Semua Bab Bos Aroganku Ternyata Suami Dadakanku: Bab 11 - Bab 20
78 Bab
Kedatangan Joshua
"Sialan!" Umpat Nathan dalam hati ketika melihat Joshua berdiri di depan pintu. "Ngapain dia ke sini?" Gumamnya sambil mengacak rambutnya frustrasi. Dia melirik ke arah Leona yang tengah berdiri menatapnya dari atas tangga."Siapa?" "Joshua."Leona membulatkan mata."Kenapa kau masih diam di situ, hem?" Nathan gemas sendiri melihat istinya."Aku ....""Cepat sembunyi, atau kau akan ketahuan jika sudah jadi istriku."Wanita itu menurut, dia pergi ke kamar dan menguncinya rapat. Membiarkan Nathan menemui Joshua.Ceklek"Lama banget buka pintunya," keluh pria berambut pirang itu dengan raut wajah yang bersungut kesal. Memilih untuk langsung masuk dan duduk dengan kasar di sofa.Nathan tak menjawab."Kerjaan gimana?""Oke.""Barusan aku ketemu sama Leona," ucap Joshua. "Apa hubungannya denganku?" tanya Nathan sarkastik."Soal kesalahannya. Aku tau kau
Baca selengkapnya
Rencana Joshua
"Hentikan!" Sergah Nathan cepat. Menghadang Joshua yang hendak masuk tepat di depan pintu. Sontak, membuat Joshua mengernyitkan kening heran"Kenapa? Tak biasanya kau begitu?""Tidak ada apa-apa," jawabnya gugup sambil menggaruk kepala yang tak gatal."Kau menyembunyikan sesuatu dariku, bukan?" Tuduhnya. Lalu tanpa pikir panjang langsung mendorong tubuh Nathan dari sana hingga membuat si tampan itu hampir jatuh."Sialan!"Klek!Pintu terbuka. Joshua masuk ke kamar Nathan. Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru. Tidak ada siapa pun."Kau mau cari apa, sih? Sudah kubilang di sini tidak ada siapa-siapa," ujar Nathan sembari mendekat ke arah Joshua."Hei, kau pikir telingaku rusak? Aku tidak mungkin salah dengar bahwa ada sumber suara yang berasal dari kamar ini.""Tapi kau lihat sekarang!" Titah Nathan dengan mata yang menatap sekeliling tempat itu. Aneh! Memang tidak ada siapa pun di sini. 'Lalu di mana
Baca selengkapnya
Mulai Perhatian
"Karena kita sudah sepakat untuk merahasiakan pernikahan kita, itu sebabnya aku juga mau kamu bisa diajak kerja sama dalam masalah ini," sahut wanita itu cepat sambil menatap lekat sepasang bola mata milik sang suami.Kedua telapak tangannya sudah menggenggam erat dengan nafas yang terlihat naik turun. Jantungnya seakan memompa lebih cepat dari sebelumnya. Tubuhnya terasa lemas. Pandangannya mulai kabur. Detik selanjutnya ....Leona pingsan!Beruntung, Nathan dengan sigap memapah tubuh istrinya cepat di atas pangkuannya."Hei, bangun!" Nathan menepuk pipi Leona lembut. "Kau kenapa?"Pria itu menggerutu kesal, lagi-lagi Leona selalu membuat dirinya repot hingga dia harus bersusah payah untuk menyadarkan wanita itu.Di saat yang bersamaan, bi Ijah datang mengetuk pintu kamar Nathan."Masuk!" Interupsi Nathan dari dalam ruangan.Terlihat ART yang sudah bekerja selama hampir sepuluh tahun itu membawa sebuah nampan b
Baca selengkapnya
Mendadak Berubah
Brukk!PrangggTubuh Nathan ambruk ketika dengan refleks Leona mendorong sang suami yang sudah berani menciumnya tanpa izin. Bebarengan dengan jatuhnya piring berisi nasi pecel hingga membuat makanan itu berserakan mengotori lantai."Dasar bodoh!" seru Nathan beranjak dari duduknya sambil memegangi pantat yang terasa nyeri."Kamu yang sudah lancang." Leona berteriak. Netranya berkaca-kaca meratapi nasi pecel yang sudah berceceran di lantai, tak mungkin bisa dimakan. Padahal sudah sejak semalam dia mengidamkan makanan tersebut."Lancang bagaimana?""Kenapa kamu menciumku?""Itu karena salahmu, huft." Nathan membersihkan celananya yang kotor dengan tangan sebelum akhirnya duduk kembali di tepi ranjang."Salahku?" Leona menunjuk dirinya."Iya. Aku menyuruhku makan tapi kau sangat sulit diatur.""Kan aku sudah bilang aku tidak mau disuapi. Kenapa kamu terus memaksa?" "Karena kau sudah sepakat untuk mengikuti semua kemauanku, kan?"Leona menghela napas panjang mendengar alasan Nathan yang
Baca selengkapnya
Berpelukan
"Pe-peluk?" Leona gelagapan. "Iya. Aku ingin memelukmu sebagai istri."'Ya Tuhan,' batin wanita itu. Dia tidak menyangka Nathan akan menganggapnya sebagai istri. Rasanya masih seperti mimpi. Namun ketika mengingat momen Nathan yang meruda paksa sebulan lalu, hati Leona kembali nyeri."Kenapa kamu diam saja? Apa kamu keberatan? Jika kamu masih keberatan aku tidak akan memaksa?""Mas?""Ya.""Bukankah baru beberapa jam yang lalu kamu menyuruhku untuk selalu tunduk dan patuh dengan semua perintahmu?" Leona memastikan.Nathan hanya tersenyum. Dia meneguk saliva sebelum menjawab. "Aku sadar selama ini aku sudah egois.""Lalu?""Boleh aku memelukmu?" Nathan mengulang kembali pertanyaannya. Dia sungguh ingin mendekap erat tubuh tambatan hatinya untuk yang kedua kali setelah insiden malam panas kala itu. Jika kemarin dia memaksa, kali ini dia sangat serius dengan ucapannya.Mau tak mau, Leona akhirnya mengangguk."Terima kasih."Nathan langsung mendekat ke arah istrinya dan memeluknya erat.
Baca selengkapnya
Air Mata Kesedihan
HeningLeona dan Nathan saling adu pandang selama beberapa menit hingga membuat gemuruh di dada Leona berpacu cepat."Kenapa kamu memberitahu Dea, sayang?" ucapnya lembut dengan panggilan sayang, membuat wanita itu melongo keheranan.'Apa aku tidak salah dengar?' gumamnya pelan."Tidak.""Ha.""Kenapa kamu memberitahu Dea, sayang?" Nathan mengulang pertanyaannya."Sa-sayang? Apa aku tidak sedang bermimpi?" Puk!Si cantik Leona menepuk pipi lalu meringis sakit. Tak lama setelah itu Nathan mendekat seraya tersenyum."Kamu tidak bermimpi, Leona. Ini kenyataan. Memangnya kenapa? Apa kamu keberatan jika aku memanggilmu sayang?"Tak ada jawaban."Baiklah, kalau kamu memang tidak suka aku panggil sayang. Kamu maunya aku panggil apa?"Masih tak mau bicara. Entah apa yang sudah merasuki pikiran Nathan hingga pria itu berubah secepat kilat yang menyambar pohon. "Sayang?" Untuk ketiga kali, tangannya melambai tepat di depan wajah Leona yang sedari tadi melamun."Iya.""Apa kamu tidak suka aku
Baca selengkapnya
Aku Mencintaimu
Dari kalimatnya saja, Nathan sebenarnya sudah tau kalau Leona mau menikah dengannya karena Ibu Diana. Tapi dia ingin mendengar langsung curahan hati Leona selama ini. Dia ingin tau apa yang sebenarnya wanita itu rasakan selama menjalani pernikahan paksa yang sudah berjalan dua bulan ini.Nathan sudah bertekad dalam hati untuk tetap mempertahankan rumah tangganya dengan Leona. Apalagi jika mengingat sudah ada janin di rahim istrinya yang merupakan benihnya. Dia tidak ingin lari dari tanggung jawab tersebut."Seminggu sebelum ibu Diana meninggal, beliau memanggilku untuk menemuinya di ruangan. Beliau juga mengutarakan maksudnya yang ingin menikahkan anaknya denganku."Tangis Leona semakin pecah membayangkan momen itu. Dia ingin menolak tapi tak bisa. Dia ingin menghindar tapi bukan solusi. Hatinya terasa nyeri membayangkan sebuah pernikahan yang harus dijalankan tanpa cinta. Padahal saat itu Leona masih berstatus pacaran dengan pria yang sangat dia cintai se
Baca selengkapnya
Bubur Ayam
"Sudah siap?" Pria itu menoleh ke arah Leona yang tengah mengenakan sabuk pengaman. "Sudah."Nathan tersenyum, lanjut melajukan mobil meninggalkan rumah besar pemilik pabrik kosmetik itu untuk segera pergi ke rumah orang tua Leona di kampung. Pria itu sudah bertekad untuk jujur kepada keluarga Leona dan menceritakan semua kejadian yang menimpa istrinya.Dia sudah siap dengan segala resiko yang akan dia hadapi. Cepat atau lambat, mertuanya harus tau jika putrinya sudah menikah karena dijodohkan oleh Ibu Diana. "Kamu kenapa diam saja?" Nathan bertanya di tengah atensinya yang terus menyetir. Sejak tadi istrinya hanya diam sambil menatap pemandangan lewat kaca mobil yang dibuka setengah. Sesekali dia juga melihat Leona yang seperti hendak menangis."Tidak apa-apa." Jutek. Bahkan tanpa menoleh sedikit pun."Apa kamu masih memikirkan kata-kataku?""Ya.""Maaf.""Kamu tidak bersalah, mas." Lanjut membenarkan rambut ke belakang."Aku hanya tidak ingin kamu terlalu memikirkannya. Anggap saj
Baca selengkapnya
Mantan Kembali
Sebuah motor tiba-tiba ngerem mendadak tepat di hadapan meja yang sedang Nathan dan Leona tempati. "Harus banget di sini ya parkirnya," kesal Nathan. Pria itu tak jadi makan bubur yang sudah di depan mata."Sabar, mas." Leona memperhatikan pemilik motor itu dari atas ke bawah. Dari perawakannya, dia seperti mengenali. Tapi entah siapa Leona lupa.Tidak lama kemudian, pria berbalut jaket kulit berwarna hitam itu membuka helm mode slowmo. Dan ketika sebuah benda yang menutup kepala itu terbuka, jantung Leona seolah berhenti berdetak dengan bibir yang menganga heran.Dia tidak percaya dengan apa yang dilihat di depan mata. Rasanya seperti mimpi. Namun tangan halusnya berhasil menampar pipinya dan terasa nyeri. 'Apa aku nggak salah lihat?' Batinnya berkata."Kalau parkir jangan sembarangan bisa? Di sana juga masih luas, kan?" Nathan beranjak dari duduknya sambil melirik ke arah parkiran yang masih longgar di sediakan kang bubu
Baca selengkapnya
Terbuka
Nathan terus melajukan mobilnya cepat dalam batin kesal sekaligus kecewa. Dia tidak pernah menyangka hubungan Leona dan Dimas ternyata belum benar-benar berakhir. Dia juga marah karena permintaan Dimas yang konyol. Bisa-bisanya dia menyuruh cerai dan ingin Leona kembali. Huft!Nathan memukul stir cukup keras hingga membuat Leona berjengit saking kagetnya."Mas?" Lirihnya."Ya.""Apa kamu marah?""Hm.""Maafkan aku karena tidak jujur sejak awal. Aku tau kamu kecewa. Aku tau kamu pasti akan membenciku setelah ini." Leona berusaha meluluhkan hati Nathan yang membeku. "Aku sudah berjanji akan menjelaskan semuanya sama kamu. Apa kamu mau mendengarnya?""Hm." Hanya dua huruf singkat yang Leona dengar dari mulut Nathan.Wanita itu menghela napas panjang, lanjut menatap wajah suaminya dari samping sebelum akhirnya mulai berbicara."Dia adalah Dimas, mantan pacarku sejak masih duduk di bangku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status