All Chapters of TERJEBAK PERNIKAHAN PALSU: Chapter 21 - Chapter 30
141 Chapters
Bab 21
Aris sudah berkali-kali datang ke rumah ini, sebuah rumah minimalis modern dengan deretan pot bunga yang tersusun rapi memanjakan mata di bagian teras depan. Sebuah gambaran rumah yang selalu menjadi impian Aris untuk menjadi bagian dari pemiliknya. Rumah milik orang tua Alea, ke sana lah Aris melajukan kendaraannya setelah tadi menerima telepon dari Alea.Di teras rumahnya, Alea sudah menunggu sang kekasih datang ke sana. Gadis itu bangkit dari duduknya di kursi teras ketika kendaraan roda empat milik kekasihnya sudah terparkir di depan rumah.“Hai, Sayang!” Aris menyapa saat melihat Alea di sana, namun saat hendak mencium pipi gadis itu, Alea menghindarinya.“Nggak enak. Ntar diliat Ayah,” kata Alea.“Sorry.” Aris tersenyum memahami. “Ayah kamu manggil aku?”“Iya, Mas. Kalo bukan Ayah yang minta, mana berani aku nyuruh Mas Aris ke sini siang-siang gini.”Aris berhenti sejenak, baginya jarak antara teras dan pintu utama rumah Alea terlalu dekat sehingga ia tak bisa berlama-lama deng
Read more
Bab 22
“Any explanation, Mas?” Alea sudah duduk di kursi depan mobil Aris kini, sementara Aris duduk di belakang kemudi.“Tadi itu nggak sengaja, Lea. Bahkan saat aku meluk Nara, yang kubayangin itu kamu, yang kurasakan itu sedang meluk kamu. Kamu tau kan aku selalu menginginkanmu.” Aris berbicara sambil sesekali menoleh ke kiri. Dalam pandangan lelaki itu, Alea siang ini nampak begitu cantik dengan setelan blouse berwarna peach dipadu rok selutut, rambut Alea yang dikuncir ke atas membuat Aris harus berkali-kali menelan ludahnya sejak melihat Alea keluar dari kamarnya setelah berganti pakaian tadi.“Dengan cara kamu menjamah dia seperti tadi pagi, itu nggak sengaja, Mas?” Alea masih menuntut penjelasan.“Ya mau gimana lagi, yang kubayangin itu kamu, Sayang. Makanya tangannya nggak bisa diem, kamu tau sendiri kan gimana tanganku kalo sama kamu.” Aris sepertinya sudah yakin bahwa Alea akan mengerti, karena memang seperti itulan Alea-nya, selalu mengerti dirinya, selalu memahami inginnya. Hal
Read more
Bab 23
“Jangan bahas kerjaan dulu, Alea. Aku ingin kamu ngerasain apa yang tadi pagi kurasain.” Aris duduk lalu berbaring di sofa, kemudian menarik tubuh Alea tanpa aba-aba sehingga gadis itu jatuh tepat di atas tubuh Aris. “Mas!” “Seperti ini yang kamu liat tadi, kan?” Aris memeluk tubuh Alea di atasnya. “Ini yang terjadi di rumah Novi tadi, Lea. Dan apa kamu tau kenapa hal tadi bisa terjadi? Karena di dalam pikiranku yang kutarik itu adalah kamu, Sayang.” Alea menelan ludahnya. “Dan yang kusentuh seperti ini juga kamu.” Tangan Aris mulai bergerak gerak di tubuh kekasihnya. “Aku nggak pernah bayangi tubuh lain, aku nggak pernah bayangin cewek lain selain kamu, Alea.” Alea bergidik menerima perlakuan Aris. “Hentikan, Mas! Kita lagi di kantor.” “Kalo bukan lagi di kantor, emang kamu mau yang lebih dari ini?” Aris menatap mata kekasihnya. Alea menggeleng. “Kamu juga pengen kan, Alea?” Aris menciumi semua yang bisa digapainya. Alea mengangguk. Seketika Aris tersenyum penuh kemenangan.
Read more
Bab 24
“Jangan main-main, Alea!” Aris meninggikan suaranya.Hari ini ia benar-benar merasa frustasi. Bukan hanya urusan Dinara yang memang hampir setiap hari membuat masalah, tetapi juga Alea, gadis yang biasanya selalu menjadi peredam amarahnya. Bagaimana tidak? Alea baru saja meminta hal yang kembali membuat kepala Aris rasanya mau pecah. Alea meminta putus, meminta hal yang rasanya mustahil untuk dikabulkan Aris.Berkali-kali Aris menyugar kasar rambutnya. Setelah Alea meninggalkan ruangannya tadi, ia sudah berusaha memanggil gadis itu kembali dengan alasan pekerjaan, tetapi ternyata Alea mengabaikannya. Padahal Aris tentu tak ingin gegabah dengan mendatangi Alea langsung, ia tak ingin akan banyak mata yang menangkap hubungan tak biasa keduanya, meski sebenarnya desas desus hubungannya dengan Alea masih berhembus di seantero Tulip Grup meski tak lagi sekencang dulu. Karena belakangan ia dan Alea sudah mulai membatasi diri untuk tak menunjukkan romantisme di kantor.Sementara di ruang kerj
Read more
Bab 25
“Aku nggak minta ke sini.” Alea memutar badan, tepat di saat Aris melepaskan genggaman tangannya.“Alea!” Aris seketika menyusul langkah gadis itu lalu menarik kembali tangan Alea dan kali ini melepasnya hingga keduanya tiba di dalam unit milik Aris.“Aku nggak mau ke sini! Aku nggak minta ke sini!” Sepertinya Alea masih bertahan dengan keinginannya untuk pergi.Akan tetapi, gadis itu tak berkutik ketika Aris justru mendekapnya erat.“Jangan pergi, Alea.” Aris menggumam. “Aku udah terlalu lelah dengan semua ini, dan satu-satunya penyemangatku adalah kamu.”Alea memejamkan matanya. Selama ini ia selalu luluh oleh Aris yang seperti ini. Aris yang di luar terlihat kuat dan berkuasa, Aris yang memilik tampan dan memiliki segalanya, Aris yang diketahuinya sudah berhasil menaklukkan gadis-gadis lain sebelum dirinya, tetapi Aris yang sama selalu terlihat lemah dan membutuhkannya.“Jangan pergi.”Aris yang selalu menahannya untuk pergi.“Peluk aku, Alea.”Aris yang selalu menginginkan pelukan
Read more
Bab 26
“Ayah ... Ayah ....” Mata Alea kabur oleh air matanya. “Ayah ternyata mengidap penyakit yang berbahaya, Mas. Hanya saja ayah cuma cerita ke ibu karena nggak mau kami semua kepikiran. Dan umur Ayah sudah divonis dokter hanya sampai ....” Alea menggantung kalimatnya. Sebelum kemudian bercerita tentang apa yang didengarnya tadi pagi sesaat setelah ia uring-uringan ketika bayangan Aris dengan tubuh Dinara di atasnya di sebuah sofa usang yang tadi pagi pagi sekali dilihatnya di layar ponsel.Sementara Aris menyimak sengan seksama, lalu turut merasakan kesedihan Alea ketika gadis itu sesekali memyusut mata.“Ayah menderita leukimia, Mas. Dan selama ini kalo Ayah pamit mau tugas ke luar kota pada kami, ternyata Ayah sedang ngejalanin kemoterapi dan memilih berkonsentrasi menjalaninya jadi tak pulang ke rumah. Sama seperti saat dia pamit tadi pagi untuk bertugas ke luar kota, itu semua bohong. Ayah sedang menjalani kemoterapi dan tak ingin kami mengetahuinya.”Aris membawa gadis yang sesekali
Read more
Bab 27
Di kantor, berita yang beredar tentang Aris yang menyusup ke rumah salah seorang anak pengusaha sukses sudah tersebar dan menjadi perbincangan. Beberapa pemilik saham bahkan di Tulip Grup bahkan sudah menghubungi Aris untuk mengklarifikasi namun Aris mengabaikan semuanya karena belum memiliki alasan untuk berkelit dari berita yang beredar. Sementara Alea sudah tak lagi menghindarinya setelah tadi berjanji untuk membantu Aris menghadapi masalah Kenzo. Bagi Aris sendiri, sudah sepenting itu Alea dalam hidupnya. Alea banyak sekali membantunya dalam hal sekecil apa pun, apalagi sejak ia membawa gadis itu ikut bergabung dengan Tulip Corp.“Mas Aris punya nomor Kenzo?” Alea bertanya setelah melihat tingkah gelisah Aris.“Nggak punya.”“Kalo gitu minta ke Nara, Mas. Masalah Mas Aris nggak akan selesai kalo cuma mondar-mandir gitu.”“Kalo berita ini cuma bawa-bawa namaku sih aku nggak masalah, Lea. Toh aku nggak punya keluarga yang harus kujaga nama baiknya, Mama juga palingan nggak akan terl
Read more
Bab 28
Suara itu ... setelah kepergian Aldo dan Meiga, kedua orang tua Dinara, rasanya Aris belum pernah mendengar lagi suara ibu angkatnya sehangat itu. Sejak anak dan menantunya meninggal karena kecelakaan, Aris hanya mendengar suara tegas setiap kali Oma Lili bicara. Suara tegas saat membahas kursi kepemimpinan Tulip, juga suara tegas saat memintanya menikahi Dinara.Tanpa sadar Aris tersenyum. Suara lemah lembut Oma Lili yang didengarnya saat ini mengingatkannya pada sosok wanita muda yang dulu menjemputnya ke panti asuhan lalu memintanya memanggilnya dengan sebutan “mama”. Oma Lili adalah orang yang membuatnya mengerti bagaimana rasanya memiliki sebuah keluarga. Dan suara renyah Oma Lili yang terdengar di sana membuatnya merindukan masa-masa itu.“Tapi kok Nara nggak pernah liat, Oma?” Suara Dinara. Sama seperti suara Oma Lili tadi, Aris pun menangkap kehangatan di balik suara gadis belia itu.Sebagaimana Oma Lili, selama mengenal Dinara, Aris nyaris tak pernah mendengar suara Dinara ya
Read more
Bab 29
“Lepasin ini!” Aris berusaha meraih jepitan rambut Dinara, sayangnya ia tak bisa menggapai sebab Dinara refleks menghindar.“Apaan sih, Om.” Dinara menatap tak mengerti.“Itu! Lepasin ikatan rambutmu. Kenapa diiket iket gitu?”“Ini tadi disuruh Oma, Om. Kan sama Oma diolesin salep di sini.” Dinara menunjuk lehernya sendiri.“Huhhh!” Aris menghela napas kasar. “Iya Om tau abis dikasih salep,” katanya menatap leher Dinara yang terlihat mengilap oleh olesan salep di sana. “Tapi jangan tampil begitu di depan Om. Lepasin ikatan rambutmu!”“Emang kenapa, Om?”“Sudah! Lepasin aja ikatan rambutnya nggak usah banyak nanya.” Aris kembali berusaha meraih rambut Dinara. “Atau itu jejaknya Om tambahin biar tambah banyak, mau?”“Yang ini belum banyak, Om?”Aris menyeringai. “Belum. Dan bukan cuma di situ, masih banyak tempat-tempat yang lain yang cocok untuk jejak semacam itu. Nara mau?”“Nggak, Om. Ini aja rasanya gatel.”“Ya udah. Kalo gitu jangan mancing-mancing.”Dinara menatap heran. “Om Aris
Read more
Bab 30
Aris mondar-mandir gelisah, petang sudah hampir berganti malam tetapi ternyata ibu angkatnya belum juga menampakkan tanda-tanda akan pulang ke istananya. Berkali-kali sudah Aris melongok mencari-cari keberadaan sopir Oma Lili, namun tak menemukannya. Sama seperti Aris, Dinara pun melakukan hal yang sama, dari tadi gadis itu hanya mondar-mandir ingin memastikan bahwa Oma Lili akan kembali ke rumahnya sore ini.Akan tetapi, tak ada tanda-tanda wanita tua itu keluar dari kamarnya. Aris dan Dinara tentu tak tahu jika Oma Lili sedang tenggelam dalam kekecewaannya. Ultimatum Aris untuk tak mengindahkan rumor tentang anak angkatnya itu hari ini justru membuat wanita yang sudah banyak makan asam garam kehidupan itu semakin mencari tahu.Lalu informasi tentang sosok bernama Kenzo itu terdengar oleh Oma Lili. Pengalaman hidup membuat wanita itu tak serta-merta mengikuti kemauan Aris, Oma Lili tahu persis pasti ada yang disembunyikan oleh anak angkatnya. Akan tetapi, Oma Lili sudah berjanji akan
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status