All Chapters of Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin: Chapter 21 - Chapter 30
335 Chapters
21. Jangan Gugurkan Bayi Itu
"Apa yang terjadi pada Habiba? Kamu menggendongnya tadi?" Amira menghampiri, memasuki kamar dan mengawasi kondisi Habiba yang akhir-akhir ini tampak memucat."Mm... Habiba sakit dan hampir pingsan, makanya aku gendong tadi." Husein menjelaskan dengan tenang. Pintar sekali menyembunyikan rahasia. Ekspresinya pun tidak terlihat gugup."Ya ampun, mukanya saja pucat begini. Kelihatan lemas sekali. Mendingan kamu tidak usah kerja dulu. Istirahat saja di rumah," ucap Inez cemas. Ia langsung meraih tangan Habiba dan menggenggam jemari temannya itu."Cepat panggil dokter!" titah Amira mendominasi. "Jangan sampai terjadi hal buruk pada Habiba di rumah ini."What? Panggil dokter? Kalau dokter datang untuk memeriksa Habiba, maka bukan mustahil dokter akan mengetahui kehamilan Habiba, bahkan mengabarkan masalah itu kepada semua orang. Ini gawat! Husein berpikir keras."Tidak perlu panggil dokter. Habiba mengaku sedang demam. Dia tidak enak badan. Ada banyak alergi sehingga ia tidak bisa sembarang
Read more
22. Ketahuan Hamil
Habiba membelalak mendengar pertanyaan itu. Mendadak merasa gusar. Fara sudah pernah hamil, tentu dia mengetahui persis bagaimana perkembangan wanita yang sedang hamil muda. Namun kemudian Habiba berusaha menguasai diri. Berusaha menampilkan ketenangan. "Lagian sekarang kamu kelihatan agak gemukan," imbuh Fara. "Bukan maksud apa-apa. Siapa tahu kamu tidak tahu tanda-tanda kehamilan, jadi kamu tidak tahu dengan kondisimu sendiri. Makanya aku kasih tahu. Memangnya kapan terakhir kali kamu mens?""Mbak, kan Mbak tahu sendiri kalau aku ini masih gadis, masih perawan. Trus bagaimana bisa Mbak bertanya begitu? Ini pertanyaan yang jelas menyinggung aku." Habiba balik badan, meninggalkan Fara dengan panik. Huh, jika ia sering- sering dekat dengan Fara, maka rahasianya bisa saja terbongkar. Ini tidak boleh terjadi. Dan sial... Rasa mual itu kembali muncul saat aroma masakan Fara bertabur ke udara, kini tersedot oleh indera penciumannya. Habiba berlari menuju ke toilet umum yang berada tak
Read more
23. Diusir Ibu
“Apa yang dia katakan? Peduli apa dengan lelaki yang sudah menghamilinya? Kenapa harus kita yang menghukum dia? Pikiran Habiba sudah konslet. Mungkin dia sudah gila.” Amira frustasi. “Inez, kau lihat kelakuan Habiba? Dia membawa aib yang mencoreng nama baik keluarganya. Papa tidak mau hal itu sampai terjadi pada keluarga kita. Kau jangan sampai membuat mama dan papa malu dengan pergaulan bebas. Jangan menganggap pergaulan bebas sebagai trend yang dianggap hal biasa. Itu sangat memalukan. Dosa!” Alka bicara dengan suara keras.Inez diam membisu. Masih berpikir keras tentang Habiba. Bagaimana mungkin Habiba bisa bergaul sebebas itu? bukankah dia gadis yang polos? Dia juga jarang bergaul dengan laki-laki, bahkan malah cenderung sering menjauh dari laki-laki. Lalu siapa lelaki yang sudah menghamilinya? Apakah Irzan? Yaitu lelaki yang sering bersama dengan Habiba? Pertanyaan-pertanyaan itu tidak mendapat jawaban.“Jangan coba- coba dekat dengan lelaki jika hanya unt
Read more
24. Sangat Mengejutkan
Habiba ingin mengatakan bahwa ia tidak mengenali orang itu, dengan mengarang cerita bahwa peristiwa itu terjadi di jalan dan dilakukan oleh orang tak dikenal. Tapi ini pasti masalahnya justru akan menjadi panjang, akan ada banyak kebohongan-kebohongan baru yang diberikan untuk menutupi kebohongan yang sudah ada. Fatona pasti akan bertanya, dimana tepat kejadian itu, ciri-ciri orangnya seperti apa, hari apa dan jam berapa, maka kemudian akan dilaporkan ke polisi dan polisi malah tidak menemukan fakta apa pun saat menelusuri kasus ini karena itu hanyalah kebohongan. "Husein? " Tomy menyebut nama itu, membuat Habiba kaget. "Apakah lelaki itu Husein? Anak majikan ibu?" Habiba makin kesulitan menutupi rahasianya. Bagaimana bisa Tomy menyebut nama itu? "Aku pernah menemukan kertas di depan rumah, di kertas itu tertulis tentang pemberian uang yang kemungkinan adalah uang tutup mulut," jelas Tomy. Beberapa waktu lalu, tepatnya saat menyapu halaman rumah, Tomy menemukan kertas yang bentu
Read more
25. Kepikiran Habiba
“Tetapi putri saya tidak sehina yang Anda pikirkan.” Fatona melanjutkan.“Lelucon macam apa ini? Kau pikir aku akan percaya bahwa gadis yang tidur bersama dengan anakku itu adalah Habiba?” Alka murka.“Itulah kenyataannya.” Fatona tegas.“Satu lagi, atas dasar apa Habiba disebut sebagai wanita baik sedangkan dia mau menyerahkan dirinya kepada lelaki? Itu lebih hina dari apa pun, itulah yang namanya murahan," balas Alka.Fatona sakit sekali mendengar perkataan itu. Dihina miskin sudah biasa, tapi saat anaknya dihina sebagai gadis murahan, hatinya terasa ngilu.“Habiba terdidik sebagai anak baik. Dia tidak akan mengijinkan lelaki mana pun merenggut kehormatannya. Semua ini terjadi karena Tuan Muda Husein mabuk dan memperkosanya. Habiba adalah korban dan perlu dilindungi.” Fatona berusaha membela nama baik putrinya.“Kalau memang Habiba korban, kenapa dia selama ini diam saja? Dia selama ini terlihat tidak seperti korban? Bahkan, kepadamu pun, dia tidak mengatakan apa-apa ata
Read more
26. Hukuman Untuk Husein
Mobil berbelok, memasuki halaman luas setelah melewati gerbang yang otomatis terbuka ketika terbaca oleh sensor.Husein langsung memasuki rumah. Diikuti oleh Amir.Kedua pria berparas tampan dengan postur yang sama tinggi itu selayaknya upin dan ipin yang kemana-mana selalu berdua.“Kenapa kau turun dari mobil melenggang saja? koperku mana? Bawa ke atas!” titah Husein menatap Amir yang melenggang santai.Amir nyengir kuda sambil tepuk jidat. “Oh ya ampun, aku selalu lupa statusku sebagai asisten pribadimu. Saat aku berjalan di muka bumi, rasanya aku seperti CEO dan kaulah aisstennya. Tuhan, hentikan pikiran ini!” Amir menyeletuk sambil berjalan keluar.Di lantai dua, Husein mendapati Inez yang sedang fokus pada laptop. Adiknya itu mengangkat wajah dan menatap kedatangan Husein. “Mas Hsuein sudah pulang?”“Hm.” Husein menghempaskan diri ke sofa samping Inez. Tubuhnya melorot setengah berbaring. Ia tampak kelelahan.“Mas, capek?”“Hm. Suruh Habiba mengantar susu ke kamarku!” titahnya de
Read more
27. Mencari Habiba
“Memangnya apa lagi yang akan kamu lakukan pada Habiba? Sudahlah, jangan temui dia lagi. Dia sudah menerima keadaan ini dengan lapang dada, tanpa tuntutan apa pun. Jadi jangan usik dia, itu hanya akan menambah masalah baru.” Amira tegas.“Aku harus bicarakan masalah ini dengannya. Aku harus ikut bertanggung jawab atas anak yang dia kandung," sahut Husein. Semakin habiba menjauh, Husein semakin merasa takut kehilangan anaknya.“Uang yang kamu berikan kepadanya sudah cukup menunjukkan pertanggung jawabanmu. Lagi pula bayi itu tidak bernasab kepadamu, bayi itu mutlak menjadi anaknya Habiba. Maka pembicaraan mengenai Habiba putus sampai di sini. Paham?”“Tidak.” Husein berkata dengan tegas, mendominasi. Membuat Amira kalah telak. “Aku akan tetap menemui Habiba.”“Husein, apa kamu tidak dengar perintah papamu tadi? Dia mengatakan supaya tidak ada lagi pembicaraan mengenai Habiba. Kita punya nama besar, punya kehormatan, punya segalanya. Jangan sampai hancur karena hal memalukan
Read more
28. Mencoba Menjadi Gila
"Ini uang untukmu. Pergilah berbelanja dengan ibu ke mall." Tomy menaruh uang ke meja. Memberikannya kepada Habiba.Gadis bermata bulat bak Barbie itu menatap ke arah uang, lalu kembali menatap kakaknya. "Ke mall?"Habiba tengah duduk di lantai tanpa alas, menghadap laptop yang menyala. Ia sedang belajar. "Iya. Pergilah ke mall belanja sama ibu. Terserah mau beli apa. Beli baju, bedak, parfum, sendal atau apa saja."Diberi kesenangan, Habiba malah bingung. Keningnya berkerut. "Mendingan uangnya untuk beli lauk.""Itu uang bonus. Sekali-kali kamu menyenangkan diri."Tomy malah memilih untuk menyenangkan hati adiknya ketimbang dirinya sendiri. Mulai dari uang kuliah, jajan di kampus, ongkos pulang pergi ke kampus, bahkan laptop untuk keperluan kuliah pun dibelikan oleh Tomy. Sekarang, uang bonus dari perusahan pun tidak digunakan untuk keperluan Tomy sendiri."Aku tahu bagaimana beratnya hidupmu belakangan ini. Kau perlu menyegarkan pikiran. Lakukan apa saja yang bisa membuat hatimu se
Read more
29. Deal, Satu Minggu Lagi Menikah
Alka melempar ponselnya ke sofa dengan keras sesaat setelah membaca hot news yang sedang trending melalui ponselnya itu. Husein tetap tenang. Dia duduk di sofa tak jauh dari posisi papanya. Dia sudah tahu berita apa yang membuat papanya seperti cacing kepanasan begitu.Mereka sedang berada di kantor saat ini. Alka sengaja mendatangi ruang kerjanya Husein.“Kau lihat berita itu! Mereka sedang membicarakan kita. CEO PT. Fanbe Farma terindikasi melakukan aksi keji, menghamili pembantu. Akhirnya yang kita takutkan terjadi juga.” Alka murka. “Inilah akibat ulahmu yang teledor dan bikin masalah.”“Aku akan panggil wartawan untuk klarifikasi,” sahut Husein tenang.“Tidak perlu. Itu hanya akan membuat gaduh saja. Semakin ditanggapi, berita bodoh ini malah makin besar, hanya akan menyampah.” Alka melambaikan tangan di depan wajahnya dengan kasar. “Siapa yang berani membocorkan masalah ini keluar? Apakah Fatona? Atau habiba? Halah, pasti mereka berdua itu.”Husein mengernyitka
Read more
30. Dikhianati Teman
“Meski kita sudah menyepakati ini, tapi saya tidak bisa menjamin Habiba akan menyetujui kesepakatan kita,” ucap Fatona lirih.“Menikahkan Husein dan habiba adalah satu permintaanmu, maka sudah seharusnya kau bisa mengatasinya,” tegas Alka mendominasi.Fatona tidak memberikan jawaban, namun tatapannya menunjukkan kalau ia setuju.Langkahnya gontai meninggalkan rumah megah itu. Helaan napas berat keluar dari mulut Amira. Ia mondar mandir sambil geleng kepala.“Tidak pernah terpikir dalam bayanganku akan memiliki menantu dari putri pembantuku sendiri. Ya ampun! Mimpi apa ini? Bisa- bisa aku menjadi gila. Apa yang akan aku katakan pada teman- temanku, geng sosialita, dan semua rekan-rekanku?” keluh Amira dengan wajah frustasi.“Ini semua karena ulahmu, Husein!” Alka menatap tajam pada putranya. Yang ditatap tetap tenang. “Ya sudahlah, sekarang kita hanya perlu menjaga nama baik Husein. Kita juga akan lihat seberapa jauh Fatona menyangkal pemberitaan itu.” Alka mulai berpikir k
Read more
PREV
123456
...
34
DMCA.com Protection Status