All Chapters of DIABAIKAN MENTANG-MENTANG HANYA ANAK PANCINGAN: Chapter 31 - Chapter 40
42 Chapters
31. Ken Sakit
Salsa 31.Setelah melihat Ken makan masakanku dengan lahap, setiap hari saat berangkat kerja aku selalu membawakannya sarapan pagi. Dia mengeluh, katanya tidak perlu membawa setiap hari karena ia bisa beli.Ken juga tidak mau merepotkanku. Padahal aku hanya memasak sekalian untuk diri sendiri, sisanya kubawakan untuknya."Gak repot, Ken! Masak pagi selalu nyisa, dan aku pulangnya selalu malam, udah gak enak lagi.""Terserah deh!" pasrahnya.Hari ini aku juga melakukan hal yang sama, tapi saat sampai di tempat Ken biasanya ngelapak, dia tak ada. Bahkan tak ada seorang pun di sana yang bisa ditanyai.Aku duduk di halte yang kosong itu, menunggu beberapa menit mungkin ia telat.Namun, sampai sepuluh menit, tak juga kelihatan batang hidungnya. Hanya lalu lalang pengendara dan orang lewat yang ada.Aku mencoba menghubunginya, siapa tahu dia belum bangun tidur atau ke mana. Panggilan pertama tak dijawab, aku mencoba memanggil ulang dan panggilan tersambung."Halo, Ken!" "Hmmm …," suaranya
Read more
32. Andre Diancam Ayah
Salsa 32.Aku tidak tahu bagaimana Ayah mengancam Andre, tapi sejak Ayah menelepon dan mengatakan mendatangi lelaki itu, Andre tak pernah datang lagi ke cafe menggangguku. Namun, aku tetap harus hati-hati karena tak ada yang tahu apa rencana Andre selanjutnya."Ayah bilang apa soal dia? Diapain memangnya?" tanya Yuli.Saat itu aku, Ken, dan Yuli duduk bertiga di waktu istirahat. Hanya mereka berdua yang tahu tentang masa laluku dan keluargaku. Orang-orang yang telah kuanggap dekat, dan layak untuk menceritakan sekeping kisah yang kualami."Ayah nampar dia," jawabku sesuai dengan yang Ayah katakan.Ayah bilang, ia mendatangi Andre saat Tiara tidak ada di rumah. Kalau Tiara ada, pasti ia akan membenci Ayah karena ia tipe yang mati-matian membela sang suami yang dianggap baik dan suci.Ayah memperingatkan Andre agar tidak menggangguku lagi, bahkan untuk tidak menampakkan diri di hadapanku.Andre terkejut melihat reaksi Ayah, yang dikiranya masih berpihak padanya, karena yang Andre tahu
Read more
33. Serius atau Tidak
Salsa 33.Aku pulang jam delapan malam seperti biasa diantar oleh Yuli. Rasa pegal masih menjalar di setiap sendi tubuhku. Aku lekas membersihkan diri, dan menatap lukisan yang masih tergeletak di tempat yang sama sejak kubeli beberapa hari."Lo beli karena kasihan, kan?" tanya Ken saat aku bertanya berapa harga lukisan yang kupegang hari itu."Enggak. Orang nyebelin seperti kamu gak patuh dikasihani," balasku.Sejak dari kejauhan mataku memandang, aku terpana melihat sebuah lukisan yang dipajang oleh Ken di pameran waktu itu.Lukisan alam bebas penuh bunga aneka warna, dan ada dua orang perempuan di lukisan itu. Seorang gadis yang tertidur di paha perempuan paruh baya, ibunya. Entahlah, aku hanya merasa tersentuh dengan lukisan itu. Terenyuh karena keinginan dan harapan dalam dada.Hatiku memang agak sensitif jika berkenaan dengan keluarga dan orangtua, karena aku terlalu mengharapkan mereka ada dalam hidupku. Aku ingin seperti gadis dalam lukisan itu yang bisa tidur di pangkuan ibu
Read more
34. Perhatikan yang Beda
Salsa 34.Aku bangun agak telat lagi ini. Kemarin setelah diantar oleh Yuli, sampai di rumah, aku banyak termenung. Menggalau memikirkan jawaban untuk Ken.Bahkan saat aku menutup mata malam hari, susah sekali rasanya untuk terpejam. Pikiranku masih mengembara pada Ken, pada kalimat-kalimatnya, pada ucapannya yang mengajakku menikah.Aku uring-uringan sampai satu kasur itu guling-guling tak bisa tidur. Entah kenapa ada yang terasa tak yakin dan mengganjal, atau memang di hatiku masih tertulis nama Reza, sementara lelaki itu sudah melupakan segalanya tentangku.Mungkin ini yang dikatakan belum bisa move on dari yang lama. Mungkin ini yang namanya putus, tapi masih cinta.Tadi malam, dalam cahaya remang di dalam kamar, aku mencoba buka kembali ponsel dan melihat Reza yang ternyata masih memblokir nomorku.Aku bingung, haruskah kukatakan pada Ayah tentang Ken?Seriuskah Ken dengan ucapannya."Gue bingung kalau disuruh buktiin serius apa enggak, tapi dari dalam sini …," Ken menunjuk dada
Read more
35. Fakta Tentang Ken
SALSA 35.Aku baru menyadari bahwa jauh-jauh hari Ken ternyata sedang menyiapkanku. Pergi ke salon dengan rutin, dan klinik kecantikan. Ia sedang menyiapkanku untuk menghadiri sebuah acara megah nan mewah.Pagi ini aku bersama Ken berangkat dari salah satu kecamatan di Bogor bertolak ke Jakarta. Sempat bingung ke mana ia mengajakku dengan setelan kami yang rapi dan terlihat beda dari yang biasanya.Saat aku bertanya, Ken bilang bahwa ia diundang ke pesta pernikahan salah satu pelanggan lukisannya, ia mengajakku biar ada temannya. Aku ikut saja mumpung hari libur, meskipun ada rasa malu berjalan dengannya di pesta yang mewah itu. Namun, ada juga rasa penasaran karena sebelumnya aku belum pernah menghadiri pesta pernikahan semegah ini.Aku dan Ken mulai memasuki area gedung mewah yang telah disulap dengan pernak-pernik khas pesta pernikahan para konglomerat.Sejenak aku menatap Ken, meyakinkan diri untuk masuk ke sana. Bukan apa, aku hanya takut akan menjadi pusat perhatian, entah kare
Read more
36. Masa Lalu Ken
Salsa 36.Aku berlari untuk keluar dari gedung itu sebelum semuanya semakin tak terkendali. Sempat terlihat tatapan bingung orang-orang karena aku menangis. Aku juga terpaksa harus menatap mereka agar tidak tertabrak orang lalu lalang."Salsa!" "Salsa!" Dari belakang terdengar Ken memanggil namaku. Aku tak peduli, terlanjur sakit hati ini mengingat ia membohongiku. Atau memang aku yang terlalu percaya padanya hingga saat ia katakan tidak punya siapa-siapa aku percaya saja.Ken adalah orang asing yang kuberikan kepercayaan sepenuhnya. Awalnya memang tidak mencurigakan sama sekali, pun lelaki itu tidak aneh aneh. Ia lelaki yang baik, yang bahkan ikut menjagaku dalam banyak hal.Aku berlari sampai keluar dari gedung, tapi langkahku terhenti saat berada di sisi jalan karena aku harus menyeberang untuk bisa naik angkutan umum dan pulang. Mau pesan taksi online pun tak sempat pegang ponsel, keburu kesal dan menghindari kejaran Ken."Lo harus dengar penjelasan gue, Sa!" Ken menarik tangan
Read more
37. Kamu Harus Pulang
Salsa 37.Malam ini saat aku pulang ke rumah, sudah ada Ayah menunggu di teras. Ia memang sudah memberitahuku untuk datang tadi siang, tapi kuncinya terlanjur kubawa yang membuat Ayah harus menunggu di depan rumah. Mungkin Pak Budi juga tidak melihat Ayah, kalau tidak pastilah sudah heboh dijamu macam-macam di rumahnya seperti yang sudah-sudah. Ayah juga tak mau merepotkan sepertinya.Seperti biasa, aku diantar oleh Yuli yang sudah seperti ojek online saat pulang. Kerap kali Yuli menolak uang bensin yang kuberikan, tapi setelah kupaksa akhirnya kami patungan bensin. "Udah lama, Yah?" tanyaku begitu sampai.Ayah menggeleng."Sepuluh menit yang lalu ada kayaknya," jawab Ayah."Sengaja ngepasin jam kamu pulang, biar gak kelamaan nunggu di luar." Ayah menambahkan.Aku hanya mengangguk. Langsung mengambil tangan Ayah dan menyalaminya. Di belakangku Yuli juga menyalami Ayah, lalu pamit pergi. Yuli dan Ayah sudah pernah bertemu beberapa kali sebelumnya, saat hari libur Ayah pernah mengunju
Read more
38. Kedatangan Reza
Salsa 38."Tinggal Lo-nya aja yang pulang. Mama udah ngerestui hubungan kita.""Hah?" Hingga malam tiba, di kepalaku masih terngiang-ngiang kalimat Ken.Aku masih tak percaya dengan apa yang dikatakannya tadi siang, karena aku tahu bahwa Mama tak semudah itu untuk memafkanku atau merestuiku.Saat bertemu tadi siang, aku pun tak banyak bicara dengan Ken. Hanya mengangguk ya atau bilang tidak sebagai tanggapan. Masih belum terlalu bisa menerima kebohongannya, meskipun sudah perlahan memafkan.Sambil sesekali aku mencuri menatapnya heran, entah apa yang ia lakukan hingga Mama menurut saja padanya. Entah keberanian apa yang dimiliki oleh Ken, padahal jelas saja saat kuceritakan masalahku dengan Mama, ia tampak menilai bahwa Mama adalah orang yang tak bijaksana sebagai orang dewasa.Namun, semua kebingungan itu terjawab sudah saat aku bertanya pada Ayah melalui sambungan telepon."Ya, Ken memang datang ke rumah bertemu Mama.""Masa sih?" "Iya, Sa. Mama santai dan adem aja tuh ketemu sam
Read more
39. Andre Ditangkap
Salsa 39."Ada apa, Reza?" tanyaku pada lelaki itu yang terlihat sungkan karena ada Ken bersamaku.Reza diam di tempat, sementara aku menatap Ken yang juga menatapku dan bertanya lewat tatapan. Bertanya siapa lelaki itu, lalu ketika aku mengangguk samar, ia baru mengerti bahwa Reza adalah orang yang pernah diceritakan dulu, mantanku.Aku minta izin pada Ken agar memberiku waktu beberapa menit mengobrol dengan Reza. Bukan untuk melanjutkan hubungan kami yang telah dilalui banyak drama, tapi untuk benar-benar mengakhiri apa yang telah kami mulai.Beberapa hari yang lalu, aku melihat kontak Reza sudah bisa dihubungi, itu artinya ia sudah membuka blokiran WhatsApp-ku. Tapi, aku tak lagi peduli karena aku pernah melalui hari-hari dengan harapan bahwa Reza datang dan meminta maaf, lalu kami baikan. Namun, lelaki itu tak datang, yang artinya ia memuat harapanku pupus.Lalu, lama kelamaan saat hari demi hari berlalu, aku mulai bisa berdamai dengan rasa yang pernah ada untuknya. Pun, perlahan
Read more
40. Tiara Kini
Salsa 40."Mas Andre, Ma …," Tiara memangis dengan kerasnya di pelukan Mama. Aku belum terlalu mengerti situasi, tapi kulihat di sana Andre sudah dalam kawasan polisi. Tangannya diborgol mungkin agar tidak melawan. Wajahnya sedikit lebam, sepertinya ia memang melawan dan mendapat pukulan dari polisi.Namun, nampaknya Mama mengerti keadaan ini, tapi aku tak berani bertanya. Antara takut melukai hatinya dan takut kena marah.Tiara menangis terus menerus, dan Andre menjelaskan banyak hal pada polisi dengan marah, lalu mengiba agar mereka tidak menangkapnya.Aku mengamati rumah dan sekelilingnya, sudah ada garis polisi yang dilingkari. Tak lama kemudian Ayah datang, dengan masih memgenakan jaket itu dia turun dari motor. Sepertinya Ayah ngebut di jalan agar cepat sampai ke sini. Mungkin Tiara langsung menelepon, dan Ayah meninggalkan pekerjaannya dan langsung ke sini.Ayah bertanya banyak hal pada polisi yang memegang sebuah berkas laporan penangkapan Andre. Lebih tepatnya meminta penj
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status