บททั้งหมดของ DIABAIKAN MENTANG-MENTANG HANYA ANAK PANCINGAN: บทที่ 11 - บทที่ 20
42
11. Tempat Salsa
Salsa 11.Pagi ini suasana di meja makan begitu dingin dan kaku. Tak ada yang berbicara, tak ada yang menyapa. Mama pun tampak murung dan sepertinya tidak bersemangat karena pertengkaran semalam. Mama hanya memasak nasi goreng dan telur ceplok, juga teh di meja yang masih mengepulkan asap.Hanya suara sendok yang berdenting bertemu piring.Ayah makan dengan cepat, setelah menyudahi makannya ia langsung bangun dari kursi dan menyambar jaket di belakangnya."Ayah pergi ya, Sa." Ayah pamit padaku. Tapi, tidak pada Mama dan Tiara seperti biasanya."Hati-hati, Yah!" kataku.Aku merasa ngeri dengan sikap diam Ayah pada Mama dan Tiara. Kupikir setelah Ayah pergi, mereka akan mengomeliku dan memarahiku habis-habisan. Namun, nyatanya tidak.Tiara malah menyudahi makan yang belum selesai, diikuti oleh Mama. Tinggallah aku seorang diri di meja makan. Tak menunggu lama aku langsung menghabiskan makan, dan membersihkan meja dan piring kotor di dapur.Aku bersiap untuk pergi bekerja.Aku memanask
Read More
12. Harus Dilawan
Salsa 12."Mas, duit belanjanya abis!" kata Mama setelah kami selesai makan pagi ini.Ayah tak menyahut, bahkan tak menatap Mama yang sedang berbicara. Lelaki paruh baya itu masih mendiamkannya, tak lagi terlihat keharmonisan antara keduanya, padahal sudah seminggu sejak kejadian malam itu. Lagi-lagi aku merasa bersalah atas pertengkaran mereka."Ayah pamit ya, Sa." Selalu setiap akan bekerja ayah akan berpamitan padaku. Tampak tak peduli lagi pada Mama dan Tiara."Iya," jawabku sambil memeringatkannya untuk hati-hati di jalan.Ayah berangkat. Sementara Mama dan Tiara mulai menatap sengit padaku.Aku langsung masuk kamar dan menyiapkan diri untuk bekerja. Lalu, saat aku selesai, kuhampiri Mama yang sedang duduk bengong menonton televisi. Aku tahu sebenarnya hatinya juga gusar dengan keadaan yang sedang berlaku. Namun, salah sendiri, kenapa harus sekeras itu untuk menjodohkanku dengan lelaki yang tak cocok denganku."Ma …," panggilku.Wanita itu tak menoleh, matanya masih terus menata
Read More
13. Rencana Salsa
Salsa 13."Reza, nikah yuk!" ucapku dengan tangan yang memilih ujung baju. Terkadang keberanian memang datang saat keadaan benar-benar mendesak. Padahal biasanya aku tak seberani itu.Reza kaget dan menatapku. Ia pasti tak percaya dengan apa yang baru saja kukatakan.Reza adalah temanku saat SMA, satu-satunya teman lelaki yang masih kontekan hingga sekarang. Sering balas story WA atau sekadar chat tanya kabar.Jujur saja, selain sebagai teman, tak ada rasa lebih untuk lelaki itu. Entah dengan dia, kurasa tidak juga.Setelah sehari semalam menunggu untuk bertemu Reza, akhirnya sore ini setelah pulang bekerja aku bertemu dengannya. Semalam aku tak bisa tidur karena pikiran terus mencari jalan keluar dari masalahku. Akhirnya ide itu muncul. Ide gi la untuk mengajak Reza menikah denganku.Lelaki itu bekerja di cafe yang lumayan dekat dengan tempat kerjaku, jadi aku meminta kesediannya untuk bertemu. Padahal sebelumnya aku tak pernah mengajak orang bertemu apalagi lelaki. Aku dan Reza mem
Read More
14. Harapan Menikah
Salsa 14."Apa? Menikah?" tanya Ayah masih tak percaya dengan ucapanku.Aku mengangguk tersenyum menyakinkan Ayah."Sama siapa?" tanya Ayah lagi. Pasalnya Ayah memang tahu bahwa selama ini aku tak punya hubungan spesial dengan lelaki."Minggu depan dia akan melamar, Yah.""Kamu nggak lagi ditekan sama Mama atau Tiara, kan?" Ayah khawatir.Aku menggeleng. "Enggak, Yah. Ini keputusanku."Ayah bernapas lega, ia bahkan meraup wajahnya dengan telapak tangan, penuh kelegaanMama dan Tiara saling menatap bingung, karena aku sama sekali tidak menceritakan apa pun ke mereka."Sama siapa?" tanya Tiara."Reza, teman SMA-ku."Aku menjelaskan banyak hal pada keluargaku agar mereka tahu. Aku juga menjelaskan tentang hubunganku yang lebih serius dengan Reza selama sebulan ke belakang.Satu yang tidak kujelaskan, bahwa aku menemui Reza dan memintanya untuk menikahiku agar tak lagi dipaksa Mama untuk menerima pinangan dari sembarang lelaki."Heleh, cupu cupu pacaran juga Lo ternyata ya! Sok alim pula
Read More
15. Hinaan Keluarga
Salsa 15.Tiara akhirnya menikah setelah melakukan beberapa persiapan untuk data di kantor KUA. Seperti biasa, jika ia yang punya acara akulah yang sibuk.Sibuk disuruh ini itu untuk keperluannya.Sampai semalam sebelum acara, aku diajaknya untuk menukar sepatu mewah yang akan dipakainya nanti saat menikah. Katanya sepatu itu kurang cocok dengan baju dan tema pernikahannya. Aku seketika menarik napas panjang untuk segala keluhan tentang Tiara, padahal sepatu itu cocok menurutku. Aku memang bukan tipe yang fashionable, tapi aku sedikit tahu tentang bagaimana memasangkan warna-warna outfit.Yang menurut Tiara tak cocok, hanya beberapa aksen di atas sepatu yang berwarna cokelat terang, sementara tema pernikahannya berwarna putih.Tiara mana mau mengerti jika aku ingin istirahat setelah pulang bekerja. Sementara ia mengambil cuti beberapa hari untuk mempersiapkan pernikahan. Toh ia menikah dengan manager di kantornya bekerja.Hingga pagi tiba aku masih sibuk menyiapkan ini itu untuknya.
Read More
16. Fitnah Suami Tiara
Salsa 16.Setelah menikah, Tiara dan suaminya sebenarnya ingin langsung pindah. Namun, Mama melarang mereka, ia menyuruh Tiara untuk tetap tinggal bersama paling tidak sampai sebulan.Mama sampai menangis saat Tiara bilang akan tinggal di rumah sendiri yang telah disiapkan sang suami. Pasti menyedihkan bagi Mama jika ditinggal oleh anak kesayangannya.Akhirnya Tiara mengiyakan, meski kulihat Andre seperti ogah-ogahan untuk tinggal bersama kami. Ah, mungkin sudah terbiasa hidup mewah, jadi kurang nyaman tinggal di rumah sederhana kami.Andre anak tunggal, ia tak lagi memiliki orangtua. Hanya beberapa sanak saudara jauh yang ia punya, selebihnya ia hanya tinggal sendiri sebelum menikah dengan Tiara.Aku hanya mendengar itu dari Tiara yang cerita ke Mama sebelum mereka menikah, ketika masih memperkenalkan diri satu sama lain."Kamu sudah siap, Sa?" tanya Ayah waktu itu. Pasalnya pernikahanku dengan Reza hanya tinggal sebulan lagi."InsyaAllah, Ayah!" kataku mantap. Aku memang sudah siap
Read More
17. Kepercayaan
Salsa 17."Kenapa Salsa sejahat itu, Ma?" racau Andre makin tak karuan.Aku menatap pada Mama dan lelaki yang bertekuk lutut itu. Mama masih menangis melihat kami berdua. Kemudian ia mendekat padaku dan menarik tubuhku hingga terbangun. Aku benar-benar lemah karena semua sisa tenagaku sudah kupakai untuk melawan Andre.Entah apa yang terjadi setelah ini, yang pasti aku bersyukur karena Andre tak berhasil menyentuhku. Lelaki itu tak berhasil mencuri mahkota yang selama ini kujaga.Namun, dalam keadaanku yang lemah dan masih sesenggukan itu, Mama memaksa menarik tubuhku. Kemudian ia menggoyangkan tubuhku agar aku menjelaskan semuanya."Apa yang terjadi Salsabila?" Mama memanggil nama panjangku, menandakan ia begitu marah."Andre yang salah, Ma." Balasku masih belum teratur napasku, sebab itu ucapanku masih tersengal-sengal. Aku menarik napas dalam agar udara segar masuk lewat hidungku."Dia mencoba mele ceh kan ku, Ma." Aku menjelaskan pada Mama.Mama masih menyimak dengan seksama ap
Read More
18. Rekayasa Andre
Salsa 18."Ada apa ini? Apa yang terjadi?" tanya Ayah dengan nada lemah. Mungkin melihat suasana saat ini ia sudah bisa menebak apa yang terjadi.Penampilanku, juga Andre. Tangisan Mama sudah cukup menjelaskan. Hanya saja belum tahu siapa yang salah dan siapa yang benar.Mama mendekat pada Ayah dan kembali menangis. Padahal matanya sudah terlalu sembab karena sejak tadi menangis."Salsa, Mas. Dia godain Andre dan ingin dilayani saat aku pergi ke pasar. Salsa bahkan pulang lagi karena tau tak ada orang di rumah selain Andre." Mama tersedu di pelukan Ayah.Sementara aku yang mendengar itu semakin tak kuasa menahan air mata.Kami disuruh duduk oleh Ayah di ruang keluarga. Aku, Andre, Mama dan Ayah juga Tiara.Ayah menutup pintu karena para tetangga masih ada yang berdiri di sana, kepo. Aku yakin saat pintu tertutup mereka juga masih ada di sana untuk mendengarkan dan menyoraki apa yang terjadi padaku.Mama menceritakan semuanya sesuai dengan versi yang ia simpulkan. Versi aku yang salah
Read More
19. Keputusan Reza
Salsa 19.Pukul sepuluh pagi aku terbangun dari pingsan. Kepalaku masih terasa sedikit berdenyut. Saat aku membuka mata, aku melihat sudah berada di kamar. Entah siapa yang membawaku ke sini, mungkin Ayah.Pintu kamar dibuka dan terlihat Ayah dan semua orang masih di sana. Malah sekarang ada beberapa orang dari kelurahan yang datang ke rumah.Desas desus itu pasti sudah menyebar ke mana-mana. Fitnah tentang aku yang menggoda suami Tiara, aku yang ingin dilayaninya. Mengingat hal itu membuat kepalaku semakin pusing."Saya dan semua perangkat desa sudah mendengar tentang Salsa. Warga tidak terima ada kejadian seperti itu di kampung kita ini. Jadi, apa keputusan, Bapak?" tanya pak lurah pada Ayah.Bukan pertanyaan, tapi lebih ke kalimat menyudutkan Ayah untuk bertindak sesuai dengan permintaan masyarakat desa. "Saya akan mengusirnya," jawab Ayah dengan lantang. Memenuhi keinginan mereka tanpa memikirkan tentangku. Jika aku pergi, ke mana lagi aku harus tinggal. Siapa yang mau menampun
Read More
20. Teman Lama
Salsa 20.Aku pergi.Benar-benar tak ada lagi yang tersisa di hidupku.Tak ada lagi sisa kepercayaan mereka untukku, bahkan Reza yang kuharap bisa percaya dan akan menjadi pendamping hidupku selamanya, juga tak percaya padaku. Ia sama dengan semua orang, menuduhku gadis murahan yang menggoda lelaki dengan tak tahu diri.Sakit sekali mendengar hinaan dari orang yang perlahan kucintai sepenuh hati.Bahkan saat aku keluar rumah, orang-orang kampung masih berada di luar rumahnya. Mereka berkumpul seperti sedang membicarakanku. Terbukti saat aku melangkah melewati pagar rumah mereka, hinaan itu dilontarkan lagi padaku."Pasti nyesel deh si Mirna adopsi dia. Ckck! Hampir aja anak kandungnya jadi korban.""Anak gak bener emang. Udah turunan dari ayah ibu kandungnya.""Memang sih, mana ada anak yang lahir secara baik-baik dibuang begitu saja."Aku tetap melangkah pergi, dalam tetes-tetes air mata karena perih dalam hati.Tas ransel masih di punggung, juga satu tas selempang yang masih di pun
Read More
ก่อนหน้า
12345
DMCA.com Protection Status