All Chapters of Diceraikan Suamiku, Dinikahi Adik Iparku : Chapter 21 - Chapter 30
62 Chapters
Keinginan Bu Sekar
Gemuruh petir saling bersahutan di langit sana. Angin pun mulai berhembus kencang, mungkin sebentar lagi hujan akan turun. Walau cuaca sedang tidak mendukung, hal itu tidak mengurungkan niat Seno untuk mencari keberadaan sang istri. "Mama yakin dia lari ke arah sini?" tanya Seno pada ibunya. Karena terus dipaksa oleh Seno, Bu Sekar akhirnya pulang dari party yang diselenggarakan temannya. "Ya Mama mana tahu, intinya waktu kabur dia ke arah sini. Hanya saja sebelum Mama berhasil menangkapnya, wanita kampung itu pergi ke arah mana lagi." "Sialan!" Brak! Seno memukul kemudi mobil, sebenarnya dia ingin memukul ibunya. Namun dia sadar diri kalau dia masih membutuhkan ibunya. "Seno, lupakan saja wanita kampung itu. Kalau dia kabur bukannya justru lebih bagus. Kamu jadi bisa menikah lagi dengan Dewi. Kita tinggal bilang saja kalau wanita kampung itu sudah mati dan kamu bisa mengkalim asuransi yang kamu maksud itu. Bu Sekar mengira kalau putranya akan menerima usulan yang dia berikan. N
Read more
Kembalikan Andin!
Brak! Pintu mobil ditutup kasar oleh Seno, dia sudah tidak sabar untuk menyeret istrinya yang dia pikir bersembunyi di rumah Siska. "kamu yakin di sini rumah temannya Andin?" tanya Bu Sekar. "Aku yakin, aku pernah ke sini mengantar Andin sebelumnya. Dia kan tidak punya siapa-siapa lagi, sembunyi di mana kalau bukan di rumah temannya ini?" Langkah kaki Seno dipercepat, rumah kontrakan berukuran kecil itu menjadi tujuannya. Digedornya pintu kayu yang sudah hampir lapuk di makan usia, Seno tidak peduli dengan pandangan tetangga Siska yang menatapnya penuh curiga. "Siska! Keluar kamu! Aku tahu kamu ada di dalam!" Seru Seno tanpa menghentikan gedorannya. Sementara Seno yang masih terus memanggil si pemilik rumah, Bu Sekar hanya mematung sambil mengamati sekeliling rumah tersebut. Kontrakan yang berada di tempat yang padat penduduk itu tampak kumuh di mata Bu Sekar. Hal yang paling dia benci dalam hidupnya. Iya, Bu Sekar yang termasuk OKB itu sangat tidak suka dengan wilayah kumuh d
Read more
Kenyataan Pahit
"Ada apa Luk?" tanya Andin yang baru saja dari dapur. Dia menghampiri Lukman yang tengah mengetik sesuatu di ponselnya. "Oh, bukan masalah besar kok." Kening Andin mengkerut, jika bukan masalah besar kenapa ekspresi wajah Lukman tadi sedikit tegang? "Jangan-jangan ada hubungannya dengan Mas Seno?" tebak Andin. Tidak ada jawaban dari pemuda itu, dia hanya kembali fokus pada layar laptopnya. Terlihat jajaran angka yang Andin tidak pahami. Hari ini Lukman bekerja dari rumah. Alasannya karena tidak banyak pekerjaan penting, sehingga dia memilih untuk mengerjakannya di rumah saja. Namun Andin sudah menebak, bukan itu alasan utama Lukman. Dalam pikiran Andin, mungkin saja Lukman masih belum percaya dengan dirinya. Siapa juga yang langsung percaya begitu saja dengan orang yang baru pertama ditemui setelah beberapa tahun lamanya? "Jangan bohong, Lukman. Aku yakin Mas Seno membuat ulah lagi, bukan? Tolong jangan sembunyikan apapun dariku. Aku berhak tahu jika benar itu yang terjadi," tut
Read more
Luka yang makin dalam
Bagaikan disambar petir di siang hari, Andin tidak pernah sekalipun terbesit di pikirannya tentang apa yang dikatakan Lukman barusan. Kenyataan bahwa sang suami sering 'jajan' di luar sana? Bahkan ketika usia pernikahannya masih baru? "Kamu tidak bohong kan, Luk?" tanya Andin. "Buat apa aku bohong?" "Kenapa kamu diam saja? Bukannya kamu masih ada waktu itu?" Andin mengguncangkan tubuh Lukman. "Buat apa? Mbak Andin kan sedang bucin-bucinnya dengan Mas Seno. Jadi mau aku ngomong apa pun pasti Mbak Andin tidak akan pernah percaya, bukan?" Lukman melepaskan tangan Andin yang mencengkeram kuat kemejanya. Saat itu juga Andin terduduk lemas, benar apa yang dikatakan Lukman. Saat itu dia memang sedang kasmaran dengan Seno. Jadi wajar kalau Lukman tidak berani mengungkapkannya saat itu. Baru kali ini Andin setuju dengan kalimat yang mengatakan, salah satu orang yang susah dinasihati adalah orang yang tengah jatuh cinta. "Sebenarnya apa yang salah denganku? Apa yang kurang dariku? Padah
Read more
Terpesona
Tok... Tok... Tok... "Mbak, kamu sudah bangun?"Suara Lukman dari luar kamar Andin, membangunkannya. Andin bangun dari tidurnya dengan kepala yang terasa berat. Sampai dini hari dia tidak bisa tidur, walau dia berusaha untuk tidak memikirkan Seno lagi. Namun tetap saja, tidak mudah baginya untuk melupakan orang yang telah hidup bersama dengannya selama beberapa hari terakhir. Apa lagi Seno adalah cinta pertama Andin, orang bilang cinta pertama itu susah dilupakan. Walau hadirnya terkadang sering kali menyebabkan luka dan derita. Seperti yang Andin rasakan saat ini. Dibukanya pintu kamar hingga memperlihatkan Lukman yang telah siap dengan setelan jas warna hitam, membalut tubuh tegap Lukman. "Baru bangun?" Lukman merapikan rambut Andin yang hampir menutupi wajah cantik perempuan itu. "Sepertinya Mbak masih belum bisa melupakan Mas Seno. Hati Mbak terlalu lemah, aku tidak yakin kita bisa menjalankan rencana kita," ucap Lukman. "Sekarang, apa yang ingin Mbak lakukan? Apakah Mbak a
Read more
Menjebak Seno
Andin, Lukman, dan Laras telah sampai di kafe yang telah Laras tetapkan sebagai tempat pertemuan antara dirinya dan Seno. "Kamu yakin kan Mas Seno tidak tahu identitasmu yang sebenarnya?" tanya Lukman. "Tenang saja, dia hanya tahu aku sebagai pemilik diskotik saja. Selain itu dia tidak tahu apapun. Lagian kamu jangan terlalu khawatir, Seno itu aslinya bego. Dia hanya pintar merayu wanita saja. Otaknya mah cetek," jawab Laras. Laras menggandeng lengan Andin, meninggalkan Lukman yang masih mematung seorang diri. "Kita tinggalkan saja dia, kebanyakan mikir." Laras tidak peduli dengan panggilan Lukman. Di dalam kafe tidak terlalu banyak pengunjung, musik jazz yang mengalun juga menambah suasana tenang. Namun tidak dengan hati dan pikiran Andin. Ada rasa takut yang mulai menyelimuti dirinya, apakah dia akan baik-baik saja saat bertemu dengan suaminya nanti? Bagaimana jika nanti suaminya itu justru murka dan membuat masalah di kafe ini. Apakah suaminya juga menerima begitu saja ketik
Read more
Keributan
"Kamu!" Mata Seno terbuka lebar saat Lukman yang tidak dia kenali menolong Andin. Dewi mendengus kesal, dia tidak menyangka kalau Andin akan dibela oleh seseorang. Apa lagi orang yang menolong Andin itu lelaki tampan berwibawa, tubuh kekar lelaki itu juga membuat Dewi menelan ludahnya. "Oh, pantes saja kamu kabur. Ternyata memang kamu punya selingkuhan di luar sana, dasar munafik! Gayanya saja sok alim, nasehatin ini itu tentang aku dan Mas Seno. Eh tahunya, kamu sendiri juga melakukan hal yang sama," cibir Dewi. "Apa kamu bilang? Hei, Dewi! Kamu itu nggak tahu apapun tentangku, jadi kamu tidak berhak untuk menghinaku seperti itu!" Andin naik pitam ketika dia mendengar ucapan Dewi, rasanya dia ingin menghajar perempuan yang telah menjadi duri dalam rumah tangganya. "Hahaha....! Dasar munafik! Sudah jelas ini orang yang menjadi selingkuhan kamu bukan? Kalau bukan begitu untuk apa dia menolong cewek kampungan macem kamu!" Lagi-lagi Dewi hendak mencelakakan Andin, tapi Lukman dengan
Read more
Tangis Pilu
Lukman masih dengan setia menunggui Andin, hatinya sakit saat dia harus menyaksikan Andin terbaring tak berdaya. Dokter mengatakan kalau Andin tidak mengalami masalah yang serius, penyebab pingsan Andin karena kurang istirahat dan terlalu banyak pikiran. "Bangunlah, Mbak. Kalau Mbak seperti ini aku bingung harus berbuat apa," gumam Lukman. Digenggamnya jari jemari Andin. Kalau saja dia bisa mencegah Andin dari mendapat perlakuan buruk Seno, mungkin semua itu tidak akan terjadi. "Kalau saja aku punya kekuatan untuk melawan Mas Seno sejak dulu, aku akan membawamu keluar dari tempat itu. Maaf, Mbak." Lukman masih terpaku di tempatnya, sedangkan Laras sudah dia suruh pulang beberapa saat lalu. Rencana yang melibatkan Andin memang dibatalkan, tapi Lukman masih meminta Laras untuk menjalankan rencana lainnya. Mendapatkan bukti perselingkuhan Seno dan Dewi, dengan adanya bukti-bukti tersebut akan memudahkan mereka untuk menuntut Seno di persidangan nanti. Bukti kekerasan yang dilakukan
Read more
Siapa Kamu?
"Sabar kenapa sih, emang nyari bukti itu gampang? Periksa email mu, semuanya sudah ku kirim di sana." Suara Laras memeki, memekakkan gendang telinga Lukman."Sialan, santai aja bisa kan? Budeg aku nanti." "Santai, santai tapi caramu mengangkat telpon itu menyebalkan. Sudahlah periksa dulu email mu sekarang, kalau semua bukti yang sudah aku kumpulkan itu kurang, aku akan mengumpulkan lebih banyak lagi." "Oke, tunggu sebentar." Lukman kemudian membuka aplikasi G***l dan mengecek email dari Laras. Di situ tertera bukti perselingkuhan Seno berupa foto maupun video. Ada juga bukti cek in dari hotel di mana Seno dan Dewi menghabiskan malam. "Dasar laki-laki biadab, padahal baru saja dia bertemu dengan istrinya dan membuat keributan seperti itu. Bukannya sadar, tapi malah makin menjadi. Memang sudah waktunya orang itu mendapat balasannya," gerutu Lukman ketika dia melihat foto dari kakak kandungnya dengan kelakuan busuknya. "Gimana?" tanya Laras yang masih menunggu titah selanjutnya dari
Read more
Surat Gugatan Cerai
"Seno! Seno! Kesini sebentar, Nak!" Seru Bu Sekar. Perempuan tua berbadan gempal itu berlarian kecil untuk mencari keberadaan putranya, berkali-kali dirinya memanggil sang anak tapi tidak ada sahutan. Brak! Pintu kamar Seno dibukanya dengan kasar, yang langsung membangunkan Seno saat itu juga. "Mama! Ngapain sih buka pintu kasar begitu! Aku itu capek, ngantuk. Bisa nggak biarin aku tidur, Ma!" Seno yang baru pulang jam empat subuh, setelah menghadiri party itu tentu murka dengan perbuatan ibunya. "Anak bodoh! Ini bukan waktunya kamu tidur seperti ini! Nih, ada surat buatmu. Kamu pasti emosi saat tahu surat apa itu!" Bu Sekar melempar amplop surat yang dimaksud ke wajah Seno. Karena penasaran, Seno langsung mengeluarkan isi surat dari dalam amplop yang sudah terbuka. Sepertinya sang ibu sudah membaca surat tersebut. "Emang surat apaan sih? Paling juga tagihan rumah seperti biasanya. Gini aja kok ribut macem orang kebakaran jenggot." Dengusan kesal Seno yang belum mengetahui sur
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status