All Chapters of TERJEBAK PERNIKAHAN PALSU: Chapter 51 - Chapter 60
141 Chapters
Bab 50
“Seminggu aja, Nara. Kita harus jaga Oma selama seminggu ini. Om juga masih kebayang bayang film itu soalnya.” Aris menyebutkan judul film yang sama sekali tak pernah ditontonnya.“Oke deh, Om. Jadi besok Om nungguin Nara di kampus?”“Iya.” Aris mengangguk dengan seringai puas. Dengan begini, ia tak akan memberatkan pekerjaan yang sudah dilakukan Alea untuknya. “Demi Nara apa sih yang nggak?”“Tumben Om Aris yang antar, bukan Pras?”“Oh, Pras lagi Om kasih tugas khusus juga.”Tugas mengantar jemput Alea tentu saja. Juga satu tugas tambahan lagi yang segera diperintahkan Aris lewat pesan singkat.[Ambil mobil Nara di rumah. Bawa ke mana saja yang penting sembunyikan selama seminggu.]Alasan turun mesin tadi tentu saja membuat Aris harus menyembunyikan mobil Dinara.“Om ....” Aris mengalihkan perhatiannya dari ponsel ketika Dinara kembali memanggilnya.“Hm,” gumammnya menunggu Dinara meneruskan bicara.“Boleh minta satu hal lagi?”“Apa itu?”“Besok temenin Nara cari kado buat Novi. Tiga
Read more
Bab 51
Aris mengedarkan pandang ke seisi kamar, tak ada Dinara di tempat tidur atau pun di sofa, bahkan tak ada bayangan gadis itu di seluruh sudut kamar.Mungkinkah Dinara menghindarinya? Aris mengerti apa yang baru saja dilakukannya tadi telah melanggar kesepakatan di antara mereka. Kalimat kalimat tegas dari Dinara di awal pernikahan mereka tentu saja masih diingat jelas oleh Aris.“Jangan sentuh Nara!”“Jangan anggap Nara istri sungguhan!”“Ini hanya pernikahan palsu! Hanya di depan Oma!”“Om Aris nggak boleh tidur di kamar Nara!”“Nggak ada kontak fisik, apalagi hubungan suami istri!”“Nara masih waras! Om Aris bukan selera Nara!Dan malam ini, Aris melanggar beberapa poin tegas Nara waktu itu. Ia masih ingat bagaimana tadi ia kembali melabuhkan ciumannya di bibir Dinara yang begitu manis, lalu naluri lelakinya serta merta menuntut lebih ketika ternyata Dinara kembali membalasnya. Telapaknya masih merasakan bagaimana lembutnya kulit Dinara tadi saat ia menyusupkan tangan ke dalam kaos g
Read more
Bab 52
[Maafin yang terjadi di rumahku, Ara. Aku nggak bisa ngontrol diri. Aku akui cemburu berat waktu dengar rumor kalo kamu udah nikah. Makanya aku juga jadi ikut nyebarin rumor itu karena ngerasa kamu khianati hubungan kita, apalagi waktu dengan kamu jadi simpanan Om Om.]Aris kembali mendengkus kasar membaca isi pesan dari nomor Kenzo.[Om Om yang nikahin kamu itu juga udah ngenalin dirinya langsung ke aku, Ara. Dan aku yakin kamu nggak mungkin sama laki-laki yang udah tua itu. Aku tau seleramu, Ara.]“Sial!” Aris mengumpat membaca deretan pesan itu.[Maafin aku ya, Sayang. Aku baru tau kalo kamu ngejalanin pernikahan itu demi perusahaan orang tuamu. Pantas saja kamu nyembunyiin status pernikahanmu.] Aris berhenti membacanya. Untuk urusan alasan pernikahannya ini, apa Kenzo mengetahuinya dari Alea?[Apa kamu tau kenapa aku selalu mempertahankanmu, Ara? Kamu tau kan aku di-cap suka gonta ganti cewek? Kamu juga pasti tau kalo aku punya pacar lain selain kamu. Tapi justru itulah yang biki
Read more
Bab 53
“Om Aris ....” Sudah kesekian kalinya Nara berusaha membangunkan Aris, tetapi pria itu masih saja meringkuk di balik selimut. Dinara sendiri sengaja bersiap lebih pagi dari biasanya karena ia berencana mampir ke rumahnya dulu mengingat diktat kuliah yang semalam dicarinya hingga kini belum juga ketemu.“Om!” Dia kembali ke tempat tidur setelah benar benar sudah siap berangkat namun belum ada tanda-tanda Aris terbangun.‘Apa aku berangkat sendiri aja, ya?’ Dinara berpikir sejenak. Ia memang belum terbiasa mengendarai mobil lain selain mobilnya sendiri, itu pun baru beberapa bulan ini ia kembali memberanikan diri menyetir mobil setelah rasa trauma atas kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya.Akan tetapi, kondisi Aris yang masih meringkuk di ranjang, dan jadwal ujian serta keinginannya untuk mencari hadiah ulang tahun Novi hari ini tak bisa membuatnya menunggu apalagi membatalkan rencana. Putus asa karena Aris masih bergeming di sana, Dinara mencari-cari kunci mobil Aris. Di sofa, di
Read more
Bab 54
“Oma jadi asyik sekarang ya, Om?” Dan tentu saja Dinara pun merasakan hal yang sama.“Hmm.” Aris mengangguk setuju, dengan mulut yang masih mengunyah. Di sampingnya, Dinara hanya memegang selembar roti dengan lembaran keju di atasnya, sangat berbeda dengan Aris yang membawa sarapannya di kedua tangan.“Tolong ambil kunci di saku kanan, Nara,” pinta Aris saat keduanya tiba di dekat mobil Aris. Pria itu memperlihatkan kopi dan roti di kedua tangannya. Bicaranya bahkan masih sambil mengunyah.“Oke.” Dan Dinara yang memang menjadi orang yang paling terburu-buru pagi ini segera mengiyakan permintaan Aris.Dinara menurut, memasukkan begitu saja tangannya ke saku celana Aris lalu mencari kunci mobil seperti yang diperintahkan Aris. Sedetik ... dua detik ... namun rasanya tangannya tak menemukan apa pun di sana.“Di kiri kayaknya, Nara.” Aris kembali memerintah.“Oh, oke.” Dan seperti terhipnotis, Dinara pun memindahkan tangannya ke saku sebelah kiri. Sedetik ... dua detik ... kali ini Dinara
Read more
Bab 55
“Om nungguin di sini. Hanya ujian, nggak usah masuk kelas, setelah itu pulang.” Aris memberi ultimatum. Baginya Dinara benar-benar seperti seorang anak yang masih harus didikte dan diarahkan. Anak gadis yang pagi ini berhasil membuatnya hampir saja kehilangan kesabarannya, membuat Aris pagi ini juga mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, bukan saja karena Dinara yang terus menerus mengoceh takut terlambat tiba di kampus, tapi juga karena Aris masih merasa gusar oleh sisi lelakinya yang kembali dipermainkan oleh gadis itu.“Tapi abis ini jadi nemanin cari hadiah kan, Om?” Dinara menoleh sebelum benar-benar membuka pintu.“Jadi. Tapi Om harus ke kantor dulu, ada meeting pagi ini. Setelah meeting Om temani cari kado.”Dinara mematung sesaat. Sejak dulu ia selalu tak suka alasan seperti ini, meeting, ada kerjaan, makan siang dan makan malam bisnis, sejak ia kecil semua hal itu sudah merampas banyak waktu orang tuanya. Tak terhitung berapa janji ayahnya yang dulu pernah ingkar, tak
Read more
Bab 56
“Sialan!” umpatnya melihat keberadaan Kenzo di samping Alea.“Kemana aja kamu, Nara?” serunya tak sabaran ketika membuka pintu.“Maaf, Om.” Hanya itu yang terucap oleh Dinara.“Maaf, Om. Tadi saya ajak Nara ngobrol sebentar.” Bukan Dinara, tapi Kenzo yang menjelaskan.“Aku nggak ngomong sama kamu!” Rasa kesal semakin menguasai hati Aris ketika mendengar Kenzo ikut memanggilnya ‘Om’.“Masuk, Nara!” bentaknya sambil menarik tangan Dinara, membawa gadis itu memutari bagian depan mobilnya, lalu membuka pintu sebelah kiri dan mendudukkan Dinara di kursi.“Maaf, Om. Saya yang salah.” Kenzo masih bicara.“Jangan panggil aku Om! Aku bukan Om kamu!” sentak Aris.“Oh, maaf, Bang. Tadi saya cuma mau ngeluruskan kejadian malam itu ke Nara.”Aris tak memedulikannya, keberadaan Sigit di dekat Alea lalu kini Kenzo yang muncul menemani Dinara membuat dadanya seperti terbakar bertubi-tubi. Dan emosi Aris semakin menjadi-jadi ketika sebelum melajukan mobilnya keluar dari parkiran kampus, ia melihat Din
Read more
Bab 57
“Gimana kali Om Aris jatuh cinta ke Nara?”Aris terpaku sejenak, sebelum kemudian menyentil kening Dinara. “Yang ada Nara duluan yang jatuh cinta sama Om.”“Kenapa gitu?”“Karena Om lebih menantang, kamu sendiri yang bilang gitu tadi, kan?” Aris menaikturunkan alisnya bermaksud menggoda gadis itu.Dinara menelan ludahnya. “Om kayak gini ke semua cewek?”“Hmm.” Aris mengangguk cuek.Plak! Dan pria itu terkaget-kaget ketika Dinara tiba-tiba saja memukul lengannya.“Apa-apaan kamu, Nara?”“Om Aris beneran kayak gitu ke semua cewek?”“Gitu gimana sih, Naraaaa?”“Gitu tadi, Om. Yang godain pake alis naik turun.”“Oh, gini.” Aris kembali menggerakkan alisnya naik turun.“Iya, itu. Om kayak gitu ke semua cewek?”“Nggak tau. Coba aja tanya ke mereka?”“Ish! Mana Nara tau cewek-cewek mana yang sering sama Om.”“Kenapa emang kalo Om kayak gitu?”Nara menggaruk tengkuknya. “Ehm, ya nggak papa, Om.”“Nggak jelas banget anak ini.” Aris mengacak-acak poni Dinara. “Ayo turun, jangan lupa kita suami
Read more
Bab 58
“Itu tadi Alea?” Dinara mengulang pertanyaannya, namun Aris masih juga tak menjawab. Pria itu hanya berjalan dengan menatap lurus ke depan.“Om!” Dinara menyegerakan langkahnya ketika sedikit tertinggal di belakang Aris yang melangkah dengan langkah lebar. “Om!!!” panggilnya lagi ketika merasa Aris sama sekali tak memedulikan. Persetan jika nanti ada yang mendengarnya memanggil ‘Om” bukan panggilan sayang seperti yang diajarkan Aris tadi.Aris seketika menghentikan langkahnya lalu menoleh dan berbalik arah menuju Dinara.“Maaf, Nara. Om lagi nggak konsen.” Ia meraih tangan Dinara yang entah sejak kapan terlepas dari genggamannya tadi, namun Dinara menepis.“Om lagi banyak pikiran, Nara.” Aris menatap meminta pengertian Dinara.“Om Aris bukan lagi banyak masalah. Om hanya punya satu masalah, gara-gara ketemu Alea tadi Om jadi ngelupain Nara, kan?”Aris menghela napas kasar. “Jangan teriak-teriak di sini, Nara. Nanti ada yang dengar. Ayo ke ruangan Om.” Aris kembali meraih tangan Dinara
Read more
Bab 59
“Sejak kapan Nara punya Kenzo, hah? Selama pernikahan palsu ini masih berjalan, Nara milik Om Aris.” Aris menunjuk tepat di dada Dinara, bahkan tak segan menyentuhkan telunjuknya di sana.“Dan Om Aris seenaknya menghabiskan siang dan malam bersama pacar Om? Sementara Nara disuruh diam dan tak boleh memiliki hubungan lain?”“Menghabiskan siang dan malam?”“Ya. Menghabiskan siang di kantor dengan Alea yang memiliki akses ke ruang privacy Om Aris. Terus menghabiskan malam dengan saling menelpon atau ....”“Atau apa?”“Atau bayangin pacar Om di kamar mandi sampai nyebutin namanya berkali-kali.”Aris tertawa. “Kamu dengar itu, Nara?”Dinara menoleh, tak ingin bersitatap dengan Aris lagi.“Kalo Nara dengar, itu artinya Nara juga dengar nama siapa yang Om sebut terakhir kalinya. Nara tau itu artinya apa?” Aris meraih dagu Dinara, memposisikan wajah gadis itu tepat di hadapannya.“Itu artinya ada sisi hati Om yang menginginkan Nara,” katanya dengan penuh penekanan pada kata ‘menginginkan’.Di
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status