Semua Bab Merajut Kasih Yang Hampir Sirna : Bab 21 - Bab 30
80 Bab
santai
Bab 21Lama aku terpaku ketika Putri membuka pintu rumah kami saat aku pulang untuk menjenguk anakku yang sedang sakitPenampilan Putri hari ini benar-benar berbeda dan membuat aku terhipnotis olehnya. Sungguh bidadari surgaku ini masih sangatlah cantik.Seketika aku melupakan niatku untuk meminta izin menikah lagi dan ancaman yang disarankan oleh Mutia.Untuk saat ini hanya ada satu yang terbersih di benakku yaitu membawa sang istri ke tempat peraduan kami untuk menuju nirwanaPutri yang selama ini hanya berkutat di dapur dan sumur hanya dengan menggunakan daster, kini sudah menjelma menjadi sosok bidadari yang begitu anggun dengan polesan make up tipis. Putri juga mengganti model rambutnya entah kapan wanitaku itu ke salon.Ada sedikit yang mengganjal dari pikiranku, sudah sekian lama aku tidak memberikan Putri uang, tapi dari mana ia bisa mendapatkan duit untuk perawatan ke salon? Namun, bodo amat dengan hal itu yang jelas aku senang melihat istriku cantik seperti saat ini. K
Baca selengkapnya
Bab 22. syok
“Baru Hari ini aku menghidangkan air mineral di pagi hari untuk kamu, tapi kamunya udah semarah itu, lalu bagaimana dengan aku dan anak-anak yang terkadang hanya makan nasi dengan garam ditambah dengan dorongan dari air mineral agar nasi itu mudah mengalir di tenggorokan? Pernahkah kamu membayangkan bagaimana pedihnya hari-hari kami tanpa sepeserpun nafkah yang kau berikan untuk kami? Apa kau pernah membayangkan bagaimana menderitanya hidup aku Dan anak-anak? Apa kamu tahu bagaimana keadaan mental mereka karena memiliki orang tua yang tidak bertanggung jawab?” Putri menyeka kristal bening yang mulai membasahi pipinya.Setiap rangkaian kata yang keluar dari bibir Putri begitu menyayat hati. Sungguh memilukan. Aku benar-benar menyesal atas semua keegoisanku yang mengabaikan anak dan istriku.“ Mereka hanya bisa menatap nasi putih bercampur garam dengan lintangan air mata karena apa? Karena papanya nggak bertanggung jawab. Namun, aku bersyukur karena aku mampu mendidik anakku untuk tid
Baca selengkapnya
setuju
Tatapan Putri begitu tajam menatap Mutia seolah ia sedang berada mengintimidasi Mutia habis-habisan.Mutia hanya tertunduk lemah. Entah apa yang dipikirkan oleh wanitaku itu. “Aku tidak mau menikah dengan pria miskin.” Aku mendengar Mutia bergumam lirih.Meskipun aku tahu Mutia wanita yang materialistis, tapi aku tidak menyangka jika wanitaku itu bisa berkata demikian. Apa jangan-jangan selama ini Mutia hanya mencintai uangku saja tanpa pernah melihat ke arahku? Begitulah pemikiranku.Sebisa mungkin aku menahan amarah yang sudah menjalar di sanubari menghadapi dua wanita yang aku cintai.“Kamu pasti tidak akan mampu bukan?” lagi, Putri bertanya penuh intimidasi.“Kamu benar Put. Aku tidak munafik seperti kamu. Hidup itu butuh uang karena tidak akan kenyang hanya makan cinta,” jawab Mutia mantap.Mendengar jawaban dari Mutia membuat emosiku semakin melonjak. Namun, aku mengerti dengan posisinya yang selama ini hidup serba kekurangan. Aku tahu Mutia juga ingin merasakan hidup enak. La
Baca selengkapnya
kawin lagi
Bab 24 kawin lagi.Kini aku dan Mutia sedang berada di rumah orang tuanya yang berada jauh di perdesaan. Aku dan Mutia sudah sepakat untuk meminta izin menikah pada orang tuanya sekaligus angkat nikah waktu itu juga, mengingat posisi orang tuanya yang sangat jauh dari kota tempat kami tinggal.Kedatanganku dan Mutia disambut antusias oleh kedua orang tuanya.“Kamu yakin mau jadi istri yang kedua?” Tanya ayahnya Mutia ketika Aku meminta izin kepada orang tuanya setelah makan malam. Kami tiba di rumah orang tua Mutia tepat ketika adzan maghrib.“Yakin, yah. Aku dan Mas Alfi, kami saling mencintai,” jawab Mutia mantap.“lalu bagaimana dengan istri pertamanya Nak Alfi?” Ayah Mutia kembali melontarkan pertanyaan.“Dia akan menjadi urusan saya Pak,” jawabku. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan orang tua Mutia karena aku tidak ingin sia-sia datang ke pelosok yang begitu jauh ini.“ Lagian Alfi ini laki-laki, jadi tidak butuh izin dari istrinya untuk menikah lagi,” Ibunya M
Baca selengkapnya
my life
Dari lirikan mata aku melihat Mutia mengikuti arah langkah kakiku yang melewatinya. Setelah Aku memastikan keadaan di dapur hingga ke belakang rumah sampai ke pintu samping pun tak luput dari pantauanku, aku tidak menemukan siapapun di sana atau tanda-tanda kehadiran orang lain di sana. Aku membuang nafas kasar Mungkin ini hanya firasat ku saja. Aku mencoba menepih semua pikiran buruk yang menghantuiku, mengingat aku ini bukanlah lelaki setia, sehingga tidak menutup kemungkinan istri keduaku juga melakukan hal yang sama.Untuk Putri, aku bisa mempercayainya karena sejauh ini Ia tidak pernah mengkhianatiku. Walau sekejam apapun perlakuanku kepadanya, tapi istri cantikku itu tidak pernah berpaling dariku sedikitpun.Putri memang tidak bisa hidup tanpa aku, oleh karena itu aku berani semena mena kepadanya.“kamu cari apa Mas?” tegur Mutia yang mengikutiku dari belakang sampai ke pintu samping.Mendengar suara lembut istriku membuat aku mengalihkan atensi ke arahnya.“Enggak ada. Ma
Baca selengkapnya
keputusan Putri
Selalu saja Mutia menggunakan status untuk pembelaan dirinya setiap kali Ia melakukan kesalahan.Dia malas masak dengan dalih Dia hanyalah istri sirih bukan istri sah. Dia selalu minta bayaran setiap melayaniku juga dengan alasan yang sama. Bahkan dia berfoya-foya, lagi-lagi dengan alasan itu.Memang Mutia pernah berjanji ia akan menjadi istri yang paling baik sedunia seandainya aku menikahinya secara negara. Dia butuh pengakuan di publik. Katanya dia tidak ingin dicap sebagai pelakor.“Kamu lihat Mas! Gara-gara kamu yang begitu takut dengan perempuan sialan itu, sampai hari ini aku tidak bisa mengandung.Dulu ketika aku menikah dengan suami pertamaku, hanya dalam jangka satu bulan aku sudah hamil,” Cerocos Mutia.“Apa jangan-jangan kamu tidak pernah mencintaiku dan hanya menginginkan anak perempuan dariku, lalu pergi meninggalkanku?” imbuhnya dengan nada memilukan.“Enggak salah memang selama ini aku menunda kehamilan,” tambah Mutia kemudian ia langsung membekam mulutnya sendir
Baca selengkapnya
kembali jatuh cinta
Ketika aku sedang sedang termenung memikirkan kata-kata kedua putraku, tiba-tiba saja bel rumah berbunyi mengalihkan atau si kami bertiga. Ia, di rumah ini hanya ada Kami bertiga.Siapa gerangan kira-kira yang pagi-pagi bertamu ke rumah?Ketika aku hendak bangun untuk melihat siapa yang datang, Aldo lebih dulu berdiri dari duduknya.“Biar kakak saja yang lihat, Mah. Mama lanjut aja sarapannya, itu nasi dari tadi diaduk-aduk aja tanpa dimakan,” ucap Aldo, lalu ia melenggang pergi untuk membukakan pintu.Lama aku menunggu Aldo tak juga kembali, ia juga tidak memberitahu siapa yang datang.Karena kepo aku bangkit dari duduk menyusul Putra sulungku. Dari ruang tamu aku melihat Aldo hanya berdiri mematung di depan pintu tanpa mengeluarkan sepatah katapun.“siapa kak?” tanyaku penasaran.Mendengar pertanyaan dariku, Aldo beralih menatap ke arahku sambil tersenyum.“bukan siapa-siapa kok Mah, Bapak ini salah alamat. Mama tunggu aja di ruang makan nanti aku nyusul balik kedalam. Aku kasih t
Baca selengkapnya
come back
Bab 29 come back Masih dari dalam, aku mengintip Aldo bergeming sama sekali. Sementara Mas Alfi masih juga masih dalam posisinya“Hai jagoan Papa,” ucap Mas Alfi mengalihkan atensinya ke arah Aris yang sedang berlarian ke arahnya.Aris langsung berhamburan ke dalam dekapan sang papa. Bocah itu begitu kentara jika dirinya selama ini merindui sosok sang Papa. Bocah itu memeluk dengan erat leher sang Papa, seolah ia berkata, tidak ingin kembali berjauhan dengan superhero nya itu.Setelah puas memeluk Papanya, Aris menarik diri, lalu beralih menatap ke arah sang kakak yang sedari tadi hanya berdiri mematung tanpa mengeluarkan sepatah kata pun atau hanya sekedar melangkah maju ataupun mundur.“Kakak nggak peluk Papa?” tanya Aris polos. Entah bocah itu memang beneran polos atau dia memang sengaja ingin membuat keluarga ini harmonis kembali. Di awal kepergian Mas Alfi, Aris memang sering menanyakan keberadaan sang Papa. Namun, seiring waktu berlalu bocah itu tidak lagi bertanya hal-hal
Baca selengkapnya
Intropeksi diri
Bab. 30 Intropeksi diriAku melambai tangan ke arah kedua malaikat kecilku yang semakin menjauh ditelan jarak yang membawa Mereka pergi. Senyuman terus mengembang di bibirku menetap kepergian kedua buah hatiku Kini tinggallah aku dan Mas Alfi.Perlahan tapi pasti langkahku berputar menghadap ke arah lelaki yang masih berstatus suami sahku itu.HeningHanya ada kesunyian dan tatapan yang sulit diartikan dari sorot mata kami yang saling bersitatap.Aku tidak tahu apakah Mas Alfi sudah menceraikan aku secara agama atau tidak.Mengingat aku yang masih berstatus istrinya, aku memilih mengalah dan mengangkat suara terlebih dahulu.“assalamualaikum, Mas,” ucapku sambil berjalan mendekat ke arahnya.Tanganku terulur untuk menyalami tangan kekarnya yang sekian purnama tidak pernah aku lihat apalagi aku genggam.Aku mencium takzim tangan mas Alfi seperti biasanya, seperti di saat rumah tangga kami masih harmonis tanpa kehadiran orang ketiga.“Waalaikumsalam,” jawab Mas Alvi lirih.Tang
Baca selengkapnya
akankah terulang kembali?
MKYHS B. 31. akankah terulang kembali?Lama kami saling mendekap, melepaskan rindu yang menyesakkan Sukma.Tak bisa ku bendungkan lagi, cairan bening pun lolos begitu saja membanjiri pipiku. Bahuku bergoyang menahan isak tangis penuh haru. Allah sudah mengabulkan semua doa-doaku.Aku masih setengah percaya jika ini kenyataan. Suamiku kembali pulang setelah sekian lama menghilang.Tidak banyak yang berubah dari Mas Alfi, hanya saja berat tubuhnya yang sepertinya sedikit turun.Puas melepaskan rindu yang begitu menggebu, Mas Alfi menggendongku ala bridal style dan membawanya ke kamar.Malu dan gugup itulah yang kurasakan di saat Mas Alfi membaringkan tubuh ini di atas kasur kami. Mungkin karena sudah lama tidak melayani suamiku itu sehingga membuatku kaku. Meskipun demikian, aku tetap melayani nya dan juga memperingati suamiku untuk melafadzkan doa terlebih dahulu seperti biasanya. Berharap agar apa yang kami tanam berbuah dengan kebaikan.Puluh yang bercucuran membasahi tubuh kami, t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status