melawan Tim Charlie yang dipimpin Kapten Raka. Kali ini, Yudha bergerak agresif sampai membuat timnya sendiri ikut kewalahan. Tim Charlie terpojok dan akhirnya Kapten Raka mengambil keputusan untuk mundur. Dalam latihan rutin seperti ini, mereka tidak hanya latihan fisik dan strategi. Tapi juga latihan dalam mengamati situasi dan mengambil keputusan, meski terkadang sulit menerima kenyataan. "Gila, mereka kurang satu anggota tapi tetap sekuat ini," gumam anggota Tim Charlie yang terkapar karena kelelahan. Kapten Raka tersenyum di balik penutup wajahnya. Ini adalah latihan pertama timnya melawan tim Alfa. Sejujurnya ia terkejut karena tim yang lebih sering disebut tim penjinak bom itu ternyata memiliki skill penyerang dan bertahan yang kuat. Sepertinya selama ini terlalu meremehkan mereka. "Ada apa dengan Kapten Yudha, Ken? Aku merasa dia melawan kami seperti kami ini benar-benar musuhnya saja," komentar anggota Tim Charlie yang la

Ditinggal sendirian di rumah membuat Lusiana merasakan kembali diabaikan. Pagi-pagi suaminya sudah berangkat bersama Kamil. Pria itu bahkan sangat bersemangat menjemput suaminya untuk bermain golf bersama rekan bisnis. Suaminya sama sekali tidak berinisiatif mengajaknya. Kamil juga datang sendiri tanpa membawa istri ataupun sekretarisnya. Sementara Kayla berangkat ke kantor bersama Arbian. Putrinya bahkan menolak sarapan bersama. Kayla memang menjaga jarak dengannya sejak ia mengungkapkan niat untuk menjodohkan putrinya dengan salah satu putra sahabatnya. Tawaran perjodohan itu disambut baik Lusiana. Sahabatnya mengaku jika putranya menaruh hati pada Kayla saat melihat Kayla di resepsi pernikahan Yudha. Jika keduanya merasa cocok, maka mereka bisa jadi besan. "Kayla itu bagaimana sih? Yang naksir dia itu pengacara terkenal. Kenapa dia nolak mentah-mentah sebelum ketemuan? Padahal, kalau punya menantu seorang pengacara terkenal kan, aku bisa pamer sama seperti yang lain," batin Lus