All Chapters of Bos Aroganku Ternyata Suami Dadakanku: Chapter 21 - Chapter 30
78 Chapters
Kecil-Kecil Asam
"Ya Tuhan." Leona mengusap dada karena kaget. "Kirain siapa, bu. Saya lagi nunggu ibu pulang." Wanita bersuami Nathan itu berlari-lari kecil menghampiri tetangganya."Ngapain mesti nungguin? Kan rumahnya enggak dikunci." Bu Tika melirik ke arah rumah Leona di mana ada Nathan yang sedang duduk di teras sambil bermain ponsel. "Itu siapa, mbak Leona?" Rasa penasaran Bu Tika beralih dalam mode on."Eung ...." Leona menggaruk kepala. Bingung mau jawab apa."Pacarnyakah? Kamu kan sudah lama enggak pulang. Atau jangan-jangan calon suami kamu, ya?" "Dia itu—.""Nduk??? Bener itu kamu?" Seseorang berlari-lari ke arah Leona sambil mengembangkan senyum bahagia. Ternyata bu Leni - ibu kandung Leona. Wanita bergelung itu memeluk tubuh Leona erat seraya menepuk-nepuk punggung anaknya."Kapan kamu pulang? Kenapa ndak kasih kabar ibu dulu. Kalau dadakan gini kan ibu belum sempet masak makanan kesukaan kamu?"Leona melepas pelukan seraya tersenyum. "Ndak apa-apa, Bu. Leona sengaja enggak kabarin ibu
Read more
Berterus Terang
Pikiran siapa yang tidak kacau mendengar anaknya sudah hamil padahal dia belum pernah menikahkan dengan seorang pria? Itulah yang dipikirkan Bu Leni saat ini. "Bu?" Leona memanggil sang ibu dengan raut sedih."Jangan bilang kamu sudah hamil di luar nikah, nduk?" Leona menggeleng cepat. Mendekat ke arah ibu lantas menggenggam erat jemari Bu Leni yang selama ini sudah membesarkannya. "Leona tidak hamil di luar nikah, Bu. Leona punya suami."Bu Leni mengelap wajahnya dengan kerudung. "Maksudmu?""Leona sudah menikah.""Menikah?" Wanita tak percaya hingga melongo beberapa saat. "Iya, Bu. Dan pak Nathan yang saat ini ada di depan ibu adalah suami Leona." "Astaghfirullah." Mata bulat Bu Leni langsung membeliak menatap pria tampan yang kini telah menjadi menantunya. "Kok Astaghfirullah, Bu. Apa ibu enggak senang?""Jadi bos kamu itu suami kamu sendiri, nduk? Bagaimana bisa?" Leona memandang Nathan yang kini tengah menatapnya iba. Dan di sana ia lihat Nathan mengangguk seolah memberikan
Read more
Panas
Pagi menjelang, pria pemilik perusahaan kosmetik itu sudah bangun dari tidur tak lelapnya. Ya, untuk kali pertamanya seumur hidup Nathan harus tidur di kasur keras dengan ranjang yang sedikit reot. Untung saja tidak tumbang saat mereka tempati bersama. Ditambah drama nyamuk yang semakin membuat kesal Nathan, pria itu harus merelakan kulit putih mulusnya menjadi santapan serangga berukuran kecil yang terdengar ngung-ngungan di telinga.Keluar dari kamar, Nathan berjalan ke arah dapur untuk mengambil air mineral. Tubuhnya keringetan karena hanis olahraga. Ralat - Nathan keringatan karena merasa gerah karena tak ada satu pun AC yang dipasang di rumah sederhana istrinya.Krucuk-krucuk!Glek-glek. Bos muda itu terlihat menenggak segelas air minum dan menghabiskannya tanpa sisa. Pandangan Nathan pun mengedar menatap sekeliling rumah istrinya yang sudah terlihat tua dan usang.Meja dapur yang sudah berumur puluhan tahun, terlihat kero
Read more
Kang Gosip
"Ciyeee ...." Nathan dan Leona refleks melepas pelukan ketika mendengar suara yang tak asing bagi mereka. Lantas mencari dari mana asal suara itu."Alya." Nathan menangkap sosok iparnya yang tengah ngik-ngikan melihat kelakuan pasangan suami istri itu."Astaga!" Leone menepuk jidat. "Sejak kapan kamu di sana, Alya?""Ciye ciyeee. Panik nih ye ..." ledeknya lagi masih sambil cekikikan."Cukup, Alya. Kakak tanya sekali lagi sama kamu. Ngapain kamu di situ. Kamu nguping pembicaraan kakak sama Kak Nathan?""Ekhem ekhem. Santai aja kali, kak. Aku ini adikmu yang sudah dewasa juga." Alya semakin cekikikan melihat ekspresi di wajah Leona yang terlihat cemas."Dewasa dari Hongkong. Kamu masih sekolah, Alya." Wanita beristri bos itu melangkah mendekat ke arah adik satu-satunya yang masih tetap cekikikan kunti.Leona menatap wajah Alya sambil memegang kedua pundak adiknya. "Dengarkan!" Titah Leona. "Kamu itu masih sekola
Read more
Dikeroyok Warga
"Buuuu ...., Bu Leniiiii," teriak Wati bersemangat di depan rumah Leona. Wanita berdaster merah dengan rambut disanggul itu sudah membawa rombongan warga untuk melabrak Bu Leni yang sudah diam-diam mengizinkan pria asing menginap di rumahnya.Merasa ada yang memanggil nama ibunya, Leona menghentikan aktivitasnya mengulek sambal. "Kaya ada yang panggil ibu.""Bu! Bu Leni. Keluar, Bu!" teriaknya kedua kali. "Tuh 'kan bener. Kamu juga dengar kan, mas?""Iya." Nathan sedang melahap tempe goreng crispy buatan istrinya yang super kriuk."Kok tumben pagi-pagi begini.""Kita cek sama-sama yuk, Bu," lanjut meletakkan sambal di atas piring.Keluar rumah, Leona dan Bu Leni terkejut melihat segerombolan warga yang sudah berkumpul belike antri sembako."Ya Tuhan, ada apa ini, Bu.""Ibu juga tidak tau.""Eh, Bu. Kok ibu berani-beraninya nyimpen cowok asing di rumah tanpa laporan Pak RT.""Betul. Jangan-jangan itu simpanan kamu ya, Leona. Kamu baru pulang kemarin kak. Bu Tika yang liat sendiri. Iya
Read more
Pinjam Ponsel
TutttttSuara nada sambung terdengar di telinga Joshua ketika berusaha menghubungi Leona. Sudah tiga hari sejak mengambil cuti bersama Nathan, wanita itu sangat sulit dihubungi. Padahal Joshua sudah sangat merindukannya."Leona, sebenarnya kamu ke mana, sih? Kenapa cutimu harus bebarengan dengan Nathan?" Gumamnya usai memasukkan ponsel ke dalam saku.Pria itu kembali menyesap rokok dengan pandangan yang fokus pada tanaman bonsai di depan kantin. Ya, Joshua sedang melamun di sana sambil menahan rindu yang semakin menggebu. "Eh, Joshua. Sendiriankah?" Dea menyapa wakil perusahaan untuk sementara waktu sampai Nathan kembali."Menurutmu?" Jutek."Boleh aku duduk?""Hm.""Belakangan ini kamu sering melamun. Boleh tau kenapa?""Enggak usah kepo.""Aku bukan kepo, tapi ingin tau.""Sama saja.""Ya sudah." Dea hendak pergi. Namun langkahnya tiba-tiba dicegah oleh Joshua yang dengan sigap mencekal lengannya."Tunggu!"Refleks Dea berbalik, dan untuk pertama kalinya jantung wanita itu berdeba
Read more
Disusul
"Siapa yang menelpon?" Selidik Nathan usai melihat istrinya berbicara pada seseorang. "Dea." Leona duduk di samping Nathan yang sedang memindai barang-barang bawaannya ke dalam tas. Urusannya pulang ke kampung halaman menjenguk orang tua Leona sudah selesai.Bu Leni sudah bisa menerima Nathan sebagai menantu dan memaafkan semua kesalahannya karena semua itu terjadi di luar dugaan. Kalau memikirkan ucapan tetangga, tak akan pernah ada habisnya. Bahkan setelah pengakuan Leona pada warga disertai barang bukti, tak cukup untuk membungkam bibir netizen agar tidak ikut campur urusan keluarga Bu Leni.Beruntung, Leona sudah tebal telinga hingga dia merasa kebal dan terbiasa mendengar nyinyiran tetangga yang terasa nyelekit.Dan untuk perihal rumah baru yang Nathan tawarkan. Bu Leni belum menyetujui usulan tersebut karena dirasa terlalu cepat. Apalagi di rumah itu telah menyimpan banyak sekali kenangan indah yang tidak mudah dilupakan begitu saja bersama sang suami."Yakin?" Nada bicara Nat
Read more
Shock
"Menikah?" Joshua membeliak. Netranya menatap kedua iris mata wanita yang merupakan pujaan hati.Sedari tadi Bu Leni memang sudah menguping pembicaraan Leona dengan pria yang mengaku rekan kerjanya. Leni ikut gemas mendengar kalimat demi kalimat yang terlontar dari mulut Joshua. Sudah ditolak masih saja memaksa.Jengkel!Wanita itu akhirnya memaksa keluar dan mengungkap fakta yang sudah terjadi."Ibu?" Leona cemas. Dia belum menjelaskan apa-apa soal pernikahannya yang masih dirahasiakan oleh orang-orang kantor."Apa kamu dengar?" Tatap Leni ke arah Joshua yang masih melongo heran."I-ini maksudnya bagaimana?" Joshua mendadak bingung. Apa iya Leona sudah menikah? Kenapa tidak bilang-bilang?""Putriku yang bernama Leona Larasati memang sudah menikah. Apa kamu masih belum paham juga?" Tegas Bu Leni. Dia tidak suka melihat Joshua yang terlihat memaksakan kehendak."Tidak mungkin." Joshua menggeleng. Lanjut menatap Leona seolah meminta penjelasan dengan maksud ucapan Bu Leni."Pak Joshua.
Read more
Ngidam
Sinar matahari yang keemasan, menyeruak masuk melalui celah tirai berwarna putih yang terpasang di kamar Nathan dan Leona.Pasangan suami istri itu masih terlelap tidur karena kelelahan usai melewati perjalanan pulang dari kampung halaman Leona. Keduanya baru sampai di rumah sekitar jam setengah lima pagi dan memutuskan untuk tidur lagi setelah melaksanakan kewajiban sholat."Bi? Apa mereka belum bangun?" Suara Udin - si tukang kebun di rumah Nathan mengejutkan Ijah yang sedang menyiapkan sarapan untuk tuannya di meja makan. "Astaghfirullah, Udin. Kamu ngagetin saya aja. Untung sup ayamnya tidak jatuh," Ijah geleng-geleng kepala sambil membawa mangkuk berisi sup yang masih panas. Asapnya masih mengepul.Dia juga memadukan makanan tersebut dengan ayam goreng, lalapan dan sambel terasi sesuai permintaan Leona.Wanita berumur setengah abad itu sudah tau kalau majikannya sedang hamil memasuki bulan kedua. Bahkan tak sekali dua kali, Ijah sering membuatkan makanan yang diinginkan Leona sa
Read more
Belut
"Aku pengin pepes belut." Leona mengulang permintaannya."Tapi aku enggak bisa buatnya, sayang?" Nathan terkejut mendengar permintaan aneh istrinya. "Lagi pula di mana aku bisa dapetin belut?" "Jadi kamu enggak mau nurutin permintaan adik bayi?" Leona tertunduk lesu. Padahal dalam bayangannya makan pepes belut sangatlah nikmat apalagi dimakan sama nasi hangat dan sambal.Nathan menghela napas. "Nanti aku suruh bi Ijah cari belutnya, ya?" "Aku maunya mas sendiri yang beli belutnya ke pasar.""Astaga!" Nathan makin shock. Seumur hidupnya dia belum pernah pergi ke pasar apalagi untuk nyari. "Emang apa bedanya, sayang? Mau aku yang beli atau Bi Ijah kan sama saja belut.""Jelas beda, mas. Pokoknya aku maunya mas yang cari. Titik." Tandas Leona dalam mimik cemberut manja.Nathan tersenyum melihat permintaan ngidam Leona yang agak susah ini. Tapi mau tak mau, Nathan harus menyanggupinya sebagai rasa kasih sayang untuk sang istri. Bukankah ini adalah kesempatan untuk membuktikan pada Leona
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status