All Chapters of Istri sang CEO: Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku: Chapter 51 - Chapter 60
185 Chapters
Bab 50 – Jangan Membuat Jayden Kecewa
Valency menghempaskan tangan Felix, membuat pria itu terhuyung mundur ke belakang selagi mengusap lengannya.  Christian bersiul dalam hati, kagum dengan sosok Valency. Dia kira hanya Jennita yang seperti singa betina, ternyata Valency juga sama! Aktor itu pun melipat tangannya di dada, berdiri santai di hadapan Felix yang terlihat mati kutu. “Besok-besok, kenali dulu lawanmu, Tuan Muda Smith.” Dia terkekeh.  Felix melotot. “Diam kamu! Jangan ikut campur urusanku dengan Valency!” Alis kanan Jennita tertaut erat. “Felix, jangan tidak tahu diri! Kamu dan Valency juga tidak ada urusan lagi kecuali di pengadilan!” Emosi mencapai ubun-ubun, otak Felix tidak bisa lagi bekerja dengan benar. Dia langsung meraih sebuah g
Read more
Bab 51 – Aku Tidak Marah, Tapi ….
Valency terdiam, nada suara Jayden yang terdengar beda membuatnya sadar kalau suaminya sedang marah. Mata Valency melirik ragu pada Jayden, menggeleng pelan untuk memberikan kode. Dia berharap semoga Jayden mau mengerti dan tak membuka identitasnya di sini. “Valey ...,” panggil Jayden kembali, dengan suara rendah penuh penekanan. Hal itu membuat Valency menghela napas panjang, jika sudah begini dia takkan bisa lagi menghindar. Baru saja kaki Valency hendak mendekat pada Jayden, tetapi Jennita segera menahan tangannya dan membuat gadis itu berhenti. “Kenapa kamu mau saja disuruh-suruh sih?!” ucap Jessica mendelik. Dia pun menatap tajam dan tak suka pada pria misterius di hadapannya. “Kamu siapa berani menyuruh-nyuruh Valency?!” “Apa kamu merasa dirimu sudah sehebat Jayden Spencer?” ucap Jennita sinis. Kalimat yang diucapkan Jennita membuat Valency dan Christian menghela napas berat. Apa Jennita buta?! Katanya fans berat Jayden, masa tidak sadar siapa pria di depan itu!? Val
Read more
Bab 52 – Jayden! Jangan Begini …!
“... dua sirloin, satu ribeye, dan satu potato au gratin. Itu saja pesanannya, Tuan?” Jayden menganggukkan kepala, lalu menyerahkan kembali menu di tangan kepada sang pelayan. “Tolong hidangkan anggur-nya segera.” “Baik, Tuan,” ucap sang pelayan seraya pergi meninggalkan ruangan VVIP tersebut. Setelah sang pelayan pergi, Jayden pun menatap dua orang di depannya. “Karena aku mendadak bergabung dan mengganggu makan siang kalian, makanan hari ini aku yang akan menanggungnya. Kalian jangan sungkan.” Pria itu pun tersenyum sopan. Jennita tersenyum lebar dengan mata berbinar, merasa sangat tersanjung dengan kesopanan Jayden. “T-tidak mengganggu! Tidak mengganggu sama sekali, Tuan Spencer. Bisa satu meja bersamamu, ini sungguh luar biasa!” Sungguh, Jennita tidak bisa menyembunyikan semangat dan rasa senangnya. Bagaimana tidak? Ayahnya saja yang seorang pebisnis besar sangat sulit mengatur pertemuan bersama Jayden. Namun kini … Jayden sendiri yang langsung ingin bergabung dalam makan si
Read more
Bab 53 – Sepasang Kekasih
Jayden tersenyum kecil melihat wajah Valency yang mulai memucat. “Santai saja, aku hanya bercanda Valey,” ucapnya. Tanpa sadar sejak tadi Valency terus menahan napasnya, terlalu takut dengan sikap Jayden yang tak bisa dia tebak. Ingin rasanya dia memarahi pria itu karena telah membuatnya sangat kacau hari ini, tapi … tidak mungkin dia melakukan itu di depan Jennita dan Christian! Sementara itu Jayden kembali menatap Christian dengan tatapan menantang. “Tidakkah kau merasa bahwa dia sangat menggemaskan? Berlian sepertinya, tentu harus selalu kujaga.” Christian terdiam. Raut wajahnya yang sejak tadi menunjukkan keramahan kini berubah menjadi serius, pikirannya mencerna ucapan Jayden yang penuh teka-teki. ‘Ah, sepertinya kini aku mengerti …,’ pikir Christian. Di tengah ketegangan antara Jayden dan Christian, Jennita yang sejak tadi diam malah tertawa renyah menanggapi ucapan Jayden. “Ha ha ha, itu sangat benar Tuan Spencer! Lency-ku ini sangat menggemaskan sejak dulu, Anda memi
Read more
Bab 54 – Hubungan Khusus
Suara dentingan alat makan terdengar mengisi kecanggungan di ruangan yang cukup besar dan mewah itu, baik Valency maupun Jennita tak ada yang berniat untuk bersuara. Mereka fokus dengan makanan masing-masing. Jayden melirik sejenak pada Valency yang terlihat setengah melamun selagi berusaha memotong steak miliknya. Akhirnya, pria itu pun meraih piring milik Valency, membuat gadis itu terkejut dan segera mengangkat garpu dan pisaunya. Kemudian, pria itu menukar piring steak miliknya yang telah terpotong-potong dengan milik Valency. “Makan punyaku saja, aku memesan menu yang sama,” ucap Jayden. Valency terbengong sesaat, agak terkejut dengan tindakan Jayden. Dia yang tadi sempat hampir bertengkar dengan pria tersebut merasa hatinya menjadi lebih hangat. “Terima kasih,” ucap Valency singkat sembari tersenyum tipis. Dirinya sudah terbiasa dengan sikap Jayden yang selalu manis, jadi dia tidak merasa aneh dan tidak berpikir panjang. Yang penting, dia tahu paling tidak Jayden tidak se
Read more
Bab 55 – Cium Aku
Dalam perjalanan pulang, suasana di dalam mobil sangatlah hening. Valency tampak mencuri-curi pandang ke arah Jayden, yakin bahwa pria itu masih marah padanya.“Kamu marah,” ucap Valency tiba-tiba, membuat Jayden yang tengah fokus menyetir seketika dibuat menoleh. “Untuk?” tanya Jayden memancing.“Mengenai pengacara,” ucap Valency lagi dengan kepala menunduk. “Kamu merasa tidak seharusnya aku bertindak seorang diri dan menyembunyikan hal itu padamu.”Ucapan Valency membuat Jayden menghela napas. Dia menepikan mobilnya sejenak dan menatap Valency serius. Tangannya menangkup wajah gadis itu dan membuat mereka saling menatap. “Apa kamu tahu? Mendengar ucapan Christian Black tadi membuatku sangat marah.”Hal itu sontak membuat Valency menciut, takut jika kini Jayden akan melampiaskan kemarahannya yang tertunda tadi. Melihat reaksi Valency membuat ekspresi Jayden menjadi sedikit tak berdaya. “Aku bukan marah padamu, Valey,” ucap Jayden. “Aku hanya kecewa karena merasa tidak bisa diandal
Read more
Bab 56 – Tamu Tak Terduga
Seiring waktu ciuman Jayden menjadi semakin panas, dan hal tersebut membuat Valency juga semakin kehilangan napas. Tangan gadis itu mendarat di dada bidang Jayden, mencoba mendorong pria itu menjauh. Akan tetapi, dia kalah kuat.“Mmhh ….” Lenguhan rendah terdengar dari sisi Valency saat kenikmatan itu menjalar ke seluruh tubuhnya.Entah berapa lama keduanya saling memagut, Jayden berakhir melepaskan Valency. Pria itu menatap mata berkaca-kaca gadis tersebut dan juga wajah manisnya yang merona merah. Sungguh menggoda.“Kamu bilang … hanya satu ciuman …,” ujar Valency dengan napas terengah.Sudut bibir Jayden sedikit terangkat. “Dan, hanya satu ciuman yang kudapatkan,” balasnya seraya mendaratkan sebuah ciuman di leher Valency, membuat gadis itu menahan lenguhannya. “Ah … aku menginginkanmu sekarang ….”Suara bariton Jayden membuat tubuh Valency bergetar, seakan menandakan bahwa dia juga menantikan hal tersebut. Hanya saja, pandangan Valency menangkap sosok yang mendadak keluar dari da
Read more
Bab 57 – Diusir
Melihat Valency tidak terpancing sindirannya, Angela mendecakkan lidah dan memasang tatapan sinis. “Ular,” makinya lagi, membuat tatapan Jayden dan Cleo berubah gelap seketika.“Jaga sopan santunmu,” tegur Cleo, tidak suka dengan cara cucunya itu bersikap. “Sejak kapan seorang nona dari keluarga Spencer bersikap seperti gadis liar tanpa etika!” tegurnya.“Aku akan beretika kalau bukan dihadapkan dengan wanita murahan sepertinya!” ucap Angela.Mata Cleo mendelik marah. “Inikah hasil didikan ibumu!?”Angela terbelalak. “Jangan bawa-bawa ibuku! Dia mengajariku dengan baik!”Sebuah dengusan terdengar, dan semua orang melirik ke arah Jayden. “Didikan yang baik katanya.” Pria itu menyandarkan punggungnya di sofa dan melipat kedua tangannya. Ada pandangan mencemooh yang dia arahkan kepada Angela. “Aku bisa melihat hal itu.”Seluruh tubuh Angela bergetar dan tangannya mengepal. Dia tahu jelas sang kakak sedang mengejeknya.“Kakak! Sampai kapan kau akan terus membela perempuan murahan itu!?” s
Read more
Bab 58 – Dari Awal, Ia Diciptakan Untukmu
Setelah kepergian Angela yang meninggalkan kediaman Jayden dengan sumpah serapah rendah terhadap Valency, Cleo menatap cucu menantunya itu dan menggenggam tangannya lembut.“Aku harap kau bisa memaafkan Angela. Dia begitu karena terlalu dimanja oleh Rosa, aslinya dia anak yang manis,” ucap Cleo, raut wajahnya terlihat menyesal dan sedikit sedih. “Aku tidak setuju,” sela Jayden seraya menyeruput teh yang sempat disediakan May tadi. “Atas dasar apa Valency terus memaafkan kebodohan Angela?”“Jay … kamu tahu apa yang membuat Angela seperti itu,” ucap Cleo, ingin mengurangi amarah pria itu terhadap sang adik juga. “Andai dulu Angela juga diasuh oleh Nenek, pasti dia tidak akan menjadi gadis yang tidak memiliki sopan santun seperti sekarang.”Jayden meletakkan cangkirnya. “Nenek, tidak sopan mungkin sifatnya, tapi memilih untuk menghina Valency adalah pilihannya. Apa Nenek tidak tahu rumor yang beredar tentang Angela?”Mendengar ucapan Jayden, otak Valency pun berputar. Memang benar, Ange
Read more
Bab 59 – Alvaro Black
Pertanyaan Valency membuat Cleo menyunggingkan sebuah senyuman, tanpa menjawabnya dia langsung berdiri dan berkata, “Aku pulang dulu. Urusanku telah selesai di sini.” “Ta-tapi ... Nenek belum menjawab pertanyaanku. Dari mana Nenek mengenal ibuku? Apa kalian mengetahui sesuatu?” desak Valency kembali bertanya. Dia dibuat penasaran setengah mati karena seseorang tiba-tiba menyinggung tentang ibunya. Kenapa bisa mereka mengenal ibunya? Dan lagi ... apa itu artinya mereka juga telah mengetahui identitasnya? Cleo hanya tersenyum, lagi-lagi enggan menjawab pertanyaan Valency. Dia melempar tatapan pada Jayden. “Aku serahkan sisanya padamu, Jay,” pesan Cleo, membuat Jayden menghela napas dan menganggukkan kepala. Jika sudah begini Cleo sama saja seperti melempar tanggung jawab padanya, padahal neneknya lah yang berulah. “Aku dan Alex menunggu kalian untuk mengunjungi rumah kami seperti janji kalian dulu, jangan lupakan itu oke?” ucap Cleo. “Sesekali datanglah untuk menginap di sana.”
Read more
PREV
1
...
45678
...
19
DMCA.com Protection Status